Selasa, 25 Agustus 2020

JANGAN BIARKAN DIA BERPALING HATI




OLeH : Ustadzah Erni Syahidah

    💎M a T e R i💎

Bismillah
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh

Sebelum ana sampaikan materi ana akan bertanya dulu.... Apakah disini Ummahat semua atau ada yang single?

🔹Campuran, Dzah.
Tapi banyak yang sudah berkeluarga

🌸 Oh na'am

Sebelumnya apakah sudah ada yang mengenal ana?

🔹Belum zah..
Baru beberapa pekan, dzah

🌸 Oh iya ana tambahkan sedikit dari data ana.
Ana seorang Relawan juga di beberapa komunitas Relawan.
Ana Relawan Peduli Hijrah dan Syam Organizer mungkin sudah mengenal yaaa....komunitas itu.

Baiklah untuk mempermudah penyampaian ana sudah merekam audio tadi.

Jadi siapkan Headset yaa...
Karena mungkin suaranya agak kurang jelas.

Bismillahirrahmannirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Innaalhamdalillah nah mahduhu wanastainhu wa nastaghfirhu wanaudzubillahi min syururri anfusina wa min syaiati amalina ma yah dilahu fala mudilallah wama yudlillahu falahadillah. Asyhadu alla illaha illalah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu warasullulah. Allahumma sholi ala Muhammad wa alla ali Muhammad.

Segala puji hanya bagi Alloh ﷻ yang telah memberikan kita nikmat, nikmat aqidah yaitu nikmat iman, Islam serta ihsan yang diberikan kepada Alloh ﷻ rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat terkumpul di majelis ilmu ini, yang sama-sama menuntut ilmu di kajian whatsapp online ini, tak lupa sholawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, yang telah memberikan kita jalan yaitu dari jaman jahiliyah pada jaman yang terang benderang ini, sehingga kita dapat dengan mudahnya menuntut ilmu. Tak lupa sholawat dan salam kita sanjungkan kepada pada shahabat, shahabiah, tabi'in, dan tabi'at yang senantiasa mendampingi Rasulullah ﷺ di jamannya, kita sanjungkan kepada mereka hingga yaumil qiyamah.

Baiklah ummahat wa akhwati Fillah. Yang sama-sama diberi rahmat dan hidayah-Nya kepada Allah Subhana wa ta'ala. Adanya Saya di sini akan berbagi, saling berbagi ilmu yaitu tentang rumah tangga. Mungkin kali ini Saya memberikan materi yang beda dari yang lainnya. Wallahu alam.

Seperti kita ketahui dalam rumah tangga itu banyak sekali ujian dan cobaan. Ujian dan cobaan itu sebenarnya datangnya dari diri kita sendiri. Sebenarnya penyakit ataupun yang kita rasakan itu datangnya dari kita sendiri. Seperti kita ketahui bahwa pernikahan adalah ibadah yang terlama. Ibadah paling lama yang kita jalankan dari ibadah-ibadah yang lain. Kalau ibadah sholat kan ada waktunya, ibadah seperti haji, zakat, puasa itu ada waktunya dan kalau rumah tangga itu ibadah dari awal hingga akhir, hingga kita berpisah di sama-sama ketika kita dipanggil Alloh ﷻ. Mungkin itu yang kita impikan, tapi setelah kita menjalani tentunya ada riak-riak atau ada gelombang-gelombang kehidupan yang harus kita lewati.

🌸🌷🌸
Akhwat wa ummahati fillah, sebenarnya yang perlu kita kaji yaitu bagaimana agar rumah tangga kita itu langgeng. Baik itu ada ujian maupun tidak. Seperti yang kita ketahui bahwa ketika kita baru menikah, baru menjalani biduk rumah tangga, baru menjalani kehidupan yang baru itu biasanya kan adem-adem tuh, mesra-mesra dan awalnya baiklah. Intinya saling berkasih sayang. Tiba-tiba kita diberi amanah yaitu anak, anak pertama, anak kedua, sehingga itu yang paling dominan dalam menjaga atau mengurus rumah tangga itu biasanya istri, istri yang harus bekerja membereskan rumah, mengasuh anak, ibaratnya mendampingi anak tidur. Nah, itu mulai ada sedikit-sedikit perubahan dari seorang istri.

Biasanya dalam rumah tangga yang utama yaitu semuanya berperan sebenarnya. Istri maupun suami itu harus berperan. Kadang-kadang suka gagal paham ya, bahwa istri harus mengurus semua rumah tangga. Padahal Rasulullah ﷺ itu membantu istrinya mencuci pakaian, masak, atau mengurus rumah.

Tapi, fenomena atau realita yang ada mungkin kurang memahami. Ada suami yang paham membantu istri, ada yang tidak. Nah, dalam rumah tangga istri pastinya sibuk dalam mengurus anak, mengurus dapur, cucian. Dan dia sibuk dengan urusannya sendiri. Sehingga, nah dia tidak lagi memperdulikan dirinya. Maksudnya di sini tidak dandan atau bahkan sampai malam, dia harus bekerja sampai lupa begitu. Sampai lupa pas harusnya sore suami pulang kerja, dia harus sudah bersih, mempercantik diri, harum. Bahkan lupa, karena apa? Karena anak, disibukkan mengurus anak. Kadang-kadang bahkan dia masih pakai daster yang tadi siang dipakai memasak, yang tadi siang kena ompol anak. Ketika suami datang dia lupa belum bersih-bersih. Di sini perlu diperhatikan, karena kurangnya perhatian atau tidak nyamannya dirumah. Nah, suami akan tidak betah. Tidak betah di rumah.

Kadang-kadang ya pasti terbesit buka cabang atau wah sepertinya. Ya ini sebenarnya dengan tujuan biar sama-sama bisa ibadah, biar sama-sama bisa mengurus diri, bisa mengurus rumah dan anak-anak ketika suami tidak ada dan ada pasti terbesit dan suami punya pandangan ke arah sana yaitu poligami. Nah ketika suami ada tanda-tanda ke sana dan sebenarnya kadang-kadang istri tidak sadar, bahwa si suami itu ada keinginan atau ada perubahan. Nah bagi suami yang ingin kesananya baik, dia lakukan pendekatan atau bicara kepada istri. Sehingga istri paham. Ada juga yang ketika memberikan niatnya ke istri, istrinya tidak terima. Tidak terima malah makin tidak terkontrol dan tidak menyadari, tidak introspeksi diri.
Nah bagaimana sikap istri, ketika suami ingin berpoligami. Bahkan suaminya sudah berpoligami, tetapi kita tidak mengetahui. Nah di sini Saya akan memaparkan bagaimana sikap istri ketika dihadapkan dengan suami yang poligami.

Ummahat dan akhwati fillah, sebenarnya yang menjalankan poligami itu suami. Istri itu hanya menjalankan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kita sebagai istri. Yang menjalankan poligami itu adalah suami. Jadi bagaimana sikap kita sebagai istri yang dipoligami. Ya berat memang berat, saudariku, saudara-saudaraku, berat ketika kita harus dihadapkan oleh suasana seperti ini ya. Sikap kita sebagai istri, yang pertama adalah:

🔸1. Kembali, kembalikan kepada Allah Subhana Wa Taala, kembali, karena hanya Alloh ﷻ lah pelindung, penjaga, Tidaka ada daya dan kekuatan kecuali denganNya. Laa Hawla Wala Quwwata Illa Billa. Tidak ada daya dan kekuatan hanya Allah Subhana wa Ta'ala. Minta kelapangan dada, kesabaran, dan ketabahan itu terhadap apa yang sedang kita hadapi. Jadi, kembalikan kepada Allah Subhana Wa Taala.

🔸2. Kita harus yakin, yakin dan ingat, bahwa pada keyakinan tadi suami kita, suami anda nikah dengan baik-baik.

Terpenuhi syarat-syaratnya. Maka penilaiannya dia sah. Dia tidak selingkuh, dia tidak bermain gila. Intinya dia menjalankan syariat Alloh ﷻ. Jadi intinya kita yakin ketika suami kita sudah menikah, kita yakin bahwa itu adalah syariat. Dia menjalankan syariat Alloh ﷻ. Karena dia merasa mampu dan dia merasa "Saya bisa adil." Kita yakini bahwa di dalam Al Qur'an An Nisa ayat 3 itu Alloh ﷻ berfirman: "Nikahilah 2, 3, 4 jika kamu berlaku adil, jika kamu bisa berlaku adil. Jika tidak, maka satu saja."

Nah, ketika dia akan melakukan poligami ke arah sana dia memikirkan bahwa ohh Saya akan bisa berlaku adil. Nah kita harus yakin bahwa ini adalah syariat Alloh ﷻ walaupun berat. Itu kita harus ada keyakinan.

🔸3. Pahami, pahami bahwa seorang suami menikah dengan wanita lain itu sebenarnya tidak wajib izin kepada kita.

Karena itu bukan syarat, tetapi alangkah baiknya si suami berbicara. Berbicara kesiapan istri, berbicara membicarakan hal itu kepada istri. Ya lebih baik karena sehingga istri paham. Dan ketika ia menikah, setelah berbicara, istri paham maka hasilnya akan lebih baik. Tapi jika tujuannya itu ternyata tidak bilang ketika dia mau berniat poligami.

Nah, kita harus pahami. Karena di luar sana laki-laki banyak godaannya. Dia tidak mampu walau nanti dirinya terjerumus kepada zina. Dia tidak mampu karena sering berpergian kemana-mana sehingga dikhawatirkan terjerumus dengan godaan wanita yang cukup kuat pada dirinya. Godaan yang besar itu ketika dia mampu menahan atau dia lebih baik menjalankan syariat, nah tujuannya itu bukan untuk menyakiti kita, menyakiti anda sebagai istri pertama, tetapi agar kita semua selamat, selamat dalam menjalankan kehidupan ini. Jadi semua selamat, istri selamat, suami selamat. Seperti itu.

🔸4. Perbanyak mendekatkan diri kepada Allah Subhana wa taala.

Jadi, ketika kita dihadapkan dengan permasalahan itu maka kita harus menyelesaikannya bersama-sama. Bersama dengan suami, hadapi persoalan anda dengan suami anda. Jangan keluar cukup di dalam kamar saja. Jadi, ketika kita punya masalah sampai keluar rumah bahkan kalau perlu orang tua pun tidak perlu tahu. Jadi tidak akan dicampur aduk, jadi tidak ikut campur. Begitu kan, orang tua. Ketika permasalahan rumah tangga kita keluar dari kamar saja, anak-anak ikut terlibat dengan permasalahan kita. Nah, ketika itu permasalahan akan bertambah sulit, akan bertambah rumit, akan bertambah besar. Ketika permasalahan keluar dari rumah anda maka ada tetangga kiri kanan yang semakin besar semakin rumit lagi. Oleh sebab itu kedua belah pihak harus bisa membatasi permasalahan itu di rumah, selesaikan dan hadapi tetap berpegang teguh kepada Allah Subhana Wa Taala.

🔸5. Dalam masa itu pasti anda membutuhkan seorang teman, anda butuh teman untuk mendampingi anda, bukan kompor.

Jadi, bukan orang-orang yang hanya bisa mengompori atau membuat keruh. Teman di sini adalah teman yang tulus, yang benar-benar tulus memberikan nasihat kepada anda. Dan suami istri, dan suami pun ketika anda memiliki istri lagi maka kita sebagai istri itu akan mendapatkan beban yang sangat berat atau bagaikan gunung yang menimpa diri kita. Kadang-kadang pasti akan shock, akan jatuh sakit malah malas ngapa-ngapain, bahkan mau bunuh diri atau apalah.

Jadi, baiknya si suami mencarikan teman yang benar-benar bisa mendampingi wanita, mendampingi kita begitu, wanita yang baik-baik, yang sabar, sahabat yang baik, yang amanah, yang dewasa, yang bisa mendampingi dan memberi, menguatkan. Jangan sampai membiarkan istri, membiarkan kita untuk mencari teman sendiri bukannya memberi nasihat yang baik, malah mengompori nantinya. Jadi, si suami harus mencarikan teman yang sholeh, bertakwa, bersabar dalam memberi nasehat dan motivasi, siap mendampingi istri yang sedang menimpa beban masalah ini.

Akhirnya ya ummahati Fillah pasti akan melalui itu semua, akan melalui badai yang sedang melanda kita. Karena tidak selamanya badai itu akan terus bergelombang pada saatnya pasti akan tenang. Jadi, kita sebagai istri jangan memperturutkan emosi. Mungkin ketika kita mendengar atau pada saat itu misalnya kita sudah nerima, oh iya silahkan atau nerima lah. Pas ketika suami sudah menikah itu pasti ujiannya apa, hari pertama, hari kedua, pasti akan sangat berat. Bahkan tiap hari akan timbul cemburu yang akan membuat diri kita ketika itu terbakar api cemburu. Maka bagaimana kita menjalani hari-hari itu, yaitu dengan berdzikir kepada Alloh ﷻ. Dengan perbanyak membaca Al Qur'an, perbanyak menjalankan aktivitas yang positif, ibadah, dzikir seperti hasbiyallah wa ni'mal wakil. Hasbiyallah laa Ilaha llalah. Jadi, ketika kita menghadapi ujian itu terus hati kita diisi dengan mengingat Alloh ﷻ. Hanya kepada Alloh ﷻ lah yang menolong kita. Hanya kepada Alloh ﷻ lah, Tiada tuhan selain Alloh ﷻ.

Jadi itu akan melapangkan dada kita dan dengan kesabaran anda, kesabaran kita seperti itu maka akan berbuah manis. Kesabaran anda akan membaca dzikir akan nikmat. Nah, ingat, dengan adanya teman yang mendampingi kita yaitu madu ya. Jadi teman muslimah yang menjadi istri suami kita, yaitu madu. Kita akan merasa nyaman, suami juga akan merasa nyaman, merasa tenang ketika suami kita berada di rumah istri yang lain kita merasa tidak ada yang ganggu, kita nyaman bersama anak-anak, tidak sibuk dengan mengurus suami dan bisa istirahat, bisa lebih fokus beribadah, dan ketika itu kita gunakan waktu ibadah yang sebaik-baik mungkin yaitu dengan meningkatkan kualitas ibadah kita. Nah, ketika hari ini suami tidak di rumah anda maka bisa kita berpuasa, kita bisa rajin sholat malam, dan bisa menghafal Al Quran. Kalau ada suami kita kan terus-terusan ya melayani suami, harus buat minumnya lah, menemaninya lah. Jadi di sini kita lihat posisi positifnya, hindari teman-teman yang sengaja datang, biasanya kalau kedengaran si A misalnya di poligami nanti teman-teman akan datang, datang dengan disengaja, datang hanya untuk mencari informasi, hanya mencari apa namanya cerita dan akan disebar informasinya dan cerita-ceritanya. Ini sangat berbahaya.

🌸🌷🌸
Ya jadi, akhwat wa ummahati Fillah.

Sebenarnya pada dasarnya sebaiknya poligami itu adalah berbagi. Jadi berbagi bagaimana kita berbagi pada sesama muslimah yaitu dalam hal berkasih sayang bahkan waktu. Sebenarnya, dalam hal ini berbagi itu tidak akan habis, tidak akan terbagi, bahkan akan bertambah. Jadi, ketika suami kita poligami itu cintanya atau kasih sayangnya akan bertambah, bukan berbagi. Justru akan bertambah sayang, bertambah cintanya. Karena apa? Yaitu, kita menghadapinya dengan hati yang lapang dada. Kita kembalikan lagi kepada Alloh ﷻ. Jadi yang pertama kita introspeksi, bagaimana suami kita ya bisa berpikiran seperti itu. Ya mungkin karena ya kesatu karena sub haknya itu sangat-sangat urgent mungkin karena di luar sana banyak godaan. Lagi pula suami mampu dalam memberi nafkah. Jadi di sini kita yang pertama adalah kembalikan lagi kepada Alloh ﷻ yaitu dengan kita bermuhasabah kenapa sampai terjadi atau kita memperbaiki diri. Nah itu memperbaiki diri ketika suami kita berpoligami.

Jadi sebenarnya yang berpoligami itu suami, bukan kita. Kita sebagai istri cukup menjalani aja apa yang menjadi kewajiban-kewajiban kita, yang menjalani poligami itu suami, yaitu dia berbagi hari, berbagi nafkah. Jadi, bagaimana cara kita untuk bukannya merebut kembali hati, hatinya suami pasti terbagi, bagaimana agar suami tetap sayang tetap tidak berubah seperti sediakala. Jadi bagaimana kita menyikapinya. Jangan jadikan poligami itu sebagai momok, sebagai kambing hitam untuk rumah tangga kita yang terus-terus ada masalah, jangan.

Jadi ketika suami berpoligami, kita tetap menjadi istri yang baik, tetap menjadi istri yang Sholihah, yang sejuk dipandang mata, yang menuruti apa kata suami. Sami'na wa A' thona, taat. Introspeksi diri, hikmahnya apa dan kebaikan apa yang ada di poligami. Jadi kita tetap menjalankan kewajiban-kewajiban kita pada suami. Ya di sini bukan merebut kembali suami, bukan, bukannya menyuruh suami memilih dia atau saya, bukan. Tetapi bagaimana rumah tangga kita tetap utuh kembali. Nah kita tetap menjalankan mesra, berkata mesra sama suami, tetap berkata-kata romantis, sanjungan, pujian dan pada saat itu pasangan kita kan menjadi bagian yang penting dalam kemesraan di rumah tangga. Maka itu adalah bentuk apresiasi kita untuk merekatkan hati dan menguatkan kebersamaan kita dalam memupuk kemesraan.

Nah, selanjutnya adalah ungkapan cinta pada pasangan kita adalah sarana untuk menguatkan ikatan perasaan sehingga dengannya suami istri merasa istimewa ketika di hadapan pasangannya. Jadi ya saling itulah, saling menguatkan ya. Nah lalu, melalui lisan yang agung, dengan kata-kata kita yang baik, akhlak yang baik maka ya tidak pernah berkata-kata dengan kasar, bahkan Rasulullah ﷺ itu mengatakan, menyatakan bahwa ada tiga kunci kebahagiaan seorang lelaki, yaitu salah satunya adalah ketika melihat istri yang selalu dipandangnya itu enak. Membuat dia semakin menyayangi. Nah jadinya bagaimana supaya kita tetap memikat hati suami, yaitu jadikanlah kuncinya kita sedap dipandang, senyum, ketika suami datang disambut, buatkan air minum, berkata-kata dengan baik. Nah, sebenarnya jangan jadikan fisik kita untuk melemahkan hati kita. Misalnya di sana lebih muda, lebih cantik, atau istri yang kedua itu lebih tua tapi cantik, jangan. Jadi fisik kita, kita tetap PD ya, di sini tinggal akhlak saja yang membuat tetap cantik, yang membuat diri kita baik di hadapan suami. Jadi bukan hanya paras yang cantik tetapi akhlaknya juga yang baik. Jadi suami pun tetap sayang, tetap menerima kita, tetap menjadikan kita yang segalanya.

Jadi, Saya kasih ya ini ya, rahasianya. Sebenarnya kalau yang dinamakan suami condong ke salah satu itu adalah yang tahu hanya suami. Jadi dia mau condong ke mana itu adanya di hati suami, kita tidak ada yang tahu. Walaupun kita sebagai istri kedua atau istri pertama itu pada dasarnya suami akan sayang, akan cinta tidak pernah habis kepada istri pertama. Karena apa? Karena dia itu mengawali hidupnya dari nol sampai apa namanya ya berusaha apa usaha sukses atau namanya rumah tangganya itu tercukupi. Itu karena apa? Karena berkat kerjasama atau berkat doa-doa dari istri pertama. Sehingga dia akan sayang pada istri pertama. Nah itu bonus, ibaratnya jangan takut ya istri pertama.

Buat istri kedua, ini sebagai bahan atau sebagai masukan dan bocoran ya. Jadi kita tidak usah ada rasa cemburu atau tidak usah ada rasa iri karena yaitu, kenapa suami lebih cinta atau perhatian kepada istri pertama. Ya karena itu, karena dia sejak awal itu bersama-sama. Kalau saja semua istri pertama itu memahami tidak semuanya harus sama itu Insyaallah masyaallah rumah tangganya itu akan baik-baik saja. Misal, yang dituntut di sini adalah poligami itu adalah ADIL, adil itu dalam memberi nafkah dan mabit atau bermalam. Jadi nafkah pun itu sesuai dengan kebutuhan proposional. Jadi, tidak sama, misalnya suami memberi uang nafkah 1 juta 1 juta sementara istri pertama anaknya tiga, istri yang baru anaknya satu. Itu justru tidak adil karena tidak sesuai dengan kebutuhan.

Nah, kalau misalnya istri pertama dikasih 1 juta setengah, misalnya yang kedua 500, itu kebutuhannya sesuai. Atau istri pertama yang tidak punya anak misalnya, yang kedua misalnya punya anak dan kebutuhannya lebih banyak, lebih banyak istri kedua. Jadi sebenarnya itu dari nafkah pun adilnya itu proporsional, tidak harus sama, itu seperti itu. Jadi kuncinya adalah poligami itu adil, dan kita sebagai istri jangan sampai suami benar-benar hilang atau tidak ada lagi keberpihakan kepada kita, jangan. Kita harus, jadi itu kita harus meminta kepada Alloh ﷻ. Jadi kita kembalikan lagi kepada Alloh ﷻ. Seperti itu yaa ummahat dan akhwati fillah.

Sepertinya materi dari Saya cukup panjang lebar. Saya sampaikan dan sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya bagi Ummahat yang mungkin di sini Ummahat semua ada pro ada kontra ya yang namanya juga sesuatu hal yang baru mungkin. Dan saya mohon maaf kepada ibu-ibu ummahat semua, akhwati fillah yang ada di sini karena ini adalah masalah poligami ini agak memberatkan hati Ummahat pastinya.

Dan Saya mohon maaf tidak ada maksud apa-apa, tetapi ini adalah masalah ilmiah, masalah kehidupan yang wajib kita sampaikan dan dipahami dengan benar agar tidak ada salah faham dan salah mengamalkan dalam kehidupan rumah tangga. Jadi, Saya mohon maaf sekali mungkin hanya memberikan ilmu atau pengalaman gitu ya, ketika kita nanti berpoligami. Jadi jangan ada salah paham dan salah mengamalkan dalam poligami. Mungkin dari Ana cukup, mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan.

Billahi Taufik wal hidayah

Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh

Barakallahu fiik

🌸🌷🌸
Dalam rumah tangga yang istri terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, ngurus anak sampai tidak pedulikan diri yang akhirnya suami ada tanda berpaling hati karena kurang perhatian atau karena tidak nyaman di rumah dengan keluarganya. Istri mulai menyadari itu lalu bagaimana agar jangan sampai suami berpaling hati. Dan kalaupun terjadi bagaimana kita menyikapinya agar rumah tangga tetap utuh dan langgeng?

Sebelumnya kita harus siap dulu ketika gelombang badai menghampiri kita yaitu ketika kita dihadapkan oleh suami yang Alloh ﷻ takdirkan untuk berpoligami.

◼️Bagaimana Sikap Istri Menghadapi Suami Yang Akan Atau Sudah Berpoligami?

1. Kembali kepada Alloh ﷻ .

2. Yakin bahwa itu adalah Syariat Alloh ﷻ.

3. Pahami, karena godaan wanita di luar sana dahsyat.

4. Perbanyak mendekatkan diri pada Alloh ﷻ.

5. Butuh teman yang dapat menasehati dan mengarahkan.

◼️Bagaimana Agar Suami Tak Berpaling Ke Hati Yang Lain Atau Tetap Sayang Pada Kita:

1. Tetap menjadi istri yang taat.

2. Tetap melayani dan menjalankan kewajiban.

3. Tetap dalam ungkapan mesra agar hanya engkau yang tercantik di hatinya.

UNGKAPAN mesra, kata-kata romantis, sanjungan, dan pujian kekaguman pada pasangan, menjadi bagian penting dalam kemesraan rumah tangga.

Ini bentuk apresiasi untuk merekatkan hati, menguatkan kebersamaan, dan memupuk kemesraan.

Ungkapan cinta pada pasangan adalah sarana untuk menguatkan ikatan perasaan sehingga dengannya, suami istri merasa istimewa di hadapan pasangannya.

Melalui lisannya yang agung akan membuat kita semakin menyayanginya.

Kecantikan fisik merupakan salah satu daya tarik, tapi kecantikan bukanlah fisik semata.

Bukan hanya paras cantik yang membuat mata terpana, bukan pula wajah innocent yang menggiurkan perasaan. Bukan sekadar itu. Tapi ada yang lebih mulia dan berharga dari sekadar kecantikan wajah semata, yaitu sesuatu yang memancar dari wajah itu.

Wajah yang cantik bisa jadi satu hal yang menarik hati, tapi tanpa disertai pesona yang muncul dari dalam jiwa niscaya hambar rasanya.

Boleh jadi masa awal pernikahan, rumah tangga terasa bahagia karena memiliki pasangan yang cantik jelita. Tapi seiring berjalannya waktu, kecantikan pasangan menjadi begitu hampa dan membosankan.

◼️Apa Sebabnya?

🔸Saya tidak tahu persis jawabannya, hanya saja kita bisa berpikir dan mencerna, bahwa kecantikan fisik harus disertai kecantikan hati. Ada penerimaan dan syukur atas karunia Alloh ﷻ yang diberikan melalui pernikahan.

🔸Wajah yang ramah; sambutan yang hangat; senyum yang tulus; dan bahasa yang sopan; niscaya menjadikan kecantikan tampak begitu nyata.

🔸Kecantikan bukan semata sempurnanya bentuk wajah, tapi sesuatu yang memancar dari wajah tersebut yang membuatnya semakin memesona, indah, dan tenang tatkala suami memandangnya.

🔸Sekali lagi, fisik bukanlah segala-galanya.

Bila fisik adalah ukuran utama ketenangan hidup berumah tangga, tentu orang yang berwajah pas-pasan tidak akan bahagia dalam pernikahannya.

🔸Tapi tidak demikian kenyataannya.

Ada pasangan yang istrinya cantik jelita dan suaminya biasa-biasa saja, tapi mereka bahagia. Sebaliknya, ada yang suaminya tampan menawan dan istrinya tidak begitu cantik, tapi rumah tangga mereka bahagia, tenang, tenteram, dan harmonis.

◼️Apa Rahasianya?

Mari kita simak penuturan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam bukunya yang berjudul Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Rekreasi Orang-Orang Dimabuk Rindu. Beliau mengatakan, “Allah menjadikan kesenangan dari keberadaan seorang istri. Andaikan penyebab tumbuhnya cinta adalah rupa yang elok, tentu yang tidak memiliki keelokan tidak akan dianggap baik sama sekali.”

“Kadangkala,” kata Ibnu Qayyim melanjutkan, “kita mendapatkan orang yang lebih memilih pasangan yang lebih buruk rupanya, padahal ia juga mengakui keelokan yang lain. Meski begitu, tidak ada kendala apa-apa dalam hatinya karena kecocokan akhlak adalah sesuatu yang paling disukai manusia. Dengan begitu, kita tahu bahwa inilah yang paling penting dari segala-galanya. Memang, bisa saja cinta tumbuh karena sebab-sebab tertentu. Tetapi cinta itu akan cepat lenyap dengan lenyapnya sebab.”

Saya terkesan dengan kalimat penutupnya, demikian indah, menggugah, dan menginspirasi. Menyajikan infomasi untuk kita hayati dan renungi dalam menjalani hidup ini. Mari simak sekali lagi: “Cinta itu akan cepat lenyap dengan lenyapnya sebab.”

◼️Berarti, mencintai istri atau suami harus dengan sebab (alasan) yang abadi. Apa sebab abadi itu?

🔸Lillah, tulus karena Alloh ﷻ. Dengan begitu akan tampak jelas betapa manis, baik, cantik, dan menariknya pasangan kita.

🔸Yang terpancar dari raut mukanya bukan semata-mata karena keelokan fisik belaka, tapi pesona jiwa memancar darinya.

🔸Maka suami istri yang menghadirkan Alloh ﷻ dalam hatinya, dalam mencintai pasangannya, akan menambah kemesraan dalam hidupnya.

🔸Saat memandang wajah kekasih, terasa tenteram lah jiwanya, tenang hatinya, lembut perangainya, ceria suasananya, optimis dampaknya, dan semangat bawaannya. Tentu semakin dekat kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.

🔸Mari padukan antara kecantikan lahir dan kecantikan jiwa menjadi satu kesatuan yang utuh. Mencintai pasangan dengan menghadirkan Alloh ﷻ di dalam hati.

🔸Mari syukuri nikmat karunia dari Ilahi.
Istriku, jadikan aku yang tertampan di hatimu. Lalu, biarlah engkau menjadi yang tercantik dihatiku.

Maka ya...ummahati fillah jangan takut suami akan berubah. In syaa Alloh suami akan bertambah sayang.

Jika semua permasalahan di kembalikan kepada Alloh ﷻ.

Wallahu alam.
Baarokalloh fikum.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
       💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1️⃣ Anna ~ Solo
Assalamualaikum ustadzah,

1. Jika ada seorang wanita (single parent) yang kebetulan dekat dengan lelaki yang sudah berkeluarga dan mereka berniat untuk menjalin rumah tangga (si bapak ingin berpoligami) namun istri pertama menentang keras dan akhirnya si bapak ini tetap menikah (siri) dengan wanita keduanya dan istri pertama langsung menggugat cerai. Apakah istri kedua disebut pelakor dan bagaimana hukumnya bagi istri kedua?

2. Bagaimana hukumnya jika sudah menikah namun si bapak tidak menafkahi istri kedua?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Bismillah...
1. Apa yang dilakukan si bapak tadi adalah dia berniat untuk poligami, bukannya hanya bermain-main. Jadi yang namanya berpoligami itu istri pertama dinafkahi atau tetap dijadikan istri dan istri kedua tetap dijadikan istri dan diberi nafkah.

Nah, si suami ini tidak salah karena dia ingin berpoligami yaitu untuk menjaga dirinya agar tidak terjerumus oleh apa namanya pergaulan atau zina begitu kan.

Nah di sini istri kedua tidak disebut pelakor jika ia ingin berbagi. Jadi, bedanya berpoligami dengan pelakor, dia mau dinikahi dengan harapan dia bisa berbagi atau tetap berumah tangga satu keluarga dengan istri yang lain.

Jadi tidak disebut pelakor, sedang pelakor adalah si wanita ini ingin menjadi istri satu-satunya. Jadi dia mengambil si suami yang tidak boleh menafkahi istri pertama, tidak boleh menafkahi anak-anaknya dan di sini suami istri kedua ya sah dalam hukum agama kecuali si wanita yang kedua ini melakukan tarkhib.
Tarkhib itu dia menggoda, atau dan menjadikan si laki-laki ini menikahinya lalu memutuskan meminta si suami untuk menceraikan si istri.

Tapi disini konteksnya kan istri pertama yang minta cerai dan itu biasa di dalam perpoligamian ya, ketika si istri mengetahui si suami menikah lagi, dia panas dingin dan di situ banyak berkecamuk ditunggangi oleh syaithon-syaithon yang memberikan bisikan-bisikan kepada dirinya. Seharusnya si istri ini baiknya mengembalikan semuanya kepada Alloh ﷻ, jangan menuruti hawa nafsu. Disini dia tidak bisa mengendalikan diri, dia tidak bisa meyakini bahwa ini adalah syariat, dia tidak bisa memahami bagaimana kondisi si suami diluar sana.

2. Dan bagaimana hukumnya jika sudah menikah namun si bapak tidak menafkahi istri kedua, ya kalau tidak menafkahi ya dosa lah si bapak ini karena ketika seorang wanita sudah dinikahi itu wajib hukumnya untuk memberi nafkah.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0⃣2️⃣ Risma ~ Belawan
Assalamualaikum ustadzah,

Sedikit cerita, Saya termasuk istri yang suaminya melakukan poligami namun suami Saya bukan pelaku poligami yang baik, awal Saya menikah dengan suami Saya adalah istri kedua. Awal pernikahan kami baik-baik saja, hubungan saya dengan istri pertama pun baik namun berjalan beberapa tahun istri pertama memilih mundur karena merasa tidak sanggup berbagi suami walaupun saya sudah bujuk agar tidak mundur, Saya rela jika suami lebih banyak di rumah istri pertama, tetapi istri pertama mantap untuk mundur, akhir mereka bercerai, akhirnya selama sampai usia pernikahan 12 tahun. 

Saya menjadi istri satu-satunya. Masuk tahun ke 13, Saya mendengar kabar kalau ternyata suami Saya sudah memiliki istri lagi di luar pengetahuan Saya, akhirnya Saya cari tahu, ternyata benar dan mereka sudah punya anak berusia 6 tahun berarti selama ini 7 tahun suami telah berpoligami tanpa mengetahui Saya. Saya minta penjelasan suami awalnya baik-baik saja. Saya coba berdamai dengan keadaan dan mencoba membangun hubungan baik dengan istri ke-3. Alhamdulillah istri 3 baik sama anak-anak, Saya juga baik.

Selang setahun dari itu Saya tahu suami punya istri lagi dan anak mereka sudah 4 tahun, Saya mulai syok, mulai bertanya-tanya apa setelah ini masih ada istri-istrinya lagi, kenapa harus dibelakang kenapa dia tidak mengenalkan seperti dulu dia kenalkan Saya dengan istri pertama dan setelah saya bertanya ke istri ketiga apa suami Saya tidak bilang dia punya istri ternyata suami cuma bilang dia punya anak dari pernikahan sebelumnya tapi sudah tidak beristri, di sini Saya sudah merasa hancur begitu juga dengan istri ke-3 yang merasa tertipu ditambah lagi istri ke-4 akhlaknya tidak baik sering melabrak Saya dan istri 3 dia menuduh kamilah yang merebut suami dari dia.

Anak saya dilabrak di sekolah, pernah jambak-jambak begitu juga dengan anak dari istri ke 3. Berjalan 2 tahun istri ke 3 menyerah karena juga suami sudah tidak pernah lagi memberi nafkah lahir dan batin ke istri ke-3 ditambah kelakuan istri 4. Akhirnya istri ke-3 menyerah, belum lagi selesai proses perceraian istri ke-3, Kami mengetahui lagi ada istri lagi dan ini lebih parah dari istri ke-4, istri yang ini sampai mengirim ilmu sihir ke Saya dan anak-anak, begitu juga dengan istri 3. Istri ke-4 dan ke-5 sering bertengkar dan memfitnah Saya ke suami karena sepertinya cemburu karena suami sering ke rumah Saya tapi padahal tidak pernah menginap kalaupun ke rumah Saya selalu minta uang bukan memberi uang. Dan terakhir Saya dengar ada lagi istrinya.

Jadi saya harus bagaimana, Ustadzah, apa Saya juga harus mundur seperti istri ke-3, keluarga Saya juga menginginkan kami pisah saja, toh Saya juga tidak pernah dinafkahi cuma menderita. Keluarga juga merasa disakiti, anak-anak juga mendukung adanya perceraian karena mereka tidak tahan dengan istri ke-4 dan ayahnya sekarang juga lebih kasar ke anak-anak, semua apa yang dimau istri ke-4 diturutin, tapi Saya masih memikirkan anak Saya yang kecil yang begitu dekat dengan ayahnya.

🌸Jawab:
Ya ummah jadi ketika kita menghadapi suami yang seperti ini kita harus banyak-banyak sabar karena apa yang kita lakukan sebagai istri ketika si suami masih memberikan nafkah lahir maupun bathin maka kita sebagai istri tetaplah taat saja dan menjalankan ibadah sebagai seorang istri selagi dia tidak bertentangan dengan syar'i.

Kalaupun dia tidak memberi nafkah lahir dan bathin ketika kita ingin meminta cerai atau gugat cerai begitu maka kita melihat kita sudah termasuk syar'i bukan gugat cerainya kita karena takut kena hadistnya. Rasulullah ﷺ berkata bahwa ketika seorang istri meminta cerai kepada suaminya tidak ada unsur syar'i maka tidak akan mencium wangi surga.

Jadi, kita sebagai istri kalaupun memang sudah tidak kuat, itu namanya kita menggugat cerai. Walaupun kita masih kuat dengan keadaan maka kita harus banyak bersabar, istighfar dan mendoakan. Kembalikan semuanya urusan, pasrahkan semua urusan kepada Alloh ﷻ karena mungkin suami kita ini ada penyakit atau gangguan ya sehingga dia berbuat seperti itu atau hanya memikirkan dunia dan nafsu syahwat semata.

Jadi kita kalau masih ada rasa cinta, masih ada rasa kepada si suami maka doakan, maafkan dan banyak sabar serta istighfar. Kalaupun sudah tidak kuat minta kepada Alloh ﷻ gugat cerainya. Kalaupun dia minta, ketika diminta gugat cerai dan memberi talak, kita pasti menerima talaknya dia. Kalaupun kita minta cerai tetapi tidak dikasih talak, digantung begitu misalnya tetap saja tidak akan terjadi talak.

Jadi, sekarang jika kita sabar, kita serahkan kepada Alloh ﷻ, insyaAllah Alloh ﷻ akan membuka hati yang akan membolak-balikkan hati suami kita. Kalau ana hanya memberi saran baiknya ummu tetap bersabar menjadi istri.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0⃣3️⃣ Mardiati ~ Bandung
Assalamualaikum ustadzah,

Saya ikut bertanya juga ya seputar ini dari jawaban ustadzah di pertanyaan nomor 1.

Nah kalau cara menyikapinya seperti apa? Terkadang hal itulah yang membuat rumah tangga tuh benar-benar merasa hancur sekali gitu loh.

Karena kan jarang sekaki ada seorang wanita yang mau diduakan atau bahkan menjadi yang ke-2.

🌸Jawab:
Waalaikumussalam warahmatullohi wabarokatuh

Iya untuk ummu Mardiati ketika kita menyikapi seorang suami yang sudah terlanjur menikah lagi dan kita mengetahuinya, kita sebagai istri jalankan saja. Jalankan saja apa yang menjadi kewajiban kita kepada sang Khalik, kepada Pencipta, kepada Allah Subhana Wa Ta'ala karena kan yang menjalankan poligami itu suami, ya sudah kita jalankan, kita menjadi istri yang baik.

Memang, memang akan hancur, akan berat, bagaikan tertimpa gunung yang besar, beban kita itu berat, sangat berat sekali.

Maka ketika kita menghadapi atau menyikapi suami kita yang sudah menikah lagi maka yang pertama tadi kita serahkan, kita kembali kepada Allah Subhana Wa Ta'ala, Laa Hawla Wala Quwwata Illa Billah. Tiada daya dan upaya hanya Alloh ﷻ yang memberi kekuatan kepada kita.

Jadi kita kembalikan kepada Alloh ﷻ supaya diberikan kelapangan dada, diberikan hati yang luas, kesabaran dan yang kedua kita harus meyakini bahwa itu poligami memang disyariatkan, ya semoga apa yang dijalankan semua itu menurut syariat, dia menikah dengan sah, dengan syarat-syarat cukup, dengan rukun-rukun yang baik sehingga ketika menjalankan poligami pun dia berlaku adil.

Adil di sini yaitu nafkah dan mabit, nafkah lahir dan mabit, nafkah bathin. Memang berat sekali, tidak ada wanita yang ingin dimadu tetapi jika Alloh ﷻ sudah mentakdirkan suami kita poligami maka kita terima, kita pasrahkan kembali kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣4️⃣ Dias ~ Bandung
Assalamua'laikum,

Ustadzah, bagaimana menyikapi segala kekurangan pasangan dan anak dengan legowo?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh

Kepada ummah atau ibu Dias di Bandung.

Bagaimana menyikapi segala kekurangan pasangan dan anak?

Ya, kita sebagai istri, ketika suami kita di sini kekurangannya mungkin dalam hal ibadah, ana tidak tahu ya kekurangannya apa, apa fisik atau apa, tidak dijelaskan di sini.

Bagaimana menyikapi segala kekurangan pasangan? Ya kalau pasangan kita tidak sejalan dengan kita misalnya masih sering merokok, tidak menjalankan sholat, tidak menjalankan ibadah-ibadah yang lain seperti tilawah Qur'an atau sholat, minimal sholat lima waktu serta anak yang ada di rumah.

Jadi kita sebagai istri, sebagai orang tua cukup kita yang menjadi contoh. Kita contohkan kepada mereka, jadi jangan hanya menyuruh mereka, kita jadikan contoh, misalnya ketika datang waktu sholat, langsung kita sholat.

Jadi disini biarkan suami kita sholih tetapi kita tetap sholih, kita tetap sholeh. Jadi kesholehan kita itu akan membawa jadi contoh kepada mereka. Jadi kita jangan terbawa atau kita hanya mengurusi mereka dengan marah-marah atau nyap-nyap gitulah kata orang-orang, orang tua.

Jadi jadikan diri kita sebagai contoh. Kesholehan kita akan menjadi contoh untuk suami dan anak kita, insya Allah seperti itu.

0️⃣5️⃣ Tina ~ Singapura
Assalamualaikum ustadzah,

Ustadzah, sikap yang bagaimana yang harus diambil, ketika status istri kedua harus terus mengalah meski tidak dinafkahi, sering kali ingin kembali menarik diri tetapi tidak bisa berkutik karena pernikahan yang terjadi hanya siri, istri pertama sudah mengizinkan dalam sikap dan kehidupan sehari-harinya, tetapi tidak pernah mau menandatangani suratnya, jadi si istri kedua terpaksa menggantung terus statusnya tidak bisa mengajukan pernikahan ke kantor agama. Apakah sikap seperti ini termasuk dzolim dan langkah apakah yang harus dilakukan oleh si istri kedua?

Terima kasih, Ustadzah.

🌸Jawab:
Wa alaikumussalam warahmatullahi wabarokaatuh

Afwan... umm.
Apakah suami benar-benar tidak menafkahi atau memberi tapi hanya sedikit?

🔹Menafkahi hanya sedikit dan itupun kasih sekali dalam 4 atau 5 bulan.

Bismillaah...
Ana menjawab untuk ummah Tina.

Apakah suami itu benar-benar tidak memberi nafkah atau hanya memberi nafkah sedikit, kalaupun memang keadaannya suami tidak memberi nafkah sama sekali dan kita dinikahi siri. Nikah siri itukan tidak tertulis ya, kalaupun kita ingin meminta cerai itu hanya menggugat cerai saja ke suami. Jadi menggugat cerai bahwa Saya meminta cerai seperti itu tetapi kalau si suami masih memberi nafkah walaupun sedikit kita syukuri saja, yang namanya rizki itu bukan dari suami saja tetapi Alloh ﷻ akan memberikan rizki kita dari jalan-jalan yang lain.

Jadi pernikahan siri itu tidak memberatkan kita untuk meminta cerai kalau memang si suami sudah tidak mampu maka wacanakan pembicaraan ke arah sana, ngobrol. Kalau memang sudah tidak mampu, ceraikan Saya, seperti itu dan kalaupun memang ingin meminta cerai yaitu meminta cerailah dengan baik-baik.

Jadi si istri pertama tidak memberikan izin untuk membuat surat itu ya karena tidak mudah untuk membuat atau nikah yang tertulis. Kesatu, memang istri pertama mungkin tidak ridho atau tidak mau kan dan yang kedua memang tidak mudah karena melalui sidang-sidang.

Jadi, sebenarnya pernikahan anti itu ya SAH secara agama tetapi dalam hukum atau sipilnya tidak tertulis begitu saja dan sikap ini tidak termasuk dzolim istri pertama, kalau memang sudah takdirnya siri dan kita jalankan dengan ibadah, dengan baik, dengan menerima apa yang diberi suami, bersyukur walaupun sedikit, qona'ah, insya Allah. Insya Allah, Alloh ﷻ yang mencukupkan bukan suami.

Jadi suami memberi nafkah hanya sedikit kita syukuri karena Alloh ﷻ yang mencukupkan bukan suami kita tetapi kalau tidak sama sekali yaitu suaminya dzolim kepada kita.

Karena mungkin ibu bekerja yaa?
Jadi dia pikir ibu ada uang.

Sebenarnya salah. Suami yang baik suami yang benar paham bahwa uang istri uangnya uang kita uang istri. Walaupun istri bekerja tetap harus diberi nafkah.

Dan mungkin penghasilan suami yang kurang. Kita bisa maklumi. Kalaupun memang keadaannya seperti itu.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔹Terima kasih Ustadzah atas pencerahannya.

0️⃣6️⃣ Ridha ~ Bekasi
Ustadzah, bagaimana jika suami isteri berjauhan, karena alasan yang disepakati berdua.
Apakah ibadah dalam menikah tetap berjalan?

🌸Jawab:
In syaa Alloh ibadah menikah tetap berjalan. Karena sudah ada ikatan dan akad serta berkomitmen untuk ibadah rumah tangga.
Komunikasi pun menjadi halal walau berjauhan yang penting komunikasi lancar dan tidak ada yang terdzolimi.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣7️⃣ Risma ~ Belawan
Salah satu alasan saya masih bertahan juga ustadzah saya merasa suami pada dasarnya memiliki sifat yang baik, walaupun beberapa tahun terakhir ini sikapnya begitu berubah, saya berusaha menyakinkan diri saya sendiri kalau suatu hari nanti suami pasti akan berubah, tapi sebagai manusia biasa ustadzah ketika kita sudah merasa down ditambah tidak ada dukungan dari pihak manapun agar saya mempertahankan rumah tangga ini rasanya. Ahh...  saya tidak bisa sampaikan bagaimana rasanya.

Saya mohon saran dari ustadzah bagaimana membantu memperbaiki hati anak-anak sudah terlanjur hancur mungkin anak saya si kecil si kembar belum terlalu memahami tapi anak-anak saya yang sudah beranjak dewasa.

Saya merasa sangat sedih mendengar bagaimana curhatan anak dan pandangannya sekarang terhadap ayahnya. Sampai pernah anaknya bilang "Bu, apa ayah kita bunuh saja ya, ayah itu jahat Bu, ayah sudah tidak peduli kita, ayah kasar, ayah sudah tidak pernah lagi kasih kebahagiaan, ayah cuma kasih penderitaan, ayah sudah habiskan harta ibu untuk ibu jahat, ibu yang kerja selama ini nabung tapi ayah apa? Biar mati saja sekalian Bu."

Astaghfirullah... 
Saya merasa hancur mendengarnya ustadzah.  Tidak pernah kata-kata kasar terucap dari anak-anak saya, bagaimanapun suami saya, saya tidak pernah menginginkan anak-anak membenci ayahnya. Entah bagaimana nanti nasib rumah tangga kami tapi anak tetaplah anak dan ayah tetaplah ayah, tidak pernah ada kata mantan.

Keadaan kami 1,5 tahun terakhir ini benar-benar down ustadzah, mulai dari usaha saya yang bangkrut dari awal menikah saya memutuskan untuk coba bisnis grosir sembako untuk bantu-bantu ekonomi keluarga karena saya sadar kebutuhan keluarga banyak. Suami juga harus menafkahi 2 istri dan anak-anak waktu itu. Alhamdulillah usaha lancar sampai hampir 10 tahun saya bisnis Alhamdulillah sudah punya tabungan jadi kita sudah tidak ngontrak. Alhamdulillah saya bisa bangun rumah cukup besar karena memang niatnya saya buat rumah besar dengan kamar banyak karena suami kan punya anak banyak kalau sesekali nginap di rumah ada kamarnya.

Alhamdulillah saya bisa bantu istri ke 3 kala itu untuk modal usaha karena saya tahu suami juga sudah jarang sekali kasih uang sebelum akhirnya sama sekali tidak pernah, seperti yang saya ceritakan sebelumnya semuanya terasa baik-baik saja sebelum akhirnya istri ke 4 hadir, begitu istri ke 4 hadir disini usaha mulai sepi sampai benar-benar sepi. Tadinya saya berpikir namanya juga usaha pasti ada pasang surutnya, sampai pada akhirnya saya ketemu dijalan dengan pelanggan saya dan mereka bilang kenapa saya tidak pernah buka toko lagi, pindah kemana, kok tutup terus, saya heran padahal saya selalu buka toko tapi memang tidak pernah ada lagi yang belanja.

Setelah saya bilang begitu ada saran dari pelanggan untuk di ruqyah. Saya tanya buat apa, mereka bilang mana tahu ada orang syirik karena usahanya lancar, lalu saya coba ruqyah mandiri dan efeknya punggung saya terasa panas pundak sakit, saya rasa saya tidak kuat sendiri dan berpikir apa ia yang begituan ada, dan saya teringat kalau anak saya juga sebelumnya pernah dikirim ilmu sihir begitu, saya coba panggil beberapa orang ustadz buat bantu, saya dan anak-anak cukup syok pada saat di bacakan ayat-ayat Al-Qur'an banyak belatung dan ulat  berjatuhan dari lantai atas toko.

Ditanya salah satu ustadz apa ada yang mungkin tidak suka dengan saya, saya awalnya berpikir apa mungkin istri ke 4 tapi saya tidak mau suudzon akhirnya teringat ada cctv beberapa yang lalu mungkin saja kan terekam. Akhirnya terlihat istri ke 4 pukul 01.00 menabur sesuatu ke area toko. Astaghfirullah saya berpikir apa salah saya ke dia, saya juga tidak pernah permasalahan suami yang sering sama dia, pendapatan suami untuk dia, bahkan suami selalu mewajibkan saya memberi uang jajan anak istri ke 4 saya juga tidak masalah, kenapa dia begitu benci.

Tidak lama saya dapat telpon dari istri ke 3 kalau anaknya muntah-muntah tapi warnanya aneh, dan dokter bilang dia juga tidak sakit apa-apa, dalam hati saya apalagi ini ya Allah, padahal istri ke 3 juga sudah memutuskan untuk mundur kenapa masih diganggu juga. Kita coba ruqyah anak istri ke 3 dan kondisinya membaik Alhamdulillah.

Sementara kondisi ekonomi kami terus memburuk, dan suami minta agar rumah di jual uangnya untuk modal usaha dia katanya biar nanti kita beli rumah yang lebih kecil saja, saya setuju. Dan saya waktu itu hanya dikasih uang 1jt padahal rumah kita cukup besar namun saya pikir ya sudahlah untuk usaha juga kasih kesempatan suami untuk bertanggung jawab dengan keluarganya.

Dan kita pindah ke rumah 4x4 dengan konsisi atap yang bocor disana-sini ya bersyukur dengan kondisi seperti inipun anak-anak tidak rewel atau ngeluh, setelah kita pindah suami tinggal dengan kita sekitar 1 Minggu setelah itu tidak pernah pulang lagi. Sampai 4 bulan kita tinggal di rumah baru ibu pemilik rumah datang bilang saya sudah nunggak uang kontrakan 1 bulan. Saya kaget bukannya rumah ini dibeli sama suami saya, ternyata tidak suami hanya menyewanya selama tiga bulan. Saya minta waktu ke pemilik rumah untuk membayarnya. Saya mulai kerja upahan jadi pekerja di kedai lontong, dan itu di ketahui istri ke 4 dan saya dipecat tidak tahu apa sebabnya.

Sampai akhirnya kita disuruh pindah dari rumah itu. Saat itu saya sudah tidak tahu harus apa, tapi Allah Maha Baik, saya di pertemukan dengan nenek Jum, nenek Jum pengasuh anak saya waktu awal memulai bisnis dulu tapi beliau berhenti karena faktor umur, kita diberi tumpangan 1 bulan. Selama sebulan itu saya coba usaha jualan lontong Alhamdulillah ada toko elektronik yang izinin saya jualan di depan tokonya. Tapi itu tidak lama karena tokonya pindah dan pemilik yang baru tidak mengizinkan saya tinggal disitu. Setelah satu bulan diberi tumpangan saya mutuskan untuk cari kontrakan Alhamdulillah  cukup untuk bayar 1 bulan, dan kita pernah sampai kesulitan untuk makan saya coba pinjam tapi namanya kami orang baru mana ada yang mau kasih pinjam, tapi ternyata anak saya yang kedua nelpon istri ke 3 bilang kalau mereka lapar belum makan diluar pengetahuan saya begitu saya pulang ke rumah istri ke 3 sudah di rumah dan membawa makanan.

Jujur saya malu ustadzah kalau harus merepotkan orang lain, awalnya istri ke 3 marah karena saya tidak pernah cerita kondisi saya. Saya tidak mau merepotkan siapapun. Disini pun saya sangat bersyukur kalau istri ke 3 masih mau berhubungan baik dengan saya dan anak-anak, beliau juga beri modal untuk saya usaha jual lontong lagi kali ini buka di depan rumah saja. Alhamdulillah laris, tapi ini ketahuan istri ke 4 saya juga tidak mengerti bagaimana dia bisa tahu.

Selalu ada keributan yang dia buat. Saya malu, saya orang baru tinggal dilingkungan tempat saya tinggal tapi terus ada keributan, akhirnya saya memutuskan 4 bulan yang lalu kita pindah ke luar kota tanpa memberitahu siapapun suami, istri ke 3, dan mantan istri (istri ke 1) begitu juga dengan keluarga saya. Saya malu kalau cerita susah dengan keluarga karena dulu sebelum menikah kakak-kakak saya juga sudah melarang agar saya tidak menikah dengan laki-laki yang beristri kasian istrinya karena saat itu istri ke 1 juga izin jadi saya kira semua akan baik-baik saja, dan juga merasa bersalah ke istri 1 saya merasa karena sayalah mereka berpisah walaupun saya di terima dengan baik oleh beliau tapi pada akhir mereka berpisah karena berbagi.

Dan 1 Minggu yang lalu istri ke 1 mengetahui keadaan kami, karena waktu beliau shalat di masjid waktu safar, tiba-tiba anak kembar lari ke dalam mesjid dan menangis terus ketakutan sambil bawa sendal ke dalam mesjid seolah mereka sedang sembunyi ketika di datangin oleh istri ke 1 ternyata anak-anak itu adalah anak saya, mereka peluk istri ke 1 sambil nangis mereka cerita mereka kenapa, ibu kami tadi  tadi dijewer, dipukul dan dicubit dipaksa kasih tahu tempat tinggal kami yang sekarang oleh ibu jahat (istri ke 4) ibu jahat selalu buat kami susah Bu, tolong kami Bu, dulu juga kami pernah susah makan gara-gara ibu jahat, ditolong sama mama Rayhan (istri ke 3) dibeliin makanan kami tadi tidak mau kasih tahu ibu jahat tempat tinggal kami, ibu jahat marah, tangan kami di pengang kuat kali sakit Bu, terus adik gigit tangan ibu jahat terus kami kabur dan sembunyi di mesjid Bu, kami-kami rindu ayah, semalam abang sakit karena rindu ayah bu, kata ibu ma (saya) ketemunya nanti tapi kapan Bu. Setiap kami tanya ayah kakak marah katanya jangan tanya-tanya ayah lagi, ayah sekarang jahat ya bu? Ibu bilang ke ayah jangan jahat-jahat lagi kenapa kasian ibu ma, apalagi ibu jahat itu jahat kali Bu, dulu adik Rayhan juga sakit karena ibu jahat kalau jahat tempatnya neraka kan bu?

Menurut ustadzah, saya harus bagaimana ke anak-anak, saya merasa kasian anak-anak saya tidak mau mereka membenci ayahnya. Tapi mereka sudah mulai besar sudah bisa melihat dan merasakan bagaimana kehidupan yang mereka jalani?

🌸Jawab:
Subhaanaka.....
Ana menangis membacanya.

Kalau ibu ke anak-anak.
Tetap beri pengertian. Sejahat-jahat ayahnya. Itu ayah kandung dan beri arahan agar anak-anak selalu memaafkan. Dan mendoakan ayah mereka.

Sekarang dalam kondisi yang seperti ini.

Ibu serahkan pada Alloh ﷻ.
Tadzkiyatunafs bersihkan hati kita manakala ada hati kita yang terkotori. Muhasabah diri dan terus meRuqyah diri serta doakan Maafkan suami ibu.

Kita tidak tahu apa yang terjadi pada suami ibu saat ini.
Kondisi dia mungkin sedang jauh pada Alloh ﷻ sehingga suami ibu ke sihir atau guna-guna dari istri keempat.

Setelah ana baca kisah ibu di atas sepertinya istri keempat ingin menguasai semuanya.
Dari guna-guna di toko ibu dan penyakit yang ibu rasa waktu masih ada toko.

Sekarang jangan pikirkan penyakit atau kenapa harus begini dan kenapa harus begitu.

Kembali pada Al Qur'an. Kembali pada Alloh serahkan semuanya pada Alloh ﷻ. Maafkan...maafkan suami ibu.

Sekarang yang harus ibu lakukan adalah Ruqyah Mandiri dan ajak anak-anak untuk menjalankan. Mutabaah ibadah harian. Agar terhindar dari kejahatan makhluk dan juga istri keempat.

Istighfar minta ampun pada Alloh ﷻ. Atas semua yang pernah kita lakukan mungkin kita pernah ada salah ucap atau hati tidak memaafkan.

Sebenarnya semua yang ibu rasakan adalah (semua ujian) adalah dari tangan kita sendiri.

Perbanyak dzikir dan bentengi diri dengan Ruqyah Mandiri maafkan kesalahan, orang-orang yang mendzolimi menyakiti hati ibu.

Semoga Alloh ﷻ membukakan tabir apa sebenarnya yang sedang terjadi pada kita.

Alloh ﷻ sedang menegur kita agar kita kembali pada-Nya agar kita ingat pada-Nya mungkin. Selama ini kita di lakukan oleh dunia dan tipu dayanya.

Wallohu alam.
Semoga Alloh ﷻ menjaga ibu dan anak-anak.

🔹Jazakunallah ustadzah, beserta tim lain yang sudah kasih saya kesempatan.

Mohon doanya ya, agar saya dan anak-anak kuat dan selalu dilindungi Alloh ﷻ, dan semoga semua ini segera berlalu.

🌸Bersabarlah...
Karena ia akan menjadikanmu AHLI SURGA

Tambahan buat Ummahat ini.

Ana baru lihat video ustadz Kholid.

Ada si istri sudah tidak mampu lagi dan ingin membuat si suami shock terapi barangkali bisa berubah maka dibolehkan.

Jika ia masih cinta maka boleh juga mempertahankan.

Cari sisi baiknya saja.
Agar apa yang ia jalani tidak menjadi beban moral buat dia dan juga anak-anaknya.

Minta petunjuk Alloh ﷻ.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Kata-kata CINTA buat Ummahat dan akhwat yang ada di Bidadari Surga.

Teruslah memperbaiki diri dan dalam menghadapi ujian selalu pasrahkan kembalikan kepada Alloh ﷻ. Karena hanya Alloh ﷻ yang dapat menjadikan hati kita tenang.

"Ingat apapun. Kesalahan atau ujian kita semua datangnya dari Alloh ﷻ. Alloh ﷻ tahu dan Alloh ﷻ faham bahwa hamba-Nya mampu diberi ujian karena Alloh ﷻ takkan memberi ujian pada hamba-Nya melebihi kemampuannya."

Teruslah Ber-Husnudzon pada Alloh ﷻ.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar