Jumat, 30 Oktober 2020

KESABARAN YANG LUAR BIASA

 


OLeH: Ummu Nadia Alifulia

  💎M a T e R i💎

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Selamat malam dan sehat selalu dalam lindungan Allah, Aamiin Allahumma Aamiin

Alhamdulillah jazakillah khair untuk moderator dan shalihah semuanya sudah memberikan kesempatan dan membuka majelis online pada malam hari ini dan in syaaAllah semoga berkah bernilai kebaikan untuk kita semua, Aamiin Allahumma Aamiin


🌸KESABARAN YANG LUAR BIASA


Ibnu Hibban meriwayatkan di dalam kitab “Ats-Tsiqat” kisah ini. Dia adalah imam besar, Abu Qilabah Al-Jurmy Abdullah bin Yazid dan termasuk dari perawi-perawi yang meriwayatkan dari Anas bin malik dan yang meriwayatkan kisah ini adalah Abdullah bin Muhammad. Berikut kisahnya:

Saya keluar untuk menjaga perbatasan di Uraisy, Mesir. Ketika aku berjalan, aku melewati sebuah perkemahan dan aku mendengar seseorang berdoa,

“Ya Allah, anugerahkan aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhoi. Dan masukkanlah aku dalam rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.” (QS. An-Naml: 19).

Aku melihat orang yang berdoa tersebut, ternyata ia sedang tertimpa musibah. Dia telah kehilangan kedua tangan dan kedua kakinya, matanya buta dan kurang pendengarannya. Beliau kehilangan anaknya, yang biasa membantunya berwudhu dan memberi makan…

Lalu aku mendatanginya dan berkata kepadanya, “Wahai hamba Alloh ﷻ, sungguh aku telah mendengar doamu tadi, ada apa gerangan?”

Kemudian orang tersebut berkata, “Wahai hamba Alloh ﷻ. Demi Allah, seandainya Alloh ﷻ mengirim gunung-gunung dan membinasakanku dan laut-laut menenggelamkanku, tidak ada yang melebihi nikmat Tuhanku daripada lisan yang berdzikir ini.” Kemudian dia berkata, “Sungguh, sudah tiga hari ini aku kehilangan anakku. Apakah engkau bersedia mencarinya untukku? (Anaknya inilah yang biasa membantunya berwudhu dan memberi makan)."

Maka aku berkata kepadanya, “Demi Allah, tidaklah ada yang lebih utama bagi seseorang yang berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, kecuali memenuhi kebutuhanmu.” Kemudian, aku meninggalkannya untuk mencari anaknya. Tidak jauh setelah berjalan, aku melihat tulang-tulang berserakan di antara bukit pasir. Dan ternyata anaknya telah dimangsa binatang buas. Lalu aku berhenti dan berkata dalam hati, “Bagaimana caraku kembali kepada temanku, dan apa yang akan aku katakan padanya dengan kejadian ini?" Aku mulai berpikir. Maka, aku teringat kisah Nabi Ayyub ‘alaihis salam.

Setelah aku kembali, aku memberi salam kepadanya.

Dia berkata, “Bukankah engkau temanku?”

Aku katakan, “Benar.”

Dia bertanya lagi, “Apa yang selama ini dikerjakan anakku?”

Aku berkata, “Apakah engkau ingat kisah Nabi Ayyub?”

Dia menjawab, “Ya.”

Aku berkata, “Apa yang Allah perbuat dengannya?”

Dia berkata, “Alloh ﷻ menguji dirinya dan hartanya.”

Aku katakan, ”Bagaimana dia menyikapinya?”

Dia berkata, “Ayyub bersabar.”

Aku katakan, “Apakah Alloh ﷻ mengujinya cukup dengan itu?”

Dia menjawab, “Bahkan kerabat yang dekat dan yang jauh menolak dan meninggalkannya.”

Lalu aku berkata, “Bagaimana dia menyikapinya?”

Dia berkata, “Dia tetap sabar. Wahai hamba Alloh ﷻ, sebenarnya apa yang engkau inginkan?”

Lalu aku berkata, “Anakmu telah meninggal, aku mendapatkannya telah dimangsa binatang buas di antara bukit pasir.”

Dia berkata, “Segala puji bagi Alloh ﷻ yang tidak menciptakan dariku keturunan yang dapat menjerumuskan ke neraka.”

Lalu dia menarik nafas sekali dan ruhnya keluar.

Aku duduk dalam keadaan bingung apa yang kulakukan, jika aku tinggalkan, dia akan dimangsa binatang buas. Jika aku tetap berada disampingnya, aku tidak dapat berbuat apa-apa. Ketika dalam keadaan tersebut, tiba-tiba ada segerombolan perampok mendatangiku.

Para perampok itu berkata, “Apa yang terjadi?” Maka aku ceritakan apa yang telah terjadi. Mereka berkata, “Bukakan wajahnya kepada kami!” Maka aku membuka wajahnya, lalu mereka memiringkannya dan mendekatinya seraya berkata, “Demi Allah, Ayahku sebagai tebusannya, aku menahan mataku dari yang diharamkan Alloh ﷻ dan demi Alloh ﷻ, ayahku sebagai tebusannya, tubuh orang ini menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sabar dalam menghadapi musibah.”

Lalu kami memandikannya, mengafaninya dan menguburnya. Kemudian, aku kembali ke perbatasan. Lalu, aku tidur dan aku melihatnya dalam mimpi, beliau kondisinya sehat. Aku berkata kepadanya, “Bukankah engkau sahabatku?” Dia berkata,” Benar.” Aku berkata, “Apa yang Alloh ﷻ lakukan terhadapmu?” Dia berkata, “Alloh ﷻ telah memasukkanku ke dalam surga dan berkata kepadaku, ‘Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.’” (QS. Ar-Ra’d: 24). 

“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎
        
0️⃣1️⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Bismillah...

Ummu, benarkah sabar itu tak terbatas atau sebaliknya?

Terkadang kita sudah menahan diri atas suatu perkara tapi kok masih berat terasa dipikul yaa...

Syukron

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Benar shalihah, sabar itu memang tak terbatas. 

Berarti itu balik ke ikhlas shalihah, terkadang kita sudah sabar tapi justru belum ikhlas. 

🌴Sabar itu berat ya, Umm tapi ikhlas itu lebih berat. 

🌷Hihihi... Jika seimbang, in syaaAllah tidak berat. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Afni ~ Garut
Assalamu'alaikum, 

Di saat kita menasihati orang tentang kesabaran dengan ilmu yang pernah kita pelajari tapi kadang ada perasaan dalam hati, "Apakah ketika di situasi yang sama, nasihat itu bisa kita lakukan?"

Yang Saya ingin tanyakan apakah karena rasa takut  menasihati orang lain tapi diri kita belum tentu mampu sehingga ilmu yang sudah dipelajari tidak disampaikan?

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Memang biasanya seperti itu shalihah, makanya seringkali disebut diamalkan dulu baru mengingatkan, sama halnya dengan kesabaran shalihah, memang tiap ujian itu konteks yang Alloh ﷻ berikan berbeda-beda, tapi yang namanya ujian tidak ada yang mudah bukan?

Maka cobalah melatih diri untuk bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi apapun, in syaaAllah mudah untuk kita menerapkannya kepada orang lain, shalihah. 

🌴Jadi meskipun misalnya kita sudah tahu ilmunya, kalau belum diterapkan pada diri sendiri, jangan dulu menasihati ya.

Makasih.

🌷Na'am shalihah, mengamalkan dulu baru menyampaikan. 

🌴Iya Umm jaazakillah khair. 

🌷Wa jazakillahu khair katsir shalihah. 

0️⃣3️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum, 

Um, apa maksud dari kesabaran manusia juga ada batasnya tapi bukannya kesabaran itu sendiri emang tidak ada batasnya yah?

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Batas di sini maksudnya batas ketika ia sudah wafat shalihah, tapi selagi ia masih hidup maka tidak ada batas dalam kesabaran itu. 

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Hesti ~ Yogya
Assalamu'alaykum, 

Terkadang di saat capek, lelah, gundah, marah sering terucap ... kesabaran sudah habis atau sabar ada batasnya...

Apakah kalimat di atas termasuk bagian dari munafik karena menyangkal arti bahwa sabar tidak berbatas?

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Tidak shalihah, itu termasuk ke dalam mengeluh, menurut ummu itu lumrah dan setiap manusia pasti pernah merasakannya. 

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Miyan ~ Sragen
Ustadzah bagaimana cara supaya kita bisa memiliki kesabaran yang luar biasa seperti kisah di atas, karena dalam realitanya tidak mudah untuk sabar dalam menghadapi musibah.

Jazakumullah khairan untuk jawabannya ustdzah.

🌷Jawab:
Terapkan hal ini ya, shalihah:
1) Selalu niatkan segala sesuatu itu karena Alloh ﷻ. 
2) Lakukanlah puasa sunnah. 
3) Jangan lupa rutin membaca Al-Qur'an. 
4) Kencengin dzikirnya ya. 
5) Berlatihlah untuk bersabar. 
6) Selalu husnudzon. 
7) Aturlah emosimu. 
8) Belajarlah untuk ikhlas dan tawakkal. 
9) Belajar juga dari kisah para Nabi dan sahabatnya. 
10) Lebih sering melihat ke bawah daripada ke atas. 
11) Ingatlah selalu janji-janji Alloh ﷻ. 
12) Dan tetap fokus pada tujuan hidupmu di dunia ini. 

🌴 MasyaaAllah... Jazakumullah khairan, Ustadzah, semoga bisa istiqomah mengamalkan. 

0️⃣6️⃣ Dias ~ Bandung
Assalamualaikum... 

Ustadzah, bagaimana kiat-kiat agar bisa memiliki kesabaran seluas samudra artinya tanpa batas baik pada saat diuji masalah rumah tangga dari anak maupun suami, dan ujian pada saat diberikan kenikmatan hidup.

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah

Jawabannya sama dengan jawabannya yang pertama (nomor 5️⃣) ya shalihah. 

🌴Jazakillah khair, ustadzah. 

🌷Wa jazakillahu khair katsir shalihah semuanya. 

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Baiklah shalihah semuanya, jazakillahu khair katsir sudah diberikan kesempatan untuk berbagi dan sharing ilmu yang insyaaAllah bermanfaat dan bernilai kebaikan untuk kita semua, jangan putus untuk selalu menuntut ilmu yaa, karena ilmu itu luas dan ada dimana saja. 

Semoga bisa bertemu kembali, Aamiin allahumma aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar