Rabu, 29 September 2021

AKHLAK DAN MANAJEMEN DIRI

 


OLeH: Ustadz H. Syahirul Alim

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎AKHLAK DAN MANAJEMEN DIRI

Dalam tradisi ilmu manajemen, untuk mengukur kompetensi seseorang dilihat dari  3 hal: knowledge, skill, dan attitude. Ini merupakan komponen dasar yang sewajarnya ada dalam diri seseorang jika dirinya masih mau disebut manusia. 

Jauh sebelum teori ini lahir, Al Quran mengajarkan kesempurnaan seseorang diukur dari ilmunya yang bermanfaat, amalnya yang menginspirasi orang lain, dan yang terpenting adalah akhlaknya. 

Ilmu merupakan fondasi paling dasar dalam aspek kehidupan manusia, sebab kebahagiaan yang hakiki hanya ada pada penerimaan dan penguasaan atas pengetahuan. 

فاعلم أنه لااله الاالله... 

Dan salah satu hadis masyhur:

من اراد الدنيا فعليه بالعلم ومن اراد الاخرة فعليه بالعلم ومن  ارادهما فعليه بالعلم

"Banyak orang terjebak dalam kebodohan yang akhirnya fakir, sedang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak punya skill, maka timbul kejahatan-kejahatan karena tingkat pengetahuannya rendah."

Skill adalah amal yang nyata yang memberi manfaat kepada orang lain, maka skill bagian dari cabang ilmu yang tumbuh daunan yang meneduhkan dan seringkali dicari orang untuk sekadar berteduh karena butuh. 

Akhlak itu sebenarnya jamak dari kata khuluq yang artinya ukuran, latihan, atau kebiasaan.  Maka akhlak yang diterjemahkan sebagai budi pekerti baru bisa dapat dicapai hanya melalui berbagai latihan berulang-ulang dan membiasakan diri melakukannya. 

Akhlak melekat dalam diri setiap orang (khuluq) yang kecenderungannya adalah menjaga nilai-nilai moral yang dianggap baik (ma'ruf). Manusia adalah makhluk yang dibungkus oleh kekuatan akhlak atau khuluq, ruhnya adalah sebagian dari Tuhan, maka yang memancar dari seorang manusia potensial adalah berpadunya secara serasi: ilmu, amal, dan akhlaknya dan itulah makhluk yang bertakwa.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamu'alaikum Ustadz...

Bagaimana dengan orang yang berilmu tinggi tetapi kurang akhlak? Tidak bisa kerja sama atau menghargai orang lain.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Jika orang ilmunya banyak tetapi tidak berakhlak mulia, itu berarti besar kemungkinan ilmunya tidak bermanfaat. Sebab ilmu yang bermanfaat, akan membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik. Derajatnya ditinggikan Alloh ﷻ karena ilmu dan akhlaknya.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten 
Assalamualaikum ustadz. 

Jika seseorang baik dalam bidang ilmu, tapi dia kurang dalam akhlaknya, apa itu mungkin ustadz, apa akhlak jelek seseorang dapat berubah dengan sendirinya, dan apa ada faktor lain yang dapat merubah akhlak seseorang?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Akhlak itu serumpun dengan khuluq yang artinya perilaku yang melekat, yang muncul spontan tanpa dipikirkan. Oleh karena itu, akhlak yang baik dan mulia itu dilatih sejak kecil, melalui pendidikan dari orang tua, sekolah, dan lingkungan masyarakat. 

Seseorang yang berakhlak buruk, bisa jadi karena orang tuanya tidak mendidik secara baik dan pengaruh lingkungan yang mungkin juga tidak baik. Seseorang bisa terpengaruh oleh lingkungan, sehingga yang tadinya berakhlak baik berubah menjadi buruk.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ iNdika ~ Semarang
Ustadz, bagaimana dengan orang yang tidak suka kalau ada orang lain yang lebih baik dari dia, apalagi jika dia posisinya sebagai bawahannya?

🔷Jawab:
Itu namanya sombong. Yang boleh sombong hanya Alloh ﷻ. Sebab Alloh ﷻ memiliki sifat al-Mutakabbir artinya Yang Maha Takabur. 

Manusia itu makhluk yang di mata Alloh ﷻ sama kedudukannya, kecuali orang yang bertakwa dan ciri-ciri takwa dalam Al-Quran jelas. Mereka adalah orang-orang rendah hati, jauh dari sombong bahkan mereka pemaaf dan kasih sayang kepada sesamanya.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum tadz...

Sekarang ini mah, banyak sekali orang yang punya skill, ilmu yang mumpuni tapi attitude nya itu tidak mencerminkan orang yang smart. Bahkan para anak dan remaja juga attitude nya bikin ngelus hati. 

Mengapa tadz itu bisa terjadi dan bagaimana biar bisa balance?

🔷Jawab
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Pertama, jika kita hendak menuntut ilmu itu harus dengan hati yang ikhlas dan bersih semata-mata karena mengharap ridho Alloh ﷻ. Bukan bertujuan menjadi orang pandai dan hebat. Kebanyakan orang yang berilmu tapi attitude nya buruk, itu sama dengan ilmu yang tidak ada manfaatnya, karena ia belajar bukan karena Alloh ﷻ tapi karena menginginkan dunia: ketenaran dan kedudukan yang tinggi diantara manusia.

Padahal Alloh ﷻ tidak memandang orang karena pintarnya, tapi karena takwanya. Nabi Muhammad pun diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Bukan memintarkan orang-orang bodoh. Padahal waktu itu masyarakat Jahiliyah adalah masyarakat yang bodoh.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Semoga kita tidak pernah bosan belajar dan menuntut ilmu. Berangkatlah dari keikhlasan semata hanya untuk menggapai ridho Alloh ﷻ, bukan ingin sesuatu yang lain.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar