Sabtu, 10 Oktober 2020

KHURASAN



 
OLeH  : Ustadzah Maya Azni

M a T e R i💎

Assalamu'alaykum warrahmatullah wabarrakatuh

لْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ. اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

صدق الله العظيم

أَمَّا بَعْدُ دُ

🌷KHURASAN DALAM HADIST RASULULLAH. TELAAH ILMU HADIST ATAS KESHOHIHANNYA

Berikut ada beberapa hadist mengenai Khurasan yang disebut tempat panji hitam berasal.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَا حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ سُبَيْعٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا خُرَاسَانُ يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعَائِشَةَ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَقَدْ رَوَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَوْذَبٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ وَلَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ أَبِي التَّيَّاحِ 

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] dan [Ahmad bin Mani'] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Urubah] dari [Abu At Tayyah] dari [Al Mughirah bin Subai'] dari ['Amru bin Huraits] dari [Abu Bakar Ash Shiddiq] berkata: Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda: "Dajjal akan muncul dari suatu negeri di timur bernama Khurasan, ia diikuti oleh kaum-kaum, sepertinya wajah mereka perisai yang ditambal."

Berkata Abu Isa: dalam hal ini ada hadis serupa dari Abu Hurairah dan 'Aisyah dan hadis ini hasan gharib, hadis ini diriwayatkan oleh [Abdullah bin Syaudzab] dan beberapa perawi dari Abu At Tayyah, kami hanya mengetahuinya dari hadis Abu At Tayyah.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ الزُّهْرِيِّ عَنْ قَبِيصَةَ بْنِ ذُؤَيْبٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَخْرُجُ مِنْ خُرَاسَانَ رَايَاتٌ سُودٌ لَا يَرُدُّهَا شَيْءٌ حَتَّى تُنْصَبَ بِإِيلِيَاءَ هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ 

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Risydin bin Sa'ad] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab Az Zuhri] dari [Qabishah bin Dzu'aib] dari [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Akan muncul dari negeri Khurasan beberapa bendera hitam, tidak ada yang dapat menghadangnya sama sekali sehingga di tancapkan di Iliya`." Hadis ini gharib.

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالُوا حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ سُبَيْعٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا خُرَاسَانُ يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ 

Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali Al Jahdlami] dan [Muhammad bin Basysyar] serta [Muhammad bin Al Mutsanna] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Abu At Tayyah] dari [Al Mughirah bin Subai'] dari ['Amru bin Huraits] dari [Abu Bakar Ash Shiddiq] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan kepada kami bahwa Dajjal akan datang dari bumi bagian timur yang di sebut dengan daerah Khurasan, ia di ikuti oleh suatu kaum yang wajah mereka menyerupai tameng (alat) pemukul."

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ شَرِيكٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّايَاتِ السُّودَ قَدْ جَاءَتْ مِنْ خُرَاسَانَ فَأْتُوهَا فَإِنَّ فِيهَا خَلِيفَةَ اللَّهِ الْمَهْدِيَّ 

Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syarik] dari ['Ali bin Zaid] dari [Abu Qilabah] dari [Tsauban] berkata; Rasulullah ﷺ; "Bila kalian melihat bendera-bendera hitam yang datang dari Khurasan, datangilah, karena disana ada khalifah Allah, Al Mahdi."

🌸🌷🌸
Dr. Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi , mengungkapkan, saat ini, Khurasan terletak di ujung timur Laut Iran. Pusat kotanya adalah Masyhad.

Sejarah peradaban Islam mencatat Khurasan dengan tinta emas. Betapa tidak. Khurasan merupakan wilayah yang terbilang amat penting dalam sejarah peradaban Islam. Jauh sebelum pasukan tentara Islam menguasai wilayah itu, Rasulullah ﷺ dalam beberapa haditsnya telah menyebut-nyebut nama Khurasan. 

Letak geografis Khurasan sangat strategis dan banyak diincar para penguasa dari zaman ke zaman. Pada awalnya, Khurasan Raya merupakan wilayah sangat luas membentang meliputi; kota Nishapur dan Tus (Iran); Herat, Balkh, Kabul dan Ghazni (Afghanistan); Merv dan Sanjan (Turkmenistan), Samarkand dan Bukhara (Uzbekistan); Khujand dan Panjakent (Tajikistan); Balochistan (Pakistan, Afghanistan, Iran).

Kini, nama Khurasan tetap abadi menjadi sebuah nama provinsi di sebelah Timur Republik Islam Iran. Luas provinsi itu mencapai 314 ribu kilometer persegi. Khurasan Iran berbatasan dengan Republik Turkmenistan di sebelah Utara dan di sebelah Timur dengan Afganistan. Dalam bahasa Persia, Khurasan berarti ‘Tanah Matahari Terbit.’

Jejak peradaban manusia di Khurasan telah dimulai sejak beberapa ribu tahun sebelum masehi (SM). Sejarah mencatat, sebelum Aleksander Agung pada 330 SM menguasai wilayah itu, Khurasan berada dalam kekuasaan Imperium Achaemenid Persia. Semenjak itu, Khurasan menjelma menjadi primadona yang diperebutkan para penguasa.

Pada abad ke-1 M, wilayah timur Khurasan Raya ditaklukan Dinasti Khusan. Dinasti itu menyebarkan agama dan kebudayaan Budha. Tidak heran, bila kemudian di kawasan Afghanistan banyak berdiri kuil. Jika wilayah timur dikuasai Dinasti Khusan, wilayah barat berada dalam genggaman Dinasti Sasanid yang menganut ajaran zoroaster yang menyembah api.

Khurasan memasuki babak baru ketika pasukan tentara Islam berhasil menaklukkan wilayah itu. Islam mulai menancapkan benderanya di Khurasan pada era Kekhalifahan Umar bin Khattab. Di bawah pimpinan komandan perang, Ahnaf bin Qais, pasukan tentara Islam mampu menerobos wilayah itu melalui Isfahan.

Dari Isfahan, pasukan Islam bergerak melalui dua rute yakni Rayy dan Nishapur. Untuk menguasai wilayah Khurasan, pasukan umat Islam disambut dengan perlawanan yang amat sengit dari Kaisar Persia bernama Yazdjurd. Satu demi satu tempat di Khurasan berhasil dikuasai pasukan tentara Islam. Kaisar Yazdjurd yang terdesak dari wilayah Khurasan akhirnya melarikan diri ke Oxus.

Setelah Khurasan berhasil dikuasai, Umar memerintahkan kaum Muslim untuk melakukan konsolidasi di wilayah itu. Khalifah tidak mengizinkan pasukan tentara Muslim untuk menyeberang ke Oxus. Umar lebih menyarankan tentara Islam melakukan ekspansi ke Transoxiana.

Sepeninggal Umar, pemberontakan terjadi di Khurasan. Wilayah itu menyatakan melepaskan diri dari otoritas Muslim. Kaisar Yazdjurd menjadikan Merv sebagai pusat kekuasaan. Namun, sebelum Yadzjurd berhadapan lagi dengan pasukan tentara Muslim yang akan merebut kembali Khurasan, dia dibunuh oleh pendukungnya yang tak loyal.

Khalifah Utsman bin Affan yang menggantikan Umar tak bisa menerima pemberontakan yang terjadi di Khurasan. Khalifah ketiga itu lalu memerintahkan Abdullah bin Amir Gubernur Jenderal Basra untuk kembali merebut Khurasan. Dengan jumlah pasukan yang besar, umat Islam mampu merebut kembali Khurasan.

Ketika Dinasti Umayyah berkuasa, Khurasan merupakan bagian dari wilayah pemerintahan Islam yang berpusat di Damaskus. Penduduk dan pemuka Khurasan turut serta membantu Dinasti Abbasiyah untuk menggulingkan Umayyah. Salah satu pemimpin Khurasan yang turut mendukung gerakan anti- Umayyah itu adalah Abu Muslim Khorasani antara tahun 747 M hingga 750 M.                

🌸🌷🌸                     
Setelah Dinasti Abbasiyah berkuasa, Abu Muslim justru ditangkap dan dihukum oleh Khalifah Al-Mansur. Sejak itu, gerakan kemerdekaan untuk lepas dari kekuasaan Arab mulai menggema di Khurasan. Pemimpin gerakan kemerdekaan Khurasan dari Dinasti Abbasiyah itu adalah Tahir Phosanji pada tahun 821.

Ketika kekuatan Abbasiyah mulai melemah, lalu berdirilah dinasti-dinasti kecil yang menguasai Khurasan. Dinasti yang pertama muncul di Khurasan adalah Dinasti Saffariyah (861 M - 1003 M). Setelah itu, Khurasan silih berganti jatuh dari satu dinasti ke dinasti Iran yang lainnya. Setelah kekuasaan Saffariyah melemah, Khurasan berada dalam genggaman Dinasti Iran lainnya, yakni Samanid.

Setelah itu, Khurasan menjadi wilayah kekuasaan orang Turki di bawah Dinasti Ghaznavids pada akhir abad ke-10 M. Seabad kemudian, Khurasan menjadi wilayah kerajaan Seljuk. Pada abad ke-13 M, bangsa Mongol melakukan invasi dengan menghancurkan bangunan serta membunuhi penduduk di wilayah Khurasan.

Pada abad ke-14 M hingga 15 M, Khurasan menjadi wilayah kekuasaan Dinasti Timurid yang didirikan Timur Lenk. Khurasan berkembang amat pesat pada saat dikuasai Dinasti Ghaznavids, Ghazni dan Timurid. Pada periode itu Khuran menggeliat menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Tidak heran, jika pada masa itu lahir dan muncul ilmuwan, sarjana serta penyair Persia terkemuka.

Sederet literatur Persia bernilai tinggi ditulis pada era itu. Nishapur, Herat, Ghazni dan Merv kota-kota penting di Khurasan menjadi pusat berkembangnya kebudayaan. Memasuki abad ke-16 M hingga 18, Khurasan berada dalam kekuasaan Dinasti Moghul. Di setiap periode, Khurasan selalu menjadi tempat yang penting.

Bangunan-bangunan bersejarah yang kini masih berdiri kokoh di Khurasan menjadi saksi kejayaan Khurasan di era kekhalifahan. Selain itu, naskah naskah penting lainnya yang masih tersimpan dengan baik membuktikan bahwa Khurasan merupakan tempat yang penting bagi pengembangan ajaran Islam.

Salah satu informasi yang tersebar tentang imam mahdi adalah beliau memimpin pasukan perang dengan membawa panji hitam dari arah timur (ada juga riwayatnya spesifik menyebut khurasan). Khurasan adalah negeri yang sekarang berada di utara Iran. Yang pada saat ini diduduki oleh Afganistan-Tajikistan-Turkmenistan dan Uzbekistan.

Afganistan adalah sebuah wilayah yang bergunung-gunung dengan iklim yang ekstrim (musim panas yang kering dan musin dingin yang bersalju), bahkan sering menjadi pusat terjadinya gempa, namun meski dianggap sebagai negeri termiskin di dunia, orang-orang Afghanistan adalah orang-orang yang ulet dan tangguh.

Terbukti imperium Rusia yang dulu bernama Uni Sovyet pernah menjajah mereka, namun mereka sangat kuat dengan segala keterbatasan alat perangnya dan mereka berhasil mengusirnya sehingga ekonomi Rusia defisit akibat perang Afghan. Di samping itu saat ini negara tersebut meski sudah berdiri tapi masih dilanda pertikaian antar suku, bahkan pasukan AS dan sekutunya tidak mampu menaklukan pertikaian yang ada. Meski jumlah pasukan dan teknologi yang diturunkan tidak terbilang jumlahnya, namun Khurasan seolah tidak terjamah oleh tangan manapun untuk menguasainya.

Pasukan-pasukan mujahid yang ada disana disinyalir merangkak dan bergerak kebeberapa daerah yang masih konflik perang seperti Irak dan sekarang Suriah. Para muslim yang meyakini keshahihan hadits panji hitam ini berbondong-bondong menuju daerah konflik tersebut yang dipercaya disana terdapat kelompok mujahid yang membawa panji hitam seperti yang disebutkan oleh hadits tersebut:

“Ada tiga orang yang akan saling membunuh di sisi simpanan kalian; mereka semua adalah putera khalifah, kemudian tidak akan kembali ke salah seorang dari mereka. Akhirnya muncullah panji-panji hitam dari arah timur, lalu mereka akan memerangi kalian dengan peperangan yang tidak pernah dilakukan oleh satu kaum pun… (lalu beliau menutur-kan sesuatu yang tidak aku fahami, kemudian beliau berkata:) Jika kalian melihat (khalifah yang membawa panji-panji hitam) tersebut, maka bai’atlah dia! Walaupun dengan merangkak di atas salju, karena sesungguhnya ia adalah khalifah Allah al-Mahdi.” (Matan milik Ibn Majah Juz 4 hal.412 No.4084 cet; Darul Ma’rifah)

Namun, Apakah hadits tentang panji hitam dari arah timur ini shahih? Apabila shahih, apakah kelompok yang dimaksud oleh hadits itu Jabhah Nusroh?

🌸🌷🌸

Berdasarkan Takhrij Hadits dengan metode I’tibar riwayah didapatkan 3 jalur riwayat yang marfū’ dari para shahabat dan beberapa riwayat yang mauqūf tentang hadits panji hitam dari arah timur ini. Berikut bagan riwayatnya:

Jalur Ibnu Ma’ūd radliyallāhu ‘anhu

Pada bagan di atas untuk jalur Ibnu Mas’ūd radliyallāhu ‘anhu terdapat seorang rawi yang lemah yaitu: Yazid bin Aby Ziyad. Semua riwayat yang dikeluarkan oleh banyak Imam Mukharrij bermuara hanya kepadanya:

عن عَلِيِّ بن صَالِحٍ، عن يَزِيدَ بن أبي زِيَادٍ، عن إبْرَاهِيمَ

Ia termasuk pembesar Syi’ah[1] dan bukan termasuk rawi yang hafal hadits menurut Imam Ahmad[2]. Ibnu Ma’in menilai hadis-hadisnya tidak bisa dipakai hujjah.[3] Atas seluruh penilaian para Imam Hadis, al-Hāfidz menilai ia itu dlaif[4].

Dengan melihat penilaian al-Hāfidz ini, dapat difahami bahwa riwayat Yazid pada dasarnya berada pada ke-dlaifan yang ringan yang mana maksudnya ia dapat dipakai hujjah apabila ada riwayat lain yang menguatkanya baik mutābi atau syawāhid. Namun khusus riwayat ini terdapat pe-ma’lulan (penilaian cacat) dari beberapa imam diantaranya Imam Ahmad mengatakan:


Hadits Ibrahim dari ‘Alqomah dari Abdullah bin Mas’ud “laisa bisyai’” (tidak ada apa-apanya). Aku berkata pada Abdullah: (apakah yang dimaksud) hadits panji–panji hitam? Ia berkata: Iya benar.[5]

Begitupun Imam Wakī’ menilai:

“Yazid bin Aby Ziyad dari Ibrahim dari Alqomah dari Abdullah Yaitu tentang hadits panji (hitam): (riwayatnya) lemah.”[6]

Bahkan Abu Usamah lebih keras lagi:

“Andaikan dihadapanku bersumpah 50 orang aku tidak mempercayainya. Apakah ini madzhab Ibrahim? Apakah ini madzhab Alqomah? Apakah ini madzhab ibnu Mas’ud?" [7]


Jalur Ibrahim dari Alqomah dari Ibnu Mas’ud radliyallāhu ‘anhu yang dibawa oleh Yazid bin Aby Ziyad adalah Munkar. Yazid seorang rawi yang lemah dan bukan seorang hafidz. Kelemahan seperti ini pada dasarnya bisa diterima apabila ada riwayat lain yang mendukungnya. Namun kebesaran Ibrahim An-Nakha’ie seorang imam besar yang memiliki murid-murid yang tsiqah dan masyhūr tidak meriwayatkan seperti apa yang dibawa oleh Yazid adalah menunjukkan riwayat yang dibawa oleh Yazid dari Ibrahim adalah Munkar.

Yang menguatkan kemungkarannya adalah bahwa Yazid ini disamping seorang rawi yang lemah, ia seorang imam syi’ah dan termasuk pembesar syi’ah. Riwayat yang dibawa oleh Yazid ini nampak jelas wajib kita tolak disaat beliau menyendiri dari Ibrahim seorang imam besar, apalagi riwayat yang dibawanya adalah sebuah riwayat yang ia buat untuk mendukung ke-syi’ahannya.


Disaat jalurnya tercium kelemahan atas background Syi’ahnya, ternyata kita dapatkan jalur baru pada riwayat yang dikeluarkan oleh Imam al-Hakim yang padanya ada al-Hakam:

ثنا حَنان بن سُدير، عن عمرو بن قيس الملائي، عن الحكم، عن إبراهيم

Di jalur ini ada al-Hakam yang sama meriwayatkan dari Ibrahim. Sepintas jalur Yazid di atas saling menguatkan dengan jalur al-Hakam, apalagi al-Hakam seorang rawi tsiqah. Andaikan benar pada jalur Ibrahim ini ada Al-Hakam yang tsiqah maka apa yang dibawa Yazid adalah benar dan tidak sedang membawa kebid’ahannya dari background nya seorang syi’ah. Namun kenyataannya pada jalur ini sebenarnya tidak ada Al-Hakam dari Ibrahim karena pada sanadnya terdapat Hanān bin Sudair. Rawi ini dloif.

Imam Ad-Daraquthny mengatakan dalam kitabnya Al-Mu’talif Wal Mukhtalif dan di kitab Al-‘Ilal: “dia itu (Hanan bin Sudair) termasuk Syaikhnya Syi’ah.”[8]

Lagi-lagi di sini kita punya cerita baru bahwa rawi syī’ah yang lain sedang bermanuver politik dalam menguatkan jalur Yazid diatas. Hanān pada jalurnya kita dapatkan meriwayatkan dari ‘Amr bin Qais sebelum dari al-Hakam, sedangkan ‘Amr bin Qais adalah juga seorang guru besar di zamannya yang banyak diambil faidahnya oleh rawi-rawi yang tsiqah. Kemana para rawi tsiqah yang biasa meriwayatkan dari ‘Amr? Atas demikian kesendirian Hanān dari ‘Amr bin Qais adalah bentuk kemungkaran pula untuk mengkatrol jalur Yazid sang rawi syi’ah pula. Bentuk-bentuk riwayat semacam ini perlu diwaspadai karena rawi-rawi ini ada hidup di masa daulah ‘Abbāsiyyah yang sedang subur-suburnya pemalsuan riwayat demi kepentingan politik dan kekuasaannya. Adapun Syaikh Abdurrohman Al-Mu’allimy pentahqiq kitab  Al-Fawaid Al-Majmu’ah karya Imam Asy-Syaukany berpendapat jalur Hanān ini Ibnu Abi Dārim lah pelaku pemalsuannya. Ia mengomentari:

ابن أبي دارم رافضي كذاب ، وقال الحاكم نفسه : رافضي غير ثقة ، وشيخه وشيخه لم أعرفهما ، وحنان رافضي غال ، والخبر فيما أرى من وضع ابن أبي دارم

“Ibnu Aby Darim seorang Syi’ah rofidloh Kadzzab (pendusta). Dan Imam Al-hakim sendiri mengatakan: “dia seorang Syiah Rofidloh yang lemah. Dan Syaikhnya dan Syaikhnya adalah tidak aku kenal. Dan Hanan seorang Syiah Rofidloh yang berlebihan. Dan kabar tentang ini dari yang aku tahu adalah dari kepalsuan Abu Bakar bin Aby Darim.”[9]

Riwayat yang dibawa oleh Hanan bin Suraid adalah Munkar bahkan palsu karena telah menyelisihi murid-muridnya ‘Amr bin Qois dan juga kemungkinan besar sanad ini di palsukan oleh Ibnu Aby Darim seorang Syi’ah Rofidloh yang Kadzzab (pendusta).

Atas penelusuran riwayat ini maka bisa diketahui riwayat dari arah Yazid bin Aby Ziyad adalah Munkar. Tidaklah benar Ibrahim mengabarkan kepadanya dari Al-Qomah dari Ibnu Mas’ud tentang kabar ini. Adapun Mutābi’ bagi Yazid yaitu Al-Hakam adalah juga tidak benar karena jalur ini dibawa oleh Hanan dan juga Abu Bakar bin Aby Darim seorang rawi pendusta.

Jalur riwayat dari arah Ibnu Mas’ud radliyallāhu ‘anhu adalah Dloif dan tidak sah sumber berita ini berasal dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallama. Kedua jalur dari arah ini tercium bau kebid’ahan yang dibawa oleh rawi-rawi Syi’ah dari Kuffah yang disana sudah banyak para penganut faham Syi’ah bertebaran.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸

        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten

Ustadzah berarti sampai saat ini apa Khurasan itu masih diperebutkan?

Apa masih terjadi peperangan ustadzah? 

Seistimewa apa Khurasan itu ustadzah sehingga banyak yang ingin menguasai dan menjadi pemimpin?

🌸Jawab:

Khurasan adalah salah satu negeri yang makmur dari segi ekonomi, dan orang-orang yahudi juga mengetahui bahwa khurasan adalah tempat Raja mereka turun.

Tapi perlu diingat derajat keshohihan hadist-hadist itu ada yang dhoif, gharib, hasan.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸

 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Baik. Pembahasan malam ini mungkin dirasa cukup, semoga berkenan, semoga bisa menambah wawasan.

Jazakumullah khair atas undangannya, mohon maaf apabila banyak kekurangan. Semoga grup ini berkah dan bermanfaat untuk seluruh umat aamiin. 

Baarakallahu lii wa lakum fiil quranil adhiim, wa nafa’ni wa iyyakum bimaa fiihi mina aayaati wadz dzikrul hakiim, wa taqabbal minni wa minkum tilaawawatahu, innahu huwas samii’ul aliim, aquulu qauli hadzaa wastaghfirullahl adhiim lii wa lakum wa lisaairi muslimiin, fas taghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiim.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar