Jumat, 30 Oktober 2020

ISTRI VS REZEKI

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

 💎M a T e R i💎

Assalamu'alaikum sahabat ku... 
Semoga malam ini sehat semua, kalau ada yang lagi sakit, semoga Alloh ﷻ beri kesembuhan. Aamiin

Alhamdulillah Segala puji bagi Alloh ﷻ yang telah memberikan Rahmat dan kesempatan untuk kita malam ini. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam, keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Ukhtyfillah...
Impian setiap pasangan yang sudah cukup dewasa dan tidak ingin main-main lagi dengan hubungan mereka adalah menikah tanpa menunggu terlalu lama.

Namun nyatanya, tidak semua orang bisa naik ke pelaminan secepat harapan mereka. 
Banyak alasan dan kekhawatiran yang membuat sebagian dari kita memutuskan untuk menunda.

Banyak kaum adam yang nampak menunda-nunda untuk menikah, alasannya belum mapan, belum punya rumah dan belum-belum yang lainnya.

Padahal dengan menikah, pintu-pintu rezeki itu akan terbuka. 
Benarkah? 

Bagaimana bisa?

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang diantara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. an-Nur: 32)

Alloh ﷻ menegaskan dalam firmannya di atas, ia berjanji akan memberikan karunianya. 

Ini yang perlu kita yakini dengan sebenar-benar keyakinan. Pun begitu dengan Rasulullah ﷺ. Dalam sebuah sabdanya, nabi memperkuat firman Alloh ﷻ di atas.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga orang yang akan mendapatkan pertolongan Alloh ﷻ yaitu: (1) orang yang berjihad di jalan Alloh ﷻ dan (2) orang yang menikah demi menjaga kesucian dirinya, (3) budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya.” 
(HR. An-Nasa’i, no. 3218; Tirmidzi, no. 1655; Ibnu Majah, no. 2518. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Berikut penjelasan lebih lanjut mengapa dengan menikah dapat membuka pintu-pintu rezeki.

🔹Pertama, Memperluas Silaturahim

Dua keluarga besar menjadi satu dengan pernikahan, ini bukti nyata bahwa dengan menikah itu mampu memperluas silaturahim. Bukankah silaturahim sendiri dapat menambah rezeki.
”Siapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturrahmi.” (HR. Bukhari).

🔹Kedua, Motivasi Lebih Dalam Berkarya

Memiliki pasangan hidup, itu berarti ada tanggung jawab yang muncul. Sedikit banyak hal tersebut dapat menjadi motivasi untuk berkarya, bekerja lebih semangat lagi.

🔹Ketiga, Lebih Irit

Hidup sendiri, terkadang membuat seseorang menjadi boros. Itu karena tidak ada yang mengingatkan kita ketika menghambur-hamburkan uang untuk keperluan tertentu.
Dengan menikah, disadari atau tidak, pasangan kita akan membantu menghemat uang yang ada.

🔹Keempat, Berdua Lebih Baik Daripada Sendiri

Dalam shalat, berjemaah itu lebih baik ketimbang sendirian. Selain soal pahala yang dijanjikan, hal itu juga menyiratkan soal kebersamaan kita dalam melakukan ibadah kepadanya.
Pun begitu ketika menikah, itu menjadikan hidup kita lebih baik. Alloh ﷻ akan mengkaruniakan rezeki untuk dua pribadi yang berbeda.

Banyak yang sudah membuktikan bahwa dengan menikah akan terbuka pintu rezeki. Awalnya cuma hidup pas-pasan dengan gaji pas-pasan dan hidup di rumah kontrakan yang sempit serta makan yang pas-pasan. Ternyata Alloh ﷻ beri kelapangan setelah kesempitan. Karena Alloh ﷻ menolong setiap orang yang menikah yang ingin menjaga kesucian dirinya.

Apalagi rezekinya dijamin pula oleh Alloh ﷻ jika ia rajin menafkahi istri dan anaknya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).”
(HR. Bukhari, no. 1442; Muslim, no. 1010)

Ibnu Batthol menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah mengeluarkan infak yang wajib seperti nafkah untuk keluarga dan nafkah untuk menjalin hubungan kekerabatan (silaturahim).
Berarti siapa yang beri nafkah pada keluarga, pada kerabat, dan rajin pula mengeluarkan sedekah sunnah, maka malaikat akan mendoakan supaya orang tersebut mendapatkan ganti. Hal ini serupa seperti yang disebutkan dalam ayat Al Qur’an,

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).” Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Maksud ayat diatas, siapa saja yang mengeluarkan nafkah dalam ketaatan pada Alloh ﷻ, maka akan diberi ganti.

Dalam hadits qudsi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, berinfaklah, Allah akan mengganti infakmu.” 
(HR. Bukhari, no. 4684; Muslim, no. 993)

Sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits doa malaikat di atas, “Para ulama menyatakan bahwa infak yang dimaksud adalah infak dalam ketaatan, infak untuk menunjukkan akhlak yang mulia, infak pada keluarga, infak pada orang-orang yang lemah, serta lainnya. Selama infak tersebut tidaklah berlebihan, alias boros.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 87)

Pernikahan merupakan sunnah yang diagungkan oleh Alloh ﷻ. 
Selain mencari ridha-Nya, menikah juga menjadi salah satu jalan sebagai pembuka pintu rezeki. Alloh ﷻ senantiasa mencukupkan rezeki pasangan yang sudah menikah, meski hanya salah satu dari keduanya yang bekerja.

Ternyata, tidak hanya dengan bekerja saja pasangan suami istri bisa mendatangkan rezeki. 
Namun dengan memperbaiki akhlak serta memperbanyak berbuat baik, maka dengan mudah rezeki akan sering datang kepada sebuah keluarga.

Jika biasanya suami bertanggungjawab mencari nafkah, maka istri pun memiliki tanggungjawab lain yang tidak kalah penting. 

Perilaku seorang istri ternyata akan berdampak terhadap sedikit atau banyaknya rezeki yang didapatkan suami.
Dengan mengenali ciri istri berikut, pasangan keluarga bisa memperbaiki rezeki yang mungkin saja tersendat selama ini.

◼️1) Wanita Yang Taat Pada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya

Sebelum menikahi seorang wanita, pria haruslah mempertimbangkan ke empat faktor berikut yaitu karena (1) kecantikannya, (2) keturunannya, (3) hartanya dan (4) agamanya. Namun, dari keempat faktor tersebut faktor agama haruslah yang paling diutamakan. Akan sangat beruntung jika bisa mendapatkan keempat faktor tersebut.

Jika mencari wanita dengan faktor agama tentu ia merupakan wanita yang taat kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. Tidak hanya itu, wanita dengan ciri ini juga akan membawa rumah tangga menuju surga dan membawa ketentraman dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga tersebut akan bahagia, tentram, nyaman dan itulah rezeki yang sangat berharga.

Rumah tangga yang dipimpin oleh seorang imam yang sholeh dan didampingi istri sholehah tentu akan menjadikan rumah tangga tersebut mendapat berkah dari Alloh ﷻ. Tidak cukup sampai di situ, pernikahan tersebut juga akan menghasilkan anak-anak yang sholeh dan sholehah, serta mendapatkan keridhaan serta rahmat dari Alloh ﷻ.

◼️2) Wanita Yang Taat Pada Suaminya

"Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya." 
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). 

Itulah hadist Rasulullah ﷺ mengenai betapa utamanya menjadi istri yang taat kepada suaminya. Menjadi istri yang sholehah haruslah mentaati perintah suaminya selam perintah tersebut tidak bertentangan dengan agama.
Dengan ketaatan tersebut, maka akan membuat hati suami menjadi tenang dan damai. 

Itulah yang menyebabkan suami mudah dalam menjalankan kewajibannya mencari rezeki yang halal bagi keluarganya. 

Namun, jika seorang istri tetap ini berkarir di luar rumah haruslah terlebih dahulu mendapatkan izin dari suaminya. Selain itu, ia juga harus mampu menjaga diri dengan baik di tempat kerja tersebut.

“Laki-laki adalah pemimpin atas wanita karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Maka wanita-wanita yang saleh adalah yang taat lagi memelihara diri di belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya.” 
(QS. An Nisa : 34).

◼️3) Wanita Yang Melayani Suaminya dengan Baik

Menjadi seorang istri haruslah mengetahui apa saja tugas dan kewajibannya. Menjalankan tugas rumah tangga dan melayani suami dengan baik serta mendidik anak-anaknya merupakan tugas utama seorang istri. 

Istri yang sholehah selalu berusaha melayani suaminya dengan baik seperti menyiapkan sarapan, menyediakan keperluannya, memenuhi kebutuhan biologis serta menjaga perasaan suami jangan sampai terlukan karena sikap istri.

Wanita yang memiliki sikap demikian akan menjadi istri kesayangan suami dan menjadi rekan yang baik dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah dan menarik hal-hal positif ke dalam rumah tangga tersebut. termasuk di dalamnya menarik rezeki yang halal bagi suaminya.

◼️4) Wanita Yang Berhias Hanya untuk Suaminya

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah.” (HR. Muslim). 

Wanita adalah makhluk yang suka berhias dan mempercantik diri. Akan tetapi, seorang wanita yang sholehah hanya berhiaas dan menampakkan perhiasannya tersebut untuk suaminya seorang. Ketika seorang istri selalu dipandang menyenangkan dan mengetahui cara membuat senang suaminya maka malaikat pun ikut berdoa agar Alloh ﷻ memudahkan rezeki datang kepadanya.

◼️5) Jika Ditinggal Menjaga Kehormatan dan Harta Suami

Ketika suami keluar untuk mecari nafkah, maka kewajiban seorang istri yang ditinggalkan adalah harus mampu menjaga kehormatannya. 

Selain itu, ia juga harus menjaga dirinya dari tamu yang tidak pantas, membatasi keluar rumah apabila urusan tersebut tidak begitu penting. 

Selain itu, wanita tersebut harus bisa menjaga harta yang ditinggalkan sang suami dan mempergunakannya pada hal-hal yang bermanfaat atas izin suaminya. Wanita yang mempunyai ciri tersebut akan membuat rezeki mudah masuk ke dalam rumahnya sebagai upah dari ketaatannya kepada Alloh ﷻ dan kesetiaannya terhadap suami.

◼️6) Wanita Yang Senantiasa Meminta Ridha Suami Atasnya

Ciri istri pembawa rezeki selanjutnya adalah ia yang senantiasa meminta ridha suami atasnya. Wanita dengan ciri ini tahu bagaimana cara menyenangkan hati sang suami dan bisa menjaga sikap serta prilakunya agar tidak menyinggung serta melukai perasaan suaminya tersebut. Ia selalu berusaha agar suaminya tidak pernah marah terhadapnya. 

Ia tidak akan tidur dalam keadaan marah atau meninggalkan suami dalam keadaan marah sampai mendapatkan maafnya. 

Mengajak suami bercanda juga bisa membuat suami senang karena dapat menceriakan perkawinan.

Istri yang demikian itu merupakan istri yang menjadi penghuni surga, Hadist Rasulullah ﷺ 
”maukah kalian kuberitahu istri-istri yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, dimana jika suaminya marah dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata ” Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.”
(HR. An Nasai).

Istri seperti ini adalah istri yang dimudahkan rezekinya melalui tangan suaminya karena amalan dan kesetiaan pada suaminya. 

◼️7) Wanita yang Menerima Pemberian Suami Dengan Ikhlas

Ciri istri pembawa rezeki selanjutnya adalah ia yang tidak pernah mengeluh pemberian dari suaminya. Wanita ini selalu menerima dengan ikhlas serta menghargai apapun yang diberikan suami kepadanya. 

Ia selalu bersyukur atas apa yang diperoleh suaminya meskipun hanya sedikit. Wanita yang senantiasa bersyukur dan ikhlas ini rezekinya senantiasa akan bertambah baik kuantitas maupun keberkahan yang akan diberikan Alloh ﷻ kepadanya ataupun melalui suaminya.

◼️8) Wanita Yang Bisa Menjadi Partner Meraih Ridha Alloh ﷻ

Istri yang menjadikan rumah tangganya sebagai lahan ibadah dan pengabdian diri kepada Alloh ﷻ bisa menjadi rekan diskusi yang berimbang bagi suaminya. Tidak hanya itu, ia juga bisa melakukan koreksi dan menyampaikannya dengan lembut kepada suaminya. 

Selain itu, wanita yang memiliki ciri ini juga bisa menjadi motivator suami untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Itulah yang menyebabkan munculnya kalimat “Di balik pria yang sukses ada wanita hebat di belakangnya.”

◼️9) Wanita yang Tak Pernah Putus Doa Untuk Suaminya

Ciri wanita pembawa rezeki yang terakhir adalah wanita yang selalu menerima takdir Alloh ﷻ namun tetap berusaha dengan mendoakan suami dan anak-anaknya agar sukses di dunia dan akhirat. 

Rutinitas berdoa tidak pernah terputus dari wanita ini, menjadi penghias bibir setelah menjalankan ibadah sholat. Wanita seperti inilah yang akan mendatangkan rezeki kepada suaminya karena selalu melibatkan Alloh ﷻ pada setiap langkah suaminya lewat doa yang diucapkan setiap hari.

Itulah 9 ciri istri pembawa rezeki bagi suaminya. Maka beruntunglah lelaki yang mendapatkan istri dengan ciri-ciri tersebut. Akan tetapi, apabila belum mendapatkan istri yang demikian adalah kewajiban suami untuk mendidik istrinya agar selalu berada di jalan Alloh ﷻ serta membawa rumah tangga tersebut ke surga-Nya.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0️⃣1️⃣ iNdika ~ Semarang 
Assalamu'alaikum ustadzah, 

Saat ini suami terlibat dalam hutang.  Alhamdulillah Innalillahi Wa Innalillahi Roji'un yang sangat besar. Kalau menurut suami, karena manajemen keuangan beliau pada waktu lajang amat sangat buruk. Saya pernah membaca bahwa pada waktu terjadi pernikahan, apabila salah satu terkena musibah, bisa jadi karena disebabkan pasangannya. 

Yang menjadi pertanyaan saya, apakah ini termasuk teguran kepada saya, karena sebagai istri kurang taat kepada suami atau bagaimana?

Mohon pencerahannya.
Semoga ini, bukan membuka aib suami. 

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam Mba Indika.

Ujian dalam rumah tangga itu banyak sekali macamnya, apalagi diawal awal pernikahan. Salah satunya adalah masalah keuangan, ini yang sering terjadi. 

Nah apakah ujian itu datang karena sesuatu? Wallahu a'lam, yang wajib kita lakukan setiap hari adalah muhasabah diri, menghitung kesalahan diri, dan meminta ampun kepada Alloh ﷻ, dan meminta maaf jika itu kesalahan terhadap manusia. 

Kenapa harus lakukan itu semua? Agar hati kita selalu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menghambat kita untuk taat, baik kepada Alloh ﷻ, maupun kepada suami. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ iNdika ~ Semarang
Apabila kita menerima fitnah terhadap diri kita, setelah menikah yang bahkan kita tidak tahu siapa yang memfitnah kita. Apakah ini tanda Alloh ﷻ menegur kita?

🌸Jawab:
Jika kita saat itu berada pada ketaatan kepada Alloh ﷻ, maka itu ujian, tapi jika saat itu sedang berada pada kezaliman teguran. Muhasabah dan teruslah bermuhasabah.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum, 

1. Bu, seberapa peran istri dalam kelancaran rezeki Suami untuk menafkahi keluarganya? 

2. Apakah ada doa agar diberikan keberkahan dalam mencari rezeki yang halal kepada suami dalam bekerja? 

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Sangat besar, karena ditangan istrilah suasana hati suami, jika hatinya senang, maka dia akan mampu bekerja maksimal, ide-ide kreatif akan dia dapatkan jika istrinya mampu mensupport. 

2. Doanya ada seperti berikut: 

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa. 

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah)

Atau : 

Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak.

Artinya: “Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi) 

Atau : 

اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak.

Artinya: “Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” 
(HR. Tirmidzi no. 3563. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي

Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii wa athil hayaatii ‘ala tho’atik wa ahsin ‘amalii wagh-fir lii.

Artinya: “Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.”

Atau 

Allahumma innii as'aluka min fadhlika wa athaa'ika rizkan thayyiban mubaarakan. Allahumma innaka amarta bid du'aa'i wa qadhaita alayya nafsaka bil istijaabah wa anta laa tukhlifu wa'daka wa laa tukadzzibu ahdaka. Allahumma ma ahbabta min khairin fa habbibhu ilaina wa yassirhu lanaa wa maa karahta min syaiin fa karihhu ilaina, wa jannibnaahu wa laa tunzi' annal islaam ba'da iz a'thaitanaa.

Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta dari keutamaan-Mu dan pemberian-Mu, rizki yang baik lagi berkah. Ya Allah sesungguhnya Engkau memerintahkan untuk berdoa dan memutuskan atasku pengabulan doa, dan Engkau Dzat Yang tidak melanggar janji dan tidak mendustainya. Ya Allah, tidak ada kebaikan yang Engkau sukai, kecuali Engkau jadikan kami mencintai kebaikan tersebut dan mudahkan kami mendapatkannya. Dan tidak ada sesuatu yang Engkau benci kecuali Engkau jadikan kami benci terhadap sesuatu tersebut dan jauhkanlah kami darinya. Dan janganlah Engkau cabut dari kami keislaman kami setelah Engkau berikan."

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Ida ~ Tanjungpinang
Apakah dalam menjemput rezeki dalam keluarga, seorang istri harus ikut berperan juga? Padahal suami dalam kondisi yang masih kuat & mampu dengan alasan suami bahwa rezeki akan didapatnya bila suami istri ikut serta bekerja? 

🌸Jawab:
Suami istri itu harus saling mendukung. Baik dalam mendidik anak, maupun dalam hal rezeki.  Jika untuk bekerja, tentu sebaiknya istri itu dirumah, menjadi madrasah bagi anak-anaknya. Terus bagaimana andilnya dalam menjemput rezeki? 

Yang pertama, jemput rizki dengan dhuha, ke dua jemput rezeki dengan menjaga hati suami, lepaslah suami bekerja dengan wajah ceria, dan sambut kepulangannya dengan wajah ceria dan baju yang rapi. Senangkan hatinya, bahagiakan dia, maka insyaaAllah rezeki akan mengalir. 

Jika suami malas bekerja, beri support dia untuk bekerja. Jangan dibiarkan. Tapi jangan tuntut dia melebihi kemampuannya. 

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Hesti ~ Surabaya
Dalam Islam itu seorang pria boleh menikah lebih dari 1 tanpa ijin. Sebagai seorang wanita tidak bisa memungkiri jika tiba-tiba suami menikah lagi maka hatinya sakit tapi perceraian itu suatu yang halal meski dibenci Alloh ﷻ. Apakah jika istri melayani suami dengan rasa sakit hati dan rasa terpaksa ini doanya makbul demi keluarganya dan juga sebagai istri shalihah. 

🌸Jawab:
Itu tergantung, apa sakitnya karena kezaliman, atau karena kecemburuan dan itu bukan karena kezaliman. Jika sakitnya karena zalim, maka doanya akan makbul, tapi jika karena cemburu, dan suami tidak melakukan kezaliman, tidak melanggar syari'at. Maka jika dia berharap doanya makbul karena  rasa sakit, tentu Alloh ﷻ tidak akan memasukkan doanya pada golongan doa-doa orang yang terzalimi.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Mala  Hasan ~ Lampung
1. Apakah termasuk tidak mentaati suami, jika pernah menolak ketika suami meminta istrinya untuk bekerja diluar rumah. Alasan suami karena keuangan yang sedang sulit. Sedang alasan istri karena ingin mengurus rumah tangga dan mengasuh anak.

Apakah istri berdosa dengan alasannya tersebut? 

2. Istri bekerja tapi suami memaksa untuk berhenti, tapi setelah berhenti keuangan menjadi sulit. Suami kembali meminta istri bekerja kembali, tapi istri mengatakan kalau ingin mengurus keluarga saja.

Kalau ini bagaimana bunda. 

Ini pengalaman 2 orang yang berbeda bun.

Jazaakillahu khoiran bunda. 

🌸Jawab:
1. Tidak salah jika istri menolak untuk bekerja diluar rumah, karena tugas istri memang bukan untuk bekerja diluar rumah, tapi tempatnya adalah dirumah, untuk yang wajib saja, seperti sholat, masjidnya adalah dirumah, bahkan didalam kamar. 

2. Jawaban sama, tidak ada kewajiban istri untuk bekerja. Jikapun dia bekerja itu adalah berupa sedekahnya untuk keluarga. Sedekah itu tidak wajib. 

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Saudari ku...

Banyak suami yang mungkin tidak sadar bahwa sebenarnya, rezekinya adalah semakin banyak mengalir deras itu atas peranan istri dengan izin Alloh ﷻ.

Seorang istri, yang membuat rumah tangga lebih bahagia menuju ke surga sekaligus menjadi sumber rezeki paling berharga untuk suami.

Jadi antara istri dan rezeki adalah satu kesatuan, saling menopang. 

Istri bukanlah beban bagi suami, tapi dialah sumber keridhoan Alloh ﷻ. 

Demikian pertemuan kita malam ini. 

Mohon maaf untuk kesalahan dan kekhilafan. 

Wassalamu'alaikum warahmatulkahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar