Rabu, 29 September 2021

SIAPA IDOLAMU UKHTI?

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸SIAPA IDOLAMU  UKHTI?

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah ﷻ, yang telah memberikan kita nikmat yang sebegitu luar biasa, yakni nikmat iman dan Islam dan nikmat sehat walafiat, karena dengan nikmat tersebut, kita dapat menghadiri majlis yang mulia ini.

Tidak lupa shalawat beserta salam semoga terlimpahkan pada Nabi besar kita Muhammad ﷺ, kepada keluargannya, para sahabatnya, pengikutnya, dan kepada kita sekalian.

Sahabat tercinta...
Begitu gandrungnya dan tergila-gila seseorang dengan artis dan pemain bola yang cakep sehingga foto dan poster mereka pun disimpan dan dipajang. Ketika bertemu dengan mereka pun ingin dicium dan dipeluk. 

Inilah orang yang sudah tergila-gila dengan idolanya. Sampai-sampai kecintaan inipun mengalahkan kecintaan pada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. Walaupun adzan dikumandangkan, karena si artis idolanya yang sedang tampil di TV, seruan kebaikan pun tidak dipedulikan. Luar biasa gilanya.

Jika orang mencintai Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah ﷺ?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Itulah keutamaan orang yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang sholeh, pelaku kebaikan yang masih hidup ataupun yang telah mati. Namun, kecintaan ini dilakukan dengan melakukan perintah Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, menjauhi setiap larangan dan beradab sesuai yang diajarkan oleh syari’at Islam. (Lihat Syarh Muslim, 8/483)

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai, diidolakan dan diagungkan adalah para artis dan pemain bola? Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai.”

Ditegaskan pula dalam riwayat Thobroni dalam Mu’jamnya, dari ‘Aisyah secara marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam),

لَا يُحِبّ أَحَد قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْم الْقِيَامَة

“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 11/164, Asy Syamilah). 

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang pelaku maksiat atau orang-orang kafir.

Sungguh permasalahan memilih idola ini adalah amat sangat prinsip karena masing-masing kita akan dikumpulkan dengan kekasihnya di surga atau neraka.

Tentu kita memilih idola yang menjadikan kita berkumpul dengannya di surga, yaitu Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dan orang-orang sholeh.

Cinta itu ada buktinya, bukan asal mengatakan di lisan saja!

Bukti seseorang yang menjadikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam sebagai idolanya adalah taat kepada Beliau dalam segala aspek kehidupan, bukan asal cinta di lisan saja.

Jangan sekali-kali mengidolakan siapa saja yang menjadikan kita bersamanya di neraka, yaitu orang-orang non muslim dan semisalnya.

Seandainya ada orang non muslim yang hebat dalam suatu perkara maka kita cukup kagum saja tanpa mencintai ataupun mengidolakannya karena bagaimanapun juga ia adalah orang yang menentang Alloh ﷻ dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dan kita dilarang mencintainya.

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Alloh ﷻ dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka…” (QS. Al-Mujadilah: 22) 

Nah, hati-hati dan waspadalah memilih kekasih dan idola!

Demikian malam ini, semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten 
Assalamualaikum bun, 

Dimateri ada yah cukup mengagumi saja itu dibolehkan, berarti kalau kita seneng dengan artis pemain-pemain drama korea, senang sama drama korea itu tidak masalahkah bun?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Sekedar kagum karena cara kebiasaannya, boleh. Kagum yang membawa kepada kagum kepada ciptaan Alloh ﷻ. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamu'alaikum Ustadzah. 

Sebatas apa perbedaan kagum dan cinta? 
Karena dalam rasa kagum, rasa cinta mengikuti.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Kagum bisa terjadi apa yang dia perbuat dan hasilkan, dan hanya sebatas senang atas pencapaiannya. Sementara cinta sudah terobsesi dengan tokoh tersebut. Sayang terbayang malam terkenang, namanya slalu jadi sebutan, selalu ingin bertemu dan merindukan. Sementara kalau sebatas kagum, maka rasa terobsesi tersebut tidak akan dirasakan. 

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Han ~ Gresik
Assalamualaikum...

Bu, bagaimana kalau mengidolakan orang tua sendiri yang akhirnya menjadi patokan untuk calon pasangan kita itu bagaimana bu?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Sebaik-baik contoh teladan adalah Rasulullah ﷺ, maka idolakanlah beliau, contohlah cara hidup beliau, bagaimana beliau memperlakukan istri, anak, menantu dan cucunya, bagaimana beliau memperlakukan orang lain, bagaimana beliau memperlakukan makhluk hidup. Sebaik-baik contoh adalah Rasulullah ﷺ. 

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum...

Bu, fenomena sekarang tuch banyak remajaa kawula muda bahkan mak emak juga lagi pada terhipnotis dengan drakor ataupun kpop. Bahkan sampai ada yang stres kalau misal tidak bisa ketemu atau memiliki koleksinya. Dan itu kebanyakan anak-anak perempuan yang berhijab sampai histeris. 

Mengapa bu bisa seperti itu? Dan bagaimana bisa menyadarkannya atau menjauhinya tidak mengidolakan?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Nah hal seperti itulah yang dilarang dalam Islam. 

Hingga tokoh tersebut telah menguasai hatinya. 

Kembali kepada ajaran agama, itulah yang bisa menyadarkan mereka. Orang jatuh cinta biasanya bebal, di nasihati juga tidak bakal dengar, bahkan tergolong nekad. 

Kalau psikolog biasanya ada teraphynya. 

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Aisya- riyadh 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Dzah, batasan orang disebut mengidolakan atau bucin itu seperti apa?

Karena banyak itu orang-orang yang nyebut bucin akut dan seterusnya, padahal mereka yang berbau per Korea an, per Jepang an dan per Turki an. Kebarat-baratan, ketimur-timuran dan seterusnya padahal kita hanya belajar sisi kebudayaan negaraain saja tidak mengidolakan.

Contoh saya lagi demam drama turkey, story saya all about drama turkey, temen-teman pada bilang bucin turkiye nih padahal hanya ingin mengenal culture mereka saja.

Itu bagaimana ya ustadzah?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Kadang begitulah orang memandang, cukuplah kita menjaga hati dari yang namanya bucin kepada hal-hal keduniawian, tapi jadilah bucinnya Alloh ﷻ, biar disebut mabok agama juga tidak apa-apa. 

Jadikan apa yang kita temukan di dunia ini menjadi jalan mengenal Alloh ﷻ dan mencintai-Nya. Karena tidak ada satupun di dunia ini yang terlepas dari kuasa-Nya. 

Wallahu a'lam

🌸Masyaallah tabarakllah 
Lalu  batasnya di mana ustadzah 
Ngefans?
Mengidolakan?
Dan bucin?

🔷Ngefans itu suka atas karyanya. Mengidolakan itu sudah masuk pada ingin menjadi seperti dia, terobsesi untuk seperti dia. Bucin sudah lupa diri dan lupa harga diri.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat-sahabatku...

Jadikanlah idolamu dan tambatan cintamu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr, Umar, Utsman, para sahabat lainnya, dan orang sholeh bukan para artis, pemain bola dan pelaku maksiat lainnya.

Realisasikan cintamu dengan mengikuti jejak mereka (orang-orang sholeh) dalam setiap perkataan dan perbuatan. 

Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita bersama para Nabi, shidiqin, syuhada dan orang-orang sholeh.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar