Senin, 10 Februari 2020

3 PILAR TUGAS UTAMA SEORANG WANITA, PART 2



OLeH  : Ibu Irnawati Syamsuir Koto

           💘M a T e R i💘

Sholehah...

Menjadi seorang perempuan memiliki tugas dan kewajiban yang harus dijalankan untuk bekal kehidupan di dunia dan akhirat. Semua itu jangan dijadikan beban dalam menjalankannya. Namun jadikanlah sebagai sebuah pengalaman, mengambil pelajaran dan pahala bagi dirinya.

Peranannya yang sangat dibutuhkan perempuan atau istri menuntutnya untuk memilih kualitas yang baik, bisa menjadi seorang istri yang baik dalam keluarga dan juga masyarakat.

Pemahamannya, perkataaannya dan kecenderungannya, semua ditujukan untuk mencapai keridhaan Allah, Tuhan semesta alam. Ketika seorang istri membahagiakan suaminya yang pada akhirnya, hal itu adalah untuk mendapatkan keridhaan dari Allah.

Sehingga dia (seorang istri) senantiasa berkeinginan untuk mengupayakannya.
Jalan menuju surga bagi wanita sesungguhnya cukup mudah. Cukup taat dan bakti pada suami, selama haq tentunya, itu sudah memudahkan jalannya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Di dalam Islam, kewajiban seorang istri memainkan peranan yang sangat penting bagi agama, keluarga (suami dan anak), dan lingkungannya.

Setiap wanita muslimah harusnya menyadari bahwa apa yang Allah wajibkan atas dirinya berupa tugas atau amalan-amalan ibadah dan ketaatan dalam Islam, semuanya merupakan bentuk keistimewaan yang dikhususkan Allah atasnya , sehingga tiada alasan baginya untuk melalaikan semua kewajiban yang diembannya.

🔷🌷🔷
Sahabat-sahabatku wanita sholehah yang dicintai Allah, 

Kemaren kita sudah bahas tugas wanita yang pertama, yaitu TA’AT kepada Allah, nah tugas yang kedua adalah menjadi seorang istri untuk taat kepada suaminya dan berperan menjadi seorang ibu yang mengurus, mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar bisa menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal yang diharamkan dan dilarang. Alloh ﷻ menciptakan manusia berpasang-pasangan, secara naluri kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan keduanya saling  membutuhkan.

Naluri saling membutuhkan itu merupakan hal yang wajar dan harus didukung oleh keluarganya agar mereka mampu membangun rumah tangga sesuai dengan petunjuk-petunjuk syari’at agama Islam.
Setelah keluarga baru telah dibangun, yang mana itu ditandai dengan adanya pernikahan (terjadinya ijab Kabul) maka serta merta peran  sebagai suami dan istri telah dimulai. 

Seorang istri harus memposisikan diri sebagai seorang istri dari suaminya yang memiliki hak dan juga kewajiban, begitupun sebaliknya.

Jika keduanya menyadari posisi dan peran masing-masing maka rumah tangga akan berjalan harmonis.
Dalam Islam sendiri telah dijelaskan bahwa seorang istri didalam keluarga atau rumah tangganya memiliki hak dan juga kewajiban.

Adapun hak-hak dari seorang istri antara lain seperti mahar, nafkah, keadilan dalam poligami dan lain-lain, dan mengenai kewajiban dari seorang istri antara lain seperti taat dan patuh pada suaminya, menutup aurat dan lain-lain.

Mengenai hak  dan juga kewajiban tersebut telah diterangkan dalam al-Qur’an.
Agama Islam telah memberikan aturan-aturan yang berkenaan dengan diri wanita, bahkan dalam  Al Qur’an ada surat yang khusus dinamakan An Nisa’ (artinya wanita).

Dalam surat tersebut banyak dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan wanita, di antaranya adalah konsep wanita shalihah.

Hal ini menunjukkan bahwa Al Qur’an  juga memperhatikan atau bisa dikatakan mengakui kedudukan wanita dalam kehidupan ini bahkan memperkuat jati dirinya dengan memberikan aturan-aturan yang khas baginya sesuai dengan kodratnya.

Dengan  konsep tersebut para wanita diharapkan dapat mengikutinya sehingga dapat mencapai derajat shalihah.

Realitas dalam kehidupan pada zaman saat ini masih menunjukkan bahwa tidak semua wanita dikatakan shalihah, oleh karena itu untuk menyebut seorang wanita itu shalihah diperlukan beberapa kriteria.

Sebagaimana firman Alloh ﷻ dalam Al-Qur’an surat An Nisa’ ayat 34: "Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)." (QS. An Nisa’: 34).
Di antara  tanda-tanda kesalehan itu ialah tunduk  dan taat kepada Allah dalam menjalankan segala perintah-Nya, menjalankan hak-hak dan kepemimpinan rumah tangga. 

Diantaranya ialah patuh terhadap kepemimpinan suami yang memang  telah diciptakan untuknya, dalam memelihara rahasia suami istri dan rumah tangga yang tidak boleh diketahui oleh siapapun selain mereka berdua.
Terhadap istri-istri semacam ini suami tidak perlu mendidik mereka.

Adapun wanita yang tidak shalihah (durhaka) ialah mereka yang berusaha meninggalkan hak bersuami istri, sombong dan mendurhakai  pusat kepemimpinan, bahkan melanggar tuntutan fitrah mereka, yang akibatnya membawa kehancuran  kehidupan bersuami  istri. Terhadap  wanita atau istri semacam ini ayat ini memberikan jalan untuk memperbaikinya yaitu diserahkan pada  suami untuk diberikan  bimbingan dan pimpinan. 

Suami  hendaknya mengatasi istrinya dengan berbagai macam cara, seperti memberikan peringatan, memisahkan diri dari tempat tidur, atau kalau perlu  memukul bagian yang memang boleh dipukul dengan pukulan yang telah diatur oleh Islam.
Demikian pula kaum wanita wajib memelihara harta kaum lelaki dan hal-hal yang berhubungan dengan itu dari kehilangan. Yang sangat penting dipelihara oleh seorang perempuan ialah rahasianya yang  terjadi  dengan suaminya,  yang tidak patut  diketahui  oleh orang lain. Sebagaimana si suami wajib memelihara rahasia itu maka istri pun demikian juga. Penjelasan tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ : 
Artinya: "Dan ia (wanita  yang baik)  tidak mengingkari suaminya dengan sesuatu yang dibencinya dalam (menjaga) diri dan hartanya."

◼Seorang istri dalam rangka ketaatan terhadap suaminya maka dia harus melakukan hal-hal antara lain:

1. Menjadi istri yang sholihah.

2. Menutup aurat.

3. Menundukkan pandangan.                                                       

4. Tidak berbicara lembut pada laki-laki lain.

5. Tetap berada dirumah.

Dalam Surat Ali Imran ayat 14,
Alloh ﷻ berfirman:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa  yang  diingini, Yaitu:  wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."

Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu perhiasan dunia adalah wanita, yakni para Istri yang setia bersama suaminya, istri yang menyenangkan bila suami memandangnya.

Sebagaimana firman Alloh ﷻ dalam surat Al-A’raf, 189 : Artinya: "Dialah  yang  menciptakan  kamu  dari  diri  yang  satu  dan  dari  padanya  Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya."
Bagaimanakah Kriteria istri yang sholihah menurut Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam?

Rasulullah ﷺ bersabda, Artinya: “Ada empat hal yang merupakan kebahagiaan; wanita shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan ada empat hal yang merupakan kesengsaraan; tetangga buruk, wanita buruk,  tunggangan buruk, dan tempat tinggal yang sempit.” (Riwayat  Ibnu  Hibban, dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 282)

🔷🌷🔷
Beberapa kriteria model istri sehingga menjadi Istri sholehah yang akan menjadikan dunia penuh dengan keindahan, karena memang  seorang istri sholehah ibarat perhiasan terindah dan merupakan istri idaman suami sepanjang masa.
Sholehah yang dicintai Allah...

Ketaatan kepada suami selama dalam kema’rufan Taat dan patuh disini memiliki arti bahwa seorang istri hendaknya mengukti apa yang  diperintahkan dan apa yang dilarang oleh suami selama suruhan dan larangannya tidak bertentangan dengan syari’at Agama Islam.

Ketaatan seorang istri terhadap suami akan menjadikan suami selalu sayang dan cinta kepadanya serta dapat mengangkat derajatnya sebagai seorang istri dimata suaminya.

Kontribusi perempuan (istri) dalam keluarga sangatlah besar dan tidak hanya terfokus pada apa yang dilakukan istri untuk membantu suami melainkan juga curahan waktu yang di berikan istri dalam keluarganya.

Semua yang dilakukan oleh istri baik untuk suami maupun untuk keluarganya tersebut merupakan bentuk ketaatan seorang istri terhadap suami. Rumah tangga itu memiliki misi yang mulia, salah satunya adalah mempersiapkan generasi.
Sebuah misi besar yang tidak mungkin dicapai kecuali dengan proses yang terencana. Itulah mengapa kehidupan berumah tangga mengisyaratkan adanya bentuk institusi dalam mengelolanya, ada pemimpin dan ada juga yang dipimpin. Yang dipimpin hendaknya harus patuh pada yang memimpin, yang dipimpin dalam rumah tangga adalah seorang istri dan yang memimpin adalah seorang suami.

Jadi seorang istri harus patuh pada suaminya selaku pemimpin dalam rumah tangga. Parameter kepatuhan seorang istri pada suaminya adalah jika perasaan suami telah ridha terhadap istrinya.

Apabila suami memerintahkan istri untuk menjalankan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan syari’at, perintah itu tidak boleh ditaati. 

Suami memenuhi kewajiban yang menjadi hak dari istri baik bersifat kebendaan maupun yang bersifat bukan kebendaan.
Istri yang sholehah itu tidak keluar rumah tanpa izin dari suaminya Ketika seorang istri hendak keluar rumah, maka ia harus mendapatkan izin dari suaminya, karena kerelaan suami dalam hal ini sangat diperhatikan.
Tidak melakukan kegiatan yang dibenci suaminya

Seorang istri yang solehah hendaknya harus selalu memelihara kehormatan dirinya, baik disaat suaminya ada disampingnya ataupun tidak. Karena seorang suami tidak tahu apa yang seorang istri lakukan dibelakang suaminya maka Allah selalu mengetahui apa yang seorang istri lakukan karena Allah tidak pernah tidur.
Rumah merupakan tempat dimana seorang suami dan istri melakukan aktifitas khusus yang mana aktifitas itu tidak mungkin dapat dilakukan ditempat lain. 
Itulah sebabnya mengapa Islam sangat menghargai dan menghormati tempat itu.   

Rumah itu ibarat aurat  bagi pasangan suami istri, karena rumah adalah tempat privasi kehidupan suami istri yang harus dijaga kehormatannya dan dilindungi agar tidak ternoda.

Untuk menjaga kehormatan tersebut agar tidak ternoda maka hendaknya seorang istri senantiasa melakukan hal-hal yang disenangi oleh suaminya dan juga tidak memasukkan seorang laki-laki yang bukan mahromnya kedalam rumah tanpa izin dari suaminya.
Membantu suami dan senantiasa mengingatkannya untuk selalu ber-birrul walidain, khususnya kepada ibunya. 

Seorang istri yang sholehah, yaitu seorang istri yang terus membantu suaminya untuk terus berbuat baik kepada orang tuanya, khususnya kepada ibunya. Ini merupakan salah satu bentuk ketaatan istri kepada suaminya. 

Seorang istri cerdas yang sholehah sangat paham, bahwa seseorang yang paling berhak untuk diberikan kasih dan sayang kepadanya yaitu sang ibu. Maka ia akan selalu cekatan dan tangkas, membantu suaminya untuk melakukannya tidak ada kecemburuan sama sekali untuk melarangnya.
Jika ia dapat melakukannya, niscaya rasa cinta dan sayang selalu tumbuh dan berkembang di hati suami untuk sang istri.
Tidak menyebarkan rahasianya. Istri yang shalehah tidak akan pernah menceritakan atau membeberkan keburukan atau kekurangan suami karena itu merupakan aib suami. Istri shalehah juga tidak akan pernah menceritakan perihal hubungan intim mereka kepada orang lain. 

Sebagaimana dalam sebuah hadist diceritakan sebagai berikut: Asma binti Yazid RA menceritakan bahwasanya ia pernah berada di sisi Rasulullah ﷺ  ketika kaum lelaki dan wanita juga sedang duduk. Rasulullah ﷺ kemudian bertanya; “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa  yang  diperbuatnya  bersama  suaminya?” Maka semua orang yang ada di  sana diam,  tidak  menjawab. Kemudian Asma binti Yazid RA menjawab;  “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para  suami).” Rasulullah ﷺ pun bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad).

Rasulullah ﷺ juga bersabda yang artinya:

“Orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari qiyamat, yaitu seseorang yang mendatangi istrinya, dan istrinya pun datang kepadanya, lalu ia menyebarkan rahasia (apa yang telah terjadi diantara keduanya).” (HR. Muslim).
Seorang wanita tidaklah cukup hanya menjadi wanita-wanita sholihah, akan tetapi  juga harus mampu menjadi istri idaman suami sepanjang masa yakni harus dapat menjadi istri yang sholihah.

Dan beberapa kriteria model istri sehingga menjadi Istri sholehah yang akan menjadikan dunia penuh dengan keindahan, karena memang  seorang  istri  sholehah  ibarat  perhiasan terindah dan merupakan istri idaman suami sepanjang masa.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum bun,

Kalau kita memikirkan masa depan kelak kalau sudah punya pasangan halal seperti begini Fitri nanti ingin jadi istri yang benar-benar taat sama suami, Istri yang mengabdi buat suaminya tidak mau seperti teteh-teteh Fitri. Pokoknya nanti ingin belajar jadi istri baik yang taat sama suami dan Allah. Baik tidak  bun punya pemikiran seperti itu? Lagian bun jodohkan cerminan diri kita, terus kita tuh ingin berjodoh sama laki-laki baik dan bisa ngebimbing kita di jalan Allah dan menggapai ridho-Nya tapi kadang ada terlintas pikiran seperti mungkin tidak sih Fitri dapet jodoh seperti itu sedangkan keluarga Fitri seperti begini belum benar-benar paham sama soal agama bahkan minim soal agama yang sholat saja masih jarang kakak yang sudah berkeluarga juga belum mau menutup auratnya. Nanti apa jodoh Fitri bakal menerima keluarga Fitri itu bagaimana yah bun? Pokoknya pemikiran seperti ini selalu melintas saja bahkan buat Fitri ragu buat mengenal kata pernikahan.
Mohon saran dan masukannya bun makasih.

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kalau ingin jodoh yang baik, maka perbaiki diri sebaik baiknya, tidak perlu lihat keluarga yang lain, fokus saja pada diri sendiri, dan selalu mohon kepada Allah, jangan pernah lelah memperbaiki diri dan berdoa. Dan Allah yang akan menentukan siapa yang terbaik nantinya.

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadzah,

1. Bagaimana caranya menaklukan ego sendiri untuk menggapai ridho suami?

2. Bagaimana bisa setiap hari mengkorek-korek kebaikan suami untuk di syukuri?

3. Bagaimana caranya bisa menjadi ibu dan istri bahagia tanpa syarat dalam berbagai keadaan?
Mohon pencerahannya.

🔹Jawab:
Wa'alaikumsalam,

1. Seperti yang udah sering saya jelaskan disini bahwa egois adalah penyakit hati, obat penyakit hati itu adalah istighfar dan tilawah, serta memperbaiki sholat. Lakukanlah hal-hal tersebut dan belajarlah untuk menekan ego didalam diri.  Berpikirlah bahwa "SAYA BUKAN SIAPA SIAPA, TAK ADA SATUPUN YANG BISA SAYA BANGGAKAN DI DUNIA INI."

2. Tentu saja bisa kalau kita ingin melakukannya, disinilah harus dilatih untuk berpikiran positif.  Karena hanya dengan berpikir positiflah kita bisa menemukan kebaikan orang. Dan sebaliknya jika kita dengan mudah menemukan keburukan orang lain, itu tandanya hati kita yang kotor! 

3. Belajarlah, semua itu hanya bisa kita lakukan jika ingin belajar, dan belajarnya tentu bukan dari bangku sekolah, karena tidak ada sekolah belajar menjadi orang tua,  tapi belajar dari kehidupan itu sendiri. 

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Lanjut Part 3 ya...


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar