Rabu, 29 September 2021

HAKIKAT TAKWA

 


OLeH: Ustadzah Aria Susan

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
 
🌸HAKIKAT TAKWA

Bissmillaahirohmannirrohiim

Takwa lahir sebagai konsekwensi logis dari keimanan yang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dengan murokadatullah yang artinya adanya kesertaan Alloh ﷻ, ataupun merasakan adanya keberadaan Alloh ﷻ di dekat kita dan kita merasa takut akan murka dan azab Alloh ﷻ. Dan selalu berharap limpahan karunia dan ma'rifat-Nya.

Sebagaimana di defenisikan oleh para ulama. Takwa adalah kehendak Allah Subhanawata'ala yang tidak melihat kamu berada dalam larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu dalam perintah perintah-Nya. Sebagian ulama lain mendefenisikan takwa dengan arti mencegah diri dari azab Alloh ﷻ dengan berbuat amal sholeh dan takut kepada-Nya di kala sepi ataupun terang terangan.

Dalam satu riwayat shahih di sebutkan bahwa Umar bin Khattab ra, pernah bertanya pada Ubay bin Ka'ab tentang takwa. Ubay bin Ka'ab ra menjawab dan bertanya, "Apakah anda pernah melewati jalan yang penuh duri dan apa yang anda lakukan" Umar bin Khattab menjawab:  "ya, saya pernah, saya bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati." Ubay pun berkata: "itulah takwa." 

Berpijak dari jawaban Ubay bin Ka'ad atas pertanyaan Umar bin Khattab tersebut, Saidh berkata dalam tafsir fizillailqur'an itulah takwa yang berarti kepekaan bathin dan kelembutan perasaan, rasa takut terus-menerus dan selalu waspada dan berhati-hati jangan sampai terkena duri di perjalanan.

Jalan kehidupan yang selalu penuh duri-duri dan godaan syahwat, kerakusan dan angan-angan kekhawatiran dan keraguan, harapan semu atas segala sesuatu yang tidak bisa di harapkan. Ketakutan palsu dari sesuatu yang tidak pantas untuk di takuti dan masih banyak duri duri lainnya.

Jalan untuk mencapai sifat-sifat takwa, untuk mencapai sifat takwa, ada beberapa faktor yang dapat menumbuh suburkan sifat takwa yang dapat tumbuh kokoh didalam hati dan jiwa serta menyatu dalam perasaan sebagai berikut:

✓ 1) Muhadah yaitu mengingat perjanjian. Kalimat ini di berdasarkn firman Alloh ﷻ dalam Al Qur'an pada surah An Nahl : 91
yang artinya: "dan tepatilah janji dengan Alloh ﷻ apabila kmu berjanji. Dan janganlah kamu melanggar sumpah setelah di ikrar kan sedangkan kamu telah menjadikan Alloh ﷻ sebagai saksi mu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Mengetahui apa  yang kamu perbuat."

Cara muhadah itu sendiri hendaklah seorang mukmin itu berkhalwat atau menyendiri antara dia dan Alloh ﷻ, untuk intropeksi diri seraya mengatakan pada dirinya, "wahai jiwaku sesungguhnya kamu telah berjanji pada Rabb mu setiap hari di saat kamu berdiri ketika membaca "iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in(u)" ...hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan..." (QS. Al Fatihah :5)

Wahai jiwaku bukan kah dalam munajad ini kita telah berikrar tidak akan berhamba selai kepada Alloh ﷻ, dan tidak akan meminta pertolongan selain hanya kepada Alloh ﷻ, tidakkah engkau telah berikar untuk tetap komitmen kepada sirathol mustaqim yang terbebas dari kerumitan dan liku-liku perjalanan.

Dari surah tersebut kita telah berjanji kepada Alloh ﷻ, kalau memang demikian hati hatilah wahai jiwaku janganlah engkau langgar janjimu setelah Dia engkau jadikan pengawasmu. Janganlah kita langgar janji kita setelah kita berjanji pada Alloh ﷻ, bahwa kita menyakini bahwa Alloh ﷻ adalah pengawas kita dari saat kita masih dalam kandungan bahkan sebelum ruh di tiup kan kita sudah berjanji pada Alloh ﷻ.

✓ 2) Murokabah yaitu merasakan kesertaan Alloh ﷻ sebagaimana di sebutkan dalam firman Alloh ﷻ "Al lazi  yaraka hina taqumu.Wa taqallubaka fis sajidin" (QS. Asy Syu'ara: 218-219)

"Yang melihat engkau berdiri (sholat) dan melihat perubahan gerakan badanmu diantara orang-orang yang sujud."

Dari surah tersebut telah di terangkan bahwa ketika sholat kita harus merasakan keberadaan Alloh ﷻ. Dan dalam sebuah hadist shahih juga telah di terangkan, "Hendaklah kamu beribadah kepada Alloh ﷻ seolah olah kamu melihat-Nya dan jika tidak melihat-Nya sesungguhnya Alloh ﷻ melihat kamu."

Makna Murokabah sebagaimana di isyaratkan dalam Al Qur'an dan hadist yaitu : merasakan keagungan Allah Subhanawata'ala dalam setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi ataupun ramai.

Bagaimana cara murokabah hendaklah seorang mukmin memeriksa dirinya apakah setiap gerak dalam melaksanakan amal dan ketaatannya di maksudkan untuk dirinya atau karena dorongan niat untuk meraih ridho dan pahala dari Alloh ﷻ. Jadi semua itu tergantung niat, maka luruskan niat kita agar hanya tertuju kepada meraih ridho Alloh ﷻ.

✓ 3) Muhasabah atau instropeksi diri.
Disebutkan dalam firman Alloh ﷻ "dalam QS. Al Hasyr:18 "Ya ayyuhal lazina amanur taqullaha waltanzur nafsum ma qaddamat liqad(in) wataqullaha Innallaha khabirum bima ta'malun(a)."

"Wahai orang orang yang beriman bertakwalah kepada Alloh ﷻ, hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah di perbuat nya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepda Alloh ﷻ. Sungguh Alloh ﷻ Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Untuk itu kita harus menperhatikan apa yang kita lakukan didunia ini, adalah sesuatu bekal yang akan kita peroleh di akhirat, karena itu bertakwalah kepada Alloh ﷻ, karena sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan.

Makna Muhasabah yang disyaratkan dalam ayat tersebut hendaklah kita sebagai seorang mukmin menghisab diri kita ketika selesai melakukan amal perbuatan. Apa yang menjadi tujuan apakah semata mata
mencari ridho Alloh ﷻ, atau hanya di niatkan agar terlihat di mata manusia.

✓ 4) Mu'akobah adalah pemberian sanksi seperti dalam firman Alloh ﷻ dalam surah Al Baqarah :179.

"Wa lakum fil qisasi hayatuy ya ulil albabi la'allakum tattaqun(a)."

"Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang orang yang berakal, agar kamu bertakwa."

Yang diisyaratkan dalam ayat tersebut: jika seorang mukmin menemukan kesalahan maka tidak pantas baginya untuk membiarkan ada dalam dirinya, kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan kesalahan lain,dan akan semakin sulit untuk meninggalkannya. Jadi sanksi ini harus dengan sesuatu yang mubah.

Ketika kita melakukan kesalahan kita harus memberi diri sendiri sanksi, misalnya kita berbuat maksiat maka sanksi yang kita beri pada diri sendiri adalah memgharuskan bersedekah atau memberi makan pada anak yatim, tapi bukan dengan sanksi yang melukai diri. Sanksi harus sesuai syariat dan tidak boleh keluar dari perintah Alloh ﷻ.

✓ 5) Mujahadah yakni optimalisasi seperti yang telah Alloh ﷻ sebutkan dalam firman-Nya dalam Surah Al Ankabut :69

"Wallazina jahadu fina lanahdiyannahum subulana ma innallaha lama'al muhsinin(a)."

"dan orang-orang yang mereka berjihad di jalan Kami, Kami akan menunjukkan mereka jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Alloh ﷻ benar-benar beserta dengan orang-orang yang berbuat baik."

Makna yang di isyaratkan dalam ayat tersebut, yaitu apabila seorang mukmin terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia, dan tidak lagi melakukan amal amal sunnah dan ketaatan yang lainnya pada waktunya atau tepat waktu. Kita harus memaksa diri untuk melaksanakan smua amal amal sunnah lebih baik dan lebih banyak dari sebelumnya,bahkan harus lebih semangat sehingga akan terbiasa dan lebih taat.

Jadi ketika kita mengalami kedaan futur iman kita harus melawan dan mencari cara agar keimanan kita bisa naik lagi. Karena setiap manusia adakalanya mengalami futur yakni turun naiknya kadar keimanan seseorang, tapi bagaimana kita sebagai mukmin slalu memcari cara agar kadar keimanan kita naik lagi dan tidak membiarkannya berlama lama dalam keadaan futur. Salah satunya bisa dengan berkumpul dan menimba ilmu dari orang sholeh dan sholeh, ikut hadir dalam majelis ilmu dan bersemangat memperbaiki diri dan harus selalu mempunyai target agar keimanan tidak futur serta di niatkan yang kuat dalam diri.

Wallahu'alam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Setyaningsih ~ Solo
Assalamu'alaykum Ustadzah...

Mengapa ketika saya sholat, merasa diawasi Alloh ﷻ hanya pada rekaat awal-awal saja, raka'at selanjutnya sering lupa kalau Alloh ﷻ selalu mengawasi. Mohon pencerahannya Ustadzah.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Adanya takwa di diri kita, salah satunya kita percaya dan merasa diawasi dan dilihat oleh Alloh ﷻ, jika sahabat fillah atau kita pernah merasai itu ketika sholat, bisa di katakan sholat kita itu khusyuk. 

Namun sebaliknya, makanya kita jika ingin sholatnya khusyuk kita harus ada sifat muroqobah.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru
Bagaimana cara mengoptimalkan ketakwaan kepada Alloh ﷻ. Kadang iman kita naik turun dan kadang kita lagi haid dan mudah turun imannya dzah. 

🔷Jawab:
Poin yang kelima tadi mungkin bisa membantu kita untuk bisa mencapai takwa. 

Namun, untuk mencapai itu pasti banyak ujian dan rintangan yah, salah satunya futur tadi. Coba berkumpul dengan orang-orang shalihah, hadiri majelis ilmu dan ketika haid kita bisa merutinkan lagi dzikir pagi petang dan dzikir lainnya. Dan ada sebagian oranh untuk meningkatkan iman dengan membaca buku, misalnya tentang fiqih atau buku makhrifatullah dan lain-lain.
Allahu a'lam bishowab.

Dan muhasabah tadi juga bisa kita manfaatkan, bahwa kita didunia ini hanya sementara. Apa yang mau kita kejar selain ridho Alloh ﷻ dan ingat bahwa kita manusia hanyalah titipan dari Alloh ﷻ di dunia.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Jangan pandang rendah anak yang ilmu pengetahuannya rendah, mungkin saja kretivitas atau skill dan sopannya lebih tinggi. Sebab ilmu pengetahuan bisa di cari dan dipelajari, namun Adab dan Akhlak sulit untuk dibentuk.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar