Selasa, 31 Maret 2020

SEDIH DAN BAHAGIA



OLeH  : Ustadz Mukhtar Azizi

           💘M a T e R i💘

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Ada waktu, memang manusia akan merasakan kesedihan.

Mungkin kita pernah membaca ayat ini:

"Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."

(QS. At-Taubah: 40)

Ok, bagaimana jika kita tetap merasa bersedih?

Ini ertinya ada sesuatu yang salah didalam hati kita.

Dalam ayat diatas, kita tidak perlu bersedih sebab Alloh ﷻ bersama kita.

Jika kita masih juga bersedih, artinya kita belum merasakan dekatnya dengan Alloh ﷻ.

Yang dimaksud bersedih bukanlah bererti menangis.

Menangis adalah bermaksud dalam rangka takut dan berharap kepada Alloh ﷻ, supaya kita bebas dari api neraka.

Kehilangan suami, istri, atau anggota keluarga lain sering kali dianggap sebagai kiamat sugra. Babak kehidupan ini juga jadi ajang untuk pembuktian manusia terhadap ujian yang diberikan Sang Khalik.

Seperti difirmankan Alloh ﷻ dalam Quran Surat Al Baqarah, ayah 155:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Dalam buku La Tahzan, Aid al-Qarni menceritakan bahwa Rasulullah selalu menyegerakan shalat ketika dalam keadaan sedih atau ditimpa ketakutan.

Suatu ketika Nabi Muhammad berkata kepada Bilal, ”ketenanganku ada pada shalat.”

Ajaran yang diberikan Rasulullah itu sesuai dengan kalam Allah dalam QS. Al Baqarah ayat 153:

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Dalam QS. Azzumar ayat 10, Alloh ﷻ bahkan telah menjanjikan pahala yang tak terbatas bagi orang yang bersabar. Imam al-‘Auz’ai memberikan keterangan bahwa balasan bagi hamba yang sabar tidak lagi ditimbang, maupun diukur, namun diambilkan tanpa ada batasnya.

“Sungguh sangat menakjubkan perkaranya seorang mukmin itu, semua perkaranya baik, dan tidak ada pada seorangpun melainkan hanya seorang mukmin, jika dirinya mendapat rizki dia bersyukur, maka itu baik baginya, jika dirinya ditimpa musibah lalu bersabar itu juga baik baginya.” (HR. Muslim).

Bahagia berada di Jalan Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [٦:١٥٣]

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am: 153)

Kebahagiaan hanya dapat diperoleh dengan meniti jalan yang digariskan oleh Alloh ﷻ. Yang dimaksud dengan meniti jalan Alloh ﷻ adalah menaati perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya dengan ikhlas dan benar. Ayat 153 surah al-An’am diatas sebelumnya didiahului dengan penjelasan tentang beberapa perintah dan larangan Alloh ﷻ kepada orang beriman.

Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa orang yang meninggalkan jalan yang digariskan oleh Allah akan, tidak tenang dan tidak bahagia. Karena ia akan mencari jalan dan sumber kebahagiaan pada jalan yang dibuat dan digariskan oleh selain Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ [٢٠:١٢٤]

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 123.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Ayu ~ Klaten
Assalamu'alaikum ustadz,

Bagaimana kita sebagai seorang muslim menyikapi perkara yang kadang saat berada dalam situasi sedih benar-benar sudah tidak punya apa-apa langsung lari ke Allah imannya kuat sekali ngerasa butuh Allah sangat tetapi qodarullah ketika dikasih kebahagian sama Allah kadang-kadang kita sebagai hamba-Nya khilaf iman  menurun dan rasa untuk butuh ke Allahnya jadi berkurang...
Bagaimana ustadz untuk selalu menstabilkan iman agar selalu kuat dalam keadaan sedih maupun bahagia?

Syukron jazilan

🔷Jawab:
Wa'alaikum salam,

Stabil iman hanya rutin dengan memahami secara mendalam ayat suci al-Qur'an dan hadist.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Sedih dan bahagia selama ada IMAN dan TAQWA akan selalu bahagia di dunia hingga di akhirat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar