Sabtu, 08 Februari 2020

KLAIM CHINA ATAS NATUNA



OLeH: Bunda Rizki Ika S.

           💎M a T e R i💎

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh...

Apa kabar sahabat muslimah perindu surga?

Semoga senantiasa dalam iman dan taat, yaa.

Senang sekali bisa kembali bertemu di room yang ruarr biasa ini, semoga Alloh ﷻ merahmati kita semua.
Amiin allahumma amiin..

Materi malam ini adalah materi yang sedang hot-hotnya ya, Bund...

InsyaAllah kita akan bahas bersama agar mendapat gambaran utuh tentang hakikat peristiwa yang sedang terjadi serta bagaimana kita menyikapinya.

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Hubungan RI dan China akhir-akhir ini memang kian panas karena kapal-kapal nelayan China dikawal oleh coast guard China, masuk ke dalam teritori laut Indonesia di Natuna tanpa izin.
Lebih tepatnya melakukan pelanggaran terhadap Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di perairan Natuna.

Ini termasuk kegiatan illegal unreported and unregulated (IUU) fishing dan pelanggaran kedaulatan oleh coast guard atau penjaga pantai China di perairan Natuna.

Indonesia melalui Kemenlu telah melakukan protes keras. Namun, protes yang dilayangkan oleh pemerintah Indonesia tidak ditanggapi dengan serius oleh negeri tirai bambu tersebut.

Terbukti, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan coast guard atau kapal penjaga pantai China justru sedang menjalankan tugasnya untuk melakukan patroli dan menjaga wilayah tradisional penangkapan ikan nelayan China (traditional fishing right).
Jadi China mengklaim, perairan tersebut merupakan bagian dari perairan China berdasarkan Nine dash-line (NDL).

Namun, argumen itu, menurut Kemenlu RI, telah dimentahkan, dan yang diakui adalah keputusan United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS) atau Konvensi Hukum Laut PBB, bahwa Indonesia berhak atas ZEE.
Itu hakikat fakta yang sedang terjadi.

Next, yang harus menjadi fokus perhatian kita adalah:

A. Tabiat China.
B. Kepentingan China terhadao Natuna dan perairannya.
C. Sikap terhadap China, seperti apa.

1. China adalah negara besar di Kawasan yang memiliki ambisi menguasai aspek ekonomi. Di dunia, China bahkan sempat membuat AS yang adidaya kalang kabut akibat perang dagang yang dikobarkannya. Dengan ambisi tersebut, maka China punya tabiat imperialis (menjajah), sebagaimana banyak negara di dunia hari ini yang menganut prinsip Kapitalisme.

2. Natuna dan perairannya memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, mulai dari hasil laut hingga cadangan gas raksasa.

Silahkan teman-teman googling SDA Natuna. Maka kepentingan China terhadap Natuna dan perairannya tidak diragukan lagi, pasti berkaitan dengan SDA di sana, sebab China adalah negara Kapitalis (sebagaimana dibahas di poin 1).

3. Melihat kenyataan di poin 1 dan 2 yang sangat kasat mata, maka Indonesia seharusnya bersikap tegas terhadap China, mengusirnya, kalau tetap ngeyel harus memeranginya. Terlebih China terkategori negara kafir harbi fi'lan (yakni negara yang terang-terangan memerangi Islam dan kaum Muslim, dalam konteks Uighur). Maka memerangi China seharusnya bukan perkara yang diperdebatkan lagi.

Nah... Pertanyaannya, Indonesia punya nyali untuk melakukan itu semua?

Terlebih hutang Indonesia ke China luar biasa besar.

Maka tidak heran, menanggapi isu klaim China atas Natuna ditanggapi adem-ayem. Oleh Menhan misalnya, China disebut sebagai sahabat...

"Ya saya kira kita harus selesaikan dengan baik. Bagaimanapun China adalah negara sahabat," kata Prabowo di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jumat (3/1/20) petang.

Senada dengan Menhan, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta ketegangan dengan China karena masalah laut Natuna tak perlu dibesar-besarkan. Dia justru ingin Indonesia berintrospeksi diri.

"Sebenarnya enggak usah dibesar-besarin lah. Kalau soal kehadiran kapal itu, sebenarnya kan kita juga kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) kita itu," kata Luhut di kantornya, Jumat (3/1/20).

Sungguh sikap yang menunjukkan kelemahan sekaligus ketundukan terhadap kepentingan China.

Padahal dalam kacamata politik pertahanan Islam, menjaga perbatasan negeri sangatlah penting.

Alloh ﷻ berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (QS. Ali Imran 200).

Dalam Tafsir Jalalain diterangkan sebagai berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dalam melaksanakan ketaatan, dalam menghadapi berbagai musibah, maupun dalam menghindari berbagai kemaksiatan, serta lebih bersabarlah kalian dalam menghadapi musuh-musuh kalian, janganlah musuh kalian lebih sabar daripada kalian, dan jagalah perbatasan kalian dengan menegakkan jihad fi sabilillah, bertaqwalah kalian kepada dalam berbagai situasi dan kondisi kalian, agar kalian beruntung di surga dan selamat dari siksa neraka."

Rasulullah ﷺ bersabda,

“Ribath (menjaga perbatasan wilayah Islam dari serangan musuh-musuh Islam) sehari semalam lebih baik dari pada puasa sunnah dan shalat sunnah sebulan penuh, dan jika seorang murabith mati di tengah ia melakukan ribath, maka amal perbuatannya itu akan terus berpahala, dan ia diberikan rizkinya di surga kelak, serta tidak ditanya di dalam kubur (oleh malaikat munkar dan nakir).” (HR. Muslim)

Rasulullah ﷺ juga bersabda,

“(Ada) dua mata yang niscaya kelak tidak akan tersentuh oleh api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang berjaga malam (tidak tidur) demi menjaga keamanan umat Islam berjuang di jalan yang diridhai Allah.” (HR. Tirmidzi)

Inilah mengapa kaum muslimin, khususnya di Indonesia, memerlukan perisai politik yang sejati, untuk menjaga jengkal demi jengkal tanah dan perairan negeri muslim terbesar di dunia ini dari keserakahan negara-negara penjajah Kapitalis yang seenaknya menciptakan alasan demi alasan untuk tujuan politik dan hegemoni ekonominya.

Dan sebagai negeri muslim, kita tidak usah ragu untuk kembali pada Islam selaku ideologi negara. Hanya dengan Islam, kehormatan politik negeri ini bisa diraih jauh melebihi cita-cita menjadi “Macan Asia”, yang saat ini seperti sedang dilumpuhkan oleh negara Kapitalis China.

Demikian teman-teman muslimah shalihah yang disayang Allah.

Kita bisa lanjut ke discuss ya...

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ iNdika ~ Kartasura
Saya pernah baca, klaim China terhadap beberapa wilayah (termasuk Natuna) berdasarkan sejarah mereka.Yang sampai sekarang masih diperdebatkan oleh banyak negara.
Pertanyaannya,

1. Kenapa baru sekarang, banyak negara termasuk Indonesia, mempermasalahkan, padahal setahu saya, klaim itu sudah lama?

2. Kenapa negara Muslim tidak membantu saudara-saudara sesama negara Muslim, dalam forum-forum dunia "mengutuk" perbuatan China?

Afwan jika pertanyaannya agak melenceng dari pembahasan.

🌸Jawab:
1. Benar sekali, laut China Selatan menjadi wilayah yang diperebutkan banyak negara, diantaranya Vietnam, Taiwan, Filipina, Tiongkok (China), juga Indonesia. Klaim oleh China terhadap perairan Natuna pun sudah berlangsung lama, dan Indonesia santai menghadapi situasi tersebut. Terlebih, Indonesia tersandera hutang yang jumlahnya sangat besar, dengan kedok investasi, kerjasama, dan seterusnya.

Menurut analisa saya, ada konspirasi politik yang sedang dimainkan AS sebagai negara adidaya yang pasti juga memiliki kepentingan terhadap Kawasan LCS (Laut China Selatan). AS memainkan negara-negara mitra maupun negara-negara bonekanya untuk menekan sekaligus menghantam China dalam soalan perang dagang. AS dalam kasus ini tampak lebih kuat karena AS memiliki (mengendalikan) PBB sebagai alat menekan China (dengan UNCLOS-nya).

2. Negara-negara Muslim sdh dimandulkan oleh AS, dengan cara mencerai-beraikan mereka, menyibukkan mereka pada konflik dan problem domestik atau lokal atau nasional masing-masing, menghimpun mereka dalam komunitas atau lembaga internasional yang ompong. Seperti Liga Arab, misalnya, atau APEC, tidak punya kekuatan politik, hanya perkumpulan yang justru mengikuti atau membebek kebijakan Barat (AS). Karena mereka tidak berpegang kepada ideologi yang khas (yakni Islam) yang memiliki konsep utuh bagaimana mengatur umat sekaligus berkiprah di dunia Internasional. Jadilah mereka mengikuti arus mainstrean yang diciptakan Barat, juga Kapitalisme Timur (China).

Begitu Bund.

🔹Berarti ini sebenarnya kamuflase atas "peperangan" antara China vs USA?

Apakah negara Muslim atau umat Muslim tidak sadar jika kita dijadikan "boneka" atau sadar tapi diam saja?

🌸Benar.
Negeri-negeri muslim sesungguhnya berada dalam pusaran perang antar Kapitalisme Barat (AS dan sekutunya) dengan Kapitalisme Timur (China dan sekutunya). Negeri Muslim dijadikan rebutan, ya SDM, ya SDA nya, persis seperti sabda Nabi, bahwa kelak kalian (kaum Muslim) ibarat makanan yang menjadi rebutan musuh-musuh Islam.

Kesadaran akan kondisi demikian masih kecil, namun perlahan tapi pasti sedang tumbuh, terutama dengan meningkatnya kerinduan umat terhadap institusi politik yang pernah menaungi mereka selama berabad lamanya, Khilafah.

Ya, opini dan perjuangan penegakan Islam kaffah dalam institusi Khilafah semakin hari semakin menguat. Ini menunjukkan kesadaran umat untuk mentaati setiap petunjuk-Nya semakin menguat.

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran ini, musuh-musuh Islam, Kapitalisme Barat dan Timur, tentu tidak menginginkan kebangkitan Islam kembali hadir. Karena itu berarti kebinasaan bagi mereka. Maka mereka melakukan segala upaya untuk mendiskreditkan Khilafah, mencitraburukkannya, mengkriminalisasikannya dengan menyebutnya sebagai ISIS dan seterusnya. Padahal Khilafah bukan ISIS, dan Khilafah, bagaimanapun hendak dihadang, dengan cara apapun, akan tegak kembali, sebagaimana janji Allah dan bisyarah Rasulullah.

Maka pilihan kita, berada di pihak yang memperjuangkannya atau menentangnya.

0⃣2⃣ Safitri ~ Banten
Kok greget yah sama China tuh sebel amat deh. Kok jahat sekali sih jadi negara.
Terus berarti sampai saat ini pihak indonesia belum mengambil tindakan untuk mengahadapi China itu dan mereka-mereka malah membiarkan begitu saja?

Bunda memang dalam bidang politik indonesia tidak ada yang berani dan bersikap tegas dalam berpendapatan dan ngasih saran apa mereka-mereka itu punya pendapatan dan saran karena tidak berani bicara dan mereka hanya bersikap diam, diam, diam dan nurut saja seperti ini. Kenapa bisa seperti begitu bunda?

🌸Jawab:
Baik Ukhti Safitri, good question.

China memiliki konsep atau patron politik yang jelas, di dalam negeri menegakkan Komunisme sebagai pandangan hidupnya, sementara ekonominya menganut Kapitalisme.

Dengan patron politik dan ekonomi demikian, China kemudian menetapkan berbagai strategi untuk menjadi negara nomor wahid. Dengan begitu dia akan mendapat keuntungan besar, berupa pasar bagi produk-produknya, berupa wilayah baru bagi penduduknya untuk tinggal, berupa kemudahan untuk merampok SDA negara-negara lain, dan seterusnya. 

Jadi tidak heran ukhti, dia akan menghalalkan segala cara, tidak peduli itu menyengsarakan manusia, membawa bencana bagi alam, yang penting dia untung,  untung dan untung.. Namanya juga tidak punya agama.

Nah... Memang gemes banget, negara kita justru seakan tidak berkutik, bertekuk lutut, menghadapi China. Penyebabnya, karena Indonesia disandera hutang besar kepada China atas nama investasi, kerjasama, dan seterusnya.

Selain itu, Indonesia tidak punya konsep atau patron politik yang mandiri dalam menyelenggarakan negara ini sekaligus berkiprah di dunia internasional. Indonesia terkategori negara yang terjajah secara politik dan ekonomi. Segala kebijakannya disetir atau dikendalikan asing maupun aseng, jadi wajar Indonesia tidak melawan.

Kalau mau melawan, maka Indonesia harus melepaskan diri dari penjajahan, yakni dari sistem Kapitalisme, yang membelenggunya, mengaturnya, mengontrolnya, agar sejalan dengan kepentingan negara-negara Kapitalis besar semacam AS atau China.

Indonesia harus punya kemandirian berpolitik, berekonomi. Dan itu hanya bisa dilakukan jika negara ini mengadopsi Islam secara kaffah. Bukan terus menerus membebek Barat.

Begitu, ukhti.

🔹Hemmm begitu...
iya iya berarti kalau begitu caranya mah, sama saja dong ngapain negara kita membentuk pemerintahan politik dan lain-lain jika negara kita disetirin oleh negara luar.

Yups pemerintahan kita lemah dan tidak bisa ngelawan karena memang nyadar diri negara kita punya hutang terutama kita lemah dalam khilafah agama, negara kita yang sudah banyak menggunakan dan mencontoh orang barat atau luar.

0⃣3⃣ Ririn ~ Hongkong Astagfirulloh, adakah dari pihak ulama' atau yang lebih mempunyai KUASA untuk menjaga Negara kita agar Indonesia terselamatkan dari jajahan china?  Bunda, apa yang kita lakukan kita hanya masyarakat kecil.

🌸Jawab:
MasyaAllah, tinggal di Hongkong, Bund? Kabarnya HK juga sedang bergejolak, ya, yang terkini soal Uighur. Semoga Allah menjaga Bunda, ya.

Bunda, perlu kita pahami, ulama meski mereka memiliki ilmu yang tinggi dan luas, mereka tidak memiliki kewenangan mengeluarkan kebijakan. Mereka, para ulama, misalnya, memahami riba haram, tapi mereka tidak bisa membuat UU anti riba.

Wewenang membuat kebijakan itu ada di tangan penguasa, bukan ulama. Bagaimana sikap politik terhadap China, itu juga ranah penguasa untuk mengeluarkan kebijakan. Bagaimana menghadapi investasi China, tenaga kerja China, itu juga bagian dari kebijakan penguasa untuk membuat aturan mainnya.

Maka hanya berharap kepada ulama, belumlah cukup.

Ulama harus berdakwah, melakukan amar ma'ruf kepada penguasa, menolak kebijakan penguasa yang zalim, mendorong penguasa untuk melawan China (negara kafir). Sayangnya, ulama-ulama hari ini banyak yang terlena dengan gemerlap dunia. Mereka justru menjadi bumper penguasa, melegitimasi atau membenarkan perilaku penguasa yang menyimpang, dengan menyimpangkan ayat-ayat Allah pula. Yang paling mutakhir adalah kasus mengucapkan selamat Natal.

Maka kita, meski hanya emak-emak berdaster, harus juga paham politik. Karena kita juga bagian dari bangsa ini, yang juga harus menyadari bahaya yang dihadapi bangsa ini. Kita yang akan menyuarakan lantang ke tengah umat, bahwa kita harus segera mengadopsi Islam kaffah untuk selamat dunia sekaligus akhirat.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Selama negara ini menggenggam erat Kapitalisme (sepaket dengan Demokrasi) sebagai azas dalam melakukan hubungan dengan negara lain (hubungan internasional), maka selamanya negara ini tak akan pernah berdaulat, akan senantiasa berada di bawah hegemoni AS maupun China, tak memiliki harga diri serta kemandirian dalam bersikap.

Saatnya kita menjadikan Islam sebagai alternatif sistem kehidupan yang terbukti mensejahterakan serta memuliakan, muslim sekaligus non muslim, serta menyelamatkan akhirat kita.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar