Selasa, 31 Maret 2020

MENEMUKAN CALON IMPIAN



OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

           💎M a T e R i💎

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Kepada-Nya kita memohon pertolongan atas segala urusan dunia dan urusan akhirat. Semoga shalawat dan keselamatan tetap tercurah kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, Muhammad sebagai penutup para Nabi, dan kepada keluarganya serta sahabat-sahabatnya.

Kajian malam ini kalau dilihat dari judulnya, mungkin akan tertuju kepada para Jofisha (Jomblo Fii Shabilillah) yaa... tapi sejatinya bukan hanya untuk para akhwat tapi juga untuk ummahat. karena ini bagian yang penting untuk dapat memahami dengan siapa seorang akhwat akan menjalani hidupnya. dan itu juga akan ada campur tangan para orang tua. kenapa? Agar tidak salah pilih.

Sholehah yang dicintai Allah.

Semua orang mendambakan hidup bahagia. Terlebih setelah dia menikah. Karena perjalanan panjang manusia, tidak lepas dari keterlibatan keluarga di sekitarnya.
Setiap lelaki ingin mendapatkan istri yang baik, menurut kriterianya.

Demikian pula, setiap wanita ingin mendapatkan suami yang baik menurut kriterianya. Karena standar bahagia setiap manusia, berbeda-beda.

Mungkin ada diantara kita akan merasa terheran ketika melihat ada pasangan suami istri, yang perbandingan wajahnya ’selisih jauh’, ibarat langit dan bumi. Tapi bagi masing-masing, itulah kebahagiaan.

Terikatnya jalinan cinta dua orang insan dalam sebuah pernikahan adalah perkara yang sangat diperhatikan dalam syariat Islam yang mulia ini.

Bahkan kita dianjurkan untuk serius dalam permasalahan ini dan dilarang menjadikan hal ini sebagai bahan candaan atau main-main.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ثلاث جدهن جد وهزلهن جد: النكاح والطلاق والرجعة

“Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-benar serius dan bercandanya dianggap serius: nikah, cerai dan ruju.'” (Diriwayatkan oleh Al Arba’ah kecuali An Nasa’i. Dihasankan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah)

Salah satunya dikarenakan menikah berarti mengikat seseorang untuk menjadi teman hidup tidak hanya untuk satu-dua hari saja bahkan seumur hidup, insya Allah. Jika demikian, merupakan salah satu kemuliaan syariat Islam bahwa orang yang hendak menikah diperintahkan untuk berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam memilih pasangan hidup.

🌸🌷🌸
Sungguh sayang, anjuran ini sudah semakin diabaikan.

Islam memberikan kebebasan kepada setiap perempuan untuk menentukan calon pendampingnya (suami) tanpa adanya paksaan. Ia dapat memilih calon pasangannya sesuai dengan keinginannya. Namun, kita juga harus kembali kepada ajaran agama kita.

Menikah bukan hanya sekedar saling mencintai, bukan pula sekedar menyatukan dua insan dalam ikatan suci. Melainkan sebuah perjuangan dan pembelajaran. Pernikahan bukanlah akhir cerita dari cinta dua insan, tetapi awal kehidupan baru yang di dalamnya butuh perjuangan dan banyak pembelajaran yang diperoleh dari proses menuju kebahagiaan.

Bukan hal yang mudah menyatukan dua pikiran, sifat dan watak yang berbeda. Untuk itu, hati-hatilah memilih pasangan hidup, jangan hanya karena cinta, tidak lagi memikirkan yang lainnya.

Suami idaman berlaku tidak hanya bagi para ABG dan gadis yang sedang membayangkan tentang indahnya sebuah pernikahan.

Khayalan yang ada dibenak para gadis biasanya sesuatu yang indah-indah.

Padahal banyak duka dan pahitnya yang tak sempat terpikirkan. Sebelum terlambat, cobalah untuk mendekati Allah dengan sholat istikharah, karena apa yang menurut kita baik belum tentu menurut Allah baik.

Memiliki suami Idaman merupakan sebuah hal yang patut diperjuangkan oleh Muslim maupun orangtua wanita muslimah memiliki suami idaman berarti memiliki sosok Imam keluarga yang di mana akhlak kecerdasan dan kebersihan hatinya seimbang saat ini sosok seperti itu sangat sulit didapatkan.

Dan masyarakat mulai mengalami pergeseran mengenai makna dari kriteria suami idaman masyarakat luas lebih mengedepankan pada segi fisik keturunan maupun pekerjaan dalam memilih suami yang ideal, meski begitu bukan hanya itu saja yang menjadikan seorang suami pantas disebut sebagai suami idaman. 

Menurut DR. Muhammad Thalib dalam buku karya yang berjudul "Menuju Pernikahan Islami" ada beberapa Kriteria seorang suami idaman berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah:

◼1. Beragama Islam

Kriteria pertama mencari jodoh dalam islam ialah beragama Islam. Sudah jelas bahwa bagi Anda (wanita) muslimah yang ingin bersuami, maka pilihlah pria yang beragama Islam, sama seperti Anda.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya:

“…Janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik daripada orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya…” (QS. Al-Baqarah: 221).

Dari ayat tersebut dapat diambil sebuah ibarah (pelajaran) pelajaran bahwa laki-laki muslim masih lebih baik daripada laki-laki musyrik walaupun laki-laki muslim tersebut adalah budak sekalipun dan laki-laki musyrik tersebut menarik hati Anda (wanita).

◼2. Taat Beragama (Sholeh)

Kriteria kedua ialah taat beragama. Dalam istilah Islam dikenal sebagai pria yang sholeh.

Sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya :

, “Bila datang seorang laki-laki yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya, hendaklah kamu nikahkan dia, karena kalau engkau tidak mau menikahkannya, niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.”_ (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Dari hadits tersebut dapat diambil sebuah ibarah (pelajaran) bahwa seorang wanita baiknya dinikahkan dengan laki-laki yang taat beragama dan baik akhlaknya. Tentunya yang dimaksud taat beragama di sini ialah menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dan Rasul-Nya, di samping baik akhlaknya atau perilakunya.

Sholehah...
Yang pertama saat ini sudah mulai diabaikan, berapa banyak yang menikah dengan orang yang diluar agama Islam, nikah beda agama. Jika langkah yang pertama sudah diabaikan, maka langkah berikutnya sudah tidak ada gunanya lagi.

◼3. Menjauhi Kemaksiatan

Kriteria ketiga ialah menjauhi kemaksiatan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah atas perintah Allah kepada mereka dan selalu taat pada apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim: 6).

Dari ayat tersebut dapat diambil sebuah ibarah (pelajaran) bahwa kepala keluarga bertanggung jawab untuk menjauhkan keluarganya dari segala macam dosa dan hal-hal yang menghapus amal ibadah sehingga terhindar dari siksa api neraka yang begitu pedih. Sedemikian sehingga kriteria suami yang baik ialah yang dapat melakukan atau mewujudkan seperti yang demikian, di mana artinya untuk mewujudkan itu semua dengan menjauhi kemaksiatan dan menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, serta tidak pernah mendurhakai-Nya.

◼4. Kuat Semangat Jihadnya

Kriteria keempat ialah kuat semangat jihadnya.

Maksud jihad di sini bukanlah lantas berperang dan sebagainya, tetapi lebih kepada bagaimana bisa mempertahankan agama yang dianutnya beserta juga keluarganya.

Jadi, pilihlah suami yang sekiranya mampu melakukan itu. Mampu membimbing Anda (wanita) agar terus teguh berada di jalan Islam serta mampu terus dengan semangat menjalan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Intinya, tetap teguh dalam keimanan yang dimiliki dan melakukan kewajiban suami terhadap istri dalam islam.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terkait dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thuur: 21).

◼5. Berasal Dari Keluarga Yang Baik

Kriteria kelima ialah berasal dari keluarga yang baik. Bukannya pria yang harus memilih menikahi wanita dari keluarga yang baik, wanitapun juga demikian. Wanita juga dianjurkan untuk memilih pria dari keluarga dan nasab yang baik.

Tentunya baik di sini dilihat dari nilai agama dan akhlaknya. Pria yang baik biasanya berasal dari keluarga yang baik pula. Bahkan tidak hanya itu, tetapi juga berasal dari lingkungan masyarakat yang baik. Karena keluarga yang baik biasanya bergaul dan berkumpul dengan lingkungan masyarakat yang baik pula.

◼6. Taat Kepada Orang Tuanya

Kriteria keenam ialah taat kepada orang tuanya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya:

Dari Mu’awiyah bin Jahimah, sesungguhnya Jahimah berkata: “Saya datang kepada Nabi SAW untuk meminta izin kepada beliau guna pergi berjihad, namun Nabi SAW bertanya: “Apakah kamu masih punya Ibu-Bapak (yang tidak bisa mengurus dirinya)?”. Saya menjawab: “Masih”. Beliau bersabda: “Uruslah mereka, karena surga ada di bawah telapak kaki mereka.”” (HR. Thabarani, adapun ini adalah hadits Hasan (baik)).

Dari Ibnu Umar RA, ujarnya: “Rasulullah SAW bersabda: “Berbaktilah kepada orang tua kalian, niscaya kelak anak-anak kalian berbakti kepada kalian; dan periharalah kehormatan (istri-istri orang), niscaya kehormatan istri-istri kalian terpelihara.”” (HR. Thabarani, adapun ini adalah hadits Hasan).

Dari hadits-hadits tersebut dapat diambil sebuah ibarah (pelajaran) bahwa anak yang berbakti kepada orang tua memperoleh jaminan untuk mendapatkan keselamatan kelak berupa surga. Jadi, pilihlah suami yang berbakti kepada orang tuanya karena dia sudah pasti mendapatkan keselamatan kelak berupa surga. Sedemikian sehingga nanti Anda (wanita) juga akan dibimbingnya agar mendapatkan keselamatan berupa SURGA pula, Insya Allah.

◼7. Mandiri Dalam Ekonomi

Kriteria ketujuh ialah mandiri dalam ekonomi.

Hal ini tentunya berkaitan erat nantinya dengan kehidupan setelah menikah. Karena tentunya setelah menikah tidak sepatutnya lagi bergantung kepada orang tua, sehingga sudah seharusnya memiliki kemandirian dalam hal ekonomi.

Kenapa ekonomi?

Karena nanti tentunya bukan hanya mandiri dalam hidup untuk membangun rumah tangga dalam Islam, tetapi juga mandiri dalam hal membangun rumah tangga yang membutuhkan pembiayaan, seperti makanan, sandang, dan lain sebagainya.

Dan kewajiban mencari nafkah adalah kewajiban suami sebagai kepala rumah tangga. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :

“Hai golongan pemuda, barangsiapa diantara kamu ada yang mampu (untuk membelanjai) kawin, hendaklah ia kawin, karena kawin itu akan lebih menjaga pandangan dan akan lebih memelihara kemaluan; dan barangsiapa belum mampu kawin, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu ibarat pengebiri.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).

Dari hadist tersebut dapat diambil ibarah (pelajaran) bahwa laki-laki yang pantas dinikahi ialah laki-laki yang sudah mampu untuk membelanjai kawin. Dalam artian, sudah mampu mencari nafkah dan mandiri dalam segi ekonomi.

◼8. Memiliki Pemahaman Agama yang Setara Atau Lebih Baik

Kriteria kedelapan ialah memiliki pemahaman agama yang setara atau lebih baik.

Dengan kata lain, pilihkan pria yang memiliki pemahaman agama lebih baik dari Anda (wanita), minimal setara atau sebanding.

Hal ini dikarenakan rumah tangga yang baik harusnya dibangun dengan pondasi agama yang kuat.

Mengapa bahkan dianjurkan lebih baik?

Karena suami merupakan imam dalam keluarga yang sudah jelas tugasnya untuk membimbing keluarganya. Hal tersebut sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi, suami adalah imam dalam keluarga.

◼9. Berjiwa Pemimpin

Cara Memilih Calon Pendamping Hidup Sesuai Syariat Agama ialah berjiwa pemimpin.

Sebagaimana sudah digariskan oleh Sang Pencipta, Allah SWT, bahwa seorang laki-laki adalah pemimpin di dunia ini. Tentunya tidak hanya di dunia saja, tetapi minimal ialah pemimpin dalam keluarganya sendiri. Selain memimpin, tentunya tugas lainnya ialah mencari nafkah dan melindungi keluarganya, yaitu istri dan anak-anaknya.

Seorang suami yang baik pasti akan terus berusaha menjadi pemimpin yang baik bagi istri dan anak-anak sehingga dapat selamat di dunia dan akhirat. Dan satu hal lagi yang penting dari seseorang yang berjiwa pemimpin ialah mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menjalani kehidupan rumah tangganya sehingga nantinya akan dihargai oleh istri dan anak-anaknya. Jadi, pilihlah pria yang memiliki jiwa pemimpin dalam dirinya.

◼10. Bertanggung Jawab

Kriteria kesepuluh ialah bertanggung jawab. Selain berjiwa pemimpin, sifat lainnya yang harus dimiliki oleh seorang laki-laki sebagai suami adalah tanggung jawab.

Contohnya dalam hal mencari nafkah. Jangan sampai suami hanya menikmati hasil dari jerih payah istrinya, sedangkan dirinya hanya diam saja tanpa berbuat sesuatu apapun. Tidak hanya itu, dia juga harus mampu bertanggung jawab dengan semua yang dilakukannya atas nama keluarganya sendiri.

Jadi, pilihlah suami yang sekira mampu bertindak demikian.

Namun bukan berarti melarang istri untuk bekerja atau berkarir, terlebih di zaman emansipasi wanita seperti sekarang, tetapi suami tetap bertanggung jawab atas nafkah istrinya walaupun sang istri juga bekerja atau berkarir.

◼11. Bersikap Adil

Kriteria kesebelas ialah bersikap adil. Sebagaimana telah disinggung dalam poin 9 bahwa suami harus bisa mengambil keputusan, maka dia juga harus mampu bersikap adil atas keputusan yang diambilnya tersebut.

Bahkan bukan hanya atas keputusan yang diambilnya, tetapi terhadap apapun yang dilakukannya dalam keluarga. Sedemikian sehingga tidak ada pihak yang tersinggung atau dirugikan, baik istri maupun anak-anaknya.

Jadi, pilihlah suami yang sekira mampu bersikap adil dalam rumah tangga. Karena suami yang adil tidak akan mendzalimi Anda (wanita) sebagai istrinya maupun anak-anaknya sendiri dan merupakan cara menjaga keharmonisan rumah tangga.

◼12. Berkepribadian Lembut

Kriteria kedua belas ialah berkepribadian lembut. Sebagaimana seorang wanita yang kodratnya memang ingin mendapat perhatian dan kelembutan dari seorang pria, maka suami yang baik seharusnya memiliki kepribadian lembut.

Kelembutan tersebut bukan hanya untuk memberikan keluarganya (istri dan anak-anaknya) perhatian, tetapi juga lebih kepada kemampuannya dalam mengontrol emosi sehingga tidak mudah marah. Apalagi sampai berlaku kasar kepada keluarganya (istri dan anak-anaknya) karena emosi dan kemarahan tersebut.

Jadi, pilihlah suami yang memiliki kepribadian lembut, mampu mengontrol emosinya, sehingga tidak mudah marah, apalagi berlaku kasar karena tujuan pernikahan dalam islam ialah membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warohmah.

Berkepribadian lembut bukan melambai yaa sholehah.

◼13. Dermawan

Kriteria ketiga belas ialah dermawan.

Semua orang pasti menyukai orang yang memiliki sifat dermawan. Pada suami, sifat dermawan ini sangatlah penting karena nantinya akan berkaitan dengan upaya atau usahanya dalam memenuhi kebutuhan kepada keluarganya dengan layak.

Suami yang dermawan pasti akan memberikan kualitas kebutuhan yang terbaik bagi istri dan anak-anaknya. Kalaupun penghasilannya memang tidak mencukupi, maka ia akan berusaha untuk mendiskusikannya bersama istri tercintanya selaku pendamping hidupnya.

Jadi, janganlah sampai kita (wanita) memilih pria yang kikir walaupun dia kaya raya. Lebih baik tidak terlalu kaya asal dermawan daripada kaya tetapi kikir.

◼14. Memiliki Syahwat Yang Sehat

Kriteria keempat belas ialah memiliki syahwat yang sehat.

Kita (wanita) sebagai seorang muslimah yang baik dianjurkan untuk mencari suami yang sehat secara syahwat karena muslimah tidak akan memiliki kesempatan untuk menambah jumlah suami jika nantinya suaminya tidak mampu memenuhi kebutuhan biologisnya.

Berbeda dengan kaum pria yang bisa menambah jumlah istrinya (poligami) jika memang istri pertama tidak mampu memenuhi kebutuhan biologisnya. Bahkan bisa sampai keempat kalinya tanpa perlu menceraikan istri pertamanya, selama mampu bersikap adil. Oleh karena itu, pilihlah pria yang sehat secara fisik dan syahwat tentunya.

◼15. Suka Berketurunan Dan Subur

Kriteria kelima belas ialah suka berketurunan dan subur.

Sebagaimana nanti Rasulullah akan sangat membanggakan umatnya yang banyak di akhirat kelak sehingga pilihlah suami yang suka anak-anak. Walaupun memiliki syahwat yang sehat tetapi tidak gemar berketurunan, maka kebutuhan biologisnya berarti hanya ingin memenuhi kebutuhan setan semata.

Selain itu, suka berketurunan sebenarnya merupakan pembeda agama Islam dibandingkan dengan agama lainnya yang membebaskan umatnya untuk hidup tanpa pasangan ataupun anak sekalipun. Sedemikian sehingga dalam memenuhi kebutuhannyapun bisa dilakukan dengan berzina (seks di laur nikah).

🌸🌷🌸
Sahabat-sahabatku….

Memang  Tidak semua sama, mungkin ada beberapa point yang kurang atau justru berlebihan, silakan kembalikan pada diri masing-masing. Menurut saya pribadi, suami idaman yang paling utama itu adalah “Suami yang Beragama dan Shalih.“

Orang yang sudah memiliki bekal agama yang cukup insyaAllah dia akan mengetahui bagaimana caranya memperlakukan anak dan istrinya dengan ma’ruf.

Demikian beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan oleh seorang muslim yang hendak menapaki tangga pernikahan. Nasihat kami, selain melakukan usaha untuk memilih pasangan, jangan lupa bahwa hasil akhir dari segala usaha ada di tangan Allah ‘Azza Wa Jalla. Maka sepatutnya jangan meninggalkan doa kepada Allah Ta’ala agar dipilihkan calon pasangan yang baik. Salah satu doa yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan shalat Istikharah. Sebagaimana hadits dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

إذا هم أحدكم بأمر فليصلِّ ركعتين ثم ليقل : ” اللهم إني أستخيرك بعلمك…”

“Jika kalian merasa gelisah terhadap suatu perkara, maka shalatlah dua raka’at kemudian berdoalah: ‘Ya Allah, aku beristikharah kepadamu dengan ilmu-Mu’… (dan seterusnya).” (HR. Bukhari)

Tidak lengkap rasanya jika hanya terus memilih dan mencari calon pasangan yang baik untuk dijadikan imam, sementara kita sendiri tidak baik menjadi makmumnya. Agar mendapat imam yang baik, maka seharusnya kita juga perbaiki diri untuk bisa mengkuti dan menjadi makmum yang baik.

Tak adil jika imamnya sudah baik tapi makmumnya kurang ajar. Kasihan, berat di imamnya. Minimal samakan frekuensi agar bisa menjalankan ibadah yang hakiki. Tidak selalu imam yang baik akan berjalan ke jalan yang benar, ada kalanya bisa ngelamun dan salah.

Demikian dari saya malam ini, mari sama-sama kita baca dan kita renungkan.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Frin ~ Surabaya
Bunda Irna, kadang kita ingin pasangan atau menantu yang ideal yang seperti bunda uraikan tadi di atas, dan benar tidak adil bila kita juga tidak mempersiapkan diri sendiri untuk bisa mengimbangi pasangan kita.

Tapi kitakan juga tidak tahu apa yang pasangan kita inginkan dari diri kita sesuai apa tidak.
Bagaimana ya bun untuk bisa tahu bahwa pasangan kita itu tidak ada masalah dengan kekurangan kita dan bagaimana untuk koreksi diri ini?

Mohon bimbingan.

🌸Jawab:
Jika pasangan yang sholeh, maka standar penilaiannya tentunya standar yang telah digariskan oleh Islam, maka kesholehan kita juga harus sesuai dengan yang telah digariskan oleh Islam.

Bagaimana cara mengetahui pasangan kita tak ada masalah dengan kekurangan kita, selain dengan komunikasi, juga bisa dilihat dari sikapnya, jika dia kecewa dengan kita maka kita lihat kecewanya dari hal apa, maka jika memang kita telah keluar jalur yang ditentukan agama kita maka kita harus berubah, tapi jika sebaliknya suami kecewanya yang diluar jalur maka kita yang harus meluruskannya, misal ada pasangan yang kecewa istrinya berpakaian syar'i, maka itu harus diluruskan.

Untuk mengkoreksi diri kita harus berani untuk bermuhasabah. Muhasabah jalan untuk mengingat kesalahan kesalahan kita.

Wallahu a'lam.

0⃣2⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum bun,

Kan jodoh itu cerminan diri kita, kita sendiri sedang berusaha menjadi lebih baik tapi bukan karena manusia tapi merubah karena Allah dan berusaha istiqomah.

Tapi bun, kalau keluarga kita sendiri jauh dari kata baik dan belum paham mengenai agama kakak yang masih membuka aurat terus adik yang masih kurang dalam ibadah. Kalau seperti itu bagaimana ya bun?
Kadang suka mikir dan mungkin tidak sih Fitri itu ingin dapat calon imam yang taat agama tapi keluarga Fitri sendiri saja masih begini? Nanti bakal ada yang nerima tidak ya?

Mohon saran dan masukanya, bun.

 🌸Jawab:
Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, dalam Islam itu tidak ada dosa waris, kesalahan keluarga tidak akan ditimpakan kepada yang lain, karenanya berserah dirilah kepada Allah, rayulah Allah dengan kebaikkan dan keistiqomahan kita, sholehkanlah diri, dan Allah yang akan menentukan siapa yang terbaik untuk kita nantinya.

Jangan pernah ragu dengan kekuasaan Allah.

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Bu, bagaimana kalau dari orang tua atau saudara itu mengenalkan atau menjodohkan ke anaknya karena calon tersebut itu anaknya temannya tapi tidak tahu dan belum kenal secara detail? Tahunya orang tua itu anaknya temannya saja.

Bukankah seharusnya orang tua atau saudara itu lebih mengenal lagi calon yang akan dikenalkan, bukan asal tahunya baik saja tapi tidak tahu bibit, bobot dan bebetnya?

Bagaimana bu menyikapi hal tersebut?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam,

Untuk mengetahui lebih jauh siapa seseorang itu adalah yang dijodohkan, tapi sebaiknya memang sebelum memperkenalkan seseorang dengan orang lain, sedikit banyaknya fasilitator juga harus tahu siapa orang yang akan dia perkenalkan itu, karena secara beban moral, itu cukup berat. 

Tapi seandainya dari melihat keluarganya saja sudah mewakili bagi dia untuk menilai, maka pihak yang dikenalkan itulah yang harus menggali lebih jauh pribadi calon pasangannya itu.

Wallahu a'lam

0⃣4⃣ Ayu ~ Klaten
Assalamu'alaykum Ustadzah Irna,

1. Jika kita sedang dalam proses ta'aruf, bagaimana caranya menilai ikhwan ini memang baik? Maksudnya baik dari segi agama maupun akhlaq karena kadang didapati ada ikhwan baik agama tapi sama isteri suka kasar dan membentak-bentak.
Bagaimanai ya Ustadzah? Kita bisa tahu kalau calon kita baik secara agamanya maupun akhlaqnya.

2. Bagaimana kita mendapat sinyal bahwa ini adalah jodoh kita dari Allah dan tanda-tanda seperti apa yang biasanya muncul setelah kita shalat istiqarah?

Afwan syukron jazilan Ustadzah.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Cara yang paling jitu adalah memohon kepada Allah supaya dijauhkan dari orang-orang yang kasar, yang tidak bertanggungjawab.

Karena akhlak seseorang baru kelihatan kalau kita sudah berhubungan lama dengannya. Kalau diawal awal ketemu belum akan keliatan, kecuali memang ada seseorang yang berbicara dan mengabarkan pada kita. Karena itulah, mohon doa kepada Allah dengan doa yang sungguh-sungguh dijauhkan dari orang yang kasar dan tidak baik akhlaknya.

2. Sinyal biasanya adalah, adanya kekuatan untuk melanjutkan meski ada saja halangannya, atau Allah mudahkan bagi kita semua urusan hingga sampai pernikahan.

Wallahu a'lam.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Sahabat-sahabatku yang dicintai Allah...

Memilih seseorang untuk menjadi pendamping yang sesuai dengan kriteria memang tidak mudah. Banyak hal yang dipertimbangkan untuk menentukan siapa orang yang tepat menemani sepanjang hidup tersebut.

Memang, memilih pasangan merupakan urusan perasaan, sehingga ketika menemukan seseorang dirasa cocok. Memilih pasangan hidup yang baik dan sesuai perintah agama adalah keharusan bagi setiap orang.

Karenanya, pilihlah pasangan yang sesuai dengan perintah agama agar tercapai sakinah mawaddah warahmah, hingga akhirnya akan kita mampu menciptakan surga di dalam rumah tangga.

Demikian, semoga bermanfaat, mohon maaf atas salah dan kurangnya malam ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar