Selasa, 25 Agustus 2020

HERD IMMUNITY



OLeH  : Bunda Rizki Ika Sahana

        💎M a T e R i💎

Bismillahirrahmaanirrahim.

Senang sekali bisa bersua dengan Bunda hebat semua.

Baik, langsung saja ya, sahabat muslimah dan Bunda-bunda shalihah...

Sudah baca statemen terkini bapak presiden kita?
 https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200507124956-20-501011/jokowi-minta-warga-hidup-berdamai-dengan-virus-corona

Statemen 'berdamai dengan corona' ini kemudian oleh beberapa pihak dikaitkan dengan metode herd immunity.

Apa itu herd immunity?

Menurut pakar epidemiologi Universitas Padjajaran (Unpad), Panji Fortuna Hadisoemarto, secara teori, kalau suatu penyakit menular sudah menginfeksi sejumlah tertentu di suatu kelompok masyarakat, otomatis herd immunity terbentuk.

"Dengan asumsi infeksinya akan menimbulkan kekebalan," jelas Panji kepada Liputan6.com, Minggu (5/4/2020).

Namun sebelum kekebalan ini terbentuk, lanjut Panji, mayoritas kelompok masyarakat mesti terinfeksi terlebih dahulu. Semakin menularkan suatu penyakit, semakin banyak penduduk yang terinfeksi sebelum terbentuknya herd immunity.

Selengkapnya ada di bawah ini.

https://m.liputan6.com/news/read/4219781/pakar-beberkan-bahaya-herd-immunity-hadapi-corona-covid-19

Artinya, virus tersebut (dalam konteks hari ini adalah covid-19) akan dibiarkan menjangkiti masyarakat, dan dengan sendirinya akan terbentuk kekebalan tubuh. Dengan begitu virus tidak akan mampu menyerang manusia kembali.

Ini berarti sama saja dengan bertahan hidup di alam. Manusia menyesuaikan diri dengan alam, siapa yang mampu bertahan, dialah yang akan menang. Sebagaimana disebut sebagai bahasa survival.

Metode herd immunity ini seringkali diidentikkan dengan metode bertahan hidup hewan.

Bahkan ada yang menyebut, ini adalah metode yang biasa berlaku dalam kehidupan manusia purba yang tidak memiliki pemimpin dan pemerintahan.

Jika metode ini diterapkan, lantas bagaimana dengan rakyat yang imunitasnya lemah? Bagaimana nasib anak-anak, orang tua, atau mereka yang rentan terhadap infeksi seperti orang-orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, paru-paru, gagal ginjal, dan seterusnya? Apakah mereka kemudian harus disalahkan karena tIdak memiliki imunitas yang baik?

Bagaimana juga dengan orang-orang yang level pemenuhan gizinya rendah karena kemiskinan sehingga berpengaruh terhadap imunitas tubuh yang juga rendah? Apakah mereka juga harus disalahkan karena hidup miskin dan dalam keterbatasan?

Rakyat yang lemah selalu jadi korban.

Memang, herd immunity akan bisa menghasilkan antibodi secara alami. Tidak butuh banyak biaya bila dibandingkan dengan kebijakan karantina wilayah (yang mengharuskan pemerintah menanggung kebutuhan vital rakyat). Cocok bagi negara yang anggaran kesehatannya minim. Apalagi kalau bisa menghemat biaya, sebagaimana prinsip ekonomi kapitalis. Tapi, ada konsekuensi besar yang harus ditanggung.

🌸🌷🌸
Menurut pakar, jika mengambil metode herd immunity, maka 75% penduduk Indonesia harus terinfeksi virus corona ini lebih dulu.

Jumlah itu tentu bukanlah jumlah yang kecil. Apakah pemimpin kita rela mengorbankan nyawa hingga 2,5 juta rakyatnya demi tercapainya konsep herd immunity ini?

Inilah wajah buruk pemerintahan yang menganut kapitalisme. Kepentingan bisnis dan ekonomi dijunjung tinggi dibanding nyawa.

Kita bisa menyaksikan secara telanjang bagaimana kebijakan penguasa berubah-ubah bahkan dalam tempo waktu yang sangat singkat. Demi apa? Demi siapa? Lagi-lagi selalu yang menjadi pertimbangan adalah kepentingan ekonomi.

Meski penguasa tidak mengungkap dengan clear bahwa mereka menerapkan herd immunity, tapi para pakar melihat arahnya ke sana. Sebab nyaris semua kebijakan berkaitan dengan upaya pemutusan mata rantai penyebaran virus tidak dijalankan secara serius.

Soal phisical distancing yang dilanggar sendiri bahkan oleh orang no 1 di negeri +62 dengan bagi-bagi sembako di jalanan yang melahirkan kerumunan massa, atau polemik mudik-pulang kampung, juga wacana mendatangkan ratusan TKA asal China, ini sungguh tidak masuk akal di tengah upaya berjuang melawan virus.

Kondisi ini sangat jauh dengan Islam. Islam menjadikan negara sebagai junnah (perisai) yang akan melindungi rakyatnya dan berupaya meminimalisasi korban yang berjatuhan akibat wabah seperti saat ini. Ketika telah diketahui ada wabah yang menyerang, negara akan langsung menyatakan daerah itu diisolasi, sehingga wabah tersebut tidak akan keluar daerah.

Negara sangat menghargai nyawa manusia. Sebab manusia itu SDM yang nilainya demikian tinggi. Tidak boleh disia-siakan.

Di zaman Khalifah Umar bin Khaththab, negara memberlakukan karantina wilayah atau  lockdown untuk melindungi rakyatnya. Sebagaimana perintah Rasulullah ﷺ dalam hadistnya. Jangankan jutaan nyawa melayang, nyawa seorang muslim saja sudah begitu berharga.

Kebijakan semacam itu tidak bisa berjalan sendiri. Butuh perencanaan, dukungan, bahkan pembiayaan yang besar. Maka, negara dengan sistem Islam memiliki baitul mal yang akan menuntaskan biayanya, juga para ahli yang siap berjuang memback up upaya negara.
Oke, saya sudahi ya, prolognya.

Jadi kita bisa melihat beda konsep Kapitalisme dengan Islam dalam penanganan wabah.
Herd immunity adalah konsep bathil yang tidak sejalan dengan Islam, sehingga kita wajib menolaknya!

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Saya kembalikan forumnya kepada moderator.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Widia ~ Bekasi
Assalamualaikum,

Bunda, daerah bekasi timur merupakan zona merah. Bagaimana cara kita meningkatkan imunitas tubuh selain dari makanan dan herbal?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh.

Benar Bund, Bekasi Timur sudah zona merah. Dan saya ada di salah satu kelurahan dengan pasien positif covid-19 terbanyak.

Meningkatkan imun adalah upaya atau ikhtiar yang menjadi konsen kita karena dorongan keimanan. Sebab Alloh ﷻ memerintahkan ikhtiar disamping berdo'a ya.

Bentuknya apa saja? Semua jenis ikhtiar ya, Bund. Mulai dari makan makanan bergizi, bisa konsumsi suplemen baik herbal atau kimia, berolah-raga teratur, juga menjaga pola hidup (istirahat cukup, jangan begadang jika tidak ada keperluan, meminimalisir stress dengan banyak dzikir, menjaga emosi, dan seterusnya).

InsyaAllah Ramadhan yang kita lalui dengan banyak ibadah ini juga akan membuat imunitas meningkat. Para ahli menyatakan shaum Ramadhan meningkatkan imun.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣2️⃣ Annisa ~ Tangerang
Assalamu'alaikum bunda,

Di masjid perumahan saya tetap menjalankan ibadah seperti biasa cuma bedanya shaf sholat jadi berantakan (berjauhan) mengingat wabah tersebut. Nah hukum sholatnya bagaimana ya?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh...

Bunda shalihah,  Jangankan dalam kondisi wabah atau pandemi yang mematikan dan sangat cepat penyebaran seperti hari ini, dalam kondisi hujan maupun badai saja sholat di masjid boleh ditiadakan. Bahkan muazin akan menganjurkan jamaah untuk sholat di rumah masing-masing. Inilah keindahan Islam, yang lebih mengutamakan menjaga nyawa manusia. Nyawa dipandang lebih berharga, sementara ibadah sholat bisa dilakukan di rumah.

Untuk daerah yang jelas zona hijau, dan daerahnya tidak dimasuki oleh siapapun kecuali orang-orang yang sehat, maka sebenarnya aktivitas penduduk ya seperti biasa, normal. Tidak masalah sholat berjamaah ke masjid.

Hanya saja, karena karantina wilayah tidak diberlakukan penguasa. PSBB pun terkesan tidak serius, maka pergerakan manusia tidak bisa dicegah. Orang-orang dari zona merah dengan mudahnya pergi ke zona hijau. Sementara OTG (Orang Tanpa Gejala) itu bisa menginfeksi siapa saja di zona hijau. Inilah kenapa masyarakat jadi khawatir, mau ke masjid pun takut. Sebab tidak ada jaminan bisa selamat dari virus, karena selain fasilitas kesehatan yang minim (terutama di daerah), jumlah penderita yang membludak menyebabkan dunia medis kita tidak mampu mengcover semua pasien dengan baik.

Jadi jika memang di zona merah, lebih baik tidak melakukan sholat di masjid dulu.

Soal shaf sholat yang berjauhan, jaga jarak antar jamaah yang berjauhan, saya belum tahu detil fiqih pembahasannya. Tetapi dengan memahami urgensitas menjaga nyawa manusia, maka saya percaya Alloh ﷻ memberi rukhshah (kebolehan). Sebab melakukan dharar dan menimpakan dharar (bahaya) kepada orang lain itu haram hukumnya dalam Islam.

Begitu ya, Bund.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣3️⃣ Bunda Ika ~ Bandung
Bila HERD IMMUNITY ini benar-benar landing, langkah apa yang bisa kita lakukan Bun?

Bijak tidak kalau kita masih tetap stay at home atau itu akan menjadi bentuk pelanggaran terhadap aturan pemerintah yang ada?

🌸Jawab:
Bunda Ika dan Bunda-bunda shalihah yang disayang Alloh ﷻ...

Banyak pihak menduga, herd immunity ini sudah berlangsung, tapi memang tidak diucapkan secara eksplisit oleh penguasa kita. Bukti-buktinya sudah banyak, yakni berupa upaya tidak serius mencegah penyebaran dan memutus mata rantai penyebaran virus. Phisycal distancing diabaikan, PSBB dilanggar (yakni dengan pro-kontra larangan mudik vs pulang kampung, kebolehan penerbangan internasional beroperasi, mall-mall besar banyak yang tidak ditutup padahal ibadah di masjid dilarang), dan seterusnya.

Kita berupaya sebisa mungkin untuk stay at home, menghindari kerumunan, melakukan upaya pengamanan seperti pakai masker dan seterusnya, semata karena ketaatan kita kepada syariah Islam, semata karena keimanan kita bukan karena taat kepada penguasa. Sebab penguasa hari ini secara terang benderang memberlakukan aturan yang tidak berpihak kepada rakyat, dzalim, dan justru berpihak kepada kepentingan para imperialis atau penjajah (China misalnya).

Alloh ﷻ memang memerintahkan kita taat kepada ulil amri atau penguasa. Namun dengan catatan, penguasanya taat kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. Karena sesungguhnya tidak ada ketaatan kepada makhluk jika ketaatan tersebut berupa kemaksiatan kepada Alloh ﷻ.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣4️⃣ Rully ~ Trenggalek
Indonesia kenapa korban malah semakin bertambah ya mba... Negara-negara lain seperti Taiwan, Hongkong sudah tidak ada corona?

🌸Jawab:
Bunda Ruly shalihah..

Korban di Indonesia terus naik jumlahnya karena memang tidak ada upaya serius dan langkah yang agresif serta efektif untuk menghentikan penyebaran virus.

Terbukti, pergerakan manusia (yang menjadi faktor penting penyebaran virus) tidak distop. Jalur penerbangan internasional tetap dibuka. Faktanya ada 11 penumpang positif corona masuk Indonesia. PSBB ambyar dengan dibolehkannya bus antar propinsi beroperasi juga mudik atau pulang kampung.

Sementara itu, alat tes yang dibeli dari China dalam jumlah besar ternyata tidak berfungsi baik, sehingga yang positif tidak terdeteksi. Penguasa juga tidak transparan dalam hal data. Dengan alasan agar tidak membuat panik masyarakat, justru membuat persebaran virus tidak terkendali karena tidak diketahui secara clear data mana daerah yang terindikasi terpapar corona.

Negara lain memang ada yang sudah bebas corona karena sejak awal sudah antisipasi dengan menutup bandaranya secara total dari masuknya orang asing. Seperti Vietnam misalnya, kasusnya sedikit, semua tertangani baik dengan fasilitas kesehatan yang mampu mengcovernya, sehingga angka kematian covid-19= 0.

Sementara di Indonesia, penguasa malah menolak lockdown, justru di awal covid-19 outbreak di Wuhan, pemerintah membuka lebar masuknya orang-orang asing dengan tujuan meningkatkan pendapatan sektor pariwisata, bahkan saat itu penerbangan dari dan ke Indonesia diskon gila-gilaan.

Begitulah jika penguasa mengelola negara dengan konsep untung-rugi. Maka nyawa manusia tidak lagi diperhitungkan.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣5️⃣ Han ~ Jatim
Assalamu'alaikum,

1. Bunda, selain pertimbangan ekonomi adakah pertimbangan lain dari penguasa, seolah menyepelekan virus ini dan nyawa manusia tidak ada harganya?

2. Apa menjamin dengan HERD IMMUNITY ini nantinya semua bisa terbebas dari covid-19 ini bund?

3. Bagaimana biar semua terselesaikan tanpa embel-embel politik dan memang untuk melindungi dan kesejahteraan rakyat Indonesia?

🌸Jawab:
Bunda Han yang disayang Alloh ﷻ...

1. Pertimbangan ekonomi adalah yang paling menonjol dalam case ini. Sebab negara hari ini menerapkan sistem Kapitalisme yang meniscayakan kebijakannya berpihak kepada kepentingan para Kapitalis atau pemilik modal. Sebab penguasa naik ke kursi kepemimpinan atas restu dan suport dana dari kaum kapitalis tadi, jadi setelah menjabat wajar kebijakannya akan condong kepada mereka, kaum kapitalis. Hal ini tampak dari kebijakan penguasa yang plin-plan, sebab ada tarik ulur di tingkat elit, yang mendapat lobi-lobi kaum kapitalis. Mereka tidak mau dong rugi, jika mall ditutup, atau jalan tol sepi karena mudik dilarang, dan seterusnya.

Selain itu, penguasa juga enggan menanggung kebutuhan pangan rakyat jika menerapkan metode karantina wilayah (lockdown). Sebab itu akan menguras budget yang besar. Padahal budget negara yang disebut APBN itu ya dari rakyat sumbernya, yakni dari pajak yang dikeluarkan oleh rakyat. Tapi penguasa tampaknya enggan mengeluarkan dana untuk kepentingan rakyat. Lagi-lagi pertimbangannya untung-rugi alias ekonomi.

2. Covid-19 ini adalah varian virus baru, yang belum ada vaksinnya (baru dilakukan penelitian dan uji coba, belum jelas betul vaksinnya berhasil ditemukan). Para ilmuan ragu, herd immunity menjamin berhasil 100%. Terlebih, ternyata di China terjadi gelombang kedua serangan virus, bahkan terhadap orang-orang yang dulunya pernah positif. Jadi yang pernah terpapar dan positif covid-19, lalu sembuh, kini diserang lagi. Artinya, kekebalan yang terbentuk dalam tubuh orang tersebut tidak mampu menangkal virus yang menyerang lagi. Ini menandakan, herd immunity untuk kasus covod-19 sama sekali belum terbukti berhasil.

3. Sangat bisa, jika upaya meriayah (mengurus) rakyat dan mengelola negara ini semata bertujuan mengharap ridha dari Alloh ﷻ, kemudian dilakukan dengan ketaatan kepada syariah Alloh ﷻ, insyaAllah segala problem manusia tuntas terselesaikan.

Karena virus itu juga makhluk Alloh ﷻ, Alloh ﷻ hadirkan untuk menguji keimanan hamba-Nya, apakah mereka akan berikhtiar sesuai dengan apa yang diperintahkan Alloh ﷻ atau justru mengadopsi cara dan metode yang bertentangan dengan kehendak-Nya.

Terlebih, sudah terbukti penanganan wabah di masa Islam telah berhasil. Dalam sejarahnya ada tiga wabah yang terjadi di dunia Islam yang bisa kita ambil ibrahnya.

Pertama, adalah wabah di Amwas wilayah Syam (kini Suriah) di tahun 639 M yang telah menimbulkan syahidnya dua sahabat Nabi ﷺ yaitu Abu Ubayda bin Jarrah dan Muadz bin Jabal. Lalu wabah ‘Black Death’ yang mengepung Granada, benteng terakhir umat Islam Andalusia di abad ke 14, dan terakhir wabah smallpox di abad 19 yang melanda Khilafah Uthmaniy.

Jadi memang kita perlu berpikir tentang alternatif kekuatan politik baru sebagai pengganti sistem Kapitalisme yang jelas gagal menyelesaikan masalah justru semakin membuatnya kompleks. Sistem ini adalah yang pernah dicontohkan Rasul dan para sahabatnya juga generasi sesudahnya, yakni sistem Khilafah yang menerapkan Islam secara sempurna.

Khilafah ini juga diprediksi oleh NIC, lembaga inteligen AS, akan menjadi satu kekuatan baru di tahun 2020.

MasyaAllah, sekarang tanda-tanda kebangkitannya mulai nampak, saat manusia berbondong-bondong melihat Islam sebagai solusi sementara disisi lain mereka menyaksikan Kapitalisme global bertekuk lutut bahkan tidak mampu menyelamatkan nyawa manusia.

Begitu ya, Bund.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣6️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum bun,

Jadi greget sendiri sama negara sendiri.  Astagfirullah...  Pemerintahnya oleng.

Harus dimulai darimana sih supaya Indonesia ini pemerintahnya tidak menganut kapitalisme apa mesti diruqiyah dulu tah para" manusia itunya mesti dengan cara apalagi bahkan suara rakyat pun tidak di dengar seakan menutup telinga dan mata miris dengan negara sendiri.

Oiya... Kadang kalau dilihat orang-orang yang terkena virus itu yang menengah atas atau disebut berada lah benar tidak sih bun, kan mereka tuh lebih mudah kena daripada orang yang biasa, terus katanya orang yang lebih cepat terkena virus itu orang yang panik dalam hidupnya dan selalu merasa was-was!

Minta penjelesannya bunda.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh...

Ukhti shalihah dan sahabat muslimah semua...

Kita harus memulainya dengan dakwah, menyeru seluruh masyarakat di semua level (level akar rumput hingga level pejabat), agar menyadari betapa rapuh bahkan bobroknya sistem Kapitalisme ini. Bahwa sistem ini bahkan tidak memanusiakan manusia. Sistem ini tidak punya nurani, tidak peduli akan nyawa manusia. Kemudian mengajak mereka untuk melihat alternatif sistem yang pernah ada, dan terbukti mampu bertahan bahkan hingga belasan abad lamanya (yang tak pernah ada dalam sejarah negara bisa bertahan sekian lama kecuali negara yang menerapkan Islam).

Sistem ini bukan buatan manusia, tetapi berasal dari Al-Khaliq pencipta manusia dan semesta Yang Maha Sempurna. Sehingga wajar sistem ini mampu menyelesaikan problem manusia karena berasal dari Dzat Yang Maha Mengetahui tentang manusia (ciptaannya).

Dakwah di semua lapisan masyarakat ini nantinya akan bergulir menjadi sebuah kesadaran umum, yang mendorong mereka untuk ridha dipimpin oleh Islam semata serta menolak dikangkangi oleh sistem jahat lagi merusak (Kapitalisme).

Maka ya, harus gencar berdakwah ya, untuk mengedukasi umat, semuanya, agar mereka kembali kepada Islam secara kaffah.

Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ memulai aktiv mengedukasi masyarakat makkah, kaumnya, agar meninggalkan kekufuran dan praktik kemaksiatan di semua bidang (dalam hal ekonomi Rasul mengkritik praktek penipuan, jual-beli yang tak adil, dan seterusnya, dalam hal politik Rasulullah ﷺ juga mengkritisi kepemimpinan pemuka Qurays yang zalim, dan seterusnya). Hingga akhirnya banyak yang sadar, paham, kemudian menjadi pengikut beliau, bersama dengan beliau berdakwah.

Sampai Alloh ﷻ mendatangkan pertolongan kepada beliau dengan suku Aus dan Khazraj (dari Madinah) yang bersedia ridha dipimpin beliau dengan aturan Islam. Mereka kemudian berbaiat kepada Rasul. Menyerahkan diri dan kepemimpinan mereka kepada Rasul untuk taat kepada syariat.

Nah, sekarang kita lakukan saja dakwah, sampai saatnya nanti pertolongan Alloh ﷻ itu hadir. Dan tanda-tandanya sudah semakin nyata. Sekarang orang-orang di Barat, di Eropa juga AS, mereka berbondong-bondong masuk Islam padahal Islam dituding sebagai teroris. Inilah salah satu pertolongan Alloh ﷻ yang tak terbantahkan.

Soal siapa yang rentan membawa virus. Sebenarnya bukan soalan status sosial kaya-miskin ya penyebab orang kena virus. Tapi lebih kepada perilaku. Orang kaya mungkin bisa dianggap lebih rentan tertular karena perilaku mereka yang hobi traveling keliling dunia sehingga berinteraksi dengan orang-orang asing yang terpapar. Akhirnya membawa virusnya masuk ke Indonesia.

Begitu ya, Ukhti.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Bahwa herd immunity ini adalah konsep bathil yang bertentangan dengan Islam. Sehingga tidak layak kita ridha terlebih mendukung apalagi memujanya.

Para ilmuan sudah banyak memberikan masukan terkait bahaya besar di balik pemberlakuan herd immunity. Ini adalah konsep jahat yang bahkan dikait-kaitkan dengan 'genosida' atau upaya depopulasi untuk mengurangi jumlah penduduk. Karena dalam pemahaman Kapitalisme, sumber daya alam (termasuk pangan) itu terbatas, sementara pertumbuhan manusia terus meningkat tajam. Karenanya, harus ada upaya depopulasi atau penurunan populasi dunia.

Ini sangat berbeda dengan konsep Islam yang memuliakan manusia, memberi perlindungan dan penjagaan terhadap nyawa manusia. Islam meyakini Alloh ﷻ sebaik-baik pemberi rizki, bahkan jika seandainya sumber daya alam tak mencukupi dalam hitungan akal manusia, bagi Alloh ﷻ itu adalah hal yang mudah untuk membuka pintu-pintu rizki dan keberkahan dari dalam perut bumi dan dari angkasa.

(Kalau tidak salah, meteor yang sampai ke bumi itu setelah diteliti mengandung bahan yang sangat dibutuhkan manusia, saya lupa, berupa uranium atau apa gitu, yang bisa digunakan untuk pembangkit listrik dan seterusnya).

Maka ingatlah pada firman Alloh ﷻ surah Al-A'raf: 96..

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar