Sabtu, 08 Februari 2020

JANGAN ENGKAU HINAKAN KAMI



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

           💘M a T e R i💘

Assalamu'alaykum wr.wb.

Segala puji bagi Allah atas semua karunia-Nya.  Sholawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan alam,  Rasulullah Muhammad ﷺ. 

InsyaAllah tema kajian kita sore ini terkait dengan kehinaan. 

🌸JANGAN ENGKAU  HINAKAN KAMI


Salah satu doa yang sering dilantunkan adalah permohonan agar Alloh ﷻ tidak menghinakan kita di hari kiamat nanti. Doa ini tersebut dalam Surat Ali Imran ayat 194:

رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

"Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."

Tak terbayang entah bagaimana rasanya hina dihadapan Alloh ﷻ. Karena hakikatnya memang manusia adalah makhluk, sedang Alloh ﷻ adalah Sang Khalik (Pencipta). Maha Suci Alloh ﷻ dari kerendahan penciptaan manusia. Adapun manusia  tercipta dari 'sesuatu' yang hina. Firman Alloh ﷻ :

أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ

"Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?"
(QS. 77 : 20)

Walaupun manusia asalnya dari yang hina, tetapi terlahir dalam keadaan suci, tanpa noda. Lalu, tumbuh dewasa hingga menyandang status mukallaf. Dalam kondisi ini ia mulai dihukumi dosa atas perbuatan yang melanggar perintah Alloh ﷻ, dan diberi ganjaran pahala atas taatnya. Potensi dalam dirinya akan menentukan apakah ia jadi makhluk mulia (dengan potensi taqwa) ataukah makhluk hina (dengan potensi fujur).

Dalam Al Qur'anul Karim, Alloh ﷻ mengisahkan tentang karakteristik  orang-orang yang hina, baik saat di dunia maupun di akhirat nanti.  Orang-orang Yahudi yang diambil perjanjiannya oleh Alloh ﷻ agar tidak bekerja di hari Sabtu, untuk mengagungkan hari Sabtu dengan ibadah tetapi mereka melanggarnya dengan membuat tipu daya (kilah). Maka Alloh ﷻ jadikan mereka kera yang hina.

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

"Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina." (QS. 2 : 65)

Syetan termasuk golongan yang dihinakan karena membantah perintah Alloh ﷻ untuk sujud pada Nabi Adam.  Syetan dikeluarkan dari surga.

قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ

Alloh ﷻ berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina."
(QS. 7 : 13)

Maka sesungguhnya kehinaan dalam pandangan Alloh ﷻ adalah kehinaan karena pembangkangan, karena keingkaran dan bantahan pada Alloh ﷻ. Orang-orang yang hina di dunia, maka Alloh ﷻ hinakan juga di akhirat kelak. Alloh ﷻ sebut neraka adalah tempat yang hina.

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."
(QS. 3 : 192)

Rasanya tak seorangpun yang ingin terhina di hadapan Alloh ﷻ. Ia ingin mulia, sebagaimana awal penciptaannya, yang karena kemuliaannya malaikat dan syetan diperintah Alloh ﷻ untuk sujud padanya. Tetapi, tetap saja manusia terhina karena perbuatannya.

Prof. Achmad Satori Ismail, dalam tulisannya tentang orang-orang yang dihinakan Alloh ﷻ (Republika), ada beberapa penyebab seseorang dihinakan Alloh ﷻ, antara lain: pelaku kemaksyiatan. Ibnu Qoyyim mengatakan, “Sesungguhnya seseorang yang melakukan dosa secara rahasia, maka pada pagi harinya akan ditimpakan kehinaan.”

Kemudian, orang yang menentang ajaran Islam. Umar mengatakan, “Kita dimuliakan Alloh ﷻ dengan Islam dan barang siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, maka dia akan dihinakan.” Ketiga, orang yang menolak kebenaran karena kesombongan. Keempat, orang yang sombong dihadapan makhluk, orang zalim dan penghamba harta dan kedudukan. Sabda Nabi, "“Celakalah penghamba dinar dan dirham.” (HR Bukhari).

Semoga kita menjadi orang-orang mulia di hadapan Alloh ﷻ, terhindar dari sifat orang-orang yang dihinakan Alloh ﷻ, sebagaimana doa Rasulullah ﷺ, “Ya Allah berilah tambahan kebaikan dan jangan Engkau kurangi, muliakan kami, dan jangan Engkau hinakan. Berilah anugerah kepada kami dan jangan kau cegah. Prioritaskan kami dan jangan ditinggalkan. Ridhailah kami dan berikan  keridhaan kepada kami.” (HR. Achmad dan Turmudzi).


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Yanti ~ Jakarta
Assalamualaikum ustadz,

Adakah karateristik manusia yang akan memperoleh kemuliaan di sisi Allah?

🌷Jawab:
Wa'alaykumussalam, 

Ya pastinya ada. 
Mereka yang selalu merasa bahwa Allah selalu melihatnya.  Itulah yang disebut 'ihsan'.

Tingkatan ihsan sesungguhnya derajat mulia dan tinggi disisi Allah. Sebab seseorang yang merasa Allah selalu mengawasinya, maka ia tidak akan lalai dengan kehidupan. Rasulullah juga mengingatkan agar bertakwa kepada Allah dimanapun berada.  Tentunya karakter lainnya ada juga, misal suka berinfaq, rajin qiyamullail dan shaum. Sering silaturahim dan sebagainya.

Wallahu'alam

0⃣2⃣ Rahmah ~ Cisalak
Assalamu'alaykum wr.wb.

Bismillah,
Ustadz potensi apa yang harus kita lakukan agar terhindar dari fujur?

🌷Jawab:
Wa'alaykumussalam wr.wb, 

Banyak yang bisa kita lakukan Salah satunya adalah istiqomah dalam ibadah yaumiyah. Ibadah yang konsisten dilakukan setiap hari, insyaAllah akan menguatkan jiwa, menguatkan ruhiyah agar kuat dalam melawan benih-benih fujur. Juga tentunya selalulah bergaul dengan orang-orang yang shalih. 

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Erni ~ Jogja
Assalamualaikum Ustadz,

Kehinaan yang ditimpa iblis berasal dari sombong dan dengki pada manusia. Akhirnya yang diserang ketaqwaan manusia. Kedengkian kaum yahudi dan nasrani turunannya nabi iskak  kepada umat islam turunannya nabi ismail juga bisa dibilang dari ketidakridhoan ibu sarah ibunya nabi iskak yang akhirnya tidak ridho kalau umat islam adalah umat panutan.

Pertanyaannya,
bagaimana sikap kita terhadap keluarga yang menunggu-nunggu bahkan dikondisikan agar jatuh dalam cela karena dengki. Beliau-beliau tahu yang kami sampaikan itu kebaikan bernilai kebenaran. Tapi beliau-beliau tidak ridho kalau kebaikan dan kebenaran itu datangnya dari kami. Bagaimana sikap kami sebaiknya agar bisa ridho menerima semua ketetapan seperti ibu siti hajar. Ibunya nabi Ismail?

Langkah-langkah apa yang mesti saya tempuh agar bisa lebih longgar lagi menghadapi mereka, agar diri ini menyadari sepenuhnya kalau kehinaan yang mereka tujukan ke saya tidak lain akan berbalik kepada diri mereka? 

Mohon pencerahannya.

🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Ya, memang tantangan dakwah sunnatullahnya demikian. Tidak selamanya dakwah akan diterima dengan baik. 

Apa yang kita rasakan,  tidaklah sebanding rasanya dengan yang dirasakan oleh para orang-orang shalih terdahulu saat menyampaikan kebenaran. Maka bersabar saja dan berdoa kepada Allah. Karena sesungguhnya pertolongan itu adalah dari Allah. Sangat mudah bagi Allah untuk membolak balikkan hati manusia. Bisa jadi saat ini mereka menolak kebenaran, tetapi tidak ada yang tahu di depan, siapa tahu kelak meraka jadi pembela atau pengikut kebenaran. 

Tugas kita hanyalah menyampaikan yang hak,  selebihnya biarlah Allah yang menentukan. 

Wallahu'alam

0⃣4⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum
Ustadaz,

Jika dalam keluarga sendiri yang menghina bukan menghina sih seperti ngomong kasar selalu bawa-bawa ibadah seperti gini percuma kamu rajin solat taat ga pernah ketinggal sama ibadah ngaji kalau sikap dan sifat kamu seperti gitu yah sia-sia semuanya apalagi yang ngomong itu orang tua sendiri sama kakak cuma karena hal sepele seperti fitri tuh tidak mau dekat sama cowok yang cuma basa basi, cuma modus buat chat'an fitri tidak mau ngeladenin cowok-cowok seperti gitu. Makanya sikap fitri tuh jutek, cuek sama mereka gitu pak ustadz. 

Menurut pak ustadz mesti gimana, dosa tidak fitri tuh sakit hati sama omongan mereka sakit sekali sampai mau nangis pun tidak bisa, minta saran dan masukannya pak ustadz.

🌷Jawab:
Wa'alaykumussalam,

Ya, dalam Islam dilarang berkata kasar, apalagi menghina. Karena itu,  sebaiknya di diskusikan dulu apa masalahnya.  Jangan kemudian saling menjelekkan satu sama lain.

Terkait dengan ibadah, lanjutkan saja.  Istiqomah saja terus, insyaAllah akan ada jalan keluarnya, 

Wallahu'alam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Semoga semua sehat-sehat saja ya,  tambah baik dan banyak amalnya, dan tentunya tambah yang belanjanya juga.
Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar