Selasa, 25 Agustus 2020

KETAATAN ISTRI PADA SUAMI




OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

  💎M a T e R i💎

🌷 KETAATAN ISTRI PADA SUAMI


Saudari-saudari ku...
Sebuah PERNIKAHAN merupakan pintu gerbang bagi wanita juga LADANG AMAL DAN IBADAH bagi laki-laki MERAIH SURGA.

Surga bisa mereka raih jika keduanya melaksanakan apa-apa yang menjadi kewajiban, tugas dan tanggung jawabnya.

Dalam bingkai rumah tangga, pasangan suami dan istri masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Suami sebagai pemimpin, berkewajiban menjaga istri dan anak-anaknya baik dalam urusan agama atau dunianya, menafkahi mereka dengan memenuhi kebutuhan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggalnya.

Tanggung jawab suami yang tidak ringan diatas diimbangi dengan ketaatan seorang istri pada suaminya.

Kewajiban seorang istri dalam urusan suaminya setahap setelah kewajiban dalam urusan agamanya. Hak suami diatas hak siapapun setelah hak Allah ﷻ dan Rasul-Nya, termasuk hak kedua orang tua.
Mentaatinya dalam perkara yang baik menjadi tanggung jawab terpenting seorang istri.

Posisi suami dalam keluarga adalah pemimpin, dan agar keluarga itu berjalan dengan baik, maka pemimpin itu harus ditaati, selama tidak memerintahkan kepada perbuatan maksiat.

Fungsi pemimpin juga sebagai pelindung, maka, ketaatan seorang istri kepada yang melindungi itu harus dilakukan terutama dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Allah ﷻ berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya.” (QS. Al-Nisa : 34)

Posisi suami yang harus ditaati oleh seorang istri juga disampaikan oleh Rasul ﷺ pada kesempatan lain:

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

“Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.” (HR. Turmudzi : 1159)

Hanya saja sujud kepada selain Allah ﷻ itu dilarang.
Hadits ini sungguh menunjukkan betapa pentingnya seorang istri itu patuh dan taat kepada suaminya dalam membangun keluarga yang bahagia.

Dengan catatan bukan perintah kepada kemaksiatan. Secara psikologi memang suami itu tidak bisa disuruh, hanya bisa dimintai tolong, karena ia merasa lebih kuat dari istri.

Menjadi seorang istri yang sukses dunia akhirat itu mudah, tidak banyak amal yang harus dilaluinya, hanya ada 4 hal;

(1) Salat lima waktu,
(2) Puasa ramadhan,
(3) Menjaga kehormatannya,
(4) Taat kepada suaminya.

Rasul ﷺ bersabda:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ

“Apabila seorang istri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya”. (HR. Ibnu Hibban: 1296)

Suami adalah surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhoan suami menjadi keridhoan Allah ﷻ. Istri yang tidak diridhoi suaminya karena tidak taat dikatakan sebagai wanita yang durhaka dan kufur nikmat.

Suatu hari Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah ﷺ pun menjawab bahwa diantaranya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya. (HR. Bukhari Muslim).

🌸🌷🌸
Sahabat-sahabatku...

Salah satu karakter istri salihah adalah mentaati suami. Satu sisi ini adalah sebuah tuntutan sikap bagi para istri terhadap suami.

Namun tentu saja harus ada peran suami yang sangat penting, agar istri selalu bisa taat kepada dirinya. Karena ketaatan terhadap suami bukanlah bersifat mutlak, namun bersifat 'bersyarat'.

Ketaatan mutlak itu hanya kepada perintah Allah ﷻ dan Nabi, sedangkan terhadap manusia selalu ada syarat yang menyertainya. Termasuk ketaatan terhadap suami.

Hak suami berada diatas hak siapapun manusia termasuk hak kedua orang tua. Hak suami bahkan harus didahulukan oleh seorang istri daripada ibadah-ibadah yang bersifat sunnah.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak boleh bagi seorang perempuan berpuasa sementara suaminya ada di rumah kecuali dengan izinnya. Dan tidak boleh baginya meminta izin di rumahnya kecuali dengan izinnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Diantara kewajiban seorang istri atas suaminya juga adalah, hendaknya seorang istri benar-benar menjaga amanah suami di rumahnya, baik harta suami dan rahasia-rahasianya, begitu juga bersungguhnya-sungguh mengurus urusan-urusan rumah.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Dan wanita adalah penanggungjawab di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban.” (HR. Bukhari Muslim)

Syaikhul Islam berkata, “Firman Allah, “Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An Nisa: 34)

Ayat ini menunjukkan wajibnya seorang istri taat pada suami dalam hal berbakti kepadanya, ketika bepergian bersamanya dan lain-lain. Sebagaimana juga hal ini diterangkan dalam sunnah Rasulullah ﷺ. (Lihat Majmu Al Fatawa 32/260-261 via Tanbihat, hal. 94, DR Shaleh Al Fauzan).

Berkhidmat kepada suami dengan melayaninya dalam segala kebutuhan-kebutuhannya adalah diantara tugas seorang istri. Bukan sebaliknya, istri yang malah dilayani oleh suami. Hal ini didukung oleh firman Alloh ﷻ, “Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita.” (QS. An Nisa: 34)

Ibnul Qayyim berdalil dengan ayat diatas, jika suami menjadi pelayan bagi istrinya, dalam memasak, mencuci, mengurus rumah dan lain-lain, maka itu termasuk perbuatan munkar.
Karena berarti dengan demikian sang suami tidak lagi menjadi pemimpin. Justru karena tugas-tugas istri dalam melayani suami lah, Alloh ﷻ pun mewajibkan para suami untuk menafkahi istri dengan memberinya makan, pakaian dan tempat tinggal. (Lihat Zaad Al-Ma’aad 5/188-199 via Tanbihat, hal. 95, DR Shaleh Al Fauzan).

Bukan juga sebaliknya, istri yang malah menafkahi suami dengan bekerja di luar rumah untuk kebutuhan rumah tangga.

🌸🌷🌸
Di antara keutamaan istri yang taat pada suami adalah akan dijamin masuk surga. Ini menunjukkan kewajiban besar istri pada suami adalah mentaati perintahnya.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Yang dimaksudkan dengan hadits di atas adalah jika seorang wanita beriman itu meninggal dunia lantas ia benar-benar memperhatikan kewajiban terhadap suaminya sampai suami tersebut ridha dengannya, maka ia dijamin masuk surga. Bisa juga makna hadits tersebut adalah adanya pengampunan dosa atau Allah ﷻ meridhainya. (Lihat Nuzhatul Muttaqin karya Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, hal. 149).

Dengan ketaatan seorang istri, maka akan langgeng dan terus harmonis hubungan kedua pasangan. Hal ini akan sangat membantu untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Islam pun memuji istri yang taat pada suaminya. Bahkan istri yang taat suami itulah yang dianggap wanita terbaik.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Sebagian istri saat ini melupakan keutamaan taat pada suami.
Sampai-sampai menganggap ia harus lebih daripada suami sehingga dialah yang mesti ditaati karena karirnya lebih tinggi dan titelnya lebih mentereng.
Suami adalah surga atau neraka bagi seorang istri.

Keridhoan suami menjadi keridhoan Allah ﷻ. Istri yang tidak diridhoi suaminya karena tidak taat dikatakan sebagai wanita yang durhaka dan kufur nikmat.

Suatu hari Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah ﷺ pun menjawab bahwa diantarantanya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya. (HR. Bukhari Muslim).

Semua ketentuan yang telah Allah ﷻ tetapkan di atas sama sekali bukan bertujuan membatasi ruang gerak para wanita, merendahkan harkat dan martabatnya, sebagaimana yang didengungkan oleh orang-orang kafir tentang ajaran Islam.

Semua itu adalah syariat Allah ﷻ yang sarat dengan hikmah. Dan hikmah dari melaksanakan dengan tulus semua ketetapan Allah ﷻ di atas adalah berlangsungnya bahtera rumah tangga yang harmonis dan penuh dengan kenyamanan.

Ketaatan pada suami pun dibatasi dalam perkara yang baik saja dan sesuai dengan kemampuan. Mudah-mudahan Allah ﷻ mengaruniakan kepada kita semua keluarga yang barakah.

Demikian bahasan kita malam ini. Bentuk-bentuk keta'atannya , in syaa Allah akan kita bahas pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Ibu, katanya kita wajib taat yaa ke suami sekalipun dia ahli maksiat (pernah baca kajian seorang Ustadz).
Ini bagaimana, Ibu, penjelasannya?

Jazakillah khoir, Ibu.

🌸Jawab:
Keta'atan kita tidak ada hubungannya dengan ahli maksiat atau sholehnya seorang suami. Selama dia tidak menyuruh dan mengajak untuk kearah keburukan, ke kemaksiatan, ke kesyirikan kepada Allah ﷻ dan lain-lain. 

Selama dia menjadi suami maka kita wajib taat dalam artian melakukan kewajiban kita sebagai istrinya. 

Jika memang kita tidak ridho atas kemaksiatannya, sementara kita sudah berusaha agar dia berubah dengan usaha yang maksimal, maka kita boleh meminta cerai, agar kita selamat dari pengaruh buruknya. Tapi selama dia masih bertitel suami maka kita wajib ta'at dalam artian, melakukan kewajiban sebagai istri. 

Wallahu a'lam.

0️⃣2️⃣ Eyang Jenni ~ Depok
Ibu sayang, kalau seperti aku usia senja gini suka minta tolong sama suami dengan urusan rumah bagaimana itu, Ibu?

Contohnya seperti minta tolong ambilkan sesuatu dari lantai atas karena sudah tidak bisa lagi aku naik turun tangga, minta tolong bawakan makanan yang sudah matang ke meja karena susah membawanya yang kecil-kecil seperti itu, kan tidak ada asisten yang menginap sementara cuma berdua saja di rumah, suami mau untuk menolongnya.

Terimakasih, Ibu sayang.

🌸Jawab:
Eyang sayaang...
Selama apa yang dilakukan atas dasar ridho, tidak ada masalah, Eyang, apalagi salah satunya ada kendala. 
Semoga hal itu menjadi amal ibadah bagi beliau. Aamiin.

Wallahu a'lam.

0️⃣3️⃣ iNdika ~ Semarang
1. Apa yang harus dilakukan seorang istri jika suami mengijinkan atau memperbolehkan orang tua suami terlalu masuk kedalam rumah tangga bahkan terlalu ikut campur?

2. Apakah seorang istri harus tetap bekerja jika suami tidak mengijinkan bekerja, tetapi juga tidak mengasih nafkah? Istri sudah bekerja jauh sebelum menikah.

🌸Jawab:
1. Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Karena bisa menjadi pertengkaran suami istri. Pada sebagian kejadian malah suami jadi kurang bertanggung jawab terhadap keluarganya sendiri.

Maka bicarakanlah hal ini, diskusikan positif dan negatif jika orang tua ikut campur dalam pengurusan keluarganya.

2. Jika tidak diberi nafkah terus kebutuhan istri darimana? 

Pekerjaan terbaik bagi seorang wanita muslimah adalah di rumah. Meski dia bekerja jauh sebelum menikah, jika semua sudah dicukupi suami dan suami melarang maka berhentilah,  bahkan jika tidak disuruhpun, karir terbaik istri adalah mendidik anak-anaknya di rumah. 
Istri boleh menuntut nafkah untuknya. Suami wajib memenuhi nafkah tersebut.

Wallahu a'lam.

0️⃣4️⃣ Tina ~ Singapura
Assalamualaikum, Ustadzah, 

Ketika hati sedang dilanda marah atau gundah karena suatu masalah dengan suami, sering kali kita berkata-kata yang bisa menyakiti hati suami, bagaimana cara untuk mencegah hal seperti ini berulang-ulang lagi?

Jazakillah sebelumnya, Ustadzah.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Pertama-tama segeralah minta maaf ke suami atas kesalahan yang telah dilakukan. 
Agar bisa mencegah untuk tidak saling menyakiti, membiasakan menahan diri dari bicara hal-hal yang tidak baik, kepada siapa saja, baik suami, orang lain, anak-anak, siapapun itu. 

Jika sedang marah segera berwudhu dan sholat, jika sedang gundah, maka beristighfarlah agar hati menjadi tenang. Perbanyak dzikir agar hati disibukkan dengan hal yang baik. 

Dan komunikasikan dengan suami hal-hal yang membuat kita gundah dan marah,  biasanya jika sudah dikomunikasikan hati lebih tenang. 

Wallahu a'lam.

0️⃣5️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru
Assalamualaikum,

Apakah merajuk ke suami adalah bentuk durhaka? Saya termasuk agak suka merajuk kalau agak tersinggung dalam suatu masalah dengan suami.

Syukron.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam.

Merajuk, marah, kesal yang dibiarkan berlama-lama itu adalah bentuk kedurhakaan kepada suami.

Sifat-sifat manusiawi seperti: marah, kesal, kecewa adalah hal yang wajar, karena kita manusia, tidak akan bisa kita bersih dari hal seperti itu. Tapi kita harus mengendalikan diri agar tidak saling menyakiti, jangan marah membuat kita ingkar kepadanya, jangan kesal membuat kita lalai dalam kewajiban terhadapnya.

Sudahi secepatnya pertengkaran. Jangan dibiarkan berlama-lama, saling memaafkan akan semakin membuat rasa sayang dan cinta semakin besar setelah bertengkar. 

Hilangkan ego yang akan memerintahkan kita untuk marah berlama lama, jauhkan ego yang melarang kita untuk memulai meminta maaf. Sudahi pertengkaran dengan segera.

Wallahu a'lam.

0️⃣6️⃣ Yuli ~ Aceh
Bagaimana menyikapi suami yang tidak sholat, tidak berpuasa bulan Ramadhan sama sekali, perokok berat. Yang mana membuat hati istri mudah tersinggung dan capek menahan marah?

🌸Jawab:
Disinilah kita harus hati-hati bagi orang tua, khususnya ayah jangan nikahkan anak perempuan dengan lelaki yang tidak sholat. Karena jika dia memang tidak pernah sholat dari sebelum menikah maka nikahnya menurut pendapat ulama itu tidak sah. Bagi para wanita, hati-hati mencari lelaki, jangan sampai dibutakan oleh yang namanya cinta. Teliti dan berhati-hatilah mencari imam karena menikah bukan untuk sesaat. Jika sudah begini, akhirnya menjadi masalah. 

Pembeda antara orang beriman dan kafir adalah sholat, jika sholat saja tidak, apalagi yang akan menjadi pertahanan kita? 

Terus apa yang harus dilakukan menghadapi kondisi ini? Menasehati jika sanggup, mencontohkan bahwa orang Islam itu sholat. Mendakwahkan apa kewajiban kita sebagai muslim terhadap Allah ﷻ. Lakukan langkah-langkah terbaik agar suami bertaubat dan menjadi muslim yang taat. Jangan lupa berdoa kepada Allah ﷻ agar Allah ﷻ berikan hidayah. Perbanyak istighfar,  perbanyak mengucap Laa haula wala quwwata illaa billah agar hati menjadi lebih sabar. 

Mbak bisa searching hukum suami atau istri tidak sholat, karena penjelasan hukumnya agak panjang. 

Wallahu a'lam.

0️⃣7️⃣ Yuli ~ Jombang
Assalamu'alaikum, Ibu...

Ridha suami sebagai jalan ridha Allah ﷻ...
Bagaimana jika kondisinya suami tempramen dan merasa selalu benar?  Sehingga apapun yang dilakukan istri selalu kurang dan kesalahan kecil saja langsung memaki-maki istri, sementara istri hanya diam dan menangis, sesekali membantah kalau sudah keterlaluan. hal ini berlangsung puluhan tahun, bahkan saat suami telah mengalami serangan stroke, dan banyak bergantung pada perawatan istrinya.

Apakah dalam kondisi tersebut, ridha Allah ﷻ tidak bagi sang istri?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam, Mbak Yuli...

Ini adalah salah satu ujian dari Allah ﷻ, Allah ﷻ kumpulkan dengan orang yang pemarah, langkah pertama adalah bersabar atas ujian ini. 

Saat terlanjur membantah dan membuat kecewa suami, maka minta maaflah. Apalagi menghadapi orang yang sakit, terlebih stroke, mereka agak sedikit emosional tapi suka nangis, mudah tersinggung jadi harus semakin sabar lagi. 

In syaa Allah, apapun kondisi yang kita hadapi, Allah ﷻ Maha Tahu tentang apa yang kita lakukan. Selalu ada jalan meraih ridho Allah selama kita ikhlas menjalani skenario-Nya. 

Wallahu a'lam.

0️⃣8️⃣ Hartatik ~ Wonogiri
Assalamu'alaikum, Bunda...

Saya termasuk orang yang banyak kerjaan sehingga sering terbengkalai dan itu dikerjakan oleh suami. Tapi saya tidak tahu kalau dikerjain apakah itu termasuk durhaka?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Jika dia melakukan dengan ikhlas, bukan karna atas perintah dan juga bukan karena atas dasar kekecewaannya atas kelalaian istri, in syaa Allah bukan sebuah kedurhakaan. Tapi tolong menolong di dalam rumah tangga.
Mintalah keikhlasan kepada suami atas apa yang telah dia kerjakan. 

Wallahu a'lam.

0️⃣9️⃣ Cita ~ Rembang
Assalamualaikum,

Manakah yang harus diprioritaskan suami, baktinya kepada ibunya atau tanggung jawabnya kepada anak dan istri? Dan apabila suami lebih memprioritaskan baktinya, bagaimana sebaiknya istri menyikapinya, apakah bila istri protes termasuk durhaka kepada suami?

Syukron.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Ini kondisi tergantung, bakti yang seperti apa? Jika bakti disini berhubungan dengan materi, jika memang di keluarga inti sudah terpenuhi, maka bakti kepada orang tua wajib dilakukan, dan istri seharusnya mengingatkan kepada suami untuk baktinya. Tapi jika memang belum mencukupi, maka utama bagi suami untuk menghidupi keluarga inti terlebih dahulu.

Wallahu a'lam.

🔹Jazakillah khoir, Ustadzah atas jawabannya. Maaf, apakah ada dalil atau hadistnya yang menguatkan?

🌸Para ahli fiqih telah menegaskan hal ini, sebagaimana diutarakan oleh penyusun kitab Kasyful Kina’, dia berkata, seseorang yang tidak punya kelebihan dari nafkah untuk mencukupi semua yang wajib ditanggung oleh dirinya, maka yang pertama dia mulai adalah menafkahi dirinya sendiri.

Jika setelah itu ada kelebihan untuk orang lain, maka dia dahulukan istrinya. Karena nafkah untuk istri adalah kewajiban berdasarkan saling timbal balik atau al-mu’awadoh, yakni istri memberikan pelayanan kepada suaminya. Oleh karena itu, pelayanan dari istri ini wajib diimbali dengan nafkah. Dan nafkah yang wajib karena al-mu’awadoh lebih didahulukan dari nafkah yang diberikan karena menolong atau al-muwasah.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ, “Jika Allah Ta’ala memberikan kepada salah seorang di antara kalian kebaikan nikmat atau rezeki, maka hendaknya dia memulai dengan dirinya dahulu dan keluarganya,” (HR. Muslim).

Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Nafkah yang paling besar pahalanya adalah nafkah yang dikeluarkan oleh seseorang kepada keluarganya,” (HR. Muslim).

Jadi, seorang suami harus lebih mengutamakan istri dan anak-anaknya terlebih dahulu. Barulah, jika masih memiliki rezeki lebih, orang tua, terutama ibunya perlu diberi nafkah. Sebab, orang tua yang tidak mampu lagi bekerja, maka sudah menjadi tanggungjawab anaknya.

Wallahu a'lam.

1️⃣0️⃣ Fitria ~ Bintaro
1. Lalu apa yang menyebabkan wanita banyak ditemukan di neraka, bu? Meskipun wanita tersebut sudah melakukan apa yang diperintahkan seperti yang disebutkan sebelumnya?

2. Apakah mengingkari kebaikan suami juga menjadi penyebabnya? Misal kalau berantem kemudian mengungkit keburukan suami itu termasuk penyebabnya?

🌸Jawab:
1. Mengingkari kebaikkan suami adalah sebuah kedurhakaan istri, dan ini adalah dosa besar bagi istri. Tidak pantas bagi istri mengingkari apa apa pun kebaikkan yang telah dilakukan dan diberikan oleh suami. 

2. Apa gunanya mengungkit keburukan suami? Bukankah aib itu harus disembunyikan? Kita juga harus menyadari, betapa banyaknya keburukan kita dimata suami, hanya saja demi cintanya maka dia bertahan untuk tidak menceritakan kekhalayak. Apakah tidak pantas kita sebagai istri untuk menyimpan rapat keburukan suami? 

Wallahu a'lam.

1️⃣1️⃣ Ayu ~ Boyolali
Ustadzah, apakah dalam hal mengurus anak itu juga bentuk ketaatan kita kepada suami? Apakah boleh Ustadzah, jika kita meminta suami berbagi tugas dalam hal mengurus anak?

🌸Jawab:
Mengurus dan mendidik anak adalah kewajiban kedua orang tua. Bukan hanya kewajiban satu pihak saja. 

Apapun boleh dilakukan berdua atas dasar ikhlas, tidak ada larangannya.  Yang tidak boleh dan durhaka itu adalah istri menjadi raja dirumah tangganya. 

Bicara suka mengangkatkan suara didepan suami, ada rasa sombong didepan suami karna merasa lebih hebat, melalaikan tugas tugas istri dan menyuruh suami yang melalukan, itulah diantaranya bentuk-bentuk kedurhakaan. 

Wallahu a'lam.

1️⃣2️⃣ Anna ~ Solo
Assalamualaikum Umm,

1. Kebetulan sya tipe istri yang lumayan bawel, misal lebih sering kasih masukan ke suami saat lagi diskusi, terkadang suami tidak ngelakuin apa yang saya sarankan terus akhirnya ada kegagalan. Nah, di sini kadang saya ngerasa kecewa, kesal, ngomel-ngomel juga, apa tindakan saya tidak di benarkan?

2. Misal suami bantu-bantu kerjaan rumah bagaimana, umm?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Kesal lantas ngomel-ngomelnya ini yang tidak dibenarkan, ada nada sombongnya dan terkesankan merendahkan, hati-hati bisa saja satu hari nanti suami merasa harga dirinya dinodai dan akhirnya malah terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Jika kita sebagai istri bisa mengatakan ada batas sabar, maka suami lebih merasa bahwa dia juga punya harga diri dan punya batas kesabaran. 

2. Jika itu dia lakukan atas dasar ikhlas membantu, tidak masalah, asal bukan karena takut kepada istri. 

Wallahu a'lam.

1️⃣3️⃣ Ervita ~ Babel
Saat mengetahui suami berpoligami istri menjadi pembangkang selalu ingin benar, istri selalu mengungkit padahal suami sudah berlaku adil, bgaimana cara untuk membuat istri sadar?

🌸Jawab:
Berdoa kepada Allah ﷻ agar istri diberi hidayah. Dan suami harus memberikan nasehat kepada istrinya. Dan memenuhi kewajibannya untuk memberikan ilmu agama kepada istri, bisa melalui lisannya atau lisan Ustadz atau Ustadzah yang disediakan untuk keluarganya. 

Wallahu a'lam.

1️⃣4️⃣ Sri ~ Sumedang
Ustadzah mau minta solusi.

Bagaimana supaya kita tidak mengedapankan ego dan tetap menunaikan hak suami?

🌸Jawab:
Takutlah kepada Alloh ﷻ dan ingatlah, bayangkan jika di saat seperti itu Allah ﷻ panggil kita menghadap-Nya. 
Perbanyak istighfar karena dengan istighfar hati menjadi lebih tenang dan lunak. 

Wallahu a'lam.

1️⃣5️⃣ Dede ~ Tangerang
Assalamualaikum...

Saya punya kakak perempuan dan kakak saya itu di suruh menjauhi ibu kami oleh suaminya hanya karena sang suami tidak disukai oleh ibu kami, apakah harus dituruti atau tidak ya Ustadzah?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kewajiban mentaati suami bukan berarti harus memutus tali silaturahim kepada orang tua atau mendurhakai mereka. Seorang suami malah dituntut mampu menjaga hubungan baik antara istri dan keluarganya.

Memutuskan hubungan dengan orang tua adalah sebuah kedurhakaan, ini boleh untuk tidak diikuti. Jika kondisi memang belum memungkinkan, maka main belakang boleh dengan ibu. 

Wallahu a'lam.

1️⃣6️⃣ Yeni ~ Bandung
Assalamualaikum Ummi,

Bagaimana dengan suami yang tidak bekerja dan terlihat tidak ada usaha untuk mencari pekerjaan, sementara yang mencari nafkah istri. Apakah ketika istri merasa kesal dan marah itu berdosa?

Jazakillah.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Tetap berdosa, jika kondisinya seperti ini, maka langkah terbaik adalah menjadikan apa yang telah dilakukan adalah sedekah untuk keluarga. Jangan hilangkan pahala sedekah dengan marah-marah.

Wallahu a'lam.

1️⃣7️⃣ Dias ~ Bandung
Assalamua'laikum Ustadzah,

1. Bagaimana hukumnya jika seorang suami bukan sebagai pencari nafkah malahan istrinya? Karena suami beberapa kali berusaha gagal dan jika bareng usaha dengan keluarga tidak bisa menyesuaikan diri, akhirnya sang suami yang mengurus rumah.

2. Bagaimana menyikapi suatu rumah tangga yang selalu bermasalah tidak ada keharmonisan antara suami istri?

Bermula ketika sang suami berpoligami tanpa ijin sang istri, namun untuk nafkah sang suami masih bertanggung  jawab, walaupun terkadang juga tidak pulang lama, sepertinya tidak ada keadilan membagi waktu, namun untuk istrinya seperti belum bisa menerima bahwa kalau sudah terjadi. Kami sarankan ikhlas perbaiki diri, untuk hubungan anak ini sangat disayangkan kurang bisa mendidik baik dari istri apalagi suaminya yang temperamental, korban anak sampai meninggal, anak yang lain sakit syaraf, anak pertama sama adik-adiknya juga tidak harmonis, bagaimana menyikapinya, Ustadzah? Sedih, kasihan, insya Allah doa bagi mereka selalu kami kami panjatkan, mohon solusinya, Ustadzah.

Jazakillah khair.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Jika ini dilakukan menjelang suami mendapatkan pekerjaan boleh-boleh saja istri mensedekahkan waktunya untuk keluarga. 
Tapi jangan sampai hal ini membuat sisuami jadi lupa tanggungjawab. 

Wallahu a'lam.

2. Sebenarnya untuk persoalan izin, memang tidak ada syarat untuk berpoligami harus meminta izin kepada istri pertama. 

Sepertinya si istri harus diberi pengertian tentang poligami. Berat memang menerima bagi orang-orang yang anti poligami, tapi dengan kondisi sekarang yang mana hal itu sudah terjadi, apa yang bisa kita lakukan? Mau tidak mau harus menerima kondisi ini, ikhlas tidak ikhlas kita harus ikhlas atas ujian Allah ﷻ ini. Ciptakanlah kondisi yang nyaman dirumah agar suami betah dan ada kerinduan untuk pulang kerumah. Jadi jangan salahkan suami yang tidak adil dengan waktu jika dirumah dia malah tidak menemukan kenyamanan. 

Berubahlah kearah yang lebih baik jika ingin kenyamanan. 

Wallahu a'lam.

1️⃣8️⃣ Retno ~ Tangsel
Bagaimana menyikapi suami yang tidak adil dalam berpoligami, Ustadzah?
Selalu mengutamakan istri pertama tanpa peduli dengan istri kedua. Dan lalai dalam tanggung jawab.

🌸Jawab:
@Ustadzah Erni Syahidah

Suami yang tidak adil atau lebih condong kepada istri yang lain maka...

Ia akan bertemu Alloh ﷻ dalam keadaan pincang.

Jadi itu urusan ya dia dengan Alloh ﷻ.

Kita sebagai istri lebih baik bersabar. Atau jika kita legowo dan tidak mau suami kita pincang kita harus ridho atas perlakuan suami kita.

Jika tidak maka ia akan bertemu Alloh ﷻ dalam keadaan pincang.

🔹Kalau misal minta cerai bagaimana dzah?

🌸Kalau minta cerai tanpa ada unsur syar'i misal suami sudah tidak menafkahi tidak akan mencium wangi surga...

Suami tidak adil tetap bersabar tidak perlu minta cerai.

Jika rumah tangga sudah terjadi maka jalankan sesuai kemampuan kita. Doakan suami dan tegur jika ia menyalahi aturan dalam rumah tangga.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Sahabat-sahabat ku....
Ketaatan seorang istri kepada suami merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh seorang istri. Ketaatan kepada suami menunujukkan keshalehan seorang istri.

Taat kepada suami adalah suatu keharusan bahkan kebutuhan bagi seorang muslimah yang taat kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.
Wanita yang menjadi harapan setiap lelaki sepanjang jaman adalah wanita yang taat kepada suaminya.

Surga atau neraka adalah sesuatu yang pasti akan didapatkan oleh setiap insan, laki-laki atau perempuan. Itu adalah akhir dari kehidupan kita di akhirat nanti.

Seorang istri sangat tergantung dengan suaminya dalam ia meraih indahnya surga dan terhindar dari dasyatnya api neraka.
Ketaatan istri kepada suaminya adalah surga dan neraka bagi wanita. Betapa meruginya seorang wanita yang tidak bisa masuk kedalam surga dengan perantaraan ketaatannya kepada suami.

Dan meruginya ia jika kedurhakannya dan ketidaktaatannya kepada suami menghatarkannya kepada penderitaan di kobaran api neraka. Ini yang harus dicermati oleh setiap istri yang shalihah.

Demikian pertemuan kita malam ini, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada salah-salah kata. 
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar