Sabtu, 08 Februari 2020

SELF HARM



OLeH: Bunda Heradini F., S.Psi

           💘M a T e R i💘

Saya awali dengan cerita panjang ya......

Suatu siang disebuah angkot, terlihat seorang remaja perempuan duduk setengah gelisah. Sesekali mengusap usap tangannya hingga tak sengaja, pandangan mata tertuju pada pergelangan tangannya.
Ada banyak bekas luka sayatan-mungkin dari silet- ditangan kanan dan kirinya.

Setengah perjalanan dia turun.
Dalam hati berpikir, kenapa tangan cewek itu.
Waktu berlalu dan mulai tahu apa dan bagaimana bentuk menyakiti diri sendiri.
Hingga kemudian kejadian itu terulang lagi. Bukan pada subyek yang sama. Tapi pada murid sendiri. Bukan tindakan yang sama, tapi modusnya sama. Menyakiti diri sendiri untuk menarik perhatian.
Ada murid, kalau keinginannya tidak terpenuhi, maka dia akan guling-guling di bawah meja sambil membentur-benturkan kepalanya di lantai.
Kami sebagai guru takutlah kalau anak ini kenapa. Sehingga ketika marah, kami akan segera memeluk erat dan menjaga kepalanya dari benturan.

Ada juga murid yang jika marah, dia  menggigit ujung-ujung jarinya hingga nyaris kelihatan dagingnya yang memerah bahkan mengeluarkan darah.

Banyak kasus di atas -semoga bisa menjadi pelajaran buat kita semua- bagaimana cara orang menyakiti dirinya sendiri sebagai perwujudan daru emosinya yang meluap.
Semakin kesini jadi semakin tahu apa itu self harm.

Tak banyak orang yang membicarakannya.
Self-harm masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Anggapan bahwa self-harm hanya aksi untuk mencari perhatian, tidak tahu rasa bersyukur terhadap hidup, atau sesuatu yang menakutkan turut menjadi alasan. Padahal, bisa saja di antara kita, atau bahkan diri kita sendiri pernah melakukan, lalu merasa bingung untuk terbebas dari self-harm.

Self harm dapat berupa tindakan melukai tubuh dengan benda tajam atau benda tumpul, seperti menyayat atau membakar kulit, memukul tembok, membenturkan kepala, dan mencabuti rambut. Penderita self harm juga dapat dengan sengaja menelan sesuatu yang berbahaya, seperti cairan deterjen atau obat nyamuk, bahkan menyuntikkan racun ke dalam tubuh.

Self harm, atau istilah lainnya self mutilation (mutilasi diri), non suicidal self-injurious, hingga self cutting behaviour (kebiasaan menyayat diri) memang terdengar mengerikan, tapi faktanya ngga sedikit orang yang terjebak dalam kebiasaan ini. Dan ternyata, meskipun secara fisik bikin sakit, tapi tindakan self harm ini sifatnya addiction. Ketika sudah sekali melakukannya, maka kemungkinan untuk melakukan hal yang sama bisa terulang.

Sayang, banyak individu yang terjebak dalam self harm dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi itu. Salah satu alasannya karena stigma negatif masyarakat yang menganggap perbuatan self harm sebagai hal yang tabu. Padahal, seseorang yang terjebak dalam self harm sangat membutuhkan support  positif dari lingkungannya.

💎MENGAPA ADA SESEORANG YANG MELAKUKAN SELF HARM?

Seseorang melakukan tindakan Self harm dengan tujuan untuk meredakan perasaan-perasaan yang menyakitkan yang terlalu berlebihan (marah, malu, cemas, sedih, frustasi, dan lain-lain), namun ada pula yang melakukan Self harm karena merasa terlalu sedikit emosi atau merasa kekosongan (misal saat disosiasi: “dengan melukai diri saya dan menyaksikan darah yang keluar, saya menjadi yakin bahwa ternyata saya masih hidup”).

Tujuan lain seseorang melakukan Self harm adalah sebagai cara mengekspresikan hal-hal yang tidak dapat mereka ceritakan. Misal: sebagai cara mereka meminta pertolongan dan sebagai cara menggambarkan perasaan menyakitkan di dalam diri. Seseorang juga melakukan Self harm dengan tujuan menjadikan Self harm sebagai bentuk menghukum diri (“jika saya menyakiti diri, maka tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi : biasanya ini terjadi ketika seseorang mengalami kilas balik trauma).

Kebanyakan anak muda yang melakukan self-harm ketika putus cinta, masalah keluarga, masalah pertemanan, dan yang paling terkenal adalah kasus bullying. Dengan melukai diri sendiri, mereka merasa bahwa sakitnya akan berkurang dan keadaan menjadi lebih baik padahal akan berdampak yang lebih buruk dimasa depan. Karena mereka menikmati tindakan tersebut, bisa mengakibatkan dilakukan secara berulang dan menyebabkan kecanduan.

💎UNTUK PENDERITA SELF HARM, APA YANG HARUS DILAKUKAN?

◼1. Carilah Orang Yang Nyaman Untuk Diajak Bicara.

Jika belum melakukan self-harm dan sudah terpikir untuk melakukannya, carilah orang yang nyaman untuk diajak bicara seperti orang tua, sahabat, kekasih tetapi jika orang-orang tersebut dianggap tidak bisa dipercaya, carilah psikolog atau guru.
Orang yang pergi ke psikolog bukan berarti orang yang memiliki gangguan kejiwaan saja, meski banyak orang yang beranggapan begitu tetapi sebenarnya psikolog bisa membantu menyelesaikan masalah yang ada sebelum terlambat.

◼2. Jangan Membiarkan Diri Sendirian.

Cari teman yang bisa menemani dalam kesepian hanya sekedar untuk pergi ke tempat umum seperti ke mall ataupun ke kedai kopi. Teman merupakan orang yang paling berpengaruh didalam kehidupan, dengan pergi bersama teman atau sahabat akan membuat pikiran kita yang mengganggu akan mereda.

Untuk meluapkan emosi bisa belanja ke mall, atau hanya sekedar duduk dengan menceritakan masalah yang sedang dihadapi
Mulai mengikuti kajian-kajian islam. Berkumpul bareng teman-teman yang bisa kasih support dan semangat.

◼3. Alihkan Pikiran. Jangan Terpaku.

Alihkan pikiran dengan menulis cerita, membaca Al Qur'an, membaca buku bermanfaat, dan traveling.
Traveling memang cara paling ampuh untuk menghilangkan stress, mengapa? Karena dengan traveling kita akan berhadapan langsung dengan alam yang baru, bertemu dengan orang baru dan lingkungan yang baru.
Dengan traveling kita bisa mencoba hal baru seperti makanan baru dan tempat wisata baru yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya.
Rihlah lillah. Mensyukuri ciptaan Alloh ﷻ.

◼4. Mengikuti Kegiatan Positif.

Mengikuti kegiatan positif seperti mengikuti komunitas di sekolah atau kampus, dan komunitas diluar seperti ke panti, bermain dengan anak-anak kecil.
Mengikuti komunitas juga akan menambah relasi kita dengan bertemu orang baru, pengalaman baru dan juga dapat membantu orang yang membutuhkan kita. Kita akan lebih menghargai hidup dengan melihat kehidupan orang lain yang memotivasi kita.

◼5. Berikan Peringatan Kepada Diri Sendiri.

Katakan kepada diri sendiri bahwa menyakiti diri sendiri merupakan tindakan yang tidak tepat, dan juga akan menimbulkan dampak negatif di masa depan.
Kita harus menyadari bahwa semua orang memiliki masalah dalam hidup, ketika kita mulai terjatuh kita harus berfikir bahwa orang lain saja bisa menjalaninya, kenapa kita tidak bisa?

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Erni ~ Jogja
Assalamualaikum ustadzah,

1. Saya punya tetangga yang kena narkotik. Kalau ketagihan suka menyayat sayat nadinya kemudian dihirupnya darahnya itu, apakah ini bisa di kategorikan self harm?

2. Kalau anak suka mengamuk tantrum tidak cuma melukai diri, tapi juga menyerang orang lain dan merusak barang-barang di sekitarnya, apakah ini bisa dikategorikan self harm? Walau kata orang sedang diganggu jin? Atau mau mendapat warisan pusaka dari leluhurnya?
Bagaimana solusinya?

Mohon pencerahannya.

🔷 Jawab:
Waalaikum salam,

1. Bisa dikatakan self harm tapi pada sisi efeknya. Self harm memberi efek ketenangan dan ketentraman terhadap pelakunya.
Pecandu narkoba ketika ketagihan ia akan gelisah. Tidak tenang. Sebelum dia minum lagi. Ketika kebutuhan untuk sakaw tidak terpenuhi maka dia menyakiti diri sendiri dengan cara menyayat pergelangan tangan dan kemudian menghisapnya. Efeknya akan memberikan rasa nyaman pada penderita. Namun semua itu tidak memberi solusi positif. Karena dia akan tetap mencari psikotropika untuk memuaskan kecanduannya.

2. Bisa termasuk self harm. Bisa termasuk tantrum. Mengamuk tidak terkendali. Sebabnya dia tidak diajarkan bagaimana cara mengidentifikasi jenis emosi dan bagaimana cara penyalurannya.

Yang perlu dilakukan adalah konseling berkelompok yang melibatkan antara anak, orang tua dan orang terdekat.
Bisa juga di ruqyah ketika ada indikasi gangguan jin.

0⃣2⃣ Atin ~ Pekalongan.
Berarti self harm itu sebuah penyakit yang kadang tidak disadari ya?

Apakah termasuk self harm jika ada seorang anak yang terus-menerus bermain bola tapi tidak mau ditemani? Bermain sendiri saja tak putus-putus melempar bola ke tembok atau ke tanah.
Kalau didekati, diajak bicara, dia pindah cari tempat yang sepi.

🔷Jawab:
Tidak. Bisa jadi dia tidak nyaman dengan orang yang mendekati. Atau memang dia ingin sendri. Ada banyak alasan yang harus digali.

🌴 Dia setiap istirahat atau jam kosong begitu tingkahnya. Kalau jam pelajaran lebih banyak diam dengan kakinya memutar-mutar bola di bawah. Bagaimana sebaiknya pendekatan ke siswa yang seperti ini, Bun. Sudah berusaha diajak bicara tapi tidak mau banyak bicara.

🔷 Kunjungi rumahnya. Dilihat bagaimana perilaku dia di rumah.
Bagaimana perlakuan orang-orang di rumahnya. Apa kendala yang dihadapi.

0⃣3⃣ Setyaning ~ Karanganyar
Assalamualaikum Ustadzah, 

Kalau begitu kondisi self harm ini berbalik 180 derajat dengan penderita psiko somatis, begitu Ustadzah?

Yang satu ingin menyembunyikan luka psikisnya,  yang satu ingin menampakkannya secara over dosis.

🔷Jawab:
Iya. Namun dengan pelampiasan yang salah.
Sehingga keduanya sama-sama harus didampingi ahlinya atau keluarga yang bisa dijadikan care giver.

0⃣4⃣ Rahmah ~ Cisalak
Bismillah
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Apakah orang yang kesurupan termasuk self harm? Sebab dia suka membenturkan kepalanya ke tembok, dan naik keatas lemari berjalan merayap lalu membanting kan diri dari atas lemari, setelah sadar ditanya, badannya sakit? Katanya tidak! Dia tak merasa sakit. Bagaimana bisa begitu? Apa setannya yang bekerja. Sering berulang menjelang Maghrib kalau hatinya tersinggung pelampiasannya menyakiti dirinya tapi tak merasa sakit. Afwan.

Wallahu A' lam.

🔷Jawab:
Tidak.

Self harm itu sadar dan mengalami kenikmatan. Kalau kesurupan, dia tidak dalam keadaan sadar. Perlu diruqyah syar'iyyah.

0⃣5⃣ Han ~ Gresik
Bunda, bagaimana dengan orang yang suka menyakiti diri sendiri (tapi tidak sampai melukai fisik) untuk membahagiakan pasangannya? Bagaimana  dengan sikap yang seperti itu, Bund? Apa termasuk gangguan psikologis?

🔷Jawab:
Apa manifestasi dari menyakiti diri sendiri tapi tidak secara fisik? Contohnya?

🌴 Sukanya seperti menyakiti hati sendiri begitu, Bund, (menginginkan diri dimarahin atau pasangan buat cemburu) yang penting pasangan bahagia.

🔷 Wah. Kalau ini masuk gangguan psikologis. Jangan sampai kebablasan.

🌴 Bagaimana solusinya, Bund?

🔷 Pertama harus ada pendekatan ke pelakunya dulu. Juga ke suami. Ngapain coba dia harus menyakiti dirinya agar suami bahagia.

0⃣6⃣ Jenni ~ Depok
Ustadzah, apakah self harm termasuk Autis, Ustadzah?

🔷Jawab:
Tidak.

Namun anak-anak authis sering menunjukkan gejala self harm ketika mereka tidak mendapat apa yang diinginkan.
Saya punya murid authis. Dia kalau jengkel sama saya -karena tidak faham dengan omongannya- sering menjambak-jambak rambutnya.

🌴 Berarti autis itu kecil atau sangat jarang kemungkinannya untuk melukai dirinya ya? Dan jika selalu didampingi akan lebih baik ya agar kita sebagai yang normal terutama orang tua dan saudaranya menjadi mudah untuk mengerti maksud dari yang autis itu.

🔷 Iya. Namun authis itu ada level-levelnya ya. Ringan, sedang, berat.

Murid saya dinyatakan authis ringan. Itupun sering menyakiti diri sendiri.
Memang perlu pendampingan dan terapi teratur 2 kali sepekan. Agar gejala yang ditunjukkan tidak semakin berat.

🌴 Iya benar begitu.
Ada tetangga saya seperti itu laki-laki dan sudah dewasa. Kasihan lihatnya kalau kadang-kadang lagi jalan pagi dengan ibu bapaknya.

🔷 Dan itu seumur hidup. Authis tidak bisa sembuh. Hanya menekan gejalanya saja.

0⃣7⃣ Yanti ~ Gresik
Assalamualaikum
Bunda,

Bagaimana mendidik anak usia 2 tahun yang sudah memiliki adik lagi?

Semenjak punya adik sang Kaka jadi sulit diberitahu apabila dia berbuat tidak baik dan cenderung menolak jika diberitahu, dan hanya takut dengan ayahnya jika sudah marah, tapi si Kaka juga dekat sekali dengan ayahnya meski ayahnya kadang tegas ketika sang Kaka berbuat salah.

Terima kasih atas jawabannya bunda.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

🔷Jawab:
Waalaikum salam,

Saya setiap 2 tahun punya anak. Jadi nikah 14 tahun dapat anak 7.
Bisa kebayang repotnya. Bisa kebayang bagaimana mereka memperebutkan saya. Tapi dengan campur tangan suami, segalanya jadi ringan.

Misal ketika saya harus menyusui, kakak dibawa suami jalan. Ketika adik sudah tidak butuh disusui, giliran si kakak dipeluk dan dikeloni. Diajak main bersama. Diajak menyayangi semenjak diperut.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Yang bisa kita dilakukan untuk menolong orang yang suka melukai diri sendiri atau mengalami self-harm adalah dengan menjadi tempat bercerita mereka dan berusaha untuk mengarahkan pada masalahnya ke arah yang benar.

Mari berbagi kasih sayang agar tidak ada orang yang merasa diacuhkan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar