Selasa, 25 Agustus 2020

TIGA KOMITMEN



OLeH  : Abah Kaspin

 💘M a T e R i💘

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

Para peserta kajian online Rumah Akhwat Keche yang berbahagia.

Alhamdulillaah...
Pada hari ini kita bisa kembali di udara untuk kajian online.

Sholawat dan salam kami curahkan kepada nabi kita nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya pada malam ini Abah akan menguraikan tentang TIGA KOMITMEN kita.

Komitmen artinya menurut KBBI, waktu dulu mah namanya KUBI, ada KUBI ada bahasa.

Kalau menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Komitmen artinya keterikatan untuk melakukan sesuatu.

Nah, komitmen yang akan Abah bahas pada hari ini adalah bahwa kita kemarin sudah melalui bulan Ramadhan selama satu bulan kemudian juga sudah melalui bulan syawal satu bulan dan seharusnya ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan yaitu puasa, sholat, baca Qur'an, berdzikir, bersedeqah, beristighfar, berbuat baik kepada orang, kepada orang tua dan lain sebagainya itu termasuk juga memaafkan kesalahan orang lain, menahan amarah dan lain sebagainya, itu seharusnya memang kita berkomitmen. Nah ituh!

Kita berkomitmen kembali untuk tetap bisa melaksanakan nilai-nilai atau ibadah-ibadah yang sudah kita lakukan di bulan Ramadhan dan bulan Syawal.

◼️ADA TIGA KOMITMEN YANG BISA KITA LAKUKAN, YAITU:

💎 Komitmen Kita Kepada Allah ﷻ Sebagai Tuhan Yang Maha Benar

Nah ini memang kita harus terus berkomitmen bahwa kita hanya bertuhankan kepada Allah ﷻ, Alloh ﷻ satu-satunya Tuhan yang kita ibadahi, sembah, jadikan tujuan dalam kehidupan. Kita berkomitmen mempertahankan itu, keimanan kita kepada Allah ﷻ seperti mana kita lihat di dalam sejarah juga banyak, karena mereka berkomitmen seperti itu, Islam sampai kepada kita. Karena mereka berkomitmen meneruskan keimanannya kepada orang-orang setelah mereka.

Bahkan, mereka mempertahankan keimanan itu meskipun juga mendapatkan tribulasi, ujian, peperangan dan lain-lain sebagainya. Bahkan penyiksaan-penyiksaan seperti contohnya seorang sahabat bernama Bilal bin Rabah, dimana ia sahabat nabi Muhammad ﷺ yang disiksa oleh tuannya karena ia seorang budak agar kembali menyembah berhala atau tidak beriman kepada Alloh ﷻ. Dia harus keluar dari Islam, dipaksa oleh majikannya dengan siksaan yang sangat luar biasa, seperti dipanggang di tengah gurun pasir yang panas, tangan dan kakinya diikat, dadanya ditindih batu yang berat dan panas. Kalau teman-teman pernah ke Arab Saudi atau Makkah, jam 2 siang itu suhunya 52 derajat celcius, yaitu setengahnya suhu oven, panas sekali.

Bilal, dalam kondisi seperti itu, zaman dulu enggak ada AC, dengan siksaan, batu di dadanya sampai sesak nafas dan tenggorokannya kering, sampai tidak dapat berkata-kata hanya mengeluarkan kata Ahad. Ahad, Ahad, dia hanya terus mengatakan seperti itu. Ini komitmen yang sangat luar biasa, tidak bisa dibeli oleh apapun, tidak bisa dihancurkan oleh siksaan sebesar apapun. Bilal tetap berkomitmen, bertuhan kepada Allah ﷻ sehingga Abu Bakar membebaskannya.

Contoh selanjutnya ada Mus'ab bin Umair. Beliau adalah seorang pemuda perlente, kaya raya, millenial pada zamannya, bisa dikatakan cover boy karena ganteng bahkan ada yang mengatakan setiap baju baru yang dikeluarkan pasti Mus'ab ini sudah memakainya dan terlihat sangat modis.

Mus'ab ini tergolong anak mami, ibunya sangat menyayanginya. Ketika beliau masuk Islam, ibunya yang pertama menentangnya. Sekalipun beliau dan ibunya sangat saling menyayangi namun dengan bahasa yang halus, Mus'ab berkata: "Wahai ibu, jika seandainya ibu memiliki seratus nyawa kemudian aku saksikan satu persatu nyawa ibu keluar agar aku keluar dari Islam maka ketahuilah ibu bahwa aku tidak akan keluar dari agama Islam."

Saat tahu dan mendengar ke-Islam-an Mus'ab, ibunya melakukan mogok makan agar beliau mau kembali lagi ke agamanya yang lama. Tapi beliau tidak bergeming dan berkata seperti tersebut di atas.

Ini adalah komitmen yang sangat luar biasa juga, dicontohkan oleh seorang sahabat nabi, Mus'ab bin Umair dan pada akhirnya ibunya menyerah dan membiarkannya tetap memeluk Islam, Masya Allah.

Lalu bagaimana komitmen kita?

Sebenarnya kita juga sudah berkomitmen, seperti ketika shalat, berkomitmen kepada Allah ﷻ . Apa komitmennya? Yaitu yang kita ucapkan doa iftitah, di hadapan Alloh ﷻ dalam sholat kita:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

َQul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn

"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."
(QS. Al An'am: 162)

Jadi artinya kita berkomitmen akan senantiasa hidup dan mati untuk dan karena Allah ﷻ . Komitmen itu sudah ditegaskan dalam sholat melalui doa iftitah, dalam sehari sebanyak 5 kali dan jika ditambah lagi dengan sholat sunnah maka itu komitmen yang luar biasa. Kita berkomitmen bahwa sholatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah ﷻ karena memang kehidupan tidak terlepas dari pada itu. Sebenarnya kehidupan kita hanya seputar itu-itu saja, bukan?

Selanjutnya, kita mengucapkannya sebanyak 17 kali dalam surat Al Fatihah:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

"Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn"

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."

Jadi, ini juga komitmen kita kepada Allah ﷻ dalam Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn. Ini memang kita memohon pertolongan kepada Alloh ﷻ, menyembah kepada Alloh ﷻ dan berkomitmen untuk senantiasa menyembah Allah ﷻ dan ini diucapkan ketika kita shalat dalam sehari 5 kali dan atau 17 rakaat. Berarti kita 17 kali baca Al Fatihah dan baca komitmen itu.

Jadi kita memohon pertolongan hanya kepada Allah ﷻ.

Nah ketika terjadi pandemi seperti ini dimana orang lewat medsos atau media apapun menggoncang pikiran dan keimanan bahkan komitmen kita untuk beribadah, menyembah dan meminta tolong kepada Allah ﷻ maka sudah selayaknya kita kembali arti daripada Al Fatihah yang kita baca, jangan sampai kita sebagai orang yang beriman kepada Allah ﷻ justru sakit karena ketakukan dengan pandemi.

Nah ini goncangan-goncangan seperti ini meminta tolong kepada Alloh ﷻ saja. Walaupun untuk protokol kesehatan tetap kita patuhi karena itu adalah anjuran dari pemerintah. Tetapi jangan sampai itu mengguncang hati dan pikiran kita sehingga justru malah melemahkan iman dan imunitas tubuh kita. Karena secara sederhana apapun yang dipikirkan tubuh kita merespon. Kalau kita yakin kepada Allah ﷻ dan pertolongan-Nya, meminta tolong pada-Nya maka insya Allah kita tidak akan merasakan hal yang demikian. Kita harus woles, santai, rileks, bahagia karena kebahagiaan akan mengeluarkan hormon-hormon tubuh yang meningkatkan kesehatan. Maka berbahagialah bertuhankan Allah ﷻ , menyembah dan meminta tolong hanya kepada-Nya... Subhanallah.

Lalu...

💎 Komitmen Kedua, Yaitu Komitmen Kita Pada Kemuliaan Diri, Kemuliaan Keluarga Dan Kemuliaan Masyarakat Secara Umum

Mengapa kita penting menjaga kemuliaan diri karena hari ini banyak orang lupa diri. Sehingga tidak peduli lagi mereka termasuk orang mulia atau orang hina dina atau bahkan mereka sudah tidak peduli lagilah dengan dirinya sendiri. Orang, hari ini kita melihat, banyak terjadi perselingkuhan, perzinahan, narkoba, orang merusak akalnya bahkan banyak orang jadi gila, stres dan sebagainya. Itu salah satu penyebabnya adalah mereka susah tidak peduli dengan kemuliaan diri mereka sendiri. Mereka ingin mengikuti hawa nafsu dan kemuliaan diri itu dimulai dengan menguatkan rasa malu. Orang-orang hari ini kita lihat banyak yang tidak punya rasa malu, becanda-becanda seperti di tik tok. Jadi orang tidak peduli lagi yang penting viral, tenar padahal tidak menghasilkan duit dan hanya sebentar saja, orang jadi hilang rasa malunya.

Dan kalau sudah hilang rasa malunya, ini bahaya, sudah hilang urat malunya, sudah putus malunya dan bisa melakukan apa saja. Kita sebagai umat Islam sudah diwanti-wanti oleh Rasulullah ﷺ, kalau kalian ingin terkenal, gampang saja, kencingi saja sumur zam-zam. Bukan berarti beliau menyuruh mengencingi sumur zam-zam, artinya memang kita harus punya malu, pasti terkenal tapi terkenal karena hal yang jelek. Hal-hal yang memalukan.

Kita sebagai umat Islam, jagalah kemuliaan diri kita dengan mengedepankan rasa malu karena rasa malu adalah bagian dari keimanan.

Orang-orang yang tidak beriman tidak punya rasa malu, lihat saja orang-orang yang anti Tuhan, orang-orang tidak bertuhan atau orang-orang yang bertuhan selain Alloh ﷻ, banyak di antara mereka yang tidak memiliki rasa malu, mereka tidak malu kepada tuhannya, tidak malu kepada Alloh ﷻ karena mereka memang tidak beriman kepada Allah ﷻ , jadi mereka memang tidak tahu Alloh ﷻ atau memang mereka tidak malu kepada manusia yang lain dan memang mereka memakan makanan dari binatang yang tidak punya rasa malu. Naudzubillah summa naudzubillah.

Selanjutnya selain rasa malu, manusia ini harus saling memuji di antara mereka. Manusia harus saling mendukung di antara mereka dengan kata-kata yang baik dan bagus, bukan kata-kata yang merendahkan atau menghina karena terkait dengan kemuliaan orang lain. Kita belajar dari surat Al Fatihah, Allah ﷻ , setelah basmalah itu adalah:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn

"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."

Artinya memang kita harus memuji Allah ﷻ dan para Ulama mengatakan bahwa pujian itu ada 4:

1) Pujian Alloh ﷻ kepada Alloh ﷻ.

2) Pujian Alloh ﷻ kepada mahluk.

3) Pujian mahluk kepada Alloh ﷻ.

4) Pujian mahluk kepada mahluk.

Jadi, mahluk sesama mahluk juga harus saling memuji karena ini kunci dari kedamaian, ketenangan bukan saling mencaci maki.

Kita lihat hari ini banyak orang mencaci maki, hilang rasa malu, mentang-mentang di dunia maya, mereka berkata-kata kasar sekali. Bahkan Saya juga sempat bertemu ada klien dicaci di internet, di-bully padahal beliau adalah seorang mahasiswi yang baru keluar dari universitas ternama tiba-tiba jadi melamun, bengong seperti itu, kasihan, kenapa? Ternyata jiwanya tidak kuat, membaca bully-an teman-temannya di internet. Jadi jiwanya terguncang, ini bahaya.

Kalau kita sebagai aktivis medsos walaupun itu juga hanya sekedar mengusir sepi jangan sampai menghina orang semisal di facebook, whatsapp dan lain-lain. Kita harus saling memuji karena kita tahu kenapa kita lahir ke dunia ini, salah satu penyebabnya adalah karena dahulu bapak dan ibu kita saling memuji di antara mereka. Ketika baru taarufan saling memuji, ketika lamaran juga saling memuji, ketika nikah dan malam pertama pun juga seperti itu. Coba kalau dari awal taarufan, lamaran atau malam pertama saling caci maki tidak akan ada kita, berantem duluan. Nah inilah pentingnya juga selain kita menguatkan rasa malu, juga harus membudayakan saling memuji di antara kita, saling men-support, saling mendukung dan membesarkan hati, bukan saling mencaci maki.

Lalu...

💎 Komitmen Ke-3 Adalah Komitmen Kita Kepada Masjid

Masjid hari ini dengan diterapkannya PSSB dan sebagainya membuat sebagian orang yang sudah malas ke masjid ya jadi males juga. Jadi alesan untuk tidak ke masjid. Tapi, alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik. Kita komitmenlah untuk bisa memakmurkan masjid. Tapi kalau kita perempuan bagusnya ya sholat di rumah, tidak ada salahnya juga jika kita mau ke mesjid sekedar bersih-bersih masjid atau menyumbang mukena, Al Quran, uang, itu komitmennya.

Karena kita, Ramadhan kemarin ramai dan makmur mAsjid itu walaupun kita tidak ke masjid sebagai seorang perempuan umpamanya tapi banyak hal yang bisa dilakukan. Seperti Nabi dahulu pernah menegur para shahabat ketika tidak melihat seorang nenek atau ibu yang senantiasa bersih-bersih masjid, seperti tukang sapu katakanlah seperti itu, membersihkan debu-debu di masjid. Suatu hari Nabi bertanya kemana si ibu ini ternyata telah meninggal dan Rasulullah ﷺ berkata kenapa tidak ada yang memberitahu beliau dan kemudian nabi ke kuburan dan mendoakannya. Masya Allah, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bisa memakmurkan mesjid sebagai komitmen kita bisa didapatkan, meneruskan ibadah-ibadah, kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan di bulan Ramadhan kemarin.

Mudah-mudahan kita senantiasa bisa memakmurkan masjid. Minta suami untuk sholat ke masjid dan anak-anak juga, yang belum punya anak dan suami mau suruh siapa?

Ya artinya para laki-laki wajib ke masjid untuk sholat dan memakmurkan mesjid. Karena hari ini relatif masjid adalah tempat yang paling steril dan aman. Justru rumah kita yang tidak steril karena ada wifi, internet dan macam-macam sehingga anak bisa mudah mengaksesnya. Tapi di masjid, mereka bisa bermain hal yang lain semisalnya, maka anak-anak anjurkan seperti itu seperti kita pada zaman dahulu. Sekarang ada handphone sehingga anak-anak banyak bermain dengan itu. Tapi kita imbangi dengan mereka memakmurkan masjid.

Demikian..
Mohon maaf atas segala kekurangan.

Wassalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Abah, kenapa Mus'ab bin Umair begitu jatuh cinta kepada Islam sehingga tidak mengindahkan permohonan ibunya?

🔷Jawab:
Hidayah

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣2️⃣ Rina ~ Bandung
Assalaamu'alaikum Abah.

Langkah apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan lagi rasa malu kita sebagai muslimah?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1) Belajar lagi adab dalam Islam.

2) Lihat akibat orang tidak punya malu.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣3️⃣ Nurul F. ~ Tangsel
Assalamu'alaykum abah.

Bagaimana tanggapan abah tentang fenomena tiktok akhir- akhir ini?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Tik tik eh tiktok atau likee atau fb atau wa atau aplikasi lainnya adalah alat, tergantung siapa yang gunain. Gunakan untuk hal yang lebih manfaat, kalau mau sifatnya hiburan bikin hiburan yang ada nilai.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌷Syukron Abah.
Jadi tergantung user-nya yaa?

🔷Ya iyalah masa ya iya dong.

0️⃣4️⃣ Mala Hasan ~ Lampung
1. Kenapa banyak dari kita lalai dari 3 komitmen di dalam materi di atas?

2. Bagaimana agar tetap istiqomah dengan komitmen itu?

Jazaakallahu khoir

🔷Jawab:
1. Tanya diri masing-masing.

2. Setelah nanya ke diri sendiri maka akan ada jawabannya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣5️⃣ Nurul ~ Tangsel
Abah, bagaimana atuh biar perempuan tidak mudah baper?

🔷Jawab:
Jangan baper.

🌷Salah pertanyaannya apa bagaimana sih!

#pengenngopiseember jadinya

🔷Hooh, kalau jawabannya ingin sesuai keinginan, Nurul ya tanya sendiri jawab sendiri.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Kata ‘CINTA’ muncul sebanyak 90 kali dalam Alquran. Namun menariknya, tidak ada satupun yang mendefinisikan kata cinta itu sendiri, melainkan membahas tentang konsekuensi pertama dari perasaan cinta, yaitu sebuah komitmen.

Islam hanya berbicara tentang Komitmen. Jika kamu benar-benar mencintai sesuatu atau seseorang, maka kamu harus berkomitmen. Jika tidak, maka pengakuanmu akan cinta sejati sesungguhnya tidak nyata sama sekali.

Ituh!

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar