Sabtu, 08 Februari 2020

EGOISME TANPA BATAS



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

           💘M a T e R i💘

Assalamu'alaykum wr.wb.

Segala puji bagi Alloh ﷻ atas segala karunia-Nya.  Sholawat dan salam semoga tercurah pada baginda Rasulullah ﷺ. 

InsyaAllah tema kajian kita sore ini tentang EGOISME. 

🌸EGOISME TANPA BATAS


Salah satu sumber munculnya kepongahan, kesombongan dan lupa diri adalah egoisme. Jika egoismenya tanpa batas,  maka tidak lagi menerima nasehat, hingga tidak mengakui adanya Alloh ﷻ yang memberi kehidupan baginya.

Fir'aun adalah salah satu contoh fenomenal yang sangat egois. Ia tak peduli dengan orang lain,  apalagi dengan nasihat-nasihat. Saat egoismenya memuncak dan tidak berbatas, ia merasa paling berkuasa dan memproklamirkan dirinya sebagai tuhan.

فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ

(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi."
(QS. 79 : 24)

Di ayat lainnya, digambarkan egoisme Fir'aun terhadap Nabi Musa as. Jika Musa as tidak mau menganggapnya sebagai Tuhan, maka ia akan disiksa dan dipenjara. 

قَالَ لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَٰهًا غَيْرِي لَأَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ

Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan."
(QS. 26 : 29)

Sikap egoisme Fir'aun membuatnya lupa diri.  Lupa hakikat penciptaan,  bahwa ia hanyalah manusia biasa yang suatu saat akan mati dan tak kuasa membangkitkan kematian. Egoismenya yang tak berbatas membuat ia merasa sama seperti penciptanya yang punya kuasa pada hidup dan matinya seseorang. 

Sikap egoisme tanpa batas juga ditunjukkan oleh Qarun. Seorang yang tadinya sangat shalih tapi miskin, lalu minta di doakan Nabi Musa agar jadi kaya. Doa itu terkabul. Qarun pun jadi seorang yang kaya raya. Tapi, bukannya membuatnya tambah taat pada Alloh ﷻ,  Qarun malah tambah egois dan pamer kekayaannya.  Nasihat ulama agar hartanya dimanfaatkan untuk kebaikan tak dihiraukannya. Bahkan iapun jadi penyembah berhala. Dengan sombong ia mengatakan,:

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِنْدِي

"Qarun berkata: 'Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.'"
(QS. 28 : 78)

Egoisme Qarun,  membuatnya buta mata hati. Ia kira harta yang diperoleh semata-mata dari usahanya, bukan pemberian Alloh ﷻ. Ia juga mengira dapat mempengaruhi semua orang dengan harta dan kekayaannya.  Egoismenya yang tanpa batas membuatnya lupa akan Alloh ﷻ. Yang saat miskin, sering meminta pada Alloh ﷻ, tapi setelah kaya tak lagi peduli dengan-Nya. Maka Alloh ﷻ hukum Qarun dan seluruh hartanya dengan membenamkan nya ke dalam bumi. 

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ

"Maka Kami benamkan lah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Alloh ﷻ. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)."
(QS. 28 : 81)

Mungkin watak egoisme secara utuh diwakili oleh Bani Israil yaitu umat Nabi Musa as. Watak dan sikapnya sangat membangkang dan menentang Musa dan Alloh ﷻ.

Awalnya Bani Israil menganut monoteisme dan beriman pada Taurat.  Tetapi dalam perjalanannya, mereka mengubah ajaran Taurat yang telah disampaikan Nabi Musa dan membuat kebohongan atas syariat Alloh ﷻ.

Mereka menawar syariat untuk melaksanakan ibadah agar lebih ringan (dipermudah) sesuai kehendaknya. Sebagai misal, ibadah yang diperintahkan di hari Sabtu, mereka akali dan minta dipindah di hari lainnya. Atas akal bulusnya, Alloh ﷻ mengadzab mereka jadi kera. (lihat QS. 7 : 163-166).

Watak lainnya yang timbul sebab sikap egoisme yang tak berbatas, Bani Israil suka bertanya dengan niat agar tidak beramal.  Membantah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar,  juga menyembah berhala. 

Maka egoisme tak berbatas adalah penyakit hati yang harus dihilangkan. Agama ini adalah nasehat, agar setiap manusia menundukkan hatinya kepada Alloh ﷻ.  Tidak perlu egois, yang merasa bahwa kita tidak perlu berdoa, tidak perlu ibadah, tidak butuh pertolongan Alloh ﷻ. Juga menganggap bahwa kita hebat karena usaha sendirian sih. 

Yang boleh egois hanyalah Alloh ﷻ, sebab ia tidak butuh pada makhluk. Alloh ﷻ lah yang sesungguhnya yang sangat berkuasa atas apapun di langit dan bumi. Jika penganut ateis tetap egois, dan tidak mengakui adanya Alloh ﷻ, biarkan saja. Sebab di ujung hidupnya, sebelum ruh diangkat, ia akan mengakui adanya Alloh ﷻ dan mohon ampun tapi saat itu taubat tak lagi diterima.

Semoga saja kita bisa mengambil ibroh dari orang-orang yang Alloh ﷻ siksa karena sikap egois yang sangat tinggi,  bahkan tanpa batas.  Sebab egoisme adalah kehancuran. Alloh ﷻ jaga kita darinya, dan diberi hidayah agar selalu tunduk pada-Nya.
Amin.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Kiki ~ Pekanbaru
Ustadz, bagaimana agar diri ini bisa menjaga diri agar tidak bersikap egois ya ustadz?

🌴Jawab:
Egois adalah sifat yang digawangi oleh setan,  orang-orang yang egois tak akan pernah mau kalah dan mengalah, jadi  menjaga diri agar tidak egois adalah belajarlah untuk mengalah dan memaafkan, ingat bahwa egois itu adalah teman setan. Orang-orang yang egois adalah orang-orang yang sombong, sifat sombong adalah sifat yang paling dibenci oleh Allah. Maukah jadi orang yang dibenci Allah? 

Jawabannya tentu tidak bukan!!!

Belajarlah untuk merendah dan menahan diri, agar terjauh dari egois.

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ NN ~ Surabaya
Ustadz, apakah kalau kita tidak berdoa termasuk egois?

Lalu, bagaimana sebenarnya cara berdoa yang baik?
Terkadang bingung mau berdoa apa ya. Saking banyak yang sudah diberikan. Lalu semacam merasa malu kalau mau berdoa.

Bagaimana ustadz?

🌴Jawab:
Berdo'a dengan benar sesuai dengan aturan bukanlah keegoisan, tapi merupakan pengakuan ketidakberdayaan kita dihadapan Allah Azza Wajalla. Dan Allah amat sangat suka dengan orang-orang yang berdoa, jangan merasa malu dengan banyaknya permintaan karena telah diberi banyak oleh Allah,  bahkan orang yang tidak mau berdoa dianggap sombong oleh Allah. 

Cara berdoa yang baik,  silakan cari buku-buku tuntunan doa, in syaa Allah di sana akan ditemukan cara-cara berdoa.

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Wandira ~ Depok
Ustadz, bagaimana mengendalikan diri jika terkadang sadar bahwa sedang bersikap egois?

🌴Jawab:
Perbanyak istighfar,  egois itu penyakit hati salah satu obatnya adalah istighfar dan yang lainnya adalah tilawah qur'an dan perbaiki sholat. 

Wallahu a'lam

0⃣4⃣ Devi ~ Balikpapan
1. Jika pasutri tidak siap menjadi orang tua, apakah termasuk egois?  Misal nitip pengasuhan ke nenek dari bayi nya hingga usia SD?

2. Jika punya Suami yang egois dan susah diajak komunikasi, bagaimana solusi mengurangi keegoisannya?

🌴Jawab:
1. Iyaa itu termasuk egois, jika Allah telah menitipkan maka Allah lebih tahu bahwa antum itu sudah siap, jangan sombong dengan keputusan Allah. 

Lihat berapa banyak orang yang tidak diberi keturunan oleh Allah, berapa banyak yang harus berusaha keras untuk punya anak,  sampai harus melakukan program bayi tabung.
Maka bersyukurlah udah dimudahkan oleh Allah. Menitipkan anak ke orang tua adalah satu kesalahan lain, dosanya besar menjadikan orang tua sebagai pembantu untuk merawat anak.

Wallahu a'lam

2. Karakter Suami itu istrilah yang paham, dan cari tau hal-hal apa yang suami suka, dan lakukan itu agar bisa mengambil hati suami, agar suami "tunduk" dengan kasih sayangnya bukan lagi menjadi suami yang egois. Jika dia tidak suka bicara, maka cari cara yang dia suka, ada bahasa tersendiri didalam hubungan suami istri yang orang lain tak bisa mengerti. Tugas antum adalah cari tau apa itu bahasa kalian berdua.

Wallahu a'lam

0⃣5⃣ Tatik ~ Cikarang
Ustadz, bagaimana cara mengatasi hati dan pikiran yang maunya su'udzon terus, padahal sering ngaji tapi kalau menghadapi orang atau mendengarkan orang bicara kadang hati suka nebak-nebak yang aneh-aneh.

Bagaimana cara menerima dengan ikhlas aturan yang baik tapi bukan kebiasaan?

Makasih penjelasannya Ustadz.

🌴Jawab:
Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan sesama. Istilahnya, ini biasa disebut hablumminannas. Salah satu sikap yang diajarkan dalam hubungan dengan sesama ini adalah sikap berbaik sangka atau husnudzan.

Sikap husnuzan akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatannya.

Nah bagaimana caranya belajar untuk husnudzan? 

Segera tepis prasangka yang datang tiba-tiba tersebut, ingatlah bahwa prasangka buruk itu menggambarkan betapa buruknya kita dihadapan Allah, apa yang kita pikirkan terhadap orang lain, bukan tak mungkin itulah yang telah kita lakukan. 

Iringi segala sesuatu itu dengan istighfar dan tawakal kepada Allah. 

Ingat betapa pentingnya husnudzan untuk menjaga hubungan dengan manusia lain.

Wallahu a'lam

0⃣6⃣ Erni ~ Jogja
Bagaimana caranya agar bisa menaklukan ego diri agar bisa dengan mudah menerima kebenaran?

Mohon pencerahannya.

🌴Jawab:
Sering-seringlah Muhasabah diri, ingatlah betapa rendahnya kita dihadapan Allah, ingat betapa hinanya kita dihadapan Allah. Tidak ada yang pantas menjadi acuan bagi kita untuk berbuat sombong dan egois terhadap orang lain. 

Wallahu a'lam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Sifat egois bisa muncul karena seseorang kurang memiliki rasa empati kepada orang lain.

Oleh karena itu untuk bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangi sifat egois dalam diri, yang perlu dilakukan adalah menumbuhkan rasa empati.

Ketika kita memiliki rasa empati yang tinggi maka sifat egois dapat berkurang.

Melakukan perubahan memang sulit dan butuh proses. Tidak terkecuali ketika kita ingin berubah menjadi orang yang tidak egois, apalagi jika sifat egois adalah sifat yang telah mengakar dan melekat pada diri.

Jadi cobalah terus berjuang untuk menghilangkan sifat ini mulai dari sekarang dan jangan ditunda lagi!

Wallahu a'lam bishowab

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar