Sabtu, 08 Februari 2020

KETIKA HATIMU TELAH MEMBATU



OLeH: Ustadzah Ummi Yulianti

           💘M a T e R i💘

بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ


السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

 الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

 الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

🌸KETIKA HATIMU TELAH MEMBATU


Subhanalloh walhamdulillah walaa ilaaha illa Allah, wallahu akbar. Maha Suci Allah, Zat yang telah membersihkan hati yang kotor dengan zikrullah. Terpujilah Dia, Zat yang telah menganugerahi kekuatan dalam menghamba dan mengiprahi amal keumatan.

Tiada Tuhan selain Allah, Zat yang telah mencairkan hati yang membatu dengan mencerap setiap denyut kebaikan yang berdetak dari geliat harakah kebangsaan dan kemanusiaan. Dan Maha Besar Allah, Zat yang pasti menundukkan setiap makar kezaliman dan memenangkan amal-amal kebaikan.

Betapa sangat tersiksanya jika mempunyai hati yang membatu. Mata akan ikut buta, telinga akan tuli, begitu juga dengan tangan, akan serakah dan mudah berbuat nista. Kaki inginnya terayun kepada hal-hal yang berkutat maksiat dan dosa. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Tidaklah seorang hamba mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada hati yang keras dan jauh dari Allah." (al-Fawa'id, hal. 95).

Alloh ﷻ berfirman, yang artinya, "Sungguh celaka orang-orang yang berhati keras dari mengingat Allah, mereka itu berada dalam kesesatan yang amat nyata." (QS. Az-Zumar: 22).

Syaikh as-Sa'di rahimahullah menerangkan, bahwa ciri orang yang berhati keras itu adalah tidak lagi merespons larangan dan peringatan, tidak mau memahami maksud Allah dan rasul-Nya, karena saking kerasnya hatinya. Sehingga, tatkala setan melontarkan bisikan-bisikannya, dengan serta-merta hal itu dijadikan oleh mereka sebagai argumen untuk mempertahankan kebatilan mereka. Mereka pun menggunakannya sebagai senjata untuk berdebat dan membangkang kepada Allah dan Rasul-Nya.

Orang yang berhati keras itu tidak bisa memetik pelajaran dari nasihat-nasihat yang didengarnya, tidak bisa mengambil faedah dari ayat maupun peringatan-peringatan, tidak tertarik meskipun diberi motivasi dan dorongan, tidak merasa takut meskipun ditakut-takuti. Inilah salah satu bentuk hukuman terberat yang menimpa seorang hamba, yang mengakibatkan tidak ada petunjuk dan kebaikan yang disampaikan kepadanya, kecuali memperburuk keadaannya.

Orang yang memiliki hati semacam ini, akan tecermin dalam olah bahasa dan kepribadiannya. Kasar dan membabi buta. Tidak ada sopan santunnya, tidak beretika. Sangat lancang dan cenderung kalap dan gelap mata. Terus-terusan berupaya membuat dalih, bukan dalil, agar dirinya terkesan benar. Diterabas pihak yang berbeda pandangan dengan dirinya. Bahkan beragitasi dan meneror sekenanya.

Sungguh kasihan orang yang memiliki hati membatu seperti ini. Dan kita lipatkan kasihan itu, jika orang yang terhinggapi penyakit ini adalah dari mereka yang punya kekuasaan. Suara rakyat tidak didengar, padahal setiap waktu disuarakan dengan lantang. Aspirasi umat yang banyak, dianggap sebuah warna biasa di alam demokrasi. Tidak ditanggapi. Bahkan, terkesan akan terekayasa untuk saling menutupi dan membantu untuk saling melindungi.

Baik, simak firman-Nya ini, "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS. Ali Imran [3]: 54).

Wahai, untuk Anda para penguasa yang beriman kepada Allah, belum terlambat, mari perbaiki diri, demi kehormatan kita di hadapan-Nya. Simak nasihat indah Ibnul Qayyim rahimahullah, "Barang siapa yang menginginkan kejernihan hatinya, hendaknya dia lebih mengutamakan Allah daripada menuruti berbagai keinginan hawa nafsunya. Hati yang terkungkung oleh syahwat akan terhalang dari Allah sesuai dengan kadar kebergantungannya kepada syahwat. Hancurnya hati disebabkan perasaan aman dari hukuman Allah dan terbuai oleh kelalaian. Sebaliknya, hati akan menjadi baik dan kuat karena rasa takut kepada Allah dan ketekunan berzikir kepada-Nya."

Demikian Paparan kali ini.
Yang benar datangnya dari اللّه
Yang salah dari ketidatahuan ana yang masih fakir ilmu agama.

Mohon maaf jika ada salah salah kata dalam penulisan.

 العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر

Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.


 جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...

والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Tetty ~ Sidoarjo
Assalamu'alaikum ustazah,

Bagaimana cara kita mengarahkan untuk melunakkan hati yang keras yang dimiliki orang lain?

Jazakillah khoir ustazah. 

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Cara melembutkan hati diantaranya:
(1) Perbanyak Baca Al-Quran dengan Mentadabburinya

Di antara sebab lembutnya hati adalah dengan membaca Al Qur’an. Al Qur’an adalah kalamullah, perkataan Allah, Rabb pencipta langit dan bumi, bukan perkataan makhluk.

Selain dapat menenangkan hati, membaca Al Qur’an akan diganjar banyak pahala. Bayangkan saja, 1 huruf dari Al Qur’an diganjar 1 pahala, dan 1 pahala akan dibalas dengan 10 kebaikan. Namun syarat untuk menenangkan hati tidaklah hanya sekedar membaca, tapi di-tadabburi, direnungkan maknanya sehingga dapat diamalkan.

(2) Perbanyak Dzikir Mengingat Allah

Tidak diragukan lagi, berdzikir dapat melembutkan hati. Karena dengan mengingat Allah, maka hatipun menjadi tenang. Sebagaimana Allah firmankan dalam surah Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya, “Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.”

Dzikir adalah suatu amalan yang mudah, cukup menggerakkan lisan dan bibir saja. Sehingga tidak bisa dijadikan alasan untuk enggan berdzikir.

(3) Berteman Dengan Kawan yang Baik Agamanya

Jika seseorang memiliki teman yang baik agamanya, maka ia akan mendapatkan kebaikan yang banyak pula.

Seperti yang Nabi permisalkan dalam suatu hadits riwayat Al-Bukhari, dimana kawan yang baik dimisalkan sebagai penjual misk (minyak wangi). Boleh jadi ia diberi minyak wangi tersebut, boleh jadi ia membelinya, atau minimal mendapakan bau yang wangi dengan sebab berdekatan dengan penjual minyak wangi.

0⃣2⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum bunda,

Jika seseorang itu hatinya sudah membantu apa orang tersebut sudah tidak punya kesempatan lagi menerima hidayah dari Allah. Awal mula dan hal-hal apa sih bun yang membuat hati orang itu bisa jadi membatu?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Hati menjadi membatu ketika kita menjauh dari Allah, mengabaikan perintah dari Allah, diawali dengan meninggalkan yang sunah, kemudian satu persatu meninggalkan yang wajib, mungkin qalbu atau hati nurani mengingatkan juga tapi diabaikan juga, bahkan sentilan dari Allah pun diabaikan, sehingga hati lama-lama menjadi sekeras batu.

Selalu ada kesempatan untuk bertaubat, caranya?  Dengan mempraktikkan jawaban nomor satu. Bisa diawali dengan berteman dengan orang sholih, gabung dengan komunitas yang bermanfaat yang bisa mengingatkan kita untuk ibadah.

0⃣3⃣ Erni ~ Jogja
Assalamualaikum Ustadzah,

1. Bagaimana cara mendeteksi proses mengerasnya hati?

2. Langkah-langkah apa saja yang mesti diperbuat ketika mendapati diri sadar telah ada kerasnya hati?

3. Apakah muhasabah bisa melembutkan hati? Jika ya ... Langkah-langkah muhasabah seperti apa?

4. Bagaimana sikap kita dengan orang-orang yang suka ngacak-acak visi kehidupan kita agar mengakui visi kehidupan mereka yang tidak berujung pangkal (pola pikir sekuler orientalis)?

Mohon pencerahannya.

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Ketika tidak mau lagi mendengarkan nasihat orang lain, dan menganggap apa yang dilakukan selalu benar.

2 & 3. Ada di jawaban nomor 0⃣1⃣ semalam. 
Tambahan muhasabah bisa mendeteksi kita sudah keras hati. Introspeksi terhadap perbuatan-perbuatan kita yang telah lalu.

4. Tidak sesuai tema, tapi tidak apa-apa saya coba jawab.
Pertama kita meyakini bahwa visi kita sesuai dengan alquran dan assunnah, bentengi diri dengan dua hal tersebut, ketika kita sudah memegang teguh keduanya. In syaa Allah pemikiran apapun tidak mempengaruhi kita.

0⃣4⃣ Devi ~ Balikpapan
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Jika usia seseorang mencapai 40 tahun dan tidak pernah sholat. Apakah hatinya telah membatu?

Bagaimana cara menghadapi orang tua yang sangat egois, tak empati?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kemungkinan besar iya atau karena ketidak pahamannya, sebagai anak tetap mengajak beribadah dengan santun dan jangan menggurui, berikan hadiah atau perhatian untuk mengikat hati beliau. Dan doa kan semoga Allah memberi hidayah.

0⃣5⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum umm,

Umm, banyak faktor yang dapat merusak hati bahkan sampai membuat hati menjadi membatu.

Bagaimana dengan kebiasaan yang suka makan dan tidur yang menyebabkan rasa malas dan juga kadang seseorang itu kalau sudah berkumpul ngobrol sana sini yang tertawa secara berlebihan.

Mengapa hal tersebut bisa membuat hati kita mengeras?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1) Banyak Tertawa atau Tertawa Tanpa Sebab

Tertawa tanpa sebab dalam bahasa Arab dikenal juga dengan الضحك من غير عجب. Tertawa sendiri dalam bahasa Arab ada tiga jenis yaitu الضحك, قهقهة dan تبسم. Yang dilarang dalam Islam karena dapat membuat hati menjadi keras adalah قهقهة. Qahqahah (قهقهة) disebut juga dengan tertawa ala setan. Qahqahah adalah tertawa melebihi dari kebiasaan dan diikuti dengan memukul-mukul diri.

Sementara الضحك adalah tertawa biasa. Hukumnya boleh saja asal tidak berlebihan. Namun bisa menjadi makruh jika berlebihan.

Tertawa yang paling baik adalah تبسم. Ini adalah jenis tertawa para Rasul. Tertawa jenis ini bahkan dianjurkan dalam Islam.

Rasulullah ﷺ melarang banyak tertawa, sebagaimana dalam sebuah hadis:

أقِلَّ الضَّحِك ، فَإن كَثْرَة الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

Sedikitkanlah tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati. [Shahih adabul mufrad : 252].

2) Makan Ketika Belum Lapar atau Banyak Makan

Dalam bahasa Arab makan ketika belum lapar dikenal juga dengan والأكل من غير جوع. Saat seseorang banyak makan, maka orang tersebut sudah mengikuti hawa nafsu perutnya. Selain dapat membuat hati menjadi keras, orang yang banyak makan akan menjadi malas, berat badan tidak ideal dan mudah terserang penyakit. Selain itu, orang yang banyak makan akan sulit untuk berpikir.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

“Tidak ada wadah paling buruk yang diisi manusia selain perutnya, cukuplah seorang anak Adam makan beberapa suap makanan saja yang dapat mengokohkan tulang punggungnya. Jika memang ia harus mengisi perutnya maka hendaknya ia memberikan sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR. At-Tirmidzi)

3) Bicara Tanpa Keperluan atau Bicara Berlebihan

Dalam bahasa Arah bicara tanpa ada keperluan disebut juga dengan والكلام من غير حاجة. Bicara berlebihan apalagi jika yang dibicarakan tidak bermanfaat akan mengeraskan hati. Hal ini bisa terjadi karena lidah adalah salah satu perwakilan dari suara hati.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

"Tidak akan lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya. Dan tidak akan lurus hatinya hingga lurus lisannya." (HR. Ahmad)

Rasulullah pernah menyuruh umatnya untuk berkata baik atau diam. Sebagaimana sabdanya:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barangsiapa yang berimana kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah dia berkata benar atau diam.” (HR. Al-Bukhari)


🔷🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

"Hati adalah bejana Allah di dunia. Andaikan manusia mengisinya dengan Allah dan hari akhirat. Maka hati itu menjadi bening dengan makna-makna kalam Allah dan ayat-ayat-Nya. Lalu pemiliknya akan mendapatkan hikmah yang mengagumkan."

(Ibnu Qayyim Al-Jauzi)

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar