Selasa, 25 Agustus 2020

TABAH DI TENGAH WABAH (Episode 15)




OLeH  : Bunda Endria Soediono

     💎M a T e R i💎

🌷 TABAH DI TENGAH WABAH


Pertama-tama marilah kita panjatkan rasa syukur kepada Allah ﷻ atas banyak karunia yang telah Allah ﷻ limpahkan kepada kita semua...

Walaupun saat ini kita sedang berada ditengah kondisi musibah yang belum tampak benar-benar reda. Tetapi hal yang patut kita syukuri adalah karunia iman yang ada di dalam jiwa kita yang masih Allah ﷻ sematkan pada diri kita.

Hingga saat ini kita masih merasakan kesabaran karena iman itu. Kita merasakan harap ditengah derita juga karena iman yang masih ada di dalam dada dada kita semua.

Nikmat-nikmat di atas yang sering kita lupa, yang nyatanya sampai detik ini kita masih diberikan-Nya.
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Alhamdulillahi Robbil ‘alaamiin...

Ukhtifillah rohimakumullah...
Situasi saat ini memang membuat banyak diantara kita yang merasa linglung, bingung karena terasa adanya suasana kehidupan yang berbeda dengan sebelumnya.

Lebih berat dan penuh ketidakpastian hingga keadaan ini menghasilkan suasana hati yang gelisah, penuh kekhawatiran hingga rasa takut dan putus asa dalam menghadapi waktu kehidupannya bersama keluarganya di waktu mendatang.

Karena itulah tema ini saya angkat kembali, mengingat suasana wabah memang masih belum surut benar dan akibat wabah dalam berbagai aspek sosial benar-benar terasa lebih berat.

Sehingga malam ini inginnya kita saling berbagi rasa dan menguatkan kesabaran satu sama lain. Hingga Allah ﷻ pun melihat kebersamaan yang indah ini dengan penuh belas kasih-Nya.

Tak ada suatu kejadian yang diluar pengetahuan Allah ﷻ dan juga diluar izin-Nya.
Artinya, sebagai seorang beriman kepada Allah ﷻ maka wajib bagi diri kita untuk mengimani segala takdir. Tentu dalam hal ini tidak saja kita beriman pada takdir yang baik-baik saja tetapi juga wajib beriman kepada takdir yang buruk.

Semua atas izin-Nya dan tidak ada 1 takdir pun yang tidak membawa hikmah bersamanya. Jadi setiap takdir itu pasti ada hikmah di baliknya dan pasti sudah sesuai ukuran yang tepat sesuai dengan ilmu-Nya.

Okee... lalu harus bagaimana kita?
Benar, nyatanya apa yang kita alami saat ini hidup ditengah terasa lebih sulit dijalani. Karena akses-akses kita untuk mendapatkan rizki untuk hidup lebih sempit.

Inilah ujian.
Allah ﷻ menguji kita semua untuk melihat siapa diantara kita yang benar imannya, yang teguh imannya dan berada diatas jalan kehidupan yang diridhoi-Nya.

Bagi yang sudah hafal surat Al Mulk pasti akrab dengan ayat berikut:

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al Mulk ayat 2).

Perhatikan ayat di atas ukhtifillah,
Jika kita tadaburri,
Ingatlah terkait keadaan sehat dan sakit kita hingga kita akan tetap bertahan hidup di tengah wabah ini ataupun yang akan termasuk yang dipanggil-Nya karena sebab wabah, itu adalah kehendak Allah ﷻ.

Karena jelas, hidup dan mati manusia itu mutlak hanya ditangan Allah ﷻ. Dia yang menentukan.

Karena itu jagalah aqidah kita agar tidak terlalu panik menghadapi kondisi wabah. Dan jikapun qadarullah ada di antara kita yang terkena atau salah satu di antara keluarga dan orang-orang tercinta kita yang terkena wabah maka ingat, semua sudah menjadi kehendak Allah ﷻ. Karenanya jangan terlalu bersedih.

Ingat bahwa Allah ﷻ itu maha baik. Allah ﷻ lah yang menentukan setiap takdir. Dan setiap takdir yang ditetapkan-Nya selalu sudah dalam ukuran yang tepat dan yang terbaik.

Karena itu jangan berprasangka tidak baik kepada Allah ﷻ...
Apapun kemungkinan yang menimpa kita maka tetaplah bijak dan cerdas, tabah dan tetap takwa.

Pegang KUNCI kebaikan saat kita diberikan musibah oleh-Nya.

Apa itu KUNCInya?
Yakni;

◾Pertama : Mengucap Kalimat Istirja’

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ,.الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (QS. Al-Baqarah: 155 - 156)

Mengucap kalimat istirja’ bukan hanya sebagai kunci keberuntungan yang besar saat kita berada dalam keadaan musibah. Tetapi juga merupakan pintu utama yang akan menjadi jalan pembuka berbagai kebaikan kebaikan setelahnya.

√ Mari kita perhatikan dalil hadist berikut ini:

Apabila ada seorang muslim yang mengalami musibah, lalu dia mengucapkan kalimat seperti yang Allah perintahkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’  ya Allah berikanlah pahala untuk musibahku, dan gantikan untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Maka Allah akan memberikan ganti untuknya dengan yang lebih baik. (HR. Muslim 918)

Jadi, setiap musibah yang diikuti ucapan pertamanya kalimat istirja’ maka terbuka pintu kebaikan selanjutnya yakni ketika kesabaran yang menyertai kalimat tersebut kita ikutin dengan ungkapan dan pengharapan (doa) agar Allah ﷻ memberikan balasan-balasan yang terbaik kepada kita atas musibah yang Dia telah timpakan.

Dalam situasi wabah dimana banyak perkara kehidupan yang kita jalani saat ini menjadi lebih sulit merupakan ujian atau musibah yang seharusnya menjadikan kita lebih tabah dengan mengetahui ilmu minimal beberapa dalil yang telah disampaikan di atas.

◾Kedua : Menambah perbekalan diri dengan ilmu hingga iman kita kepada Alloh ﷻ benar-benar menjadi lebih kuat.

Hubungan kita dengan-Nya juga menjadi lebih dekat. Sehingga apa pun keadaan yang sedang berlaku pada diri kita dan keluarga kita tidak menimbulkan gejolak yang negatif yang bisa menghancurkan kehidupan akhirat kita terutama.

Terkait ilmu ini,
Perlu kita fahami baik-baik bahwa musibah hidup itu secara garis besar ada 2 macam, yakni musibah duniawi dan musibah ukhrowi (akhirat).

Tentu segala bentuk musibah duniawi itu bobotnya jauh lebih ringan nilainya dibanding dengan musibah ukhrowi atau musibah akhirat atau juga biasa kita dengar istilah musibah agama.

Musibah Agama inilah yang harus kita hindari sepenuh perjuangan. Dengan memohon pertolongan Allah ﷻ semoga kita selalu mampu membaca situasi apapun yang menimpa kita dan mampu mendeteksi apakah ini musibah dunia atau musibah agama.

Selanjutnya kita juga mampu menyikapi dengan tepat hingga musibah dunia yang kita alami menjadi sumber banyak kebaikan yang kita terima setelahnya. Dan jika kita mendapat musibah agama maka Allah ﷻ segera sadarkan kita hingga kita segera kembali kepada jalan-jalan yang bisa mengundang ridho-Nya.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

🌸🌷🌸
Jadi 2 hal di atas tadi yakni:

√ Pegang Kunci-kunci Keberuntungan Saat Musibah Tiba, yakni:

1). Menguasai situasi Wabah (musibah) dengan jiwa sabar seraya lisan mengucap kalimat istirja’ dan berdoa mengharap Allah ﷻ memberi balasan pahala atas ketabahan menerima ujian-Nya.

(Dan yang kedua... )

2). Menguasai perbekalan ilmu agama yang bisa semakin memperkuat keimanan jiwa kita.

Keduanya insyaAllah akan menjadi jawaban tema diskusi kita malam ini.

Selanjutnya yang hal-hal penting yang insyaAllah akan menjadi sumber penguat jiwa pengkokoh iman dan juga sumber ilmu yang paling utama yang seharusnya kita tahu adalah,

Bahwa musibah wabah ini jika kita mampu memanage hati maka akan menjadi sumber kebaikan yang banyak selain kebaikan-kebaikan yang merupakan kunci-kunci di atas. Yakni diantara hikmah dari setiap musibah adalah:

🔹Pertama:
Bahwa SETIAP MUSIBAH BAGI ORANG YANG BERIMAN ADALAH akan penguat karakter keimanannya.

Perhatikan firman Allah ﷻ yang artinya sebagai berikut:

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155).

Ayat diatas merupakan pemberitahuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita bahwa Dia benar-benar akan menguji kita dengan perkara-perkara yang berat untuk menunjukkan siapa yang jiwanya kuat dan tetap dalam keataan kepada-Nya dan siapa saja yang imannya luntur dan enggan untuk tetap menjaga kesholihannya (ingkar pada takdir dan tidak taat lagi).

🔹Kedua:
Setiap Musibah BAGI ORANG BERIMAN bisa menjadi Menghapus dosa dan mengangkat derajatnya.

"Ujian senantiasa menimpa orang beriman pada diri, anak, dan hartanya hingga ia bertemu Allah dengan tidak membawa satu dosa pun atasnya." (HR. At-Tirmidzi)

"Tidak ada satu pun musibah yang menimpa seorang Muslim berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya.” (HR. Muslim)

"Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

🔹Ketiga:
SETIAP MUSIBAH YANG MENIMPA ORANG BERIMAN ADALAH Tanda Cinta Allah ﷻ pada dirinya.

Perhatikan hadist-hadist berikut ini:

"Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barang siapa yang rida maka baginya keridaan Allah, namun barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah." (HR. Tirmizi).

"Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang rida, maka ia yang akan meraih rida Allah. Barangsiapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah)

Perhatikan baik-baik ukhtifillah sayang,
Apabila Allah ﷻ mencintai seorang yang beriman, maka sangat mungkin Allah ﷻ menujukkan rasa kasih sayang-Nya melalui sebuah ujian dan musibah.

Akan tetapi dengan musibah tersebut Allah ﷻ menjadikannya (musibah itu) sebagai pengganti siksa di akhirat yang kadarnya akan jauh lebih pedih.

Maka adakah di antara kita yang mampu menanggung siksa akhirat yang amat dahsyat? Na’udzubillahi mindzalik.

Rasulullah ﷺ bersabda;

"Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi).

Alhamdulillah akhirnya kita sudah sampai pada penghujung pokok bahasan dari teman malam ini.

Semoga paparan diatas mampu menjadi sedikit pencerah jiwa kita dan menjadikan Allah ﷻ ridho dengan apa yang sedang kita bicarakan saat ini.

Allah ﷻ ampuni segala kekurangan dan khilaf kita dan menjadikan setiap takdir yang Dia timpakan sebagai sebab-sebab yang membuat Allah ﷻ akan semakin mencintai kita.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Baik,
Silahkan dikoreksi ya
Jazakillah khoiron atas koreksinya ukhti...
Baarokallahu fiik

Baik moderator...
Alhamdulillah dari saya sudah cukup ya saya kira. Waktu sudah 1 jam-an.
Silahkan dilanjutkan ke sesi tanya jawab.

والله أعلم…
وبالله التوفيق
وصلى الله على نبينا محمد
 وآله وصحبه وسلم

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Dias ~ Bandung
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Ustadzah,

Menghadapi pandemi seperti makan buah simalakama maju kena mundur kena, kita mau saja stay at home always but life must be go on, oke bagi mereka yang tabungannya, deposito siap ambil dan dicairkan no problem bagaimana dengan kami, saudara-saudara yang lain kalau untuk beberapa bulan oke masih bisalah dapur ngebul tapi kalau sampai beberapa bulan dan sampai kapan wabah berhenti, belum bisa dipridiksi, bagi kami strategi tawakal illallah jurusnya, Allah ﷻ yang menurunkan musibah atau ujian Allah ﷻ pula yang akan memberikan jalan keluar. Sabar dan tabah menjalankan setiap ujian Allah ﷻ.

Pertanyaan, bagaimana bisa menata hati agar bisa menjalankan kesabaran yang tanpa batas?

Jazakillah khair, Ustadzah.

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

انا لله وانا اليه راجعون

Pegang pintu kebaikan dengan kalimat ini.
Kemudian kuatkan kesabaran dengan dasar iman yang ada dihati kita.
Tentu ini mudah diucapkan tetapi sungguh berat untuk dijalankan.

سُبْحَانَ اللَّهِ

Ukhti, yang semoga Allah ﷻ berikan kelapangan segala urusannya dalam menghadapi kondisi pandemi ini.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Seberat apapun apa yang kita hadapi maka iman kitalah yang akan menyangga jiwa kita.

Seberapa yakin kita kepada pertolongan Allah ﷻ atas segala kesulitan yang kita hadapi maka sebesar dan sedekat itu pula pertolongan yang akan kita raih.

Ukhti sayang...
Betapa sering kita mendengarkan kisah-kisah teladah dari orang-orang terdahulu yang telah membuktikan setiap ketawakalannya pasti dijawab oleh Allah ﷻ dengan pertolongan yang besar dan pertolongan yang dekat.

Ingat...
Merasa beruntunglah anti jika apa saja dari kesulitan yang kita hadapi tetapi Allah Ar Rahmaan Ar Rahiim masih bermurah kepada kita hingga iman kita tidak dicabut-Nya?

Bukankan kita yakin bahwa dengan keimanan kita inilah kita akan menghadap-Nya.
Dengan iman dan rasa cinta inilah kita akan memandang wajah-Nya.

Maka bandingkan jika saja kita dibebasakan dari segala musibah dunia ini lalu diberi musibah agama hingga iman kita tergadaikan oleh dunia.
Na’udzubillahi mindzalik.

Dengan apa kita akan membawa sesuatu yang membuat Allah ﷻ yang Robb yang sangat kita cintai ridho pada diri kita nanti.

Bukankah kita tahu kelak hanya ada 2 kampung saja tempat kembali?
Hanya ada surga dan neraka, Ukhti.
Maka sabarlah, sabarlah dengan imanmu dan kesebaran jiwamu karena Allah ﷻ.

Nikmati segala derita ujian dunia ini jika inilah yang Allah ﷻ kehendaki atas diri kita hingga Dia melihat kita tetap ridho atas kehendak-Nya dan kita tetap sabar karena mengharap janji-Nya yakni surga.

Dunia ini tidak lama...
Berapa banyak manusia yang ada disekeliling kita yang tadinya hidup bersanding dengan kita tetapi saat ini sudah berada di alam baqa’ dan kitapun bisa jadi tidak lama lagi akan menjadi seorang yang akan disebut sebagai almarhumah juga, kita hanya menunggu waktu yang tidak lama sayang.

Bersabarlah dengan imanmu. Jangan tergiur dengan nikmat dunia yang sesaat dan lalai pada janji-janji nikmat Allah ﷻ yang kekal.

Jangan lihat ke atas, sayang. Biarlah mereka yang diberi Allah ﷻ kelapangan rizki bergumul dengan hartanya, doakan mereka agar hartanya berkah dan menjadikan dirinya semakin taat kepada Allah ﷻ.

Demikian diri kita yang mungkin Allah ﷻ beri jatah harta dunia yang tidak banyak tetapi kita diberi kekayaan hati.

Sesungguhnya kekayaan sejati itu bukan terletak pada banyaknya harta tetapi pada jiwa yang banyak mengingat Allah ﷻ dalam lapang dia Bersyukur dan dalam sempit pun dia juga tetap bersyukur dan memuji-Nya.

Teruslah berikhtiar semampu kita, dan serahkan hasilnya kepada Allah ﷻ Robb yang memiliki segala kerajaan dan pemilik segala harta dan Dia pula yang Maha Menentukan berapa besar harta yang akan dibagikan kepada setiap hamba-Nya.

Harta adalah ujian. Sebagaimana musibah juga ujian maka tetaplah memperbanyak istighfar, sholawat dan dzikir-dzikir serta doa-doa yang kiranya bisa mengetuk hati Alloh ﷻ dan terus kian melimpahkan kebaikan-kebaikan yang utama kepada kita. Bukan kebaikan dunia yang justru akan menjerumuskan kita.

Ingatlah ukhti...
Jika setiap jiwa pasti Allah ﷻ telah jamin rizkinya.

Ingat pula jika pada pendahulu kita para sahabat dan bahkan kehidupan Nabi ﷺ bersama keluarga beliau ﷺ juga bukan dalam keadaan berlimpah harta.
Mereka bahkan hidup sangat sederhana dan kekurangan.

Tetapi imannya kepada kehidupan akhirat yang jauh lebih utama dari dunia serta harapan bisa melihat wajah Allah ﷻ lah yang membuat mereka kuat menghadapi segala bentuk kesempitan hidup yang dijalani.

Jangan tinggalkan dzikir dan doa setiap saat. Tambahkan porsi waktu untuk membaca Al Qur’an. InsyaAllah semua itu akan menjadi sebab-sebab pertolongan.

 ‎والله أعلم بالصواب

0️⃣2️⃣ Yulianti ~ Bogor
Assalamu'alaikum Bunda,

Apakah menurut Bunda ini berlebihan, takut dengan wabah ini sampai yang tadinya rencana mau masukan anaknya ke sekolah karena ada wabah ini jadi dibatalkan padahal sudah daftar?

🌸Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Bismillah...

Sifatnya kondisional ya say...
Kalau kita amati kondisi lingkungan daerah kita memang masih belum tampak aman sekali ya insyaAllah arahnya bukan sebagai suatu ketakutan tetapi waspada sebagai bagian dari ikhtiar untuk menghindari mudhorot yang lebih besar.

Hanya saja jika anak tetap di rumah usahakan tetap beri hak mereka untuk bisa belajar. Jadi orang tua harus lebih aktif mencari informasi pelajaran yang diajarkan disekolah anak sehingga anak tidak kehilangan haknya untuk bisa menuntut ilmu.

Jadi sekali lagi ingat bahwa setiap perbuatan itu akan dibalas tergantung dari niatnya. Karena itu niatkan keputusan yang diambil ini atas dasar ikhtiar menghindari mudhorot yang lebih besar.
Dan jangan lupa untuk terus meminta perlindungan kepada Allah ﷻ.

Perbanyak sedekah, sebagai upaya untuk menghindari bala’ (bahaya apapun yang mengancam kita dan keluarga kita).

Semoga kita semua diberikan keselamatan dalam urusan akhirat dan dunia kita. Aamiinnn yaa Robbanaaa ... 

 ‎والله أعلم بالصواب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Jadikan setiap musibah sebagai sumber kebaikan bagi diri kita.
Pintu kebaikan saat tertimpa musibah adalah dengan mengembalikannya kepada Alloh ﷻ dan bersabar atas kehendak takdir-Nya.

Jaga jiwa agar tetap bertakwa kepada-Nya.
Tekunlah menuntut ilmu agama agar Iman semakin kokoh dan terbangun keikhlasan dan ketabahan.

Semoga dengannya Alloh ﷻ teguhkan kita di atas jalan-jalan yang diridhoi-Nya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar