Rabu, 29 September 2021

CHILDRENFREE BIKIN HAPPY?

 


OLeH: Ustadzah Telly Herliyani

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎CHILDFREE BIKIN HAPPY?

اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ

Alhamdulillah, alladzi arsala rosulahu bil huda wa dinil haq.  Liyuzhhirohu 'alad dini kullihi. Wa kafa billahi syahida.

Asyhadu alla ilaha illallah, wahdahu laa syarikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rosuluhu, laa nabiyallah.

Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii. 'Ama ba'du

Alhamdulillah...
Akhwatifillah rahimakumullah...

Alhamdulillah Alloh ﷻ masih memberikan kesehatan kepada kita, sehingga kita masih bisa berkumpul di room ini untuk mengadakan atau menunaikan satu kewajiban yang telah Alloh ﷻ perintahkan kepada kita yaitu bertholabul ilmi.

Pada kesempatan ini, saya akan mengambil tema CHILDFREE BIKIN HAPPY?

Suatu tema yang kemudian viral akhir-akhir ini.

Baik akhwatifillah rahimakumullah,
Saya awali dengan apa itu childfree. Saya ambil satu definisi dari wikipedia disutu didefinisikan bahwa:

Childfree adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak. Baik anak kandung, anak tiri maupun anak angkat baik dianut oleh seseorang yang lajang maupun pasangan yang menikah, yang hanya ingin menikmati hubungan berdua tanpa ada atau tanpa kehadiran anak.

Nah, ini yang lantas disebut dengan childfree. Apa yang melatarbelakangi kemunculan dari childfree ini? 

Setidaknya ada 4 alasan yang kemudian melatarbelakangi munculnya ide ini.

★ Pertama adalah ide feminisme tentang kesetaraan jender. Jadi, 82,5% ide ini dianut oleh perempuan yang belum menikah. Mayoritas perempuan yang tidak mau terikat dengan sebuah pernikahan, karena mereka mengutamakan karier dan kemandirian ekonomi. Alasannya adalah mereka yang berpendidikan tinggi dan akhirnya mereka hanya mengejar karier, sehingga akhirnya tidak banyak laki-laki yang percaya diri untuk menikahi perempuan yang kemudian berpendidikan tinggi. Dan sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk tidak menikah.

★ Latar belakang yang kedua adalah anak dikatakan sebagai beban, karena adanya kecemasan finansial diantara orang-orang yang merasa bahwa beban ekonomi hari ini yang begitu berat. Mereka khawatir tidak mampu menyekolahkan anak ditempat yang terbaik misalnya. Kemudian, khawatir anak menderita dan khawatir miskin sehingga anak tidak bahagia. Sehingga, daripada tidak terpenuhi kebutuhan finansialnya dan anak tidak bahagia, maka memilih tidak punya anak sekalian. 

Dan dalam pemikiran-pemikiran orang yang mengemban ide kapitalis, bahwa kebahagiaan itu standarnya adalah saat terpenuhinya keinginan yang mereka inginkan, tentu dari sisi materi. Sehingga kalau misalnya tidak terpenuhi, segala keinginan yang mereka inginkan, tidak akan mencapai kebahagiaan. 

Nah, mereka merasa hari ini beban hidup yang sangat berat, jangankan punya anak, hidup sendiripun itu terlalu banyak beban finansialnya. Misalnya, ketika mereka menginginkan sesuatu, seperti menginginkan mobil atau menginginkan rumah, baju bermerk, tas bermerk, sepatu bermerk dan lain sebagainya. Ketika itu tidak terpenuhi, akan membuat mereka merasa kebutuhan mereka tidak bisa dipenuhi. Mereka menganggap semua itu adalah sebuah kebutuhan. Padahal itu hanya sekedar keinginan. Kalau memang itu sebuah kebutuhan, maka yang kemudian dikedepankan bukan branded nya, bukan sesuatu yang membuat mereka bergengsi. Tetapi fungsinya yang dilihat. Misalnya, tas tidak harus bermerk Hermes atau yang lainnya tetapi dikembalikan kepada fungsi tas. Tas itu fungsinya untuk membawa sesuatu sehingga beli tas yang murah atau biasa saja itu tidak jadi masalah. Ya happy-happy saja. Tetapi, karena yang diutamakan adalah gaya hidup maka tidak merasa bahagia ketika akhirnya sesuatu yang tidak bermerk itu yang mampu mereka beli. Nah, sehingga akan memaksakan bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan keinginan itu. Kemudian mereka merasa kalau terpenuhi, itulah yang akan membuat mereka bahagia.

Akhwati fillah rahimakhmullah...

Lantas bagaimana pandangan Islam terkait hal ini?

Rasulullah ﷺ bersabda : "Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat memiliki banyak anak. Karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi pada hari kiamat." (HR. Ahmad)

Kemudian di dalam hadits yang lain, Rasulullah ﷺ bersabda, "Nikahilah perempuan yang pencinta dan dapat memiliki anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan umat umat ku terdahulu." (HR. Abu Daud dan Nasa'i)

Ini adalah dua hadits yang kemudian saya ambil sebagai satu dasar bahwa Rasulullah ﷺ memerintahkan kepada kaum laki-laki untuk menikahi perempuan yang bisa melahirkan banyak anak. Kenapa, karena tujuan pernikahan itu adalah melestarikan keturunan. Dari pernikahan itu lahirlah generasi-generasi atau kelangsungan kehidupan, lestarinya generasi dari sebuah pernikahan.

Kalau kita melihat siklus dari kehidupan, ada yang mati dan ada yang lahir. Dan bisa jadi, orang yang meninggal dalam peperangan itu banyak, tetapi bisa tergantikan dengan orang-orang yang lahir. Begitu juga dengan lansia, juga banyak, kemudian mereka meninggal. Kebayang kan ide child free ini dianut oleh berbagai kalangan, maka ketika orang-orang yang sudah lanjut usia itu tidak ada, maka siapa yang akan melestarikan bumi ini? Atau siapa yang akan melanjutkan kehidupan di dunia ini ketika tidak ada angka kelahiran? Maka, ini adalah suatu ide yang sebetulnya tidak realistis. Karena justru sumber daya alam yang tersedia sangat banyak.

Tidak akan terjadi over populasi dan tidak akan merusak bumi, kalau misalnya kita sebagai manusia menjalankan kehidupan di dunia ini sesuai dengan apa yang Alloh ﷻ perintahkan. Nah, kalau melihat alasan alasan yang mereka ungkapkan, dapat terbantahkan oleh Islam. Misalnya, alasan finansial. Alloh ﷻ menyampaikan jangan sampai kalian itu mengkhawatirkan rezeki, sampai misalnya membunuh anak. Karena apa, rezeki itu dari tangan Alloh ﷻ. 

Kemudian, dengan alasan over populasi, Islam bisa membantah. Kita lihat tadi, siklus kehidupan secara realita, akan berganti orang yang lanjut usianya dengan anak-anak atau bayi yang baru lahir, sehingga tetap ada keseimbangan alam.

★ Yang ketiga, kalau mereka mengatakan sumber daya alam terbatas. Itu juga terbantahkan oleh Islam dan fakta realitas yang ada. Sumber daya alam laut misalnya, ikan yang beribu-ribu jenisnya, itu terdapat di alam yang sebenarnya bebas diambil oleh manusia dan dimanfaatkan oleh manusia. Sehingga, alasan mereka dapat terbantahkan oleh Islam.

★ Yang paling utama adalah ide child free ini tidak sesuai fitrah manusia. Karena secara fitrahnya, manusia memiliki naluri untuk melestarikan keturunan. Jadi, setiap manusia Alloh ﷻ berikan potensi hidup ataupun kebutuhan jasmani maupun naluri. Kebutuhan jasmani seperti rasa lapar, haus dan lain-lain yang mana setiap manusia akan merasakannya. Dan membutuhkan makan, minum, buang hajat dan lain sebagainya. 

Potensi yang kedua itu adalah naluri. Naluri untuk mengagungkan Alloh ﷻ, yang kedua adalah naluri mempertahankan eksistensi diri, kemudian naluri untuk melestarikan keturunan.

Nah, naluri ini ada pada setiap manusia dan tidak akan pernah dapat dihilangkan. Ketika dia tidak terpenuhi, memang tidak sampai kepada kematian, tetapi akan mengantarkan kepada kegelisahan. 

Misalnya, kita tanya kepada orang-orang yang sudah menikah beberapa saat atau beberapa tahun belum dikasih momongan, yang dirasakan pasti kegelisahan dan kerinduan akan hadirnya anak. Karena itu adalah naluri, fitrahnya setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan. 

Dan mereka akan merasa bahagia ketika ada anak, apalagi saat lucu-lucunya, saat anak mulai bicara, saat belajar berjalan, itu masyaAllah, walaupun lelah, tetapi ada saja yang membuat kita bahagia dan senang ketika melihat tingkah laku mereka. Dan ini adalah fitrah manusia yang tidak bisa dihilangkan.

Ketika tadi dengan sekuat tenaga kita membunuh atau menghilangkan fitrah itu, maka tidak akan bisa, pasti akan muncul kegelisahan. Begitu juga dengan orang orang penganut child free, pasti di dalam diri mereka ada juga kegelisahan. Sehingga, kalau kita melihat, ide child free ini adalah ide yang tidak sesuai dengan fitrah manusia dan bukan ide dari Islam. 

Karena ide ini menyalahi fitrah dan tidak berasal dari Islam tidak selayaknya kita mengambil ide ini. Ide ini harus kita campakkan dan kita kembali ke dalam Islam. InsyaAllah dengan kita kembali kepada Islam, maka semua permasalahan yang ada, akan terselesaikan. 

Ketika hari ini ada kecemasan finansial, merasa takut tidak dapat menyekolahkan anak kepada sekolah yang baik, karena kalau sekolah baik pasti mahal. Tetapi, kalau kita kembalikan kepada Islam, yang namanya sekolah terbaik, utama dan pertama itu adalah ibunya. Dan kemudian, kalau dikembalikan dalam Islam, pendidikan itu adalah suatu kewajiban dan hak atas seluruh manusia. Kalau dalam Islam, hal ini diatur oleh negara. 

Negara yang akan memenuhi kebutuhan kebutuhan atau kewajiban kewajiban yang akan dipenuhi oleh masyarakat. Negara akan mengelola dan mengaturnya. Karena peran negara itu adalah sebagai riayah su'unil ummat (mengurus urusan umat), sehingga insyaAllah ketika dikembalikan ke dalam Islam, pendidikan dan kesehatan akan gratis. 

Masyarakat yang hidup dalam naungan Islam, tidak akan merasakan kecemasan finansial. Inilah kemuliaan islam, peran negara itu sebagai riayyah, sehingga ketika dikembalikan semuanya kepada islam InsyaAllah akan membawa kesejahteraan dan rahmat bagi semua alam.

Akhwatifillah rahimakumullah.

Inilah materi yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, sebagai satu bahan untuk mengantarkan kita kepada diskusi. Jika ada yang ingin didiskusikan, saya persilakan dan saya kembalikan kepada moderator.

Saya tutup untuk sementara.
Billahi fisabilhaq fastabiqul khoirot.

Assalamu'alaykum  warahmatullah wabarakatuh

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Setyaningsih ~ Solo
Assalamu'alaykum Ustadzah.

Teori atau ide childfree ini muncul pertama kali di negara mana Ustadzah? Syukron.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Kita akan melihat bahwa ide ini bukan ide yang tiba-tiba muncul begitu saja. Akan tetapi, ide ini adalah ide turunan yang sudah muncul sejak abad ke 20. Ide yang kemudian diemban oleh kaum feminis jender, yang mereka menginginkan kesetaraan jender antara laki-laki dan perempuan. Mereka memandang bahwa adanya anak atau banyaknya anak akan berpengaruh pada karier mereka. Dan mereka tidak akan pernah setara dengan laki-laki karena apa? 

Karena harus mengurus anak-anak mereka. Sehingga, agar tidak terganggu dengan ide ini, mak mereka meluncurkan atau menggulirkan beberapa ide. Jadi, kalau dulu ada program KB, program 2 anak cukup, ini merupakan ide yang muncul dari kaum feminis. Karena mereka menganggap anak sebagai beban, apalagi sekarang ini, dengan status pandemi yang belum berakhir, sudah hampir 2 tahun, sehingga muncullah benturan ekonomi yang begitu dahsyat, banyak perusahaan yang tutup, belum lagi usaha usaha kecil, menengah kebawah yang akhirnya bangkrut. Nah, kalau misalnya itu mereka memiliki anak, kemudian harus  mengurus anak, maka beban ekonomi itu semakin berat.

Misalnya, harus membiayai sekolah, kalau  anak-anak sakit akan menambah beban berat untuk mereka dan terlebih lagi, mereka mengatakan bahwa dia atau perempuan tetap berkiprh sebagai seorang ibu, maka karier mereka akan terhambat, mereka akan berada di dalam sub-ordinat atau kelas kedua di bawah laki-laki. Dan selalu merasa tersiksa oleh laki-laki dan tidak akan bisa bangkit perempuan itu, sehingga dengan beberapa cara mereka menggulirkan ide ini. 

Dan dengan ide keuarga berencana, mereka itu tidak berhasil. Kenapa? Karena kalau kita melihat, yang mereka cekok kan ke dalam masyarakat  itu sebenarnya ide-ide yang menyerang Islam. Nah, ketika KB digulirkan, justru kaum muslimin tidak berhenti untuk memiliki anak, tetapi malah justru malah banyak kaum muslimin yang memiliki keturunan, karena kita sadar bahwa dengan banyaknya anak itulah yang akan dibanggakan Rasulullah ﷺ dan sehingga ketika mereka gagal dengan ide program KB untuk membatasi keturunan, maka digencarkan lagi ide children free. Penghulu atau orang yang menelurkan ide feminisme ini adalah dari negara-negara kapitalis, gembongnya adalah Amerika.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum bund...

Tadi bunda bilang dalam Islam pendidikan atau kebutuhan dan yang lainnya adalah tanggung jawab negara. Tapi kenyataannya malah sebaliknya bund, Negara Pemerintah dalam hal ini malah abai bahkan dzolim kepada rakyatnya. Malahan memperkaya diri dan kepentingan sekelompok dengan banyaknya korupsi dan hilangnya empati kepada rakyat ini. Bagaimana seperti itu bunda? 

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Sempat viral beberapa waktu yang lalu seorang publik figur blak-blakan berapa jumlah gajinya, tunjangannya, bonus tahunan, dan fasilitas lainnya, sehingga setiap bulan ada ratusan juta yang masuk ke kantongnya, sementara di sisi yang lain, kita melihat bagaimana rakyat denga himpitan ekonomi yang semakin parah semasa pandemi ini.

🌷Iya bunda, senang sekali sepertinya, tanpa sadar mereka itu sebenarnya yang menggaji dan bisa dapat uang segitu banyaknya ratusan juta juga dari rakyat. Tapi kalau untuk rakyat rasanya berat sekali mengucurkan uang.

🔷Inilah bedanya sistem kapitalis yang diterapkan hari ini dengan sistem Islam. Di dalam sistem kapitalis, azaz yang dipakai adalah memisahkan agama dari kehidupan, sampai memisahkan agama dari kehidupan bernegara. 

Nah, yang namanya seorang penguasa adalah orang yang berwenang membuat hukum kemudian menerapkannya dan mejaganya agar hukum itu eksis dan yang namanya kekuasaan itu adalah alat untuk mencapai kekayaan. Nah, suatu hal yang wajar, kalau hari ini bahkan dimasa pandemi ini banyak pejabat yang justru lebih kaya. Segala sesuatu itu dibisniskan, segala sesuatu dinilai dengan uang. Karena tujuan mereka untuk mencari keuntungan. Itu dalam sistem kapitalis, tidak akan memperhatikan halal haram, tidak memperhatikan pahala dan dosa, yang jelas di dalam kapitalis, kapital berarti mal artinya harta, yang diperhitungkan itu adalah keuntungan atau materi dalam hal ini. 

Dan sehingga mereka tidak akan berempati terhadap rakyat, karena yang dipikirkan adalah bagaimana kemudian mereka menghasilkan pundi pundi rupiah, akhirnya tidak ada bedanya penguasa itu hanyalah sebagai pengusaha, dan rakyat itu adalah ladang atau lahan yang digunakan untuk mencari keuntungan. Sehingga akhirnya yang kemarin, menteri keuangan mencetuskan pajak di berbagai bahan makanan pokok, sampai sekolahpun akan dipajaki. Nah, ini yang ada di sistem kapitalis, berbeda dengan di dalam sistem Islam. Kalau di dalam sistem Islam, yang namanya seorang pamimpin (penguasa) itu adalah riayati suunil ummah tugasnya mengurusi urusan umat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Jadi, yang mereka lakukan itu mengurus umat, mereka itu sebagai pengembala, Rasulullah ﷺ katakan bahwa yang namanya pemimpin itu sebagai penggembala rakyatnya.

Jadi, apapun yang dibutuhkan oleh rakyat maka itu akan dipenuhi oleh penguasa karena tugasnya itu me "ri ayah" dan ada kesadaran penuh ketika mereka menjalankan kepemipinannya, ketika mereka menjadi penguasa itu adalah sebuah amanah yang harus mereka jalankan dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh ﷻ di yaumil hisab nanti. Sehingga asas yang dipakai dalam menjalankan roda pemerintahan itu adalah aqidah Islam. 

Dan aturan yang diterapkan untuk mengatur negara Islam itu adalah hukum syara', hukum-hukum dari Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, sebagaimana yang dulu pernah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ sampai para khalifah sesudahnya, sampai bani Usmaniyah. 

Nah, 13 abad Islam berkuasa dan yang dicapai adalah kesejahteraan bagi seluruh kaum muslimin. Karena, memang janji Alloh ﷻ ketika Islam itu diterapkan, ketika kaum muslimin itu masuk Islam secara kaffah, maka akan mendapatkan rahmatan lil alamin. Islam  itu sebagai rahmatan lil alamin. Sehingga yang merasakan kesejahteraan, kenyamanan, ketenangan dan keamanan hidup di dalam negara Islam atau daulah khilafah  Islamiyah itu bukan hanyalah kaum muslimin, tetapi semua warga negara daulah. Baik muslim maupun non muslim, semua itu diurus oleh pemimpin kaum muslimin itu secara sama atau adil. 

Sehingga itu akhirnya yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam, sehingga kalau kita lihat tadi, sebagai bukti bahwa sistem yang diberlakukan hari ini adalah sistem yang rusak dan merusak. Bukan membawa kesejahteraan kepada rakyat justru membawa kesengsaraan dan kemelaratan bagi rakyatnya. Bukan rakyatnya diurus, tetapi rakyat di dzolimi, pajak sana sini, sekolah mahal, sudah mahal sekolah itu, dipajaki pula. Inilah yang terjadi hari ini, sehingga kalau kita sebagai seorang muslim dan sistem yang ada adalah sistem yang rusak dan merusak, seharusnya yang kita lakukan adalah mencampakkan aturan atau sistem yang ada hari ini dan menggantinya dengan sistem Islam yang akan membawa rahmatan lil alamin.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Titin ~ Jambi
Assalamu'alaikum ustadzah.

Adakah Efek buruk dari childfree bagi pasangan yang sudah menikah ustadzah?
Syukron.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Ini dampaknya sangat-sangat buruk, kita sampaikan di materi pengantar saya bahwa keinginan untuk memiliki anak adalah fitrah atau naluriah yang Alloh ﷻ berikan kepada setiap manusia. 

Kalau kita lihat atau kita rasakan bagi seseorang yang sudah menikah, pasti ada keinginan untuk memiliki seorang anak. Dia akan gelisah ketika sebulan, dua bulan, setahun menikah namun belum Alloh ﷻ karuniai anak. Pasti akan muncul kegelisahan karena itu naluri yang tidak bisa dihilangkan.

Berarti childrenfree ini bena-benar tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sekuat apapun manusia itu menghindari untuk tidak punya anak, pasti akan merasakan kegelisahan di hati kecilnya dia akan merasa sangat-sangat tersiksa. 

Ketika melihat orang lain momong bayi, setelah agak besar kelucuan-kelucuan tingkah lakunya, walaupun terkadang membuat kita kesal. Namun, ada sisi-sisi yang menghibur, dari sisi kata katanya, tingkah lakunya dan sebagainya. Ini akan membuat, sebagian dari kaum perempuan akan stress, akan depresi, malah sampai pada penyakit kejiwaan ketika memang keinginan memiliki anak itu di kekang. 

Efek buruk selanjutnya adalah, kita lihat siklus alam. Yang namanya siklus alam itu pasti ada kematian dan ada kelahiran. Ketika pasangan-pasangan yang sudah menikah, dan tidak mau punya anak, siapa yang aka meregenerasi ketika orang tuanya tidak ada. 

Pernah, di China diadakan sayembara "Barang siapa yang memiliki anak, maka akan mendapatkan hadiah, atau anak itu akan dibiayai atau disantuni sampai dia perguruan tinggi." Sampai di seperti itukan, karena ketika orang-orang sudah lanjut usia, atau ketika orang dewasa itu meninggal, tidak ada generasi yang melanjutkannya.

Jadi, kalau tidak ada generasi yang melanjutkan, maka dunia ini akan kosong. Nah, ini yang akan menimbulkan efek yang buruk selain menyalahi fitrahnya dan dari sisi siklus kehidupan, tidak ada kelahiran jika banyak orang yang menganut children free. Sehingga, orang yang lanjut usia tadi meninggal, tidak ada regenerasi yang menggantikan kehidupan yang ada.

Yang harus digaris bawahi sebagai seorang muslim seperti yang Rasul pesankan bahwa "nikahilah perempuan yang penyayang dan subur" karena Rasul akan membanggakan banyaknya umatnya di hadapan Nabi-nabi yang lainnya.

Nah, generasi lah yang akan dibanggakan oleh Rasulullah ﷺ, nah sehingga yaitu efek efek yang sangat buruk ketika children free ini banyak diemban keluarga keluarga muslim.
 
Di samping itu, jika kita lihat tujuan pernikahan itu adalah untuk melestarikan keturunan.  Yang namanya pernikahan itu tidak hanya sekedar menikmati hubungan seksual. Tujuan dari sebuah pernikahan adalah melestarikan keturunan. Nah, sehingga yang disyariatkan dalam islam melestarikan keturunan itu dengan pernikahan. 

Nah, kalau orang-orang yang sudah menikah tadi mengemban childreen free, jelas sudah melenceng dari hukum Alloh ﷻ yang mensyariatkan bahwa pernikahan itu untuk melestarikan keturunan.

Wallahu alam bi showab

0️⃣4️⃣ Setyaningsih ~ Solo
Ustadzah, bagaimana hukumnya ketika ada seorang muslimah yang mendukung gerakan feminisme? 
Syukron

🔷Jawab:
✓ Yang pertama harus kita pahami adalah bahwa ide atau gerakan feminisme ini adalah sebuah gerakan yang muncul untuk menyerang Islam. 

✓ Kedua, gerakan ini bertentangan dengan aturan Alloh ﷻ dan rasul-Nya.

Sehingga, cukup dengan dua alasan ini, berdosa hukumnya ketika seorang muslim mengemban ide ini. Karena sebagai seorang muslim kita wajib terikat oleh Alloh ﷻ dan rasul-Nya.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sebagai seorang muslim hendaklah kita senantiasa menjadikan hukum-hukum Alloh ﷻ dan Rasul-Nya sebagai pijakan dalam berbuat. Karena kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Alloh ﷻ. Dan tujuan dari penciptaan kita adalah untuk beribadah kepada Alloh ﷻ. Dalam surat Adz Dzarriyat : 56 Alloh ﷻ sampaikan kepada kita bahwa tujuan diciptakannya manusia itu adalah untuk beribadah kepada Alloh ﷻ.

Baik akhwatifillah itu saja yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mudah mudahan menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi ladang pahala untuk kita semua. Dan kita bisa mendapatkan keridhoan dari Alloh ﷻ. Saya mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.

Billahi fi sabil haq.

Wassalamu'alaykum warrohmatullahi wa barrokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar