Rabu, 21 Februari 2018

Baktiku Padamu Ibu



OLeh   : Bunda Suci S.

Alhamdulillah pada rame malam ini...
Tadi pagi sebelum mulai kajian han sudah nangis duluan keinget alm ibu. Karena belum bisa berikan yang terbaik sampai ibu sudah di ambil sama yang punya Hidup.

Bismillahirahmannirahim...
Assalammualaykum warrahmatullahi wabarakatu,

Akhwatfillah Bidadari Surga yang insyaAllah selalu dalam lindungan Allah swt, insyaAllah malam ini saya akan membahas tema “BAKTIKU PADAMU IBU”


QS Al-Ahqaaf ayat 15-16.

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” [Al-Ahqaaf : 15]


Akhwatfillah solehah...
MasyaAllah tema malam ini luar biasa. Jujur saya merasa berat karena saya pun belum sempurna dalam membalas segala kebaikan ibu kepada saya. Apa yang saya berikan kepada ibu saya selama ini belum maksimal. Apalagi jika melihat ayat di atas. Subhanallah... air mata selalu menetes mengingat perjuangan ibu saat mulai mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, begadang tengah malam dll... betapa perjuangan seorang ibu tidak bisa dibalas dengan apapun di dunia ini.

MasyaAllah...

🌷 Kedudukan Seorang Ibu
Dalam Alquran surat Luqman Allah berfiman

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Akhwatfillah, dalam ayat ini Allah swt memberikan wasiat kepada semua manusia agar berbakti kepada ibu dan bapaknya. Dan Allah swt menegaskan keutaman berbakti kepada ibu dengan menjelaskan betapa luar biasa pengorbanan yang dilakukan seorang ibu ketika mengandung.

Sering kita mendengar berita bahwa seorang ibu meninggal ketika mengandung atau ketika melahirkan. Karena seorang ibu ketika mengandung dan melahirkan, sejatinya mereka tengah bertaruh nyawa.

Kemudian dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Mengapa kata “ibu” disebutkan Rasulullah saw hingga tiga kali ?

Imam al-Qurthubi menjelaskan, bahwa seroang ibu akan mengalami tiga kesulitan yaitu ; kesulitan ketika mengandung, kesulitan ketika melahirkan dan kesulitan ketika menyusui.


Subhanallah...

🌷🌸🌷
Selain itu, dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda tentang kedudukan seorang ibu yang lebih tinggi dibanding shalat sunnah. Ini bisa kita baca dalam kisah yang dialami oleh seorang soleh bernama Juraij.

“Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin Maryam dan (bayi di masa) Juraij” Lalu ada yang bertanya,”Wahai Rasulullah siapakah Juraij?” Beliau lalu bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/gunung). Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).

(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij.” Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya. Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, “Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur.” Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.

Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?” “Dari Juraij”, jawab wanita itu. Raja lalu bertanya lagi, “Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?” “Benar”, jawab wanita itu. Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari.” Orang-orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja. Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur. Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di antara manusia.

Raja lalu bertanya padanya, “Siapa ini menurutmu?” Juraij balik bertanya, “Siapa yang engkau maksud?” Raja berkata, “Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu.” Juraij bertanya, “Apakah engkau telah berkata begitu?” “Benar”, jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?” Orang-orang lalu menjawab, “(Itu) di pangkuan (ibu)nya.” Juraij lalu menemuinya dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Ayahku si penggembala sapi.”

Kontan sang raja berkata, “Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas?” Juraij menjawab, “Tidak perlu”. “Ataukah dari perak?” lanjut sang raja. “Jangan”, jawab Juraij. “Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?”, tanya sang raja. Juraij menjawab, “Bangunlah seperti sedia kala.” Raja lalu bertanya, “Mengapa engkau tersenyum?” Juraij menjawab, “(Saya tertawa) karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada mereka.” (HR Muslim 5327)

🌷🌸🌷
Hayooo....
Siapa yang masih mengacuhkan panggilan ibu...

🌷Keutamaan berbakti kepada orangtua ;
1. Termasuk Amal Yang Paling Utama
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.

سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّالْوَالِدَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ

“Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’ . (HR Bukhari)

2. Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua
Sesuai hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ

“Darii ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi)

3. Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang Dialami
Yaitu, dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.

Haditsnya sebagai berikut:

انْطَلَقَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى أَوَوُا الْمَبِيْتَ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوْهُ، فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهَا الْغَارَ. فَقَالُوْا : إِنَّهُ لاَيُنْجِيْكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوْا اللهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ: اَللَّهُمَّ كَانَ لِي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيْرَانِ وَكُنْتُ أَغْبِقُ قَبْلَ هُمَا أَهْلاً وَ لاَ مَالاً، فَنَأَى بِي فِي طَلَبِ شَيْئٍ يَوْمًا فَلَمْ أُرِحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَ فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوْقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ. فَكَرِهْتُ أَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْمَالاً، فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدَيَّ أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُمَا حَتَّى بَرَقَ الْفَجْرُ فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ مِنْ هَذِه الصَّخْرَةِ، فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا

“ …Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian sedang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: ‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata: ‘Ya Allah, sesung-guhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit..” (HR. Bukhari)

🌷🌸🌷
Akhwatfillah, masih banyak sekali dalil tentang tingginya posisi ibu dalam kehidupan kita semua. Maka, jangan pernah menunda waktu. Akhwat yang masih mempunyai orangtua yang lengkap, atau yang masih memiliki ibu saja, mari kita berbakti pada ibu sejak dini, jangan pakai nanti agar tak menyesal kemudian.


Perbedaan pendapat antara orangtua dan anak, terutama antara ibu dan anak perempuannya, itu adalah hal yang sangat biasa. Siapakah di dunia yang tidak pernah punya masalah dengan orang lain ?  Pasti setiap orang pernah bersinggungan, merasa tersinggung, salah paham dll. Dalam hidup itu adalah hal yang biasa.

Namun satu hal yang harus kita semua ingat baik-baik. Seorang ibu yang solehah, yang taat pada Allah swt, selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Seberapapun menjengkelkannya seorang anak, ibu tak pernah menaruh dendam. Semarah-marahnya seorang ibu kepada anaknya, ia hanya bisa menangis dan tetap mendoakan anaknya. MasyaAllah...


Dan bagi akhwat yang memiliki orangtua tau ibu yang sudah sepuh, bersabarlah...

Sabarlah ketika ibu yang sudah sepuh pendengarannya mulai berkurang,

Sabarlah ketika ibu yang sudah sepuh penglihatannya mulai rabun sehingga harus dituntun,

Sabarlah ketika ibu yang sudah sepuh jalannya mulai pelan sehingga kita pun tak bisa berjalan cepat.

Bersabarlah... seperti sabarnya ibu saat dulu kita kecil. Ketika makanan kita tumpah, ketika kita belajar berjalan, ketika kita terbangun tengah malam, ketika kita selalu menanyakan hal yang sama pada ibu berkali-kali....

Bersabarlah akhwat... karena kelak jika Allah swt memanjangkan umur kita, kita pun akan merasakan betapa beratnya menjadi seorang ibu. Dan betapa luasnya ladang pahal ketika menjadi seorang ibu.

Semoga kita semua termasuk dalam kategori orang-orang yang berbakti kepada orangtua. Dan semoga kelak kita semua berkumpul di surga bersama kedua orangtua dan bersama orang-orang yang kita kasihi. Aamiin yaa Rabb...

Wallahualambishawab, mohon maaf lahir dan batin

Wassalammualaykum warrahmatullahi wabarakatuh...


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ iBu Wati
Sewaktu mama saya masih hidup, beliau sudah tidak bisa bangun lagi, terkadang saya wudhukan untuk sholat , lalu saya yang menjadi imam sholat beliau sering saya malas, saya wudhukan lantas saya pakaikan mukena, lalu mama saya sholat sendiri sholatnya sudah lupa rakaatnya. Berdosakah saya membiarkan beliau sholat dengan keadaan yang demikian?

Wassalam

🌷Jawab:
MasyaAllah...
Semoga bu Wati termasuk anak yang solehah hingga menjadi sebab masuk surga kedua orang tua ibu. Aamiin...

Bismillah...

Hukum shalat orang yang pikun dalam salah satu hadits disebutkan:

، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ، وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ " قَالَ أَبُو دَاوُدَ: رَوَاهُ ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَادَ فِيهِ: «وَالْخَرِفِ»

Dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda: pena diangkat (kewajiban gugur) dari tiga (orang); Orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga bermimpi (baligh) dan orang gila hingga berakal (sembuh)”. Abu Daud berkata: Diriwayatkan oleh Ibnu Juraij dari Qasim bin Yazid dari Ali radhiallahu’anhu dari Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam ada tambahan di dalamnya, yaitu, ( وَالْخَرِفِ ) (pikun). (HR. Abu Dawud, no. 4403 dan yang lainnya. Dishahihkan oleh al-Albani.

Hukum shalat & wudhu bagi orang yang stroke atau lumpuh.

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam Al-Mughni (1/151), "Siapa yang sakit tidak mampu bergerak, dan tidak mendapatkan orang yang mengantarkan air kepadanya, maka dia bagaikan orang yang tidak mendapatkan air, karena dia tidak mendapatkan jalan untuk mendapatkan air. Maka dia sama dengan orang yang mendapatkan sumur, akan tetapi dia tidak mendapatkan sesuatu yang digunakan untuk mengambil air tersebut. Jika ada orang yang dapat mengantarkan air kepadanya sebelum keluar waktu, maka dia bagaikan orang yang mendapatkannya, karena dia bagaikan orang yang mendapatkan alat untuk mengambil air saat waktunya masih tersedia. Jika dia khawatir waktunya habis sebelum orang itu datang, maka Ibnu Abi Musa berkata, "Dia boleh bertayammum dan tidak perlu diulang. Ini merupakan pendapat Al-Hasan, karena dia bagaikan orang yang tidak mendapatkan air saat masih ada waktu, maka dia bagaikan orang yang tidak mendapatkan air secara mutlak."

Dari dalil di atas, maka tidak mengapa jika orgtua kita melaksanakan shalat sendiri (walau dlm keadaan sgt terbatas) . Namun memang sebaiknya tetap ditemani.

Wallahualambishawab

0⃣2⃣ Ridha
Sebagai anak kita perempuan sangat ingin membahagiakan berbakti kepada orangtua.
Pertanyaan saya bunda :
1.Bagaimana seorang istri bisa berbakti kepada orang tua tanpa durhaka sama suami. (Istri adalah tanggung jawab suami sepenuhnya. Berbakti pada suami ada sebuah kewajiban)!
2. Tolong contoh konkrit nya bunda bakti anak perempuan pada orang tuanya setelah menikah!

🌷Jawab:
Bismillah...
Seorang wanita apabila telah menikah maka suaminya lebih berhak terhadap dirinya daripada kedua orangtuanya. Sehingga ia lebih wajib menaati suaminya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ

“Maka wanita yang shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada (bepergian) dikarenakan Allah telah memelihara mereka…”  (An-Nisa’: 34)

Dalam Shahih Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا صَلَتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ

“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan-inginkan."  (HR. Tirmidzi)

Berdasarkan hadits di atas, maka ketika seorang muslimah telah menikah, ia wajib taat pada suami.

Tapi kewajiban taat pada suami adalah taat kepada suami soleh.

Artinya, ketika seorang suami yang soleh, ia memahami bahwa orangtua istri pun mempunyai hak yang harus ditunaikan.

Beberapa hak orangtua pada anak adalah :
Haknya sebagai orangtua, karena Allah berfirman وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا (Hendaknya kalian berbuat baik kepada kedua orang tua kalian sabaik-baiknya). Dimana Allah menggandengkan perintah berbakti kepada kedua orang tua dengan perintah untuk beribadah kepada-Nya.

Haknya sebagai sesama muslim, karena sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ "Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada lima", dan diantaranya adalah وَإِذَا مَرَضَ فَعُدْهُ "Jika ia sakit maka jenguklah dia"

Hak kemanusiaan, مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ لاَ يُرْحَمُ (*karena sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam); "Barangsiapa yang tidak merahmati manusia maka ia tidak akan dirahmati"

Dan masih ada beberapa hak orangtua terhadap anak perempuannya yang telah menikah, yang tidak cukup waktu jika harus saya share malam ini...

Az-Zaila'i Al-Hanafi berkata :

وَقِيلَ لَا يَمْنَعُهَا مِنْ الْخُرُوجِ إلَى الْوَالِدَيْنِ ، وَلَا يَمْنَعُهُمَا مِنْ الدُّخُولِ عَلَيْهَا ...وهُوَ الصَّحِيحُ

"Dan dikatakan bahwasanya seorang suami tidak boleh melarang istrinya keluar rumah untuk mengunjungi kedua orang tuanya, ia juga tidak boleh melarang kedua orang tua istrinya untuk menemui istrinya….dan inilah pendapat yang benar (Tabyiinul Haqoo'iq li Az-Zaila'i, beserta hasyiyah Al-Syilbi 3/58-59)

Wallhualambishawab

0⃣3⃣ Aniek
Ustadzah bagaimana berbakti kepada ibu yang telah meninggal.
Dulu ibu menitipkan saya sejak umur 40 hari sudah di titipkan kepada nenek. Sehingga saya tidak memiliki bonding dengan ibu.
Meskipun menurut ibu saya anak yang patuh sebetulnya tidak. Sekarang saya harus bagaimana ustadzah?

🌷Jawab:
Bismillah...
Rasulullah SAW  dalam Shahîh Muslim bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Ketika seorang manusia meninggal, maka putuslah amalannya darinya kecuali dari tiga hal, (yaitu) sedekah (amal) jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendoakannya."

Bagi anak yang orangtuanya telah meninggal, maka bukti cintanya kepada orangtua bisa diwujudkan denga selalu berusaha menjadi anak yang sholeh & selalu mendoakan orang tua.

Dalam hadits lainnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِيْ الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ أَنىَّ لِيْ هَذِهِ ؟ فَيَقُوْلُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

“Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shalih di surga,” maka ia pun bertanya: “Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?” Allah menjawab: “Berkat istighfar anakmu bagi dirimu." (HR. Muslim)

Jadi dengan menjadi anak yang soleh, berdoa untuk keselamatan orang tua & perbanyak istighfar, insyaAllah orang tua akan selamat dari siksa api neraka.

Wallahualambishawab

0⃣4⃣ Nene
Ibu yang mengasuh saya sejak bayi bukan ibu kandung saya, apakah do'a saya untuk beliau saat beliau sudah meninggal tetap diterima? Atau harus dari anaknya sendiri?

🌷Jawab:
Ibu sambung atau ibu tiri ?

💎ibu asuh, ibu kandung saya menitipkan saya ke beliau tiap pagi-malam karena ibu kandung saya bekerja.

🌷Oohh ya... ini sifatnya seperti baby sitter ya
InsyaAllah doanya tetap bisa sampai kepada orang yang dianggap sebagai ibu asuh bila terpenuhi syarat dipenuhinya do'a. diantara dalil yang menguatkan hal itu adalah firman Allah ta'ala di surat Al-hasyr ayat 10:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

Wallahualambishawab

💎Kalau ibu angkat bagaimana bund?

🌷Ibu angkat atau anak angkat dalam Islam tidak ada say

0⃣5⃣ Apri
Ustadzah... ibu saya meninggal th 2003, tapi entah sampai sekarang saya selalu merindukan ibu,  saya sering menangis bila doa dalam shalat dan menangis kalau ziarah ke makam ibu, jujur ustadzah sampai sekarang saya belum bisa menerima kepergian ibu, bagaimana obat hati bagi saya untuk bisa ikhlas?

🌷Jawab:
Bismillah...
Subhanallah... semoga mba Apri termasuk anak yang soleh, yang doanya menjadi penyelamat alm ibu di akherat kelak. Aamiin...

Selalu doakan alm ibu. Kemudian jika hati mulai sedih, segeralah istighfar. Apalagi ketika ziarah kubur. Jangan sampai menangis meraung-raung di kuburan ibu.

Hati-hati pada bisikan setan yang membuat pikiran berlarut-larut merenungi, meratapi & menangisi kepergian ibu yang sudah belasan tahun.

Perbanyak istighfar ya sayank. Dan berdoa pada Allah swt agar menguatkan hati & mengikhlaskan kepergian alm ibu.

Wallahualambishawab

0⃣6⃣ Ulfa
Ustadzah mau tanya apakah bila kita mengirim do'a berupa al fatihah atau bacaan qur'an untuk  nenek yang sudah meninggal harus menyebutkan namanya lengkap ?

Lalu bagaimana sikap kita sebagai anak yang merasakan pedasnya ucapan seorang bapak yang kecewa dengan seorang anak, tidak ada 1 pun ucapan yang baik keluar dari bapak buat anak ini.

Apakah kita selalu menyembunyikan keadaan kita yang sebenarnya bila orang tua kita meremehkan kita dalam da'wah, di bilang masih kecil masih bau kencur sudah sok-sok an jadi guru.
Afwan jiddan ustadzah pertanyaannya kepanjangan

🌷Jawab:
MasyaAllah... sabar ya sayank

Bismillah...
Seorang lelaki penah mendatangi Umar bin Khattab seraya mengadukan kedurhakaan anaknya. Umar kemudian memanggil putra orang tua itu dan menghardiknya atas kedurhakaannya. Tidak lama kemudan anak itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah sang anak memiliki hak atas orang tuanya?”
“Betul,” jawab Umar.
“Apakah hak sang anak?”
“Memilih calon ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang baik dan mengajarkannya Al-Qur’an,” jawab Umar.
“Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku tidak melakukan satu pun dari apa yang engkau sebutkan. Adapun ibuku, ia adalah wanita berkulit hitam bekas hamba sahaya orang majusi; ia menamakanku Ju’lan (kumbang), dan tidak mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur’an,” kata anak itu.
Umar segera memandang orang tua itu dan berkata kepadanya, “Engkau datang untuk mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu.”

Kisah di atas adalah kriteria orang tua yang durhaka terhadap anaknya.

Namun sebelum memastikan apakah temasuk kriteria durhaka atau tidak,  ada baiknya sebagai seorang anak yang (mungkin) lebih memahami agama dibanding orang tuanya, agar perbanyak tafakur.

Karena semakin tinggi ilmu seseorang, biasanya akan terlihat pada sikap, ucapan & pemikirannya.

Bersabarlah jika orang tua tidak sepaham dengan kita.
Bersabarlah jika orang tua menentang dakwah kita.

Islam berkembang & besar selain atas ijin Allah swt, juga karena akhlak kaum muslim. Diantaranya akhlak kepada orang tua yang tidak sepaham dengan kita.

Maka, perbanyak doa, lapangkan hati jika orang tua meremehkan perjuangan kita. Karena perjuangan dakwah kita belum seberapa jika dibandingkan dengan perjuangan dakwah Rasulullah SAW.

Wallahualambishawab

💎Jazakillah khoiron ustadzah pencerahannya,,
Cuma yang saya lebih sedih lagi adik saya yang lelaki kini menjadi ocehan bapak tiap hari bahkan ia pernah ke dukun mematikan rezeqi orang tua selama 5 bln hidupnya kini tidak jelas bersama bapaku diam padahal 1 rumah dan adikku yang 1 lagi sudah SMP sudah mengenal dekat dengan warnet kini kenal dengan rokok.
Aku takut hisabku sebagai kaka di yaumul akhir nanti

🌷Subhanallah...
Perbanyak zikir ya sayank. Ajak adik adik ngobrol. Dekati mereka, ajak diskusi tentang agama. Kemudian jangan lepas doa. Mendoakan orang tua & adik adik agar termasuk orang-orang yang diridhoi Allah SWT.

0⃣7⃣ Dhani
Afwan Ustadzah Suci bagaimana menumbuhkan cinta terhadap ibu yang mungkin tidak pernah merawatnya dari kecil?

🌷Jawab:
Salam mba Dhani

Bismillah...
Walau tidak pernah merawat, namun seorang ibu tentunya harus mengandung,  melahirkan & menyusui.

Ketika 3 hal ini sudah dipenuhi, maka wajib bagi seorang anak untuk mendoakan ibunya.

Bayangkanlah bagaimana seorang ibu selama 9 bulan selalu membawa-bawa makhluk hidup di perutnya. Saat makan, minum, tidur, ke pasar, menyapu, shalat da lain-lain.

Belum lagi ketika melahirkan, seorang ibu harus bertaruh nyawa. Subhanallah...

InsyaAllah dengan membayangkan beratnya perjuangan seorang ibu ketika mengandung, melahirkan & menyusui, akan menumbuhkan cinta dalam diri mba Dhani.

Wallahualambishawab

0⃣8⃣ Dhani
Afwan Ustadzah, setiap orang dalam menyikapi sesuatu itu berbeda-beda, lantas bagaimana bila sikap anak dalam merespon nasihat ibu atau orang tuanya dengan sikap yang terlihat cuek namun dalam hati iya menanggapi dengan baik. Apakah demikian termasuk melukai orang tua?

🌷Jawab:
Betul sekali sayank... apalagi anak-anak remaja sekarang. Dinasehati orang tua sambil jalan. Atau dinasehati orang tua sambil dengerin musik atas sambil nonton tv.

Memang sikap seperti itu cukup menyinggung orang tua. Tapi jangan lupa bahwa anak adalah cermin orang tua. Maka sebaiknya orang tua mengajarkan adab kepada anaknya agar anak bisa menghargai orang tua dalam keadaan apapun.

Wallahualambishawab

0⃣9⃣ Devi
RasaNya sedih sekali membaca ini. Betapa besar nya kedudukan ibu.
Saya memiliki kakak lain bapak karena ibu saya Janda. Yang ditinggal nikah oleh suaminya.

Kakak saya di asuh oleh nenek (ibu ayahNya).

Saya dan adik diasuh dirawat sendiri oleh ayah ibu sekandung.
Ibu ku memberikan pendidikan untuk saya dan adik.

Kakak tiri saya dulu ditawarkan kuliah tidak mau, tapi bukti ibuku adil dia memberikan rumah untuk kakak.

Saya dan adik alhamdulillah dari hasil pendidikan kita memiliki penghasilan yang lumayan dan bisa memberikan sedikit hasil kita pada kedua orang tua.

Tapi di mata kakak saya ibu selalu dijelekan,  dirongrong dengan meminta materi. Jika kesusahan dia datang ke ibu. Dimata dia, ibu selalu tidak adil. Seolah-olah ibu hanya sayang sama saya dan adik.

Ya Allah..bagaimana menghadapi kakak tiri saya. Bahwa ibu yg semakin tua dia amat mulia bahkan sayang diberikan tidak pernah beda.

Intinya, bagaimana menghadapi kakak untuk mengubah pola pikir bahwa ibu amat sangat kramat?

🌷Jawab:
Waalaykumsalam...

Subhanallah cobaan bisa datang pada siapa saja. Begitupun hidayah bisa datang dari mana saja.

Tetaplah memberi masukan pada kakaknya. Tapi lihat situasi & kondisi.

Memberi nasehat tidak melulu tentang ayat atau hadits. Tapi bisa juga memberi info kepada kakaknya tentang kabar ibu. Misalnya ketika ibu sakit. Atau ketika ibu kelelahan. Terus kabari kakaknya.

Kemudian yang paling penting adalah mendoakan kakak. Agar hatinya tergerak untuk menyayangi ibu.

Wallahualambishawab.

1⃣0⃣ iNdah
Bagaimana sikap saya seharusnya kepada ibu mertua yang menuduh saya membawa kabur uang suami saya, membuat susah hidup suami saya bahkan beliau menginginkan saya pergi dari hidup suami saya.

Masalah ini muncul karena kehamilan saya yang sering sakit, hiperemesis berat dan saya stres cukup berat. Keluar masuk RS sudah jadi makanan saya selama hamil ini. Dalam kondisi sakit saya masih kunjungi mertua ngantar makanan dan kasih uang dan saya selalu mendapat cacian hinaan, saran dokter saya harus bedrest dan hindari stres demi kandungan saya. Jika tidak bayi saya akan mengalami gagal janin dengan alasan itu saya tidak lagi menemui mertua saya dan ipar-ipar tapi ini juga salah.

Selama ini saya difitnah, dicaci, dihina saya hanya diam karena takut durhaka. Saya tetap berbuat baik kepada mereka demi suami saya, tapi saya hanya manusia biasa ada keinginan untuk menjawab mereka semua?

🌷Jawab:
Subhanallah...

Semoga Allah memberi kesabaran & ketabahan pada ukhti. Aamiin...

Jika sikap suami tidak berubah, tetap sayang pada ukhti, maka bertahanlah. Tapi jangan memberi minta suami memilih antara ukhti & ibunya.

Tetap hormat pada ibu mertua. Tetap berbuat baik pada ibu mertua semampunya. Artinya jika memang kondisi kehamilan membuat kesehatan ukhti menurun, maka tunda dulu silaturahmi dengan ibu mertua.

Bersabar ya ukhti. Karena Allah memberi cobaan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. InsyaAllah ukhti bisa melewati cobaan ini.

Wallahualambishawab.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSiNG STaTeMeNT💎

Alhamdulillah bini'matitathimushalihat...

Di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Tidak ada orang tua sempurna.
Tidak ada ayah sempurna.
Tidak ada ibu sempurna.
Tidak ada anak yang sempurna.

Maka, jadilah pribadi pembelajar. Jadilah istri pembelajar, ibu pembelajar & anak pembelajar.

Karena hanya dengan ilmu & adab, hubungan antara anak & orang tua dapat rukun. Orang tua dapat memahami anak, pun sebaliknya.

Semoga ilmu yang sedikit malam ini, dapat membuat akhwatfillah di grup ini menjadi pribadi yang bijak dalam menyikapi orang tua.

Karena seperti tadi sudah saya sampaikan. Tidak ada ibu sempurna. Yakinlah... ibu selalu mendoakan anak, bagaimanapun sikap anak terhadapnya.

Semoga kita semua termasuk anak-anak yang solehah, yang do'anya diijabah oleh Allah SWT & menjadi penyelamat orang tua di akherat kelak.

Wallahualambishawab... mohon maaf lahir batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar