Rabu, 29 September 2021

MENCARI CINTA HAKIKI

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸MENCARI CINTA HAKIKI

Cinta yang hakiki itu adalah ketika kita mampu memberi kebahagiaan kepada orang yang kita cintai, bukan hanya sekedar mengambil kebahagiaannya. 

Karena tak sedikit dari kita yang mengatakan, “Cintaku suci, cintaku tulus, dan cintaku murni” hanya sebuah bualan belaka.

Mengapa demikian? Karena kita mencinta hanya sebatas tahu bahwa cinta itu menyenangkan dan melenakan, kita tidak tahu apa sebenarnya hakekat mencinta itu.

Sebab, jika kita memang sudah menyadari hakekat mencinta itu seperti apa, maka sudah tentu kita takkan berlaku seadanya pada orang yang kita cintai.

Maka dari itu jangan hanya mengatakan cintaku murni dari hati untukmu. Jika tidak bisa menjaga kemurnian cinta yang dimiliki. Karena pada hakikatnya cinta itu murni anugerah dari Alloh ﷻ, tetapi banyak yang melupakan hal itu, sehingga berubah menjadi murni dari nafsu.

Jika memang  mencintainya, maka tentu kita takkan pernah berlaku seadanya padanya hanya dengan alasan cinta mati. Kita tidak akan pernah mengajaknya berbahagia dengan jalur yang salah jika kita paham apa arti mencintai sebenarnya.

Karena secinta-cinta pada orang yang kita cintai saat ini, jika  tahu apa arti cinta sebenarnya maka kita takkan pernah lupa untuk selalu mengedepankan kebaikannya, karena cinta itu memberi kebahagian bukan mengambil kebahagiaan dari orang yang dicintai.

Sebab, jika berlaku seadanya maka artinya kita hanya bisa mengambil kebahagiaan darinya dengan bermodal cinta yang bersanding nafsu.

Karena jika memang mencintainya, maka kita akan selalu mampu untuk menghormatinya. Dan ketika sudah berlaku hormat pada dirinya, maka sudah tentu kita akan selalu sadar untuk menghargai kehormatan yang ada pada dirinya.

Cinta yang hakiki adalah ketika mampu memberinya kebahagiaan orang yang  cintai dengan jalan yang benar menurut Alloh ﷻ. Seperti apakah jalan yang benar tersebut? Yaitu jalan mencinta dengan jalur yang halal dalam pernikahan.

Lalu bagaimana Islam memandang jalinan cinta kasih ini? Tentunya, cinta yang pertama harus kita tujukan kepada Sang Pencipta, Alloh ﷻ. Karena tidak ada cinta dan kasih sayang melebihi kasih sayang Alloh ﷻ kepada umat-Nya. Maka dari itu wajib lah kita mencintai Alloh ﷻ. Cara kita mencintai Alloh ﷻ yakni dengan mentaati segala perintah-Nya dan Menjauhi larangan-Nya. Al-Zujaj berkata,  “Cintanya manusia kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya adalah mentaati keduanya dan ridha kepada segala perintah Alloh ﷻ dan segala ajaran yang dibawa Rasulullah ﷺ.”

Cinta kepada Allah diwujudkan dalam bentuk iman dan takwa. Jika kita mencintai Alloh ﷻ maka kita akan merasakan manisnya iman, tidak akan merasa berat untuk menjalankan semua perintah-Nya dan tidak pula merasa berat menjauhi larangan-Nya.

Kenapa harus cinta kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya terlebih dulu sebelum kita mencinta manusia, yang notabene adalah makhluk ciptaan Alloh ﷻ? Karena, jika kita mencinta seseorang tersebab karena Alloh ﷻ, kita akan senantiasa mengasihinya dengan cara yang baik, menjaganya agar tidak terjerumus kepada maksiat, agar kelak nantinya dikumpulkan di surga bersama orang-orang yang kita cintai.

Jika kita mencintai anak kita karena Alloh ﷻ, pastilah kita akan mendidiknya dengan penuh cinta dan kesabaran, seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Akan kita didik sebaik-baiknya agar bisa menjadi anak yang saleh dan salihah agar berjalan lurus mengikuti syariat. Jika kita mencinta pasangan juga tersebab karena Alloh ﷻ, maka kita akan saling menjaga, saling bergandengan tangan dan bahu-membahu untuk beribadah kepada Alloh ﷻ. Semua ini adalah bentuk cinta yang akan menghantarkan kita kepada kehidupan yang abadi di surga kelak.

Demikianlah Islam memandang cinta, karena Cinta adalah hak bagi setiap insan, tapi mencinta yang didasarkan hanya pada insan tersebut, tidak akan membawa kita melangkah pada kebahagian yang hakiki, karena hati ini rapuh dan lemah, maka apalagi yang menguatkan kalau bukan karena cinta yang hakiki yakni kecintaan kita kepada Alloh ﷻ.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Atin ~ Pekalongan
Ustadzah, bagaimana jika orang yang dicintai selalu menyakiti? Ingin pergi takut sendiri. Tetap bertahan kok selalu makan hati.

🔷Jawab:
Ini yang sering menjadi dilema bagi kita kaum perempuan yaa Eyang, disaat pasangan tahu hal itu, dia semakin semena-mena. 

Jika niatnya bersama karena Alloh ﷻ, maka bersabar adalah jalan terbaik. Sabar sebatas mana dia sanggup. Karena ada pahala yang banyak untuk orang yang bersabar. Tapi jika sakitnya lebih kuat dan sudah membawa mudhorat, maka sendiri adalah pilihan terbaik. Tidak perlu takut hidup sendiri. Alloh ﷻ menciptakan sesuatu itu secara adil, insyaaAllah. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum...

Bu, ini malah sebaliknya. Lebih suka dan senang kalau pasangannya itu menyakiti, tapi non fisik. Bagaimana kalau seperti itu bu?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Naah ini, aneh, suka disakit secara psikis. Suka melihat pasangan marah sama dia, ini salah satu contoh disakit secara psikis. Hal ini bisa saja terjadi bagi orang-orang yang dari kecilnya minim kasih sayang dari orang tua, khususnya ayah. Ayah lebih suka mendidik secara keras, jadi anak-anak sudah menikmati kekerasan tersebut. Disaat pasangannya marah, bagi dia itulah kasih sayang.  

Wallahu a'lam

🌷Seperti trauma begitu ya bu? Apakah berbahaya bu seperti itu? Atau malah bisa menjadi suatu penyakit?

🔷Bisa jadi. Dan bisa di konsulkan dengan psikolog untuk lebih jelasnya.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ iNdika ~ Semarang
Ustadzah, bagaimana mengajarkan anak batita untuk mencintai Alloh ﷻ?

🔷Jawab:
Mengajar anak batita untuk cinta Alloh ﷻ, bisa dengan mengenal organ tubuhnya. Biasa yaa kita ngajarin anak dengan bertanya, seperti ini : "Mana mata genit anak bunda?" Coba diubah dengan "Mana mata indah hadiah Alloh ﷻ untuk anak bunda?" Sering ucapkan Alhamdulillah saat memegang bagian tubuh anak. Saat memegang tangan, pipi, hidung dan lain-lain, itu akan tersimpan di memory nya.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Sefty ~ Bogor
Assalamualaikum bunda Sefty izin bertanya sekaligus bercerita...

Sekarang sefty mengenal seseorang laki-laki yang dekat dengan Al Quran sesuai tipe sefty. Kita satu kampung dan umur kita beda 1 tahun, dia 23, sefty 22, sebenarnya umur segitu sudah pas buat nikah dan ia punya niat baik untuk menjadi imam untuk sefty tapi kita masih sama-sama baru masuk kuliah dan sama-sama belum siap dalam segi materi. Jadi kalau nunggu lulus kuliah, berarti 4 tahunan lagi baru nikah. Nah, menurut bunda, hubungan kita untuk saat ini baiknya bagaimana? 

Mohon jawabannya bund.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Di dalam Islam sudah jelas, bahwa tidak ada hubungan selain pernikahan. Kalau belum yakin untuk menikah, maka sebaiknya saling menjaga hati dan diri saja, tidak ada ikatan apapun, saling membebaskan, tidak terikat janji apapun. Karena Islam jelas sangat menjaga marwah dan menjaga hati ummatnya. 

Jadi berjalanlah sendiri-sendiri saja. Jangan ada ikatan dan janji apapun. 

Wallahu a'lam

🌷Baik bund, kita tidak saling mengikat dan saling memberi janji dan jarak juga jauh bund. Kalau misalnya saling wa tanya kabar boleh kah? 
Dan kalau sefty berharap berdoa dengan yang Maha Kuasa untuk disatukan dan untuk di jaga perasaan kita yang sama apakah salah bund?

🔷Jangan berkhalwat, dan berkhalwat bukan saja terjadi saat di dunia nyata, di dunia maya juga bisa, yaitu lewat medsos, japri, dm, messenger dan lain-lain. 

Jika berdoa meminta kepada Alloh ﷻ untuk disatukan, boleh, silakan saja, tidak ada larangan.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sholehah yang dicintai Alloh ﷻ... 

Pribadi-pribadi taat ini amat menyadari bahwa cinta hanyalah sebagai sarana mencapai tujuan. 

Mereka yakin kenikmatan cinta tidak ada artinya tanpa ada restu Alloh ﷻ sebagai Pemberi cinta. 

Maka, yang mereka cari adalah ridha dan cinta kasih Alloh ﷻ, bukan cinta yang bersifat sementara. 

Karena cinta hakiki hanya didapat dari pemiliknya, yaitu Alloh ﷻ. Hanya cinta kepada-Nya dan karena-Nya, kita akan meraih cinta yang sesungguhnya. 

Mohon maaf lahir batin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar