Sabtu, 08 Februari 2020

CEMBURU TAK BIASA



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

         💎M a T e R i💎

Segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada Rasulullah Muhammad ﷺ.  InsyaAllah kajian sore ini terkait dengan cemburu. 

🌷CEMBURU TAK BIASA


Cemburu ini bukanlah cemburu sembarangan. Juga bukan cemburu buta. Ini adalah cemburu kepada para pemburu surga. Kenapa 'tak biasa'?
Karena jalan ke surga tidaklah enak. Tak banyak yang suka. Jalannya menanjak tinggi, penuh duri dan rawan jatuh ke jurang. Sedikit saja yang sanggup melaluinya.  Mungkin hanya satu dari seribu orang. 

Karena tak biasa, tak perlu rasanya 'cemburu' untuk hal ini. Sebab jalannya tak disukai nafsu manusia. Sangat berat dan 'menyiksa' rasa pada jiwa. Makanya banyak yang menghindar. Cemburu yang tidak biasa karena 'menyiksa nafsu' dan dikekang agar mengikuti jalan IIlahi. 

Cemburu ini adalah cemburu yang tidak biasa. Cemburu kepada orang-orang yang mewakafkan dirinya untuk berdakwah di jalan Alloh ﷻ.  Mereka lah 'tangan-tangan Alloh ﷻ' yang menyebar kebenaran ke seluruh penjuru dunia. Yang meneruskan tugas mulia Rasulullah ﷺ, tidak peduli dengan imbalan dari manusia, sebab yang mereka harap adalah imbalan dari Alloh ﷻ.  Mereka sangat sabar,  atas lelah, cacian dan cobaan yang dilalui dalam dakwah. 

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS.  18: 28)

Cemburu ini adalah cemburu 'tak biasa', pada mereka yang selalu menyempatkan waktu untuk tilawah Al Qur'an. Mereka yang ber-azzam bahwa itulah sesungguhnya petunjuk hidup yang hakiki. Tidak ada yang lain. Mulutnya tak pernah lelah membacanya, memahaminya dan mentadabburinya. Mereka berharap mendapat cahaya dari Alloh ﷻ karenanya. Cahaya yang menuntun mereka berjumpa dengan pemberi kitab suci itu. Di setiap waktu dan di setiap saat mereka membacanya baik dengan membaca secara langsung atau dengan hafalannya. Muraja'ah bagi mereka,adalah saat-saat indah bincang-bincang dengan Alloh ﷻ. 

إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS.  17 : 9)

Kecemburuan ini tak bisa dilukiskan, kepada mereka yang berjihad di jalan Alloh ﷻ. Mereka yang jiwanya hampir saja sudah 'digenggaman' Alloh ﷻ, saat berjihad.  Sebab mereka sudah siap mengorbankan jiwanya. Jalan jihad yang mereka pilih karena kecintaannya pada Alloh ﷻ. Menegakkan kalimatullah dan kemuliaan Islam.  Slogan baginya adalah hidup mulia atau mati syahid. 

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ..

"Dan berjihad lah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim..."
(QS.  22 : 78)

Cemburu ini tidak biasa pada mereka yang selalu bangun di sepertiga malam terakhir, lalu qiyamullail, dan munajat kepada Alloh ﷻ. Tak jarang air mata deras di pipinya, karena teringat dosa dan maksiat. Mengadu kepada Alloh ﷻ atas permasalahan yang dihadapi. Betapa terkadang masalah dunia begitu rumit dan tak masuk nalar. 

Cemburu ini adalah cemburu tidak biasa pada mereka yang bisa mendawamkan puasa sunnah. Sebab dengan puasa, mereka tak peduli dengan 'hiruk pikuk' makanan. Tamak dan rakus hilang dengan puasanya. Rela mengorbankan yang halal,  demi taatnya pada Alloh ﷻ. Nafsu berkurang terhadap maksiat.  Ruhiyahnya terisi dengan 'kekuatan' dari Alloh ﷻ.

Juga kepada yang mereka yang dermawan,  suka berinfaq dan cepat bayar zakat. Mereka sadar bahwa disebagian hartanya ada hak orang lain, titipan Alloh ﷻ padanya. Tak pelit berbagi, suka memberi dan ringan tangan. 

Subhanallah...
Sungguh, cemburuku pada mereka, yang memberikan amalan terbaik dalam hidupnya. Semoga dengan rasa cemburu 'yang tidak biasa' bisa mengikuti jejak langkahnya. 

Amin.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadz,

1. Bagaimana caranya bisa mengejar ketertinggalan kita terhadap orang-orang yang kita cemburui?

2. Bagaimana cara tetap istiqomah ketika dicemburui orang dengan cara mematahkan semangat, mempersulit tilawah kita, mempersulit langkah kita untuk mencari ilmu agama dan merasa tenang ketika kita terkurung dalam rumah. Alhamdulillah ada kajian online. Tapi tetap saja di curigai?

Mohon pencerahannya.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Ya sebenarnya,  beramal saja secara ikhlas dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Ikut dalam kegiatan yang positif dalam kebaikan. 

2. Ya tidak mengapa karena memang berdakwah itu banyak tantangannya. Mencari kebenaran juga demikian,  jadi ya dihadapi saja dengan sekuat hati hingga nanti orang tersebut tahu dan melihat hikmah dan manfaat apa yang kita lakukan. Jadi, sabar saja.

Wallahu'alam

0⃣2⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum ustadz, 

Kalau misalkan kita cemburu sama orang yang dulu jadi panutan kita cemburu sama semuanya, tapi rasa cemburu itu hilang bahkan bisa disebut rasa kagum itu hilang ketika tahu dia itu orangnya seperti itu?
Kalau seperti begitu bagaimana ustadz?

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam wr. wb.

Mengidolakan seseorang sebenarnya ya biasa saja.  Tetapi, tidak boleh sampai kultus individu,  dianggap wali. Apalagi sampai mengidolakannya hidup mati dan rela mati padanya. 

Dalam Islam, yang boleh diklutus individu hanya Rasulullah, yang maksum,  tetapi tetap tidak boleh dianggap sebagai Tuhan.  Sebatas sebagai Nabi dan Utusan Allah dan Manusia biasa. 
Jadi, saat kecemburuan itu hilang karena orangnya ternyata 'begitu', yaa tidak apa-apa, jangan sampai membuat kita jadi malas ibadah. 

Wallahu'alam

💎Iya benar pak ustadz. Pak ustadz kenapa kecemburuan itu bisa membuat orang hilang akal?

🌸Karena terlalu dibawa ke 'jiwa'nya, seolah segala sesuatu aman dengannya. Jika bersikap biasa saja, insyAllah tidak akan sampai kehilangan akal.

💎Bagaimana ya pak Ustadzah dosa tidak yah.. Dulu saya cemburu sama teman, saya anggap dia itu wanita baik. Memang baik sih sepertinya sholehah, pokoknya gitulah saya itu cemburu sama ketaatan dia sama Allah. Tapi kenyataannya dia seperti begitu saya tidak sukalah jadi kesal, jadi sebel bahkan sampai sekarang sepertinya rasa marah rasa kesel sama dia itu masih, saya bersikap begitu kan ada alasannya, bagaimana kalau itu ustadz?

🌸Ya itu fitrah saja,  karena ternyata yang selama ini tampak hanya cassing saja. Asal jangan berbuat dzolim saja padanya, jika sekadar kesal dan tidak suka, itu manusiawi saja.

💎Dzolim itu berbuat jahat, tidak dong pak ustadz, saya masih bersikap wajar hanya menjauh dan tidak sedekat dulu temenannya. 

Terimakasih pak ustadz atas jawabannya.

0⃣3⃣ Tina ~ Singapura
Assalamualaikum ustadz, 

Bagaimana menyikapi teman mengaji yang sangat Pencemburu jika kita dekat dengan teman mengaji lainnya?

Terimakasih

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Beri pengertian saja, bahwa kita hidup itu harus bermasyarakat dan bergaul dengan orang lain, kita tidak boleh ekslusif dan menutup diri meski sudah ada sahabat-sahabat dekat.  Persahabatan dan ukhuwah antar sesama muslim itu penting.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Kajian kali ini kita membahas tentang  kelebihan sejati yang pantas dicemburui, adapun kelebihan harta atau kedudukan duniawi semata maka ini sangat tidak pantas untuk dicemburui, karena ini hakikatnya bukan merupakan kelebihan tapi celaan dan fitnah bagi manusia.

Al-gibthah, yang artinya menginginkan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain tanpa mengharapkan hilangnya nikmat itu dari orang tersebut.

Inginkanlah dan berlomba-lombalah untuk meraih nikmat dan rahmat Allah sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang sholeh.

Wallahu a’lam Bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar