Selasa, 25 Agustus 2020

HATIMU FUTUR ATAU SUDAH MATI



OLeH  : Teh Rina M.

         💘M a T e R i💘

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

🌸HATIMU, HANYA FUTUR ATAU SUDAH MATI?


Futur dikatakan penyakit karena membuat kondisi manusia menjadi kendor keimanannya. Futur dan malas biasanya banyak menjangkiti orang yang menuntut ilmu, ahli ibadah, aktivis dakwah dan juga orang-orang yang berusaha menapaki jalan kebenaran.

Dan juga sifat manusia yang selalu berubah-ubah, kadang semangat kadang turun, kadang rajin kadang malas, kadang suka kadang benci, kadang sukses kadang jatuh. Begitulah proses kehidupan, yang ternyata juga berpengaruh pada kekuatan dan kelemahan iman kita.

Ada kalanya iman kita naik, dan ada kalanya iman kita turun. Semua itu tergantung pada seberapa kuat kita istiqomah dalam menjaga kekuatan iman.

Iman itu bisa bertambah dan berkurang, bahkan bisa sempurna.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ

“Supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath: 4)

Dalil ini menunjukkan bahwa iman itu bisa bertambah.

Dikatakan dalam hadits:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَابًا فَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَأَرْفَعُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ »

Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah dari iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan. Yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaha illallah.” (HR. Muslim, no. 35 dan Tirmidzi, no. 2614)

Karena dinyatakan dalam hadits bahwa iman itu ada yang rendah dan ada yang tinggi menunjukkan bahwa iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang.

Sudah seharusnyalah seorang muslim menjaga dengan baik keimanannya dikala sedang menurun atau berkurang, agar tidak terjerumus pada keimanan yang mati.

◼️Apa Saja Tanda-tanda Iman Kita Sedang Melemah Atau Futur?

1. Kembali terjatuh pada maksiat.

2. Berbuat maksiat yang baru.

3. Meremehkan shalat lima waktu dan malas-malasan ibadah.

4. Sedikit berdzikir dan berdoa pada Alloh ﷻ.

5. Tidak terpengaruh ketika ayat al-Quran dibacakan.

6. Tidak mengingat mati dan tidak terpengaruh dengan kematian.

Setelah kita tahu tentang tanda-tanda futur, maka kita harus mengetahui bagaimana cara meningkatkan atau membangkitkan iman kita.

◼️Apa Yang Dilakukan Jika Sedang Futur?

√ 1. Berdoa Sepenuh Hati Dan Sebanyak-banyaknya

Salah satu doa: Allahummahdinii wassaddidnii : ya Allah berikanlah aku hidayah dan keteguhan.

Yaa muqallibal quluub tsabbit qalbi 'alaa diinika' : Ya Allah yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkan lah hatiku dalam agama-Mu.

Allahumma ainni 'alaa dzikrika, wa syukrika wa husni ibadatika : Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu.

√ 2. Perkuat Ilmu Tauhid

Terus berusaha mencari ilmu tauhid dan memperkuat pemahaman tauhid.

√ 3. Saat Futur Satu Amalan, Maka Ganti Amalan Lain

Misal saat futur tahajud, lakukan dhuha. Saat futur tilawah Quran, lakukan murotal. Saat futur shaum sunnah, lakukan shadaqah. Saat futur datang kajian ke masjid, dengarkan kajian online dan lain sebagainya.

Saat kondisi futur atau lemah iman selemah-lemahnya, jangan pernah meninggalkan amalan sunnah. Cari atau gantilah amalan-amalan sunnah lainnya agar setiap hari kondisi kita tetap bisa terjaga.

√ 4. Perkuat Istiqomah

Istiqomah adalah tetap bertahan dan berjalan meski saling berhadapan dengan godaan. Perkuat istiqomah atau hal-hal rutin kita dengan terus memaksakan diri beribadah sekalipun dalam kondisi amat malas, seret diri sendiri untuk tetap fokus memperkuat istiqomah kita.

√ 5. Ganti Suasana Atau Lingkungan Pertemanan

Teman yang baik dan teman yang buruk bisa mempengaruhi kondisi kita, baik kondisi fisik, maupun kondisi mental dan pemikiran kita.

Banyak orang terjerumus pada kemaksiatan akibat teman yang salah, dan banyak orang yang mendapat hidayah dan banyak kebaikan disebabkan teman yang shaleh.

 √ 6. Kembali Luruskan Niat

Apapun yang kita lakukan semata-mata mengharap ridlo Alloh ﷻ. Jika belum bisa meluruskan niat, minimal fokus pada ganjaran atau pahala yang didapat.

√ 7. Terus Mengingat Mati

Ingat terus bahwa kita akan mati, dan ketika kita melakukan amal, tekadkan dalam hati bahwa inilah amal kita terakhir, bahwa setelah ini kita akan mati. Contoh saat mau shalat, sebelum takbiratul ihram, tekadkan dalam hati bahwa ini shalat terakhir saya, setelah salam maka saya akan mati.

◼️Lalu bagaimana jika kondisi futur sudah berlebihan? Bahkan hampir menuju kondisi hati yang mati? Apa tanda hati yang mati?

Hati Yang Mati, hati yang kosong dari kehidupan. Ia tidak mengetahui Rabb-Nya, apalagi beribadah kepada-Nya. Ia selalu menuruti keinginan nafsu dan kesenangan dirinya, meskipun akibatnya ia akan dimurkai dan dibenci Allâh Azza wa Jalla. Ia tidak peduli dengan apapun, yang penting bagi dia adalah keinginan dan syahwatnya terpenuhi. Ia menghambakan diri kepada selain Alloh ﷻ, dalam cinta, takut, berharap, ridha dan benci, pengagungan dan kehinaan. Jika ia mencintai, ia mencintai karena hawa nafsunya. Jika ia membenci, ia membenci karena nafsu. Jika ia memberi, ia memberi karena nafsu. Ia lebih mencintai dan mengutamakan hawa nafsunya daripada keridhaan Rabb-Nya.

Hawa nafsu menjadi pemimpinnya, syahwat komandannya, kebodohan adalah sopirnya, kelalaian adalah kendaraannya. Ia terbuai dengan pikiran untuk mendapatkan tujuan-tujuan duniawi, mabuk oleh hawa nafsu dan kesenangan semu. Ia tidak mempedulikan orang yang memberi nasihat, ia terus mengikuti setiap langkah dan keinginan setan.

Dunia terkadang membuatnya benci dan terkadang membuatnya senang. Hawa nafsu membuatnya tuli dan buta. Maka jika membaur dengan orang yang memiliki hati semacam ini atau bergaul dengannya adalah racun dan menemaninya adalah kehancuran.

◼️Lalu seperti apa tanda Hati Yang Hidup Atau Sehat? Agar kita bisa menghindari hati yang mati?

1. Mudah menerima kebenaran.

2. Cinta terhadap kebenaran dan berlapang dada terhadap Islam.

3. Cinta pada hal-hal yang menambah kekuatan iman.

4. Memilki keyakinan yang kokoh dan tidak diguncangkan keraguan.

5. Merasakan nikmatnya shalat dan membaca al Qur'an.

6. Sangat menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya.

7. Tidak menjadikan dunia sebagai tujuan akhir dalam hidup.

Sahabat, coba di cek dan diteliti dengan benar , introspeksi diri, saat ini kita sedang berada di posisi hati yang mana? Hati yang sedang futur? hati yang mati? Atau hati yang sudah sehat kembali? #Wallahu A'lam

Semoga Alloh ﷻ selalu meneguhkan hati dan pikiran kita tetap pada keimanan dan ketaqwaan, aamiin.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

(Teh Rina, dari berbagai sumber)

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ Nick ~ Cilegon
Mau bertanya tapi agak sedikit keluar jalur tapi sepertinya masih ada hubungannya dengan iman.

Jadi tante saya punya kontrakan di jadiin mess oleh satu PT. Nah, yang ngontrak fiks nih misal 2 juta per bulan tapi si yang ngontrak ini klaim ke kantornya 3 juta awalnya tidak tahu terus tahu. Nah tante tidak terima dong kok begitu terus yang ngontrak bilangnya buat bagi-bagi ke teman-teman yang lain.  Nah, itu uang seperti begitu itu haram tidak ya atau bagaimana tante saya kepikiran terus.

🔷Jawab:
Yang dosa yang ngontrak.
Tapi kalau tantenya buat nota 3 juta, terimanya 2 juta, ya ikutan dosa. Namun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jangan mau seperti itu. Karena sudah tahu, jadinya ikut kerjasama kalau diam. Kecuali belum tahu, tidak apa-apa. Jadi uang yang sebelumnya halal, nah kalau sudah tahu terus notanya jadi 3 juta, ya ikutan dosa.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ iiN ~ Boyolali
Assalamu'alaikum ustadzah,

Bilamana ibadahnya hanya itu-itu saja belum ada peningkatan, apakah juga bisa dibilang futur?

🔷Jawab:
Waalaikumsalam,

Tergantung, seberapa besar usaha kita dalam ibadah itu. Kalau misal memang kemampuan kita hanya ibadah itu-itu saja tapi rutin istiqomah tiap hari, kan Alloh ﷻ mencintai ibadah yang rutin walaupun sedikit.

Tapi apakah kita tidak ingin dapat bonus lebih dari Alloh ﷻ? Apa kita tidak ingin dibilang umat yang lebih mencintai Rasulullah ﷺ?

Untuk hal duniawi saja, kita ingin ada peningkatan, apalagi kalau untuk akhirat.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Neni ~ Yogja
Ustadzah, sayA nyambung yang masalah kost.

Inikan lagi pandemi covid, untuk anak kost kebanyakan dipulangkan dan kost nya kosong dalam waktu yang belum tentu, tapi bayar tetap jalan.
Apakah yang punya kost termasuk menganiaya yang kost tidak ya?
Sebaiknya bagaimana ya untuk yang punya kost?

Matursuwun

🔷Jawab:
Tergantung kesepatan antara keduanya. Mungkin bisa dikasih diskon, karena tempatnya tidak dipakai, kan jadi biaya listrik dan air pun berkurang. Tapi kan ada biaya-biaya lain, abonemen, pemeliharaan, keamanan dan lain-lain.

Jadi coba didiskusikan bersama mba, semoga sih bisa ada keringanan sedikit untuk yang ngekost, tanpa mengesampingkan kebutuhan yang punya kost.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Safitri ~ Banten
Ustadzah, jika ada orang yang pernah melakukan kesalahan, terus dia ingin berubah alhamdulillah dia berubah dan dia juga mencuci kaki orang ibu dan setelah itu dia kembali lagi melakukan dosa-dosanya. Jika seperti ini faktor apa yang menyebabkan dia bisa kembali menjadi buruk lagi dan apa kabar dengan hatinya?

🔷Jawab:
Tidak mudah untuk hijrah, sangat butuh perjuangan, apalagi kalau hijrah kita dilakukan seorang diri dan tidak berada pada lingkungan yang mendukung.

Maka ketika hati kita sudah Alloh ﷻ beri petunjuk untuk hijrah, kuatkan tekad kita, perbanyak ilmu tauhid dan ilmu hijrah kita, hindari pergaulan-pergaulan yang sia-sia dan pertemanan yang kurang mendukung.

Perbanyak istighfar shalawat tilawah dzikir dan maksimalkan dalam doa, baca-baca doa tentang keteguhan hati, seperti contoh-contoh pada materi.

Semoga Alloh ﷻ kuatkan kita dalam hijrahnya.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Ervita ~ Babel
Assalamualaikum ustadzah,

Saya baru tahu tentang futur, ternyata yang saya alami seperti futur kadang rajin melakukan sholat kadang tidak sama sekali padahal niat untuk sholat ada tapi badan berat untuk melakukannya, bagaimana cara saya untuk menghilangkan rasa ini ustazah?

🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah,

Itulah manusia, ada kalanya iman kita sedang lemah, ada kalanya iman kita sedang tinggi. Nah ketika sedang tinggi, gunakan semaksimalnya kemampuan kita, misal begitu adzan langsung menghentikan semua kegiatan, lalu ke air ambil wudlu dan shalat, apalagi pas kita lagi dirumah.

Kalau dibiasakan seperti itu, dan dimaksimalkan saat iman sedang tinggi, maka saat futur pun, kita tidak akan terlalu bablas atau lalai, karena tubuh dan pikiran kita sudah terbiasa melakukan hal itu.

Seperti sekolah atau kerja, kita malas sekalipun, tetap kan harus pergi, walaupun diseret-seret saking malasnya, toh kita tetap pergi.

Pepatah ayah saya "lakukan saat malas, luangkan saat sempit", jadi ketika malas saja kita harus gerak, apalagi pas rajin, ketika sempit saja kita harus meluangkan, apalagi pas luang.

Dan yang utama adalah terus berdzikir dan berdoa pada Alloh ﷻ, baca doa-doa keteguhan, doa dijauhkan rasa malas, doa dikuatkan dalam ibadah.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Fani ~ Padang
Teh, Jika seseorang itu sudah paham akan hukum suatu perbuatan, tapi dia masih melakukannya.

Misal terhadap Riba, kita sudah tahu hukum Riba itu Haram, tapi kita masih melakukannya.

Apakah hal itu termasuk kepada Futur atau hati yang sudah mati, teh? Karena kita sudah mengabaikan hukum Alloh ﷻ!

Naudzubillah...

🔷Jawab:
Manusia memang lemah, tempatnya berbuat salah, makanya Alloh ﷻ dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk terus beristighfar dan shalawat, juga beramal shaleh agar dosa-dosa yang masih kita lakukan, diampuni oleh Alloh ﷻ.

Kewajiban kita adalah berusaha menghindari perbuatan-perbuatan dosa semaksimal mungkin, jikalau memang saat kita futur lalu kita kembali berbuat dosa, istighfar, dzikir, shalawat, perbanyak ibadah-ibadah, dan terus berusaha untuk memperbaiki diri.

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Jangan pernah menyerah untuk terus memperbaiki diri karena Alloh ﷻ.

Terus berdoa, berusaha maksimal dan tawakkal.

Perbanyak ilmu dan perkuat pertemanan yang membawa pada kebaikan iman kita.

Semoga Alloh ﷻ melindungi dan meneguhkan hati kita tetap kembali pada Alloh ﷻ.

Wallahu a'lam bish shawab, maa qadarullah khair.

Jazakillah khairan katsiran.

Wassalaamu'alaikum warahmatullah wabarakaaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar