Rabu, 29 September 2021

ABU BAKAR AS SIDDIQ, KEKASIH RASULULLAH ﷺ DAN KHALIFAH PERTAMA (PART 2)

 


OLeH: Ustadz Undang Suherlan

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸ABU BAKAR AS SIDDIQ, KEKASIH RASULULLAH ﷺ DAN KHALIFAH PERTAMA, PART 2

الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ. 

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari zaman jahiliah zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

🔹PRESTASI ABU BAKAR ASH SHIDDIQ RA SEBAGAI KHALIFAH

Beliau Sukses memadamkan pemberontakan-pemberontakan di awal masa ke khalifahanya.

1. Pemberontakan orang-orang yang murtad.
2. Pemberontakan Nabi palsu.
3. Pemberontakan kabilah yang enggan bayar zakat.

◼️Episode Tewasnya Musailamah Al Kadzab (SANG NABI PALSU)

Dalam perang Ridda, peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habi al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah al-Kazzab (Musailamah si pendusta), yang mengklaim dirinya sebagai Nabi baru menggantikan Nabi Muhammad ﷺ. 

Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid. 

Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindun binti Utbah istri Abu Sufyan karena Wahsyi telah berhasil membunuh Hamzah Singa Alloh ﷻ dalam Perang Uhud. 

Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk agama Islam serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah paman Nabi Muhammad ﷺ. 

Usai perang, Al Wahsyi berkata, "Dahulu aku membunuh seorang yang sangat dicintai Rasulullah ﷺ (Hamzah ra) dan Alhamdulillah kini aku telah membunuh orang yang sangat dibenci Rasulullah ﷺ (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kadzab).“

Meskipun fase permulaan dari kekhalifahan Abu Bakar penuh dengan ujian internal, ia tetap berkeras melanjutkan rencana Rasulullah ﷺ untuk mengirim pasukan ke Daerah Suriah di bawah pimpinan Usamah bin Zaid.

Pada mulanya keinginan Abu Bakar ditentang oleh para sahabat dengan alasan suasana dalam negeri sangat memprihatinkan akibat berbagai kerusuhan yang timbul. 

Akan tetapi setelah ia meyakinkan mereka bahwa itu adalah rencana Rasulullah ﷺ, akhirnya pengiriman pasukan itu pun disetujui.

Langkah politik yang ditempuh Abu Bakar itu ternyata sangat strategis dan membawa dampak yang positif. Pengiriman pasukan pada saat negara dalam keadaan kacau menimbulkan interpretasi di pihak lawan bahwa kekuasaan Islam cukup tangguh sehingga para pemberontak menjadi gentar.

Di samping itu, bahwa langkah yang ditempuh Abu Bakar tersebut juga merupakan taktik untuk mengalihkan perhatian umat Islam dalam perselisihan yang bersifat intern. 

Alhamdulillah, Pasukan Usamah berhasil menunaikan tugasnya dengan gemilang dan kembali dengan membawa harta rampasan perang yang berlimpah.

🔹PRESTASI ABU BAKAR RA DALAM PENGUMPULAN MUSHAF AL QUR’AN

Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. 

Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzdzab dalam perang Riddah atau juga dikenal dengan perang yamamah, banyak para penghafal Al Qur'an yang terbunuh dalam pertempuran. 

Umar lantas meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, dikumpulkanlah lembaran al-Qur'an dari para penghafal al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. 

Setelah Abu Bakar wafat maka lembaran-lembaran itu disimpan oleh Umar bin Khaththab.

Dan saat Umar bin Khattab wafat, maka lembaran-lembaran itu disimpan oleh Hafsah, putrinya Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian pada masa pemerintahan Utsman bin Affan koleksi ini diserahkan kepada Utsman untuk dijadikan dasar penulisan teks al-Qur'an yang dikenal saat ini (Mushaf Utsmani).

Demikianlah cara Alloh ﷻ menjaga dan memelihara Al Qur'an sejak awalnya, melalui para Penghafal Al Qur'an.

🔹PRESTASI ABU BAKAR RA PELETAKAN DASAR HUKUM BERNEGARA

Pidato pelantikannya yang antara lain berbunyi sebagai berikut: “Aku telah kalian pilih sabagai khalifah, kepala Negara, tetapi aku bukanlah yang terbaik diantara sekalian. Karena itu jika aku melakukan sesuatu yang benar ikuti dan bantulah aku, tetapi jika aku melakukan hal yang salah, perbaikilah, sebab menurut pendapatku: menyatakan yang benar adalah amanat, membohongi rakyat adalah pengkhianatan.”

Selanjutnya beliau berkata, “Ikutilah perintahku selama aku mengikuti perintah Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, kalian berhak untuk tidak patuh kepadaku dan aku pun tidak akan menuntut kepatuhan kalian.”

Kata-kata Abu Bakar ini sangat penting artinya dipandang dari sudut hukum ketatanegaraan dan pemikiran politik Islam, sebab kata-katanya itu dapat dijadikan dasar menentukan hubungan antara rakyat dan penguasa, antara pemerintah dan warga Negara.

Cara yang dilakukan Abu Bakar dalam memecahkan persoalan hukum yang timbul di kalangan masyarakat. Mula-mula pemecahan masalah itu dicarinya dalam wahyu Tuhan. Kalau tidak terdapat di sana, dicarinya didalam Sunnah Nabi.

Kalau dalam Sunnah Rasulullah ﷺ ini pemecahannya tidak diperoleh, Abu Bakar bertanya kepada para sahabat Nabi yang dikumpulkan dalam satu majelis. Mereka yang duduk dalam majelis itu melakukan ijtihad bersama (jama’i) atau ijtihad kolektif. Timbullah keputusan atau consensus bersama yang disebut ijimak mengenai masalah tertentu. 

Dalam masa pemerintahan Abu Bakar inilah sering dicapai apa yang disebut dalam sejarah sebagai ijmak sahabat.

Untuk meningkatkan kesejahteraan umum, Abu Bakar membentuk lembaga Bait al-Mal, semacam kas Negara atau lembaga keuangan. Pengelolaannya diserahkan kapada Abu Ubaidah, sahabat Nabi yang digelariamin al-ummah (kepercayaan umat). 

Selain itu didirikan pula lembaga pengadilan yang ketuanya dipercayakan kepada Umar bin Khatab ra.

🔹PERISTIWA WAFATNYA KHALIFAH RASULULLAH ﷺ: ABU BAKAR RA

Pada suatu hari saat ABu Bakar Ash-Shiddiq masih terbaring lemah karena sakit.

Aisyah datang menemui bapaknya dan menangis. Abu Bakar Ash-Shiddiq pun melarangnya. Aisyah kemudian duduk di dekat bapaknya seraya membacakan beberapa syair tentang duka cita. 

Abu Bakar lalu berkata. "Wahai Aisyah bacalah firman Alloh ﷻ berikut : Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman."(QS. Qaaf:19-20).

Tatkala sakit Abu Bakar Ash-Shiddiq semakin parah, dia mulai bermusyawarah dengan para sahabat tentang penggantinya, yakni Umar bin Khattab. 

Abu Bakar bertanya kepada Abdurrahman bin Auf dan dijawab, "Dia lebih baik dari apa yang engkau perkirakan wahai Khalifah Rasulullah ﷺ."

Abu Bakar kemudian bertanya kepada Utsman bin Affan dan dia menjawab, "Menurut pengetahuanku, apa yang tersembunyi darinya lebih baik dari apa yang tampak darinya."

Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian memanggil Utsman bin Affan dan berkata kepadanya, "Tulislah wahai Utsman, ini perintah Abu Bakar bin Abu Quhafah pada akhir hayatnya, menjelang keluar ruh darinya dan pada permulaan masanya menuju akhirat. Sekiranya orang yang berdusta berkata jujur, orang yang fajir yakin dan orang yang kafir beriman, sungguh aku telah mencari pengganti bagi kalian." Sesudah itu ia pingsan sebelum menyebutkan nama.

Betapa hati-hatinya Abu Bakar ra dalam memilih calon Khalifah berikutnya untuk menggantikannya setelah Beliau wafat.

Saat Abu Bakar dalam keadaan pingsan, Utsman bin Affan bersegera menuliskan Wasiat Abu Bakar ra: 

"Telah kucarikan pengganti atas kalian, yaitu Umar bin Khattab." Hal itu lantaran Utsman khawatir bilamana Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq meninggal sebelum menentukan nama penggantinya, sehingga kaum muslimin berselisih mengenai siapakah pengganti sesudahnya. Utsman melakukan hal ini karena dia mengetahui bahwa Abu Bakar telah meminta pendapatnya mengenai penggantinya, yaitu Umar bin Khattab.

Tatkala Abu Bakar As-Siddiq telah siuman, dia lantas berkata kepada Utsman bin Affan, "Bacakanlah apa yang telah kau tuliskan."

Utsman kemudian membacanya, "Telah kuangkat Umar bin Khattab menjadi penggantiku bagi kalian." Mendengar hal itu, As-Shiddiq berkata, "Allahu Akbar!, Aku melihat engkau khawatir jika aku meninggal sehingga umat bisa berselisih dan di antara mereka terjadi fitnah, semoga Alloh ﷻ membalasmu dengan kebaikan dari Islam dan Kaum Muslimin, wahai Utsman."

Setelah itu Abu Bakar Ash-Shiddiq mengumpulkan kaum muslimin dan berkata, "Wahai sekalian kaum Muslimin! Sesungguhnya aku hendak menuju negeri akhirat dan keluar dari dunia ini. Sesungguhnya, aku telah memilih untuk kalian sebagaimana yang tertulis di dalam lembaran ini. Maka dengarkan dan taatilah. Apakah kalian akan menerima seseorang yang telah kumusyawarahkan dengan para sahabat dan kupilihkan untuk kalian?"

Mereka menjawab, "Kami ridha!"

Ali bin Abu Thalib kemudian berdiri seraya berkata, "Kami tidak akan ridha kecuali yang akan menjadi penggantinya adalah Umar bin Khattab."
Abu Bakar Ash-Shiddiq pun lantas tersenyum dan berkata, "Dia adalah Umar bin Khattab. Maka dengarkanlah dan taatilah dia. Demi Allah, aku tidak mengetahui sesuatu pun tentangnya kecuali kebaikan."

Hari terus berlalu, dalam keadaan sakit Abu Bakar Ash-Shidiq bertanya kepada Umat Muslimin yang datang menjenguknya, "Hari apa ini?" "Senin" jawab mereka. Dia bertanya lagi. "Lalu hari apakah Nabi ﷺ wafat?" Mereka kembali menjawab, "Senin".

Kemudian Ash-Shiddiq berkata, "Ya Allah matikanlah aku pada malam ini." Dia bertanya kembali kepada mereka, "Berapakah kain kafan yang dikenakan pada Rasulullah ﷺ?" Mereka menjawab, "Tiga." Kemudian dia menyuruh orang-orang untuk menyiapkan tiga kain kafan baginya, dan agar kelak dia dimandikan oleh isterinya, Asma' binti Umais.

Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq sebelum dia wafat adalah, "Matikanlah aku dalam keadaan muslim dan susulkanlah aku bersama orang-orang yang shalih."

Ash-Shiddiq meninggal pada waktu Senin malam. Umar bin Khattab kemudian menshalatinya dan seluruh Madinah pun menangis. 

Abu Bakar ra dimakamkan berdampingan dengan makam Rasulullah ﷺ.

🔹PESAN ALI BIN ABI THALIB TENTANG PRIBADI LUHUR ABU BAKAR RA

Suatu ketika Ali bin Abu Thalib ra ziarah ke makam Abu Bakar ra dan Ali berkata, 

"Semoga Alloh ﷻ merahmatimu, wahai Abu Bakar. Demi Alloh ﷻ, engkau adalah orang pertama yang masuk Islam, yang paling tulus keimanannya, yang paling kokoh pendiriannya, yang paling besar kekayaannya, yang paling menjaga Rasulullah ﷺ, yang paling bersemangat menegakkan Islam, yang paling penyayang terhadap Kaum Muslimin, dan orang yang paling mirip dengan Rasulullah ﷺ dalam hal fisik, perilaku, sifat dan ketika memberi petunjuk."

Semoga Alloh ﷻ membalasmu dengan kebaikan dari Islam dan dari Rasulullah ﷺ. Engkaulah yang membenarkan Rasulullah ﷺ saat orang-orang mendustakannya. Engkaulah yang menolongnya saat orang-orang menentang. Engkaulah yang selalu menyertainya saat orang-orang meninggalkannya. Alloh ﷻ menyematkan nama kepadamu di dalam kitab-Nya dengan 'Shiddiq' :

"Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zumar: 33).

Engkaulah orang yang membenarkannya. Demi Alloh ﷻ, engkau adalah benteng bagi Islam, kekokohan dan azab bagi orang-orang kafir. Engkau seperti gunung yang tidak tergoyahkan oleh badai dan tidak terhempaskan oleh perpecahan. Engkau sebagaimana telah disabdakan Rasulullah ﷺ:

'Bertubuh lemah, tapi kuat dalam menjalankan perintah Alloh ﷻ.' Tawadhu terhadap dirimu dan agung di sisi Alloh ﷻ, mulia di bumi dan terhormat di kalangan Muslimin. Semoga Alloh ﷻ membalasmu dengan sebaik-baik balasan. Tidak ada seorang pun di sisinya yang berambisi dan tidak ada seorang pun disisinya yang diremehkan. Orang yang kuat di sisimu adalah lemah dan orang yang lemah di sisimu adalah kuat sehingga engkau mengambilkan hak baginya. Semoga Alloh ﷻ tidak menghalangi kami dari pahalamu dan tidak menyesatkan kami sesudah kepergian mu."

Mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam penulisan.

 العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر

Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.

 جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...

والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Aisya ~ Riyadh
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatu.

Selamat malam ustadz. Bagaimana cara bisa visioner dalam mengambil keputussan dan yakin harus keputusan itu diambil saat semua orang meragukan keputusan yang kita ambil?

Mohon penjelasannya ustadz.

🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Ambillah keputusan itu yang sesuai dengan al Quran dan hadist. Alloh ﷻ telah memberikan al Quran dan sunah (hadist) sebagai pedoman hidup kita. 

Jika sebuah keputusan kita ambil atau merujuk kepada Al Quran dan hadist. InsyaAlloh itu yang terbaik buat kita.

Wallahualam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Walau kita lemah secara fisik, tapi harus kuat menjalankan perintah Alloh ﷻ. Tawadhu terhadap diri dan agung di sisi Alloh ﷻ.

Menjadi mulia di bumi dan terhormat di kalangan muslimin. InsyaAlloh Alloh ﷻ akan membalas dengan sebaik-baiknya balasan.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar