Kamis, 22 Februari 2018

Menumbuhkan Cinta Anak Pada Al-Qur'an



OLeh   : Bunda Endria Soediono

Bismillah
Alhamdulillah

 ‎اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ، وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ

Dengan menyebut nama Allah diiringi memohon pertolongan kepadaNya semoga Allah membimbing tangan ini menggoreskan kata yang bermanfaat bagi jama’ah grup ini.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Puji syukur atas karuniaNya. Karena pada malam hari ini kita dapat berbincang-bincang bab yang sangat penting. Karena terkait dengan Al Qur’an, Kalam Suci yang Allah turunkan untuk manusia melalui manusia yang paling mulia. Nabi Muhammad ﷺ....

Oleh karena itu ... saya harap pada kesempatan yang sangat terbatas ini nanti, seluruh jama’ah benar-benar mengihlaskan hati untuk bermajelis disini, dan mengambil apa yang baik darinya kemudian mengamalkannya karena mengharap kebaikan-kebaikan yang banyak dari Al Qur’an dan point yang tertinggi adalah kita semua meraih ridho Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى

Sekali lagi saya tegaskan ...

Bahwa topik malam ini adalah topik yang sangat berat.

Mungkin terasa mudah dibaca. Tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan. Bukan tidak mungkin dapat dilaksanakan akan tetapi untuk mencapai keberhasilan sebagaimana yang diharapkan membutuhkan perjuangan spiritual dan pengorbanan mental yang besar.
Karena tidak mudah itulah kita harus mulai dari satu titik yang kokoh yakni membangun visi terlebih dahulu.


Sebelum kita bicara bagaimana mendidik anak kita agar bisa mencintai al Qur’an seharusnya kita sudah mengetahui tentang diri kita. Apakah kita sudah memiliki visi dan misi dalam membangun kekuarga Qur’ani ini.


🌷🌸🌷
Wahai ukhtifillah rohimakumullah... tanpa keduanya tertata dengan rapi dalam pikiran dan hati kita.

Sungguh sulit seseorang menjalaninya kecuali Allah memudahkannya.

 ‎والله أعلم بالصواب

Perjuangan Qur’ani ini akan sangat panjang ...
yang jelas tidak cukup jika kita bahas dalam 1 atau 2 jam ke depan.

Mungkin malam ini saya hanya bisa bercerita sedikit saja untuk membuka paradigma awal untuk memulai tema yang dimaksud.
Karena perjuangan ini tidak bisa dipelajari dalam kali satu atau dua sesi perbincangan saja ....

Jika Allah menghendaki saya ingin berbagi banyak hal yang telah Allah ajarkan pada diri saya melalui pengalaman demi pengalaman ...

Walau hanya sedikit ilmu, insyaAllah kalau pengalaman jatuh bangunnya hati dan lain-lain... Allah benar-benar telah tarbiyah saya dengan sangat baik...

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Baik ... insyaAllah rizkinya yang menyimak malam ini semoga Allah tambahkan rahmat dan keberkahan ...

 آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Saya merasa ilmu ini sangat mahal bukan karena saya Yang menyampaikan. Saya mah bukan siapa-siapa ... tetapi karena Al Qur’an yang sedang kita bicarakan, sehingga tema atau ilmu yang sedang kita bahas malam ini adalah sesuatu yang mahal.
Bisa jadi semua menyimak tetapi Allah berikan hidayah pemahaman dan keberkahannya berbeda-beda satu dengan yang lain ...

Karena itu bersungguh-sungguhlah ..
Berlombalah untuk meraih kebaikan yang terbanyak dari Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى dalam majelis ini ...
Baik ... saya lanjutkan ya

🌷 Bab Visi duluuu...

Tentu tidak ada yang lebih mulia dari visi kita selain ingin mengharap ridhoNya Allah terhadap apa saja yang akan kita perjuangkan didalamnya nanti.

Ini point vital ya ...
Dan tidak bisa ditawar !!!

Yang menawar tidak akan sampai pada hasil yang maksimal atau bahkan kalau berhasilpun justru akan menjadi beban di kemudian hari ...

Na’udzubillahi mindzalik

Mengapa bab visi ini harus dipastikan dulu ada pada diri kita ?

1. Karena kita adalah seorang ibu.  Kita yang akan mendidik langsung anak-anak kita. Jika kita yang mendidik saja tidak punya visi yang jelas. Lantas bagaimana bisa berharap anak didik kita mampu menterjemahkan bahasa ruhiyah guru pembimbingnya ?

2. Karena perjuangan ini adalah istimewa. Kita sedang mencetak ahlul Qur’an. Jika tidak memiliki visi yang jelas ... ujian yang ada didalam perjuangan ini sangatlah berat. Sulit bertahan dalam ujian jika tak punya landasan visi penyangga yang kuat.

*3. Karena perjuangan ini adalah amal yang besar sehingga suatu amalan besar tanpa niat yang benar bagaikan gedung menjulang tak berpenghuni. Tak ada ruh yang membuat perjuangan itu hidup. Tidak bisa jadi tidak pula ada alasan bagi Allah  untuk memberikan pahala Yang sempurna karena niatnya tidak jelas.
Na’udzubillahi mindzalik.*

 ‎والله أعلم بالصواب

Oleh karena itu ...
Jangan heran jika kita melihat diantara para pendidik yang kepayahan bahkan tidak sedikit yang putus ditengah jalan tidak mampu melanjutkan ...
Karena awalnya mereka hanya ikut-ikutan ... Terbawa eforia tidak belajar benar filosofi niat yang seharusnya mengapa mereka mengambil jalan ini.
Demikian sekilas urgensi visi atau niat yang kokoh yang terarah dan fokus. Yakni hanya mengharap ridho Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى
Dan mungkin masih panjang lagi seharusnya bab niat ini untuk dibahas.

Saya hanya menyampaikan intinya saja semoga bisa difahami dengan baik ...
Sebelum lanjut sekali lagi saya tekankan kepada jama’ah yang benar-benar ingin mengambil jalan perjuangan membangun keluarga Qur’ani ini maka tetapkan visi yang teguh didalam hati.

Yang mana visi ini harus berfungsi sebagai niat, motivasi serta sumber acuan dari segala strategi yang akan kita jalankan.

Visi ini harus selalu dihidupkan sepanjang waktu. Tidak boleh dilupakan apalagi dibuang dari ingatan. Karena jika demikian maka syetan yang akan mengisi hati kita hingga perjuangan hilang ruh nya ... ikhlas melayang dan riya’ subur berkembang.

Na’udzubillahi mindzalik


🌷🌸🌷
Setelah visi kuat.
Selanjutnya adalah kita menerapkan apa yang ingin kita ajarkan kepada anak kita.

Maksudnya jika kita ingin anak kita mencintai Al Qur’an. Maka diri kita sendiri harus mampu menunjukkan dalam realitanya bahwa ibundanya seorang pecinta Al Qur’an.

Berbagai bentuk interaksi kita dengan Al Qur’an harus kita tunjukkan didepan mata dan kepala anak-anak kita. Hingga mereka tidak ada alasan mencibir kita. Dan tidak pula bertanya mengaoa kita tidak melakukan apa yang kita ajarkan kepada mereka.
Anak itu secara tidak sadar akan menjadi mentor kita. Mereka selaku memperhatikan tabiat kita dan akan mencontohnya. Ini fakta. Suka atau tidak realita ini terjadi pada kehidupan kita dan anak-anak kita.

Oleh karena itu berhati-hati dalam berprilaku. Jika kita menginginkan mereka mencintai Al Qur’an maka beri teladan terlebih dahulu. Tunjukkan bahwa kita mencintai Al Qur’an lebih dulu daripada mereka.

1. Harus mempunyai visi yang dijadikan sebagai motivasi
2. Harus bisa menjadi teladan bagi anak-anak

Ini jawaban yang sudah mendekati benar hanya jauh dari lengkap.

Apa visinya ?
Visi tersebut adalah mencari ridho Allah. Ini harus disebut.
Karena kalau sekedar kita sebutkan Visi saja. Apaaa visinya ... padahal yg vital adalah justru penyebutan komitmen bahwa kita ingin mendapatkan ridhonya Allah dalam liku-liku perjuangan ini nanti.

By the way ...
Kebawelan saya dalam menerapkan masalah VISI ini karena tanpa visi yang devinitif atau yang jelas dan mendarah daging di dalam diri kita. Sulit kita untuk mampu bertahan dalam perjuangan ini.

Karena itu saya ingin sekali memastikan jama’ah benar-benar faham dan menjiwai bab visi ini.

Ok

🌷Bab menjadi teladan !!!

Saya mengira bahwa rata-rata jawaban singkat yang ditulis tadi merupakan pemahaman riil yang ada salam pikiran antuna...

Padahal bab ini jika kita kupas akan sangat luaaas hal nya ...

Tetapi mungkin akan kita bahas lain waktu ya InsyaAllah


Selanjutnya setelah dua pilar diatas ada pada diri kita dan “sempurna” adanya ...

Maka insyaAllah mudah kita merajut ikhtiar mengarahkan anak-anak kita untuk mencintai al Qur’an.

Karena dua point diatas yang kita bahas panjang lebar tadi memang merupakan starting point yang utama yang menjadi titik awal indikasi kesuksesan perjuangan.
Baru setelah itu ... kita akan masuk pada detail ikhtiarnya ya

Pada dasarnya semua anak adalah sama. Karena mereka memiliki fitrah yang sama. Kecuali hal-hal tertentu yang merupakan takdir Allah atas dirinya.

Oleh karena itu, setiap ibunda punya peluang yang sama untuk meraih kesuksesan sebagaimana kesuksesan yang telah diraih orang tua yang lain atas anaknya.

Karena Allah itu adil. Siapa yang benar niatnya dan kuat ikhtiarnya maka Allah akan beri kesusesan.
Jadi yang membuat out put anak berbeda satu dengan yang lain adalah karena masing-masing orang tua kekuatan visinya berbeda, keteladanan yang diberikan kepada anak-anak nya berbeda. Serta kecerdikan dalam membuat strategi dan penerapannya juga berbeda. Inilah yang menyebabkan Allah memberi hasil yang berbeda pula.

 ‎والله أعلم بالصواب


🌷🌸🌷
Ukhtifillah rohimakumullah...
Apa pun yang sudah kita capai saat ini syukurilah ... agar Allah berkenan menambahkan nikmatnya.

Jika pun ada koreksi sana sini setelah kita mendapat ilmunya maka segera lakukan pembenahan. Jangan tunda-tunda lagi ...
Anak-anak kita tergantung kemana kita arahkan dan bagaimana mita mendidik mereka...
Karena itu bersungguh-sungguh lah dalam mendidik mereka. Mulailah dengan awalan yang baik dan benar. Tempuh perjalanan dengan sabar dan tawakal. Selanjutnya pertahankan yang baik dan perbaiki yang kurang.
Dan terakhir berusahalah untuk istiqomah.


Kita akhiri dulu sampai disini.
InsyaAllah yang akan datang kita lanjutkan dengan detail pembinaan nya yaa

 ‎والله أعلم بالصواب

Billahi taufiq wal hidayah

 الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
         💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Ani
1. Apakah memasukkan anak ke pesantren itu termasuk bentuk ikhtiar Bund? Sebab saya sangat fakir dalam ilmu agama, dirumah saya hanya bisa ngajar ngaji saja, selebihnya saya sendiri masih belajar.

Kadang saya takut kalau anak merasa terbuang berada di pesantren, setiap saya jenguk saya berikan perhatian lebih, saya tanya segala macam agar anak tidak merasa jauh dari saya!

2. Dua anak saya dipesantren, yang 3
Ke Tiga dirumah.
Bagamana cara memberikan pengertian kalau saya tidak membeda-bedakan  mereka?
Jazakillah.

🌷Jawab:

 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Untuk pertanyaan pertama,
Ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Ini adalah suatu idealisme dan mengandung nilai fitrah. Akan tetapi dalam kondisi tertentu seperti yang bunda alami, hal iti saya rasa tidak ada salahnya. Menyekolahkan anak memang sesuatu yang hampir tidak bisa ditinggalkan di zaman sekarang. Dan memilihkan sekolah yang islami yang mampu mendidik anak-anak kita cinta pada Al Qur’an dan mau mengamalkannya adalah suatu kwajiban utama bagi orang tua.

Langkah bunda insyaAllah sudah tepat. Namun bagi bagi bunda yang lain yang anaknya masih kecil agar kondisi ini dapat diambil pelajaran terutama dari sisi ketidak mampuan kita mendidik agama pada anak-anak kita karena keterbatasan ilmu. Sehingga kita hanya mengandalkan sekolah.

Artinya bukan anak tidak harus disekolahkan tetapi cukup dididik sendiri. Pada saatnya sekolah maka sekolahkan anak tersebut. Pilihkan sekolah yang tepat. Akan tetapi asupan ilmu yang tidak diberikan oleh sekolah tidak juga harus kita lalaikan.

Dengan demikian khusunya bagi orang tua yang masih memiliki anak usia dini atau balita, kejarlah ilmu agama. Fahami syariat Allah seluas-luasnya. Buka wacana pergaulan islam yang positif sehingga hati antuna menjadi hidup dan berenergi.

Jangan terpetak pada rutinitas, nanti anti akan menemui kejenuhan yang justru akan berakibat pada tidak stabilnya emosional. Hal ini pasti berpengaruh negatif pada suasana kehidupan keluarga. Padahal kebahagiaan didalam rumah tangga itu penyangga utamanya adalah kita para ibunda.

Untuk pertanyaan kedua :
Tentang hal ini tentu bunda yang lebih tahu tentang situasinya. Mengapa atau apa sebab adanya perbedaan ini.

Saya kira dengan diskusi yang aktif dan produktif insyaAllah pasti dengan sendirinya akan menjadi penetral suasana hingga tidak terjadi kecemburuan diantara anak-anak bunda.

 ‎والله أعلم بالصواب

0⃣2⃣ Emmy
Assalamu alaikum wr.wb.

Bagaimana caranya agar anak-anak kita yang sudah remaja atau dewasa bisa kembali cinta kepada Al Qur'an bunda..??
Sebagai orang tua apa yang harus kami lakukan, mengingat mereka sudah terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri-sendiri yang terkadang sampai jauh dari Al Qur'an dengan kesibukan dunia mereka! Mohon jawabannya...
Syukron

🌷Jawab:

 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Memang materi yang saya sampaikan tadi malam sengaja saya sampaikan dari dasar.
Artinya tema yang diangkat coba saya jabarkan dari fondasinya. Dan prakteknya pun yang ideal adalah ketika anak masih usia dini.

Jika kondisi anak sudah dewasa maka kita butuh suatu start yang panjang juga untuk menjelaskannya.

Akan tetapi intinya, bunda tidak perlu merasa khawatir. InsyaAllah dengan bekal meluruskan niat kembali dan meminta pertolongan kepada Allah untuk mewujudkan niat ini insyaAllah harapan bunda untuk ananda yang sudah dewasa pasti akan ada hasilnya.

Akan tetapi tetap kaidah keduanya harus dikerjakan ya bunda (seperti materi yang sudah saya jelaskan panjang lebar) ... yakni mulailah menjadi contoh yang ideal.

Tunjukkan bahwa pribadi bunda sudah benar-benar menuju pada proses hijrah. Perbanyaklah berinteraksi dengan Al Qur’an dengan penuh rasa cinta dan ikuti dengan prilaku ahlaq yang selalu menuju pada tuntunan Rasulullah ﷺ .

Dengan demikian anak-anak bunda yang telah dewasa pun pasti akan mulai berfikir dan dari proses pikir tersebut jika ibundanya istiqomah dan terus mendoringnya dengan doa maka anak-anak pun akan mengikuti langkah-langkah hijrah sebagaimana yang sedang ditempuh oleh ibundanya.

Sesibuk apapun mereka tetap beri nasihat tentang pentingnya kita hidup kembali pada Al Qur’an. Jangan pernah bosan bunda ... dalam menasihati anak. Agar anak tidak semakin jauh.

Karena ya begitulah karakter dunia. Selalu melalaikan. Jika sudah dikuti seolah tuntutan kesibukan dunia tak pernah ada habisnya sedangkan masa hidup di dunia ini hanya sesaat saja semetara kehidupan akhirat adah abadi.

Tetapi karena keterbatasan ilmu dan keengganan manusia dalam mengikuti kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ mengakibatkan manusia lebih suka memilih yang fana daripada yang abadi.

Hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh jerat syetan yang sangat hebat upayanya dalam menyesatkan manusia.

Oleh karena itu....
Lazimkan doa agar kita selalu dibimbing pada jalan Agama Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى .
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa :

Allahumma yaa Muqolibal Quluub
Tsabit qolbi ‘alaa Diinik.

Artinya :
Aku mohon kepada Allah yang membolak balikkan hati agar teguhkan hatiku condong pada AgamaNya.


Pesan terakhir adalah sering - sering ajak anak bunda diskusi tentang Agama. Ilmu akhirat. Proses kematian. Dan lain sebagainya.

Awalnya ditolak ... ?
Tidak apa - apa ... jangan pernah bosan. Dengan doa insyaAllah nanti hati ananda akan terbuka.
Nasihati pula tentang teman - teman pergaulannya. Sarankan agar mereka memilih teman-teman yang sholih.

Demikian bunda.  ‎

والله أعلم بالصواب

0⃣3⃣ Ana
Anak saya sudah usia 15 dan 12 tahun bund, strategi apa yang harus saya lakukan agar mereka tetep istiqomah dalam menjalankan perintah Allah, berhubung  saya sering keluar daerah, kalau saya di rumah mereka disiplin tapi suka bandel kalau saya tidak ada di rumah!

🌷Jawab:
Pertanyaan ini nanti akan terjawab pada sesi pembahasan tema pertemuan yang akan datang ya
InsyaAllah


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
          💎CLoSiNG STaTeMeNT💎

Berilah ruang waktu dalam kehidupan kita untuk merenung, ke arah mana kiranya kita akan mengajak anak-anak kita mendarat. Di kampung akhirat nanti hanya ada dua kampung pendaratan yakni Surga dan Neraka. Banyak jalan untuk menuju keduanya. Dengan menempuh jalan AL QUR’AN kita akan mencapai syurga. Teguhkan hati kuatkan jiwa. Hadapi segala rintangan demi mencapai jalan yang mulia.

 ‎والله أعلم بالصواب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar