Rabu, 14 Oktober 2020

DIA KAYA KENAPA AKU TIDAK?



OLeH  : Ustadzah Tribuwhana Kusuma W. 

        💘M a T e R i💘

DIA KAYA, KENAPA AKU TIDAK? 

Rezeki kita sudah diatur dan sudah ditentukan. Kita tetap berikhtiar. Namun tetap ketentuan rezeki kita sudah ada yang mengatur. Maka, tidak perlu khawatir akan rezeki.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Dalam hadits lainnya disebutkan,

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Alloh ﷻ berfirman, _“Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Alloh ﷻ berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ibnul Qayyim berkata,

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Alloh ﷻ kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmah-Nya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmat-Nya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Alloh ﷻ membuka untuknya DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Alloh ﷻ mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Alloh ﷻ membuka EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga darimana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.” (Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali)

◼️MASIHKAH KITA KHAWATIR DENGAN REZEKI?

Ingatlah, rezeki selain sudah diatur, juga sudah dibagi dengan adil.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553)

Hanya Alloh ﷻ yang memberi taufik dan hidayah.

WaLlahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷

         💘TaNYa JaWaB💘

0️⃣1️⃣ iNdika ~ Semarang

Kalau rezeki sudah diatur,apakah kalau kita berutang juga diatur atau karena gaya hidup?

🔷Jawab:
Hutang beda dengan rezeki, jadi orang mau berhutang atau tidak, pilihannya sendiri bukan atas kemauan orang lain.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Adhry ~ Makassar
Bagaimana dengan orang yang begitu mudah mendapatkan rezeki dengan cara pesugihan dibandingkan dengan orang yang taat beribadah lebih sulit mendpatkan rezeki. (korban sinetron rahasia Ilahi)

🔷Jawab:
Apakah sudah pernah melihat langsung tentang praktek pesugihan? Atau hanya mengikut kata orang?Hati-hati dengab perilaku syirik ini karena bisa menimbulkan dosa besar, naudzu billah.

Wallahu a'lam

🌷Belum sih. Tapi banyak yang bilang begitu ustadzah,. Ana juga takut. Karena itu sifatnya sementara. TIDAK berkah juga.

0️⃣3️⃣ Maryam ~ Ppu
Bagaimana dengan orang yang mndapatkan rejekinya dengan melobi penguasa (mendapatkan jabatan di instansi dengan cara melobi pejabat yang berwenang) atau membeli jabatan? 

🔷Jawab:
Perilaku orang tersebut tidak patut ditiru dan hasil pekerjaannya juga tidak berkah buat keluarganya.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Safitri ~ Banten
Ngena sekali materinya  ustadzah dulu fitri jadi orang yang kufur sekali sama nikmat Alloh ﷻ fitri tidak pernah merasa puas dan tidak pernah bersyukur atas nikmat yang Alloh ﷻ kasih, dulu fitri selalu mempertanyakan kenapa,kenapa dan kenapa tapi pas Alloh ﷻ kasih teguran sama fitri disitu fitri mohon-mohon dan minta sama Alloh ﷻ. 

Ustadzah bagaimana supaya kita tuh tidak mudah dalam menyalahkan Alloh ﷻ dan tidak mempunyai rasa iri atas hidup orang lain?

🔷Jawab:
Selalu bersyukur atas semua nikmat dari Alloh ﷻ, untuk urusan dunia melihat orang yang kurang mampu dari kita, tapi untuk urusan akhirat kita melihat orang yang lebih baik dari kita

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Nick ~ Cilegon
Ustadazh kebetulan saya kenal sama beliau. nah beliau itu suka dapat rezeki lebih dari hasil misalnya melebihkan jumlah uang anggran nah selisih anggarannya masuk ke kas dia itu rezeki halal atau haram?

🔷Jawab:
Haram

🌷Ustadzah kadang dia suka sedekah pakai uang itu juga itu hukumnya bagaimana buat si penerima dan si pemberi?

🔷Sama-sama berdosa jika yang menerima sudah tahu asal-usul uangnya.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Farda ~ Malang
Assalamu'alaikum ustadzah, 

Memang Alloh ﷻ sudah mengatur rezeki kita, lantas bagaimana dengan istilah "hidup itu murah, gaya hiduplah yang mahal", ketika kita hidup dengan mengikuti gaya hidup tersebut dan ternyata justru menjerumuskan kita pada kehidupan yang penuh hutang pihutang (naudzubillah), apakah itu juga bagian dari rezeki yang sudah diatur Alloh ﷻ untuk kita?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Hutang bukan bagian dari rezeki Alloh ﷻ tapi karena perilaku manusia.

Wallahu a'lam

0️⃣7️⃣ Rahma ~ Batam
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alloh ﷻ memang sudah mengatur rezeki kita tapi kalau misalkan kita tidak ada usaha untuk mendapatkan rezeki itu, apakah datang dengan sendirinya. 

Misalkan tidak mau kerja nih malas-malasan karena dibenaknya ada pemikiran tanpa harus dicari rezeki itu datang. 

Bagaimana itu ustadzah?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Rezeki tetap akan datang, tapi memperoleh penghasilan dengan tangan sendiri (meski hasilnya sedikit) lebih mulia daripada meminta-minta.

Wallahu a'lam

0️⃣8️⃣ Yeni ~ Ngawi
Assalamu alaikum, ustadzah,

Bagaimana kiat-kiat agar memotivasi diri agar pandai bersyukur, tidak mudah panasan atau cemburuan atas rejeki yang didapat orang lain. Kadang saya pribadi agak panasan kalau ada orang... 

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam, 

Maksudnya panasan kalau ada orang apa nggih?

🌷Mohon maaf ukhti tadi ketiduran. Maksudnya apabila ada tetangga yang menghina lalu membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain. 

Dan bagiamana saran atau kiat-kiat agar hati kita kuat dan tidak terpengaruh sama ocehan tetangga tersebut? 

🔷Selalu bersyukur atas semua nikmat Alloh ﷻ, fokus memperbaiki diri hingga meraih ridho Alloh ﷻ, tidak usah sibuk dengan perkataan orang lain karena kita berbuat baik saja diomongi apalagi kita berbuat keburukan. 

Kembalikan semuanya kepada Allah Ta'ala.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar