Sabtu, 08 Februari 2020

PERAN STRATEGIS MUSLIMAH MILLENIAL



OLeH: Bunda Rizki Ika Sahana

           💘M a T e R i💘

Alhamdulillah, Alloh ﷻ perkenankan untuk kita kembali bersua dalam forum yang insyaAllah dimuliakan-Nya.

Tema malam ini adalah 🌷PERAN STRATEGIS MUSLIMAH MILLENIAL

Apa sih peran strategis muslimah millenial?

Yang perlu kita pahami adalah:
1. Makna Peran Strategis.

2. Era Millenial.

Yaitu,
1. Peran strategis adalah peran yang menghasilkan dampak atau pengaruh terhadap goal besar umat ini.

2. Era millenial, adalah era di mana teknologi digital meningkat pesat, maka generasi yang akrab dengan perubahan teknologi ini sering disebut sebagai generasi millenial.

Ketika bicara goal besar umat ini, atau tujuan besar yang hendak diraih umat ini, maka kepemimpinan Islam atas dunia adalah jawabannya.

Alloh ﷻ dalam Qur'an menyebutkan (yang artinya), “Dan (ingatlah) tatkala Rabbmu berkata kepada malaikat , ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah’..." (QS. Al-Baqarah: 30)

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa Alloh ﷻ hendak menjadikan manusia yaitu Adam ‘alaihisshalatu wassalam (termasuk anak cucunya) sebagai khalifah (pengganti) di muka bumi, yaitu menggantikan mereka yang berbuat kerusakan dan tidak istiqamah (dalam mengerjakan perintah Allah Ta’ala).

Bahwasanya khalifah ini akan berhukum di muka bumi dengan syari’at dan agama Alloh ﷻ, menyebarkan dakwah tauhid, mengikhlaskan peribadatan dan beriman kepada-Nya.

Khalifah yang dikehendaki Alloh ﷻ ini, adalah mereka yang mengelola bumi-Nya dengan syariat Islam yang mulia, sehingga bukan kerusakan yang terjadi, namun kesejahteraan dan keberkahan.

Maka siapakah manusia yang akan menegakkan syariat, mendakwahkannya, dan mampu mengelola bumi-Nya dengan sebaik-baiknya, sesuai perintah dan larangan-Nya, kecuali kaum Muslim?

Maka kaum Muslim secara tidak langsung (berdasarkan ayat di atas) diperintahkan Alloh ﷻ untuk menjadi pemimpin atas segala bangsa dan umat.

Terlebih Alloh ﷻ pun berfirman dalam ayat lain, Alloh ﷻ menyebut kaum Muslim sebagai khairu ummah, yakni sebaik-baik umat, yang dilahirkan untuk manusia.
Maka sungguh layak, kaum Muslim menempati posisi sebagai pemimpin.

Nah, sebagai Muslimah, tentu kita harus memainkan peranan strategis yang akan mengantarkan umat Muhammad ini memimpin.

Bukan karena kita kaum Muslim cinta kepada as siyadah atau kekuasaan, big no!! Tapi karena kita ingin bumi ini dikelola sesuai syariat-Nya sehingga melahirkan keberkahan tiada tara.

Kita sudah kenyang menyaksikan bagaimana umat ini, juga manusia, hidup dalam kegelapan, bergelimang kerusakan, bahkan alam pun menanggung bencana berkepanjangan akibat perbuatan tangan-tangan manusia yang durjana.
Karena dunia berada di bawah kepemimpinan sistem Kapitalisme yang sekular.

Apakah kita rela bertahan dalam kerusakan yang semakin hari semakin tak terperi? Tentu tidak!
Terlebih Alloh ﷻ dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk berbenah.

🔷🌷🔷
Maka kita harus memahami dengan CLEAR, peran strategis kita.
1. Peran domestik: Muslimah berperan melahirkan generasi terbaik, generasi cemerlang yang berjiwa pemimpin, yakni menjadi ibu yang tulus ikhlas mengasuh dan mendidik buah hati.

2. Peran Publik: Muslimah berperan mendidik umat agar memiliki perasaan dan pemikiran Islam, yang mengantarkan umat kepada kebangkitannya yang hakiki, yakni dengan menegakkan Islam dalam segenap aspek kehidupan.

Peran domestik dan peran publik ini, bisa banget dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Karena era millenial memberikan keleluasaan itu.

Beragam resource, aplikasi, termasuk media sosial harus dikuasai untuk melejitkan kedua peran tadi.
Jangan sampai kedua peran strategis tadi justru tercederai oleh ketidakmatangan kita dalam memanfaatkan teknologi.

Anak malah terlantar, terabaikan, gegara ibunya sibuk bermedsos ria.

Misalnya:
Umat justru dibuat rancu pemahamannya akibat postingan-postingan informasi yang menyesatkan yang kita share.

Karenanya 2 elemen penting dalam tema kali ini harus dikuasai:
1. Apa peran strategis kita, muslimah.

2. Bagaimana menyikapi perkembangan teknologi yang demikian luar biasa.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Tatik ~ Cikarang
Bagaimana strategi kita di era teknologi ini dengan banyaknya informasi yang di share di medsos, karena banyaknya medsos yang digunakan untuk belajar, banyak grup yang di ikuti yang niat awalnya untuk belajar menambah ilmu agama ataupun umum?

Terimakasih penjelasannya ibu.

🌷Jawab:
MasyaAllah, Mb Tati luar biasa ya, semangat belajarnya ga ade matinye.

Teknologi itu ibarat mata pisau, punya sisi positif juga negatif secara bersamaan. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk dakwah, menuntut ilmu, meluaskan wawasan, bisa juga digunakan untuk mantengin video porno misalnya. Pilihan ada di tangan kita. Tapi ingat, setiap pilihan ada hisabnya.

Tentang banyaknya informasi yang membludak, hingga banjir informasi, maka kita dituntut bijak memilih juga memilah mana yang bermanfaat, yang kita butuhkan, yang membawa kepada kebaikan, yang menambah keimanan, yang menginspirasi, dan mana yang sebaliknya, justru mengantarkan kepada kerusakan.

0⃣2⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum bunda,

Bun jika kita berusaha keras untuk menjalankan dan meningkatkan 2 peran strategis ini sudah berusaha dengan baik gitu tapi jika diluaran sana semakin banyak virus yang menyebar apalagi lingkungan kan okelah misal sebagai orang tua kita sudah melaksanakan 2 strategis itu kita sudah memperhatikan anak-anak kita sudah kasih pengertian seperti ini itu tidak boleh ini itu dengan baik tapi kitakan juga tidak tahu bun diluaran sana seperti apa namanya anak remajakan paling mudah diprofokasikan dan paling cepat mencontoh pasti dalam kasus ini sang anak berusaha berbicara dengan orang tua "teman-temanku di luaran sana seperti ini mereka juga sama seperti itu mereka bisa melakukan itu dan lain-lain.”

Apalagi namanya remaja mereka pasti sangat banyak ingin tahu dan penasaran hal-hal yang baru rasa penasaran mereka lebih besar ketimbang memikirkan resiko kedepannya mereka cuma berfikirlah yang penting tahu dulu kalau masalah salah atau benar mah gampang dan remaja menuju dewasa seperti itukan lagi mencari jati diri, kalau seperti ini bagaimana bun?

Terimakasih bun.

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakkatuh..

Salut ya, dengan Bunda Safitri yang sudah menjalankan 2 peran strategis muslimah dengan sebaiknya.

Semoga Alloh ﷻ memberi pahala yang berlipat-lipat ya, Bunda.

Tentang kekhawatiran Bunda, maka Bunda tidak sendiri. Nyaris setiap ibu merasakan hal yang sama. Kondisi lingkungan masyarakat kita yang sudah demikian bobrok membuat rasa was-was setiap kali anak keluar rumah tidak dapat dihindari.

Maka semakin menunjukkan bahwa tidak cukup kita sekadar menjalankan peran strategis yang pertama, kita juga wajib berkontribusi melaksanakan peran kedua, yakni mendidik umat atau masyarakat, seperti yang sedang kita lakukan di forum semacam ini, yakni mengajak umat kepada Islam, agar kita bisa satu frekuensi, satu visi.

Berikutnya, perkuat pengaruh ibu. Bagaimana pun menariknya hal-hal di luar sana, maka jika pengaruh ibu kepada anak sangat kuat, anak akan mengadopsi semua pesan Atau nasehat ibu.

Bikin bonding yang baik dengan anak (teknisnya macam-macam ya, seperti sering berkomunikasi dengan menjadi sahabat anak, dan seterusnya), beri pemahaman Islam yang utuh, gambarkan peta hidupnya secara gamblang, sehingga anak tidak mudah terpengaruh lingkungannya.

0⃣3⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadzah,

Bagaimana caranya mendidik anak dengan konsep qoulan tsaqila, mayyatullah dan muroqobillah agar anak-anak kami bisa menjadi hamba Alloh ﷻ yang jujur dimanapun berada?

Mohon pencerahannya

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh..

MasyaAllah, konsep yang Bunda sebutkan adalah konsep yang luar biasa.

Tentang konsep qoulan tsaqila atau mudahnya bermakna perkataan yang berbobot, maka ibu harus memiliki kemampuan berbahasa yang di atas rata-rata atau di luar kebiasaan. Kemampuan berbahasa semacam ini bukan semata berbahasa indah, tapi bahasa yang kental dengan aqidah, kental dengan keimanan. Maka ibu harus memiliki tsaqafah atau pengetahuan Islam yang luas sekaligus paham dan mempraktikkannya sehingga Islam menjadi nafas dalam hidupnya.

Konsep maiyatullah dan muraqabillah, yakni senantiasa merasa bersama dengan Alloh ﷻ serta diawasi oleh Alloh ﷻ, ini bisa dibentuk dalam diri anak ketika anak memahami keimanannya kepada Alloh ﷻ secara sadar dan utuh. Maiyatullah dan muraqabillah menjadi buah dari proses oleh orang tua terhadap anak, berupa pendidikan dan ketauladanan, yang istiqomah, dan memang tidak instan, ya. Akan butuh waktu serta keseriusan Bunda juga Ayah.

0⃣4⃣ Safitri ~ Santen
Begini bun, terus kalau yang anak jaman sekarang milenial lah yah kan banyak tuh aplikasi-aplikasi yang tidak bermanfaatnya. 

Dengan kemunculan aplikasi tersebut generasi muda malah semangat mengembangkan dan mengunakan aplikasi tersebut kalau dalam kasus seperti ini apa yang salah bun dengan rendahnya iman kita dan pendeknya pola pikir apa dengan sistem teknologinya yang salah?

🌷Jawab:
Teknologi hari ini berada di bawah kendali sistem Kapitalisme yang rakus sekaligus tidak mengindahkan halal-haram. Yang dipikirkan hanya untung, untung, dan untung. Karena-nya berbagai aplikasi yang sedikit manfaatnya bahkan banyak mudharatnya, berkembang sangat pesat.

Jadi, bukan hanya soal generasi millenial yang kurang iman, tapi memang kenyataannya para pengusaha (kapitalis) menjadikan teknologi sebagai komoditas bisnis, tidak peduli dengan aqidah generasi, tidak peduli mengedukasi atau membawa bencana.

Buktinya, orang yang imannya kuat pun harus menerima pakai hp yang di dalamnya ada aplikasi WhatsApp dengan beragam icon smiley beraroma LGBT, misalnya. Kita juga dipaksa menerima youtube yang di dalamnya berseliweran iklan tak senonoh.

Coba kalau Islam yang menguasai teknologi, Islam yang memimpin, maka semua aplikasi yang menayangkan hal-hal berbau pornografi akan digusur, kecuali bersedia tunduk pada syariat Islam, yakni tidak menayangkan hal-hal porno, misalnya. Terus, aplikasi-aplikasi tidak boleh menunjukkan keberpihakan kepada perilaku menyimpang dan kejahatan, seperti LGBT, dan seterusnya.
Maka teknologi akan melahirkan kemuliaan dan keberkahan untuk manusia.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Bangkitnya umat ini menjadi pemimpin dunia diawali oleh kebangkitan kaum perempuan.

Karena peran strategis perempuan melahirkan generasi tangguh dan mewujudkan masyarakat bervisi Islam tidak dapat dinafikkan.

Karena-nya, jadilah muslimah millenial bervisi besar, yakni melahirkan generasi pemimpin, yang akan memimpin manusia menuju kemuliaan dan peradaban yang tinggi, yakni peradaban Islam.

Bukankah al Islamu ya'lu wa la yu'la 'alaihi (Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya)?

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar