Selasa, 25 Agustus 2020

BERDAMAI DENGAN SAKIT DI HATI




OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

          💘M a T e R i💘

🌷BERDAMAI DENGAN SAKIT DI HATI


Sahabat-sahabat ku...

Sebagian besar orang pernah mengalami kelelahan emosional dalam berbagai bentuk.
Seperti sedih karena kepergian orang tua, cemas terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, mengalami peristiwa yang tidak diinginkan, marah pada kesalahan diri sendiri, dan sebagainya.

Begitu banyak hal yang membuat luka dihati ini, merasa menjadi pribadi yang tidak berharga dan tidak diinginkan.

Namun... Apakah dengan menyalahkan keadaan atas atas semua peristiwa buruk itu bisa dibenarkan? Apakah dengan mengutuk keadaan bisa membuat batin kita tenang?

YAA PASTI TIDAK...

Alangkah lebih bijaknya kita jika mencoba berdamai dengan keadaan. Menerima setiap keadaan yang menimpa kita ini sebagai guru kehidupan yang menempa pribadi kita lebih baik lagi.
Hati kita mungkin tersakiti, tapi jangan sampai luka yang ada merusak jiwa yang tangguh.

Toh langit belum runtuh, kita harus tetap melangkah kedepan sembari memanjatkan doa banyak-banyak.
Jangan biarkan diri  terlalu lama terkungkung dalam kesenduan, kita tidak akan bisa melewati hari-hari  yang murung, kalau bahkan berdamai dengan diri sendiri saja   belum mampu.

Berdamai dengan luka, bisakah itu dilakukan dengan sendiri?
Rasanya berat dilakukan mengingatnya saja sudah berat apalagi melupanya begitu saja. Rasa sakit, penghinaan, penghianatan, rasa kecewa bisa dilupakan dengan mudah.

Berdamai dengan luka, bagaimana memulainya?
Darimana harus memulai untuk mengobati rasa sakitnya dan menutup luka yang ada. Mengingat kembali peristiwa-peristiwa buruk yang masih membekas di hati memang tidak terhindarkan.
Setiap orang berhak marah atas hal itu.
Orang yang hatinya terluka sangat dalam tidak akan dengan mudah melupakannya.

Lalu, apa yang harus dilakukan?
Siapa yang seharusnya menyembuhkan luka itu?

Berhenti menyalahkan diri sendiri dan orang lain atas apa yang sudah membuat kita terluka, yakinlah semua yang terjadi memang sudah jalannya seperti itu. Kita memang sudah harus terluka agar lebih bijak mengatasi permasalahan yang ada.

Sahabat-sahabatku, 
Apapun yang menimpa kita dari Alloh ﷻ maka kewajiban kita adalah bersabar... bersabar karena-Nya.
Harapkanlah pahala di sisi-Nya, sebab Dia akan memberikan balasan yang luar biasa bagi orang-orang yang bersabar.

Di dalam surah Az Zumar ayat 10 Alloh ﷻ berfirman, Alloh ﷻ hanya memberikan kepada orang-orang yang bersabar pahala tanpa dihisab.

🔷🌷🔷
Sahabat-sahabatku...

Jika terpaksa harus ada kesedihan itu mungkin karena anak sedikitnya harta penyakit atau musibah yang telah ditetapkan Alloh ﷻ maka jangan melewati kesedihan itu terlalu lama.

Buang kesedihan itu jauh-jauh dari diri kita,  hadirkanlah perasaan positif yang indah, pikiran yang membahagiakan, kenangan-kenangan manis dan peristiwa-peristiwa berharga di dalam hidup kita.

Apa benar hidup kita tidak menyimpan gambaran gambaran yang indah kejadian-kejadian yang lucu dan menggelikan peristiwa-peristiwa yang membahagiakan dan menyenangkan?

Sangat-sangat mustahil ya kalau itu semua tidak ada di dalam hidup kita.
Hanya saja kita perlu duduk sejenak dengan tenang untuk memanggil kembali kenangan-kenangan manis itu nikmat nikmat luar biasa itu untuk kemudian mengganti kesedihan dan kegelisahan yang mengitari kita.

Mungkin kita sering berkata "AKU TIDAK SANGGUP."

Maka saya sampaikan kepada kita semua "Siapakah yang akan mengemban pikiran-pikiran kita? Siapa yang akan menanggung isi hati kita? Kebahagiaan kita? Tawa tawa kita dan kegembiraan kita."?

Apakah Orang lain untuk membawa senyum dan kebahagiaan yang kita inginkan?

Jawabannya tentu tidak bukan?

Nah bila Demikian maka kegelisahan kitapun tidak mungkin kita pikulkan kepada mereka juga dan itu berarti bahwa hal ini sepenuhnya kembali kepada kita.!
Maka bawalah kesedihan itu sejenak, lalu setelahnya...
Buanglah ia sekuat tenaga, menjauhlah sejauh mungkin hingga ia tidak mungkin lagi kembali kepada kita, sebab jika sang kesedihan itu mengetahui mengetahui tekat kita yang bulat untuk menolak dan tidak menerimanya maka ia pasti tidak akan kembali.

Keseringan kita meremehkan dan tidak sungguh-sungguh menolaknya maka boleh jadi ia akan kembali dan menempati tempatnya sekali lagi.

Saudara-saudaraku...

Seperti yang saya katakan kepada kita semua Buanglah Iya dengan hati yang teguh persis seperti kita membuang racun dari mulut kita.

Apakah kita ingin racun itu kembali lagi?
Tentu juga tidak akan!!!

Pun demikian maka tolaklah Iya dengan keras dan jangan izinkan hati kita untuk membicarakannya dengan kita dalam waktu yang singkat sekalipun dan karena itu kita harus menyibukkan diri dengan urusan-urusan yang bermanfaat atau yang mengubah membaca menyaksikan program yang berfaedah duduk bersama sahabat mengerjakan salat sunnah, olahraga ringan yang bahkan dapat kita lakukan sambil duduk.
Intinya pekerjaan apapun yang baik yang ingin kita lakukan maka lakukanlah.

Jangan biarkan kesedihan itu menyesakkan nafas, berusahalah membebaskan diri darinya lalu gantilah dengan hal-hal yang bermanfaat dan berguna untuk kita dunia dan akhirat.

🔷🌷🔷
Sahabat-sahabatku...

◼️Membalut Rasa Sakit Dengan Maaf Adalah Mendamaikan.

Rasanya tidak pernah mudah memaafkan seseorang yang jelas-jelas menorehkan luka di hati kita. Terlebih jika orang tersebut adalah orang yang kita kira paling peduli terhadap perasaan kita. Disakiti oleh seseorang yang selama ini selalu baik dan dekat dengan kita adalah yang paling perih di dada.

Orang bilang memaafkan adalah tindakan paling terpuji dan berbudi saat sedang mengalami masalah dengan seseorang. Hanya saja pada kenyataannya berdamai dengan keadaan yang menyesakkan dada sangatlah sulit. Ketika sudah mencoba untuk ikhlas pun, seringkali masih ada rasa mengganjal di dalam hati.

◼️Memaafkan Hati Butuh Keikhlasan Luar Biasa

Dalam Hidup, Selalu Ada Kesempatan untuk Memperbaiki Diri
Memaafkan Bisa Melapangkan Dada sebab Tak Ada Manusia yang Sempurna.

◼️Memaafkan Memang Sulit

Pada kenyataannya, memaafkan tidak pernah mudah. Mengikhlaskan orang yang telah melukai kita untuk melanjutkan hidupnya juga sangat sulit.

Rasanya kita ingin membalas orang tersebut atau mendoakan orang tersebut untuk mendapatkan luka dengan sakit yang sama seperti yang kita rasakan.
Namun, kitapun sadar bahwa menyimpan dendam hanya akan membuat diri kita sendiri menderita.

◼️Dan Memaafkan Perlu Waktu, Itu Benar!!!!

Ibarat luka, butuh waktu beberapa hari agar luka itu untuk kering kemudian sembuh.
Rasa sakit yang kita rasakan didada karena telah dilukai oleh seseorang memang butuh waktu untuk sembuh.
Butuh waktu bagi kita untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Menstabilkan emosi dan mengeringkan air mata terlebih dahulu.

Baru setelah itu, kita bisa perlahan-lahan menerima kenyataan yang baru dan bersiap untuk mengikhlaskan yang terjadi.

◼️Berbagai Luka Terobati Dengan Sebuah Maaf

Saat kita telah memaafkan seseorang, kita telah melepasnya dari belenggu yang kita tahan di dalam dada. Kita mengobati luka yang telah ia sakiti. Selain itu, luka karena kita menyalahkan diri sendiripun bisa perlahan-lahan pulih.

Kita bisa berdamai dengan diri sendiri dan berusaha untuk melangkah melanjutkan hidup dengan lembaran baru lagi.

MEMAAFKAN ADALAH JALAN UTAMA UNTUK MENDAMAIKAN HATI

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Riyanti ~ Yogja
Ustadzah, kira-kira kalau bab maaf memaafkan ini kita bawa sampai mati, ada konsekuensi tidak di yaumil hisab?

Maksudnya, masih ada rasa sakit dan belum memaafkan.

Matur syukron sebelumnya.

🔷Jawab:
Muslim itu bersaudara,  jika ada yang memutuskan persaudaraan maka dosalah baginya. Jika bertengkar, maka kita dikasih waktu 3 hari untuk boleh salih tidak bersapaan. 

Didalam sebuah hadist Rasulullah ﷺ bersabda:

“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari senin dan kamis. Lalu diampuni seluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apapun. Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai…” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ 5/1334, Ahmad 9119, dan Muslim 2565).

Disuruh tunda amalnya dulu. Dan di hadist lain, dijelaskan bahwa jika salah satu yang berseteru meminta maaf, maka bagi yang telah meminta maaf tidak ditunda ampunannya. 

Begitulah gambarannya Ustadzah.

Bab memaafkan ini bukan hanya bermanfaat secara fisik dan batin,  tapi ternyata sampai ke akhirat kelak.
Alangkah meruginya orang-orang yang tidak mau meminta maaf dan atau memaafkan. 

Wallahu a'lam.

0️⃣2️⃣ Neni ~ Yogja
Ustadzah, kalau saya sudah memaafkan tapi kadang ingat sok terasa lagi sakitnya.
Apakah itu memaafkannya belum ikhlas?
Masih dosakah saya?

🔷Jawab:
Rasa sakit apakah tanda tidak ikhlas? 

Begini ada rasa sakit yang dirasakan karena masih kepikiran, ini jelas tidak ikhlas, karena masih memikirkan kesalahan orang lain. Menjadi manusia sok suci tanpa salah, padahal kesalahan kita ke orang lain bisa jadi lebih hebat daripada kesalahan orang ke kita. Namun kita berlagak tidak menyakiti, kalaupun sadar menyakiti, akan berucap, halaah cuma segitu padahal bagi orang lain, sakitnya entah bagaimana rasanya. 

Ada juga rasa sakit yang datang tiba-tiba, karena ada sesuatu yang mengingatkan, ini wajar, manusiawi karena memory kita telah menyimpan kesakitan tersebut, namun kita segera mengalihkannya, tidak memperpanjang rasa sakit itu, hingga tidak ada kesempatan setan untuk kembali menghasut kita. In syaa Allah tidak ada dosa lagi jika sakit seperti ini. 

Catatan bagi kita semua, berpikirlah seribu kali sebelum menyakiti orang lain, karena butuh seumur hidup untuk merawat lukanya biar sembuh. 

Wallahu a'lam.

0️⃣3️⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Bunda, apakah sudah dinamakan memaafkan jika semua perbuatan baik yang pernah kita berikan ketika kecewa kita sebut dan ungkit lagi?
Bagaimana menata hati agar benar-benar ikhlas dengan perbuatan buruk yang kita terima dari orang lain?

Jazaakilahu khoiran Bunda.

🔷Jawab:
Manfaatnya apa mengungkit kebaikan terhadap orang? Hanya menghilangkan keikhlasan. 
Mengungkit-ungkit itu pertanda masih kesal ya, kalau tidak kesal tidak akan diungkitlah.

Perlu kita sadari dengan mengungkit kebaikan, berarti kita telah menyakiti dia juga, maka kita dan dia akhirnya sama, 1:1, seharusnya kita juga minta maaf lo itu. Makanya kalau ada masalah tahan diri dan fokus saja pada satu masalah agar tidak melebar kemana-mana yang akhirnya membuat kondisi makin runyam. 

√ BAGAIMANA MENATA HATI?

Seharusnya kita menyadari bahwa apa yang telah kita terima itulah takdir dari Allah ﷻ,  Allah ﷻ telah izinkan hal itu kita lalui. Maka dia telah menjadi takdir yang wajib kita terima dengan ikhlas, cuma setan tidak suka kita menjadi hamba yang ikhlas, hingga mereka berjuang membangkitkan ego kita,  akhirnya kita tidak mau terima dan mengedepankan emosional, sakit yang seharusnya skalanya 2 dihembuskan setan menjadi skala 100 seakan-akan kitalah orang yang paling didzalimi di dunia ini.  Setan tepuk tangan atas kemenangan itu. 

Yang mau terus berteman dengan setan, peliharalah rasa sakit tersebut dan jangan maafkan seseorang hingga ke akhirat kelak.

Wallahu a'lam.

0️⃣4️⃣ Frin ~ Surabaya
Bunda Irna, bila pernah terjadi ada konflik dengan seseorang dan sudah berusaha untuk memaafkan dan sudah berusaha mengubur dalam-dalam peristiwa itu...

Tapi di hati ini masih terasa ada luka yang belum hilang, bagaimana ya bunda ikhtiarnya agar hati bisa merasa lepas dari sakit itu?

Mohon pencerahannya.

 🔷Jawab:
Sering seringlah berta'awudz, berlindung dari setan dan beristighfar, karena salah satu penyebab kita sulitnya kita untuk memaafkan adalah karena bisikan setan, dan juga kerasnya hati. Maka lembutkan hati dengan istighfar. Dan ada self healing yang bisa dilakukan untuk hal-hal seperti itu sebenarnya,  cuma saya kurang tahu di wilayah Surabaya ada sefternya atau tidak. 

Dan jika Mbak ku membaca buku "Crayon Untuk Pelangi Sabarmu" berulang ulang, di sana juga bisa ditemukan jawaban dari keluhan luka di hati. 
Lakukan teraphy istighfar,  in syaa Allah bisa membantu. 

Wallahu a'lam.

0️⃣5️⃣ Sasi ~ Balam
Ibu, apa kita perlu meminta maaf dengan orang yang telah menyakiti hati kita sebagai cara untuk berdamai dengan diri sendiri?

🔷Jawab:
Tidak perlu, maafkan meski dia tidak maaf. Yang meminta maaf adalah yang bersalah, bukan pihak yang disakiti. Itulah kaidahnya. 

Carilah kebahagiaan hidup dengan berfikir dan berbuat hal positif, maka kita tidak akan sempat memikirkan hal negatif yang kita terima dari orang lain dan jika kita disibukkan dengan memikirkan hal negatif yang kita terima, maka kita akan tenggelam dalam kesakitan kita sendiri.

Wallahu a'lam.

0️⃣6️⃣ Ervita ~ Bangka Belitung
Assalamualaikum,

Umm, ana heran rasa sakit yang sering datang itu tiba-tiba ketika hati mulai meronta-meronta atas jalan hidup ana yang tidak sesuai seperti ana pikirkan, saat sedang seperti itu suami ana yang jadi sebab kesalahan semuanya, padahal bukan salah dia.

Ketika pikiran itu datang bagaimana ya cara kita menghilangkannya mendingan memikirkan yang lain?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Caranya adalah:
Wudhu dan sholat dilanjutkan dengan dzikir.

Air wudhu itu mendinginkan jasad, sholat itu mendinginkan hati, dzikir itu menentramkan jiwa. 

Meminta maaf kepada suami karena telah menjadikan dia tumpuan amarah, padahal itu bukan kesalahan dia. Tak pantas seorang istri meninggikan suara ke suami, merasa jengkel ke suami, apalagi dia tidak melakukan kesalahan. 

Wallahu a'lam.

0️⃣7️⃣ Hamba Allah ~ Semarang
Ustadzah, kalau seseorang berjanji macam-macam tapi lalu pergi begitu saja tanpa penjelasan apa yang terjadi. Kita merasa didzalimi karena percaya padanya. Sampai kini susah sekali memaafkan dan mengadukan semua kepada Alloh ﷻ karena merasa didzalimi. Benarkah sikap ini?

🔷Jawab:
Manusia yang mulia adalah yang mampu memaafkan orang lain sebelum orang tersebut meminta maaf. Jika kita tidak mampu memaafkan, maka hilanglah salah satu penyebab kita mulia dimata Allah azza wajalla.

Karena keegoisan kita rela kehilangan kesempatan emas di hadapan Allah ﷻ. 

Jika ditanya apakah itu sikap yang benar, jawabannya itu sikap yang salah yang merugikan kita dunia dan akhirat. Di dunia kita telah mendzalimi diri sendiri dengan membiarkan dia sakit. Dan di akhirat kita membiarkan satu kesempatan emas untuk dicintai oleh Allah ﷻ. 

Wallahu a'lam.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Saudari-saudariku...

Disaat kita dihadapkan pada dua pilihan memelihara sakit atau berdamai, maka pilihlah berdamai dengan hati. 
Pilihlah untuk memaafkan dan melupakan rasa sakit dan kecewa yang dialami.

Karena, kata maaf yang diucapkan akan meringankan langkah di masa depan.

Setiap orang berhak bahagia. Kita berhak untuk memperjuangkan kebahagiaan.
Maka maafkanlah orang-orang yang telah menyakiti, yang telah membuat kita menangis, membuat hidup kamu kacau dan membuat kita terlalu sibuk hingga abai kepada kebahagiaan sendiri.

Perjuangkan apa yang hendak diraih, dan yakinlah bahwa kita sanggup. Meskipun semua tidak akan lagi sama, tapi percayalah maaf akan membuat hidup lebih damai dan bahagia.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Demikianlah dari saya malam ini, terima kasih untuk perhatiannya, mohon maaf jika ada salah-salah kata. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar