Sabtu, 08 Februari 2020

MENUJU MADINAH, Part 2



OLeH: Bunda Lilis N.

           💘M a T e R i💘

🌸MENUJU MADINAH, Part 2


Suksesnya sebuah negara dibentuk oleh 3 pilar, Pemimpin, Rakyat dan Sistem.
Jika salah satunya kurang, baik, maka tumbuh ketidaknyamanan atau ketidakadilan.

Setelah Indonesia merdeka setelah dijajah selama 350 tahun, masih menyisakan banyak persoalan.
Persoalan di banyak bidang, Pangan,
Papan, pendidikan, kesehatan,
Keamanan dan lain-lain.
Begitu banyak persoalan kita bingung darimana kita memulainya, mana yang lebih dulu didahulukan untuk diperbaiki, karena sepertinya semuanya urgent untuk dibangun.
Karena kebodohan maka kita menjadi gelap.
Karena gelap, maka semua berteriak keras, saling menyalahkan,
saling mencaci, saling memfitnah dan menjatuhkan.

Semua panik dan tidak tenang. Padahal salah satu ciri orang beriman itu ia tenang.
Orang beriman itu tidak takut lapar, tidak takut diejek dan dihinakan.
Ia cuma takut pada Alloh ﷻ saja. Kondisi apapun bagi dia adalah hikmah. Bagi orang beriman yang baik dan buruk adalah baik untuk dirinya.

Orang- orang yang dalam kegelapan ini pada akhirnya mengalami frustasi dan apatis pada hal apapun.
Pada akhirnya ia mencari-cari kesalahan orang lain, mencari penyebab penderitaan hidupnya.

Obat kegelapan adalah cahaya, dan Cahaya itu dari Alloh ﷻ saja dalam bentuk petunjuk-petunjuk hidup, way of life yang kesemuanya sudah tercantum dalam Al-Qur'an dan Hadist.

"Dan kami turunkan kepadamu Al-Qur'an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkannya."
( QS. An- Nahl :44)

Islam adalah cara hidup. Kehidupan dalam diri, rumah tangga,
bertetangga sampai bernegara.

Alloh ﷻ berfirman:

"Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al - Baqarah 208)

Ayat ini menjelaskan bahwa dalam bidang apapun harus merujuk pada Al-Qur'an dan Hadist.

Persoalannya bagaimana memulainya?

Hal itu semua tidak bisa terjadi dalam sekejap,
semua membutuhkan proses dan waktu. Termasuk dalam hal bernegara, negara yang baldatun toyibatun warrobbun Ghofur membutuhkan proses, tidak bisa instan.

Berbicara proses artinya harus melalui tahapan dan pemikiran serta kerja keras.
Butuh kesabaran dan ilmu.

Lalu apa saja yang perlu kita benahi dari negeri ini?

Sudah ada pengklasifikasian atau bidang yang telah dibuat mulai dari bidang Pendidikan,
Pertanian,
Kesehatan, Keamanan, Sosial, Politik dan lain-lain.
Kita perbaiki di semua bidang itu sesuai keahlian masing-masing.

Apapun harus diperbaiki  sebatas kemampuan kita. Namun tetap terukur.

Berfikir dan bekerja positif akan menghasilkan hal yang positif.

Kebaikan akan memantulkan kebaikan pula.

Tidak perlu apatis. Tugas dan kewajiban kita berusaha, selebihnya kita serahkan pada Allah sambil terus berdoa.

Memperbaiki memang tidak mudah, itulah ladang Jihadnya. Jihad sebagai dokter, jihad sebagai guru, jihad sebagai ahli hukum, keamanan dan lain-lain.

Mulailah kita memperbaiki sesuai bidang masing-masing. Jangan mengambil ranah orang lain.

Insyaallah, jika semua bekerja keras, ikhlas di bidang masing-masing,  Madinah akan tercapai. Cepat atau lambat.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Sinda ~ Depok
Kalau lihat negara kita, rasanya gemes-gemes bagaimana gitu. Inginnya banyak berkontribusi, tapi masih sering terkendala teknis, support lingkungan, dan lain-lain.

Baiknya kalau buat emak-emak ini, kontribusi konkrit apakah yang bisa dilakukan untuk menuju kondisi Madinah itu bunda?

Jazakillah jawabannya.

🌴Jawab:
Peran wanita di dalam mewujudkan Madinah tinggal kita lihat peran Isteri Rasulullah ﷺ, yaitu Khadijah saat mendampingi Rasulullah ﷺ.

Khadijah tidak ikut di medan perang tetapi Khadijah mendidik anak-anak dengan baik (generasi penerus) dan membebaskan para budak dengan hartanya.

Hartanya disumbangkan untuk mendukung jihad suami.
Artinya Khadijah lebih berperan di bidang logistik.
Khadijah juga bersabar menahan lapar dan hidup penuh keterbatasan padahal Khadijah dulunya adalah seorang milyarder.

Cut Nyak Dien juga saat suaminya masih hidup berperan di belakang layar, mengumpulkan makanan dan emas.

Lalu bagaimana kita?
Kewajiban kita adalah mencetak generasi, anak-anak kita dan boleh juga anak-anak di lingkungan kita, mengajar mengaji, ilmu-ilmu yang bermanfaat juga keterampilan.

Jangan terlalu jauh dari rumah agar kewajiban utama sebagai pendamping suami pun tetap terlaksanakan dengan baik.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Membangun Madinah tidak seharusnya dengan logika dan perasaan kita, tetapi harus melalui Wahyu (Qur'an dan Sunnah).

Jika dengan logika atau hawa nafsu, kadang kita merasa sedang berbuat kebaikan, padahal justru sedang membuat Kerusakan.

Seperti saat ini yang berdakwah dengan bendera-bendera ormas, padahal itu menciptakan Perpecahan.

Setelah perpecahan maka rusaklah jamaah dan kekuatan umat Islam.
Bagaimana bisa membangun Madinah dengan hati yang berpecah belah!!!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar