Selasa, 25 Agustus 2020

CARA MENDIDIK ANAK BALITA



OLeH  : Bunda Heradini F., S.Psi

 💎M a T e R i💎

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ

اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Puji syukur kehadirat Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ  atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kita bisa berjumpa di kajian malam hari ini di room PERINDU SURGA, dalam kafaah keilmuan kita untuk menjadi seorang yang lebih baik lagi dalam bertaqarrub kepada Allah, menguatkan Azzam dalam jamaah, memaksimalkan potensi dakwah, menyemaikan syariah dalam bermuamalah hingga dunia bersemai indah.

Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yang berakhlak mulia, uswatun hasanah.
semoga terus memotivasi kita untuk terus menjadi lebih baik.

Semoga pada malam hari yang barokah ini, insyaAllah mampu menerangi kita untuk selalu dekat dengan-Nya untuk menuju Jannah yang Abadi...
Aamiin ya robbal alaamiin.

Malam ini tema kita adalah CARA MENDIDIK ANAK BALITA.

Siapa yang disini punya anak balita?
Atau minimal adik yang masih balita?

Bagaimana rasanya mendampingi mereka?
Kayak roller coaster kah?
Kadang bikin ketawa.
Kadang bikin kesal.
Kadang bikin ingin nangis.
Kadang bikin ingin bisa menikmati me time seperti dulu lagi...

APA ITU BALITA?

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai  Balita merupakan salah satu periode usia  manusia setelah bayi  dengan rentang usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.
Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah. Karena anak belum memasuki usia sekolah dasar.

Meski banyak dari mereka sudah masuk ke pendidikan paud.

Bagaimana perkembangan anak usia balita?
Perkembangan anak dibagi menjadi 2. Perkembangan fisik dan psikologis.

🔹1. Perkembangan Fisik

Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena balita menggunakan banyak energi untuk bergerak.
Pada usia ini anak banyak objeknya. Tidak bisa diam sebentar aja
Semua ingin dijelajahi, apalagi anak yang baru bisa jalan.
Wuih....., bikin kita orang tua sering ketir-ketir.

🔹2. Perkembangan Psikologis

Perkebangan psikologis dibagi menjadi beberapa bagian. Yakni:

💎PSIKOMOTOR

Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion).

Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti meronce,  menulis, menggambar, menggunakan gerakan  pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang  alat tulis atau mencubit serta memegang sendok  dan menyuapkan makanan ke mulutnya, mengikat tali sepatu.

 💎KOGNITIF

Pada periode usia ini pemahaman terhadap  obyek telah lebih ajeg.
Balita memahami bahwa objek yang disembunyikan masih tetap ada, dan akan mengetahui keberadaan objek tersebut jika proses penyembunyian terlihat oleh mereka.

Akan tetapi jika proses penghilangan objek tidak terlihat, balita mengetahui benda tersebut masih ada, namun tidak mengetahui dengan tepat letak objek tersebut.
Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat objek tersebut.
Oleh karena itu pada permainan sulap sederhana, balita masih kesulitan untuk membuat prediksi tempat persembunyian objek sulap.

💎SOSIAL DAN INDIVIDU

Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial di luar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif.

Pada akhir masa balita, bermain bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan dan pembagian peran.

Setelah kita tahu tahapan perkembangannya, kita juga harus tahu bagaimana cara belajar mereka.

Cara belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui bermain serta rangsang dari lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram  dan terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik.

Jenis permainan itu bermacam-macam.

√ Bermain Peran.

Permainan peran, melatih kemampuan pemahaman sosial.
Contohnya permainan sekolah, dokter-dokteran, rumah-rumahan, dan lain-lain.

√ Permainan imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak.

√ Permainan motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.

Motorik kasar contoh permainannya adalah spider web, permainan palang, permainan keseimbangan, dan lain-lain.

Motorik halus contohnya meronce, mewarnai, menyuap.

🌸🌷🌸
Akhwati fillah penghuni room Perindu Surga
Bagaimana cara mendidik anak balita yang tepat?
Pendidikan diusia ini laksana menanamkan pondasi dasar dari keseluruhan perjalanan hidup mereka.
Hal ini tidak bisa dianggap remeh dan ringan. Karena akan memberi dampak yang besar dikemudian hari.

Pada masa ini, Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam menyuruh kita untuk memanjakan, mengasihi dan menyayangi anak dengan kasih sayang yang tidak berbatas.

Berikan mereka kasih sayang tanpa mengira anak sulung maupun bungsu dengan bersikap adil terhadap setiap anak-anak.

Tidak boleh dipukul sekiranya mereka melakukan kesalahan walaupun atas dasar untuk mendidik.

Sehingga, anak-anak akan lebih dekat dengan kita dan merasakan kita sebagai bagian dari dirinya saat besar, yang dapat dianggap sebagai teman dan rujukan yang terbaik.

Anak-anak merasa aman dalam meniti usia kecil mereka karena mereka tahu anda (ibu bapak) selalu ada disisi mereka setiap masa.

Akhwati fillah.....
Secara mendetail, ada beberapa hal yang harus diutamakan dalam mendidik anak balita.

🔹Memperdengarkan Al-Quran Sejak Lahir

Cara mendidik anak yang pertama sudah dimulai sejak dalam kandungan hingga lahir. Semasa hamil, sebaiknya memperbanyak mengaji, selain membawa ketenangan, tentunya ada berkah tersendiri.

🔹Mengajarkan Dasar-Dasar Islam

Cara mendidik anak menurut Islam selanjutnya dengan mengajarkan dasar-dasar Islam.

Dalam kitab Al-Amali dari Imam Al-Baqir dan Imam ash Shadiq, mengatakan mengenai tahap awal mengenalkan anak pada Allah Subhana wa Ta'ala.

Disebutkan bahwa pada usia 3 tahun, ajarkan kalimat Tauhid "LAILA HA ILLALLAH" sebanyak 7 kali. Kemudian saat menginjak usia 3 tahun 7 bulan, ajarkan anak kalimat MUHAMMADAR RASULLULLAH."

"Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat Lailaha-illaallah. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya Lailaha-illallah, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apapun, tidak akan ditanyakan kepadanya." (HR. Ibnu Abbas)

🔹Mengajarkan Tauhid

Cara mendidik anak menurut Islam sebenarnya sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam, melalui adzan dari sang ayah atau kakeknya.
 "Dari Abu Dawud dan Tirmidzi Aku telah melihat Rasulullah ﷺ mengadzankan Al-Hasan bin Ali pada telinganya saat dilahirkan oleh Fatimah dengan adzan seperti adzan shalat".
 (HR. Tirmidzi)

Dalam hal ini juga mengajarkan sholat dan puasa. Mengajak mereka bersama-sama melakukan aktifitas keagamaan.

🔹Memberi Nama Panggilan Yang Baik

Cara mendidik anak menurut Islam selanjutnya dengan memberi nama panggilan yang baik.

Nama merupakan sebuah doa dari orang tua demi masa depan buah hatinya.

Bentuk mencintai, mendidik, dan menghormati anak melalui nama panggilannya. Dalam sebuah hadis dikatakan:

"Hormatilah anak-anakmu dan perhatikanlah pendidikan mereka karena anak-anakmu sekalian adalah karunia Allah kepadamu".
(HR. Ibnu Majah).

🔹Membacakan Kisah Nabi Dan Para Suri Tauladan

Cara mendidik menurut Islam selanjutnya, sempatkanlah waktu Anda untuk membacakan kisah para suri tauladan, seperti para Nabi, Luqman, ashabul kahfi, sahabat Nabi dan sebagainya.

Hal ini supaya anak Anda dapat belajar menjadi pribadi yang baik dan mampu menerapkan ajaran Islam sesuai syariat.

🔹Perhatikan Pergaulan Anak

Cara mendidik anak berikutnya dengan memperhatikan siapa saja lingkungan pergaulan anak Anda.

Rasulullah ﷺ bersabda:
 "Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api".

Jika anak anda berteman dengan lingkungan yang positif, tentu akan membawa aura yang baik ke depannya.

🔹Mendoakan Anak

Mendoakan anak juga termasuk cara mendidik anak, memberi contoh pada mereka bahwa kasih sayang juga bisa dicurahkan melalui kalimat doa. Tertuang dalam kitab suci al-Quran surah al-Furqon ayat 74: "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa."

🔹Mengajarkan Anak untuk Mengendalikan Emosinya

Cara mendidik anak usia balita adalah dengan cara mengajarkan si Kecil untuk mengendalikan emosinya.

Memasuki usia 2-5 tahun si Kecil sudah bisa mengekspresikan apa yang ia rasakan dan terkadang si Kecil akan mengeluarkan ledakan emosi yang lebih dikenal dengan nama tantrum.
Ajarkan anak untuk mengenali emosi terlebih dahulu, baru kemudian mengendalikannya.

🔹Ajarkan Kedisiplinan

Pada Usia balita si Kecil sudah dapat membedakan benda yang ia miliki dengan benda orang lain.

Cara mendidik anak usia balita adalah dengan cara mengajarkannya si Kecil kedisiplinan.

Kita bisa mulai mengajarkan si Kecil untuk merapikan mainannya sendiri ketika selesai digunakan, mulai mengajarkan si Kecil untuk dapat makan sendiri menggunakan alat makan sederhana, dan memberikan jadwal tidur.

🔹Ajarkan Berbagi Dengan Orang Lain

Cara mendidik anak usia balita yang tidak kalah pentingnya adalah dengan cara mengajarkan si Kecil berbagi dengan orang lain.

Pada usia 3 sampai 4 tahun si Kecil sudah memiliki empati dan mulai memikirkan perasaan orang di sekitarnya. Terlebih, si Kecil akan ikut bersedih jika temannya sedih.

Maka memupuk rasa empati sangat penting pada usia ini.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

In syaa Allah ini yang bisa saya sampaikan,
Selanjutnya saya kembalikan pada momod acara.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎
       
0️⃣1️⃣ Fida ~ Tangerang
Ustadzah, bagaimana cara menyapih anak yang benar?

🌸Jawab:
Cara menyapih anak yang benar?

Banyak cara ya...
Pengalaman saya pribadi adalah, memberi pengertian. Nak, kamu sudah besar, jangan mimik mama lagi ya.
Itu teman-temanmu juga tidak mimik mamanya.
Terus kalau tidak mimik mama kamu ingin mimik apa? Air putih di gelas atau susu di sedotan? Turuti keinginan anak.

Kerjasama dengan suami sangat menentukan. Ketika bangun tengah malam, usahakan anak bersama suami. Biar dia tidak nyari mimik. Gendongan terus. Tapi kalau konsisten, in syaa Allah 2 hari 2 malam sudah bisa lepas nenen.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Ibu itu madrasah untuk anak-anak yah bun, bun fitri suka kasihan dan miris sekali melihat anak-anak dilingkungan fitri, terutama sama ponakan fitri sendiri, orang tua mendidiknya seperti itu bukan dengan kasar sih tapi dengan kata-kata bentakan marah-marah seperti itu bun.
Itu bagaimana bun?

🌸Jawab:
Miris juga.
Bagaimanapun harus diubah didikan seperti itu,
lewat apa? Bisa diedukasi lewat pertemuan PKK atau pertemuan dawis
Atau juga bisa lewat pengajian tiap kelurahan.

Ini penting sekali karena apa yang diperoleh anak pertama kali akan sangat membekas di hati anak.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣3️⃣ Dini ~ Banten
Assalamu'alaikum ustadzah, 

Saya memiliki keponakan perempuan berumur 1,7 tahun. Dia anak yang aktif, Menggemaskan dan kadang membuat saya harus banyak bersabar. 

1. Dia seringkali memegang benda yang tergeletak. Entah itu benda yang membahayakan ataupun tidak. Setiap kali saya meminta benda itu dengan nada membujuk dia tidak mau untuk melepasnya. Kalaupun secara paksa pasti menangis tidak karuan. Bagaimana ustadzah menghadapinya?

2. Bolehkah kita menuruti keinginan anak, sementara si anak makannya lagi susah. Apakah perlakuan seperti ini akan mempengaruhi psikologis di masa mendatangnya?

3. Di usia berapa tahun mulai bisa mengajarkan kedisiplinan dzah?
Karena setiap kali habis mengeluarkan mainannya, saya biasakan untuk mengajaknya membereskan kembali. Tapi anak hanya melihat dan pergi ke tempat lain.

Mohon maaf ustadzah, terlalu banyak pertanyaan saya.

🌸Jawab:
Waalaikum salam,

1. Anak memang diciptakan untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Apa-apa dicoba. Apa-apa dipegang bahkan dimasukkan mulut.

Memarahi mereka, membatasi gerak mereka, apa-apa dilarang malah akan mengganggu proses tumbuh kembangnya.

Yang perlu dilakukan adalah awasi dan ajari. Misal ada lilin, anak penasaran, sesekali tidak apa-apa mereka pegang lilin panas asal ada kita.

Jadi ketika mereka kepanasan mereka akan belajar secara langsung. Tapi yang sakitnya minimalnya, jangan dibiarin juga mainan stop kontak, itu mah bahaya sekali.
Yang penting "keep on eye" nya jangan sampai lengah.

2. Anak susah makan?
Dituruti sesekali tidak apa-apa, tapi jangan selalu. Ajak mereka untuk mempersiapkan memilih menu makanan, ajak mereka berbelanja untuk mempersiapkannya juga,  agar mereka mau makan. variatif juga dalam menu, jangan yang itu-itu saja.

3. Diusia berapa mulai melatih disiplin?
Sejak bayi, ketika malam, redupkan lampu, bilang ini sudah malam ayo bobok.

Ketika usia 3 tahun, latih toilet training, ketika  sudah bisa lihat angka, latih, ini jam 9, Ayo tidur, ketika sudah bisa jalan, latih mengembalikan barang pada tempatnya.
Memang menjemukan, tapi jangan pernah bosan ya bunda.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

0️⃣4️⃣ Dede ~ Tangerang
Bagaimana cara mengendalikan emosi anak? Saya punya anak usia 3 tahun sering sekali marah-marah, teriak-teriak dan memukul, bagaimana cara mengatasinya agar anak saya tidak seperti itu?

🌸Jawab:
Mengendalikan emosi anak balita bukan hal yang mudah. Alih-alih mengajarkan dengan sabar, kadang kita malah ikut-ikutan marah apalagi ketika emosi tidak terkendali ditempat umum.

Tahapan yang harus dilalui dalam mendidik emosi adalah:

1) Mengajarkan anak mengenal emosinya.

Misal,  ketika anak gembira, kamu sedang senang ya. Ketika anak murung, kamu sedang sedih ya.

2) Setelah menamai emosi itu, gali terus bagaimana enak dan tidaknya perasaan itu.

3) Kenali juga bagaimana reaksi orang lain ketika emosi itu muncul.

Misal, kalau kamu gembira, mama ikut senang. Kalau kamu murung, mama juga sedih.

4) Ungkapkan perasaan kita kepada anak.

Misal, tadi mama sedih karena adik tidak mau merapikan mainan. Tadi mama marah karena kamu membantah ketika disuruh.

5) Berikan aturan main ketika anak berada ditempat dan kondisi tertentu.

Misal, masuk mall, hari ini anak-anak boleh beli jajan satu. Susu kecil 1. Selain itu jangan ya...
Terus beli barang yang ada label halalnya.

Misal, ketika bertamu, duduk manis, jangan lari-lari. Tidak sopan dan lain-lain.

Dengan berlatih terus menerus, anak akan lebih terkendali emosinya
Tapi harus sabar dan kasih contoh ya.
Ekspresi emosi anak biasanya meniru bagaimana ekspresi emosi orang disekitarnya.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Anak adalah anugerah sekaligus cobaan. Anugerah bagi kita yang bisa mendidiknya dengan baik. Menjadi investasi dunia akhirat.
Cobaan manakala mereka tidak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan indah.

"Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa".

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar