Rabu, 29 September 2021

PENTINGNYA AKTIVITAS FISIK BAGI KESEHATAN DAN TUMBUH KEMBANG ANAK

 


OLeH: dr. Barry Army Bakry, Sp.A

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎AKTIFITAS FISIK PADA ANAK

Sudah cukup banyak tulisan yang mengingatkan kita semua tentang pentingnya hidup sehat dengan menyertakan aktivitas fisik yang berguna untuk melatih tubuh dan pikiran. Sejak kecil, anak pun sebaiknya dibiasakan aktif secara fisik. 

American Heart Association  menyarankan agar anak-anak berusia dua tahun atau lebih sebaiknya setiap hari melakukan setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang yang menyenangkan dan bervariasi sesuai perkembangan menurut usia anak. Apabila anak tidak dapat melakukan aktivitas fisik selama satu jam penuh, aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam dua kali periode 30 menit atau empat kali periode 15 menit dalam sehari. Aktivitas fisik tersebut disesuaikan dengan usia, gender, dan tahap perkembangan fisik dan emosional anak.

Aktivitas fisik pada anak membawa banyak manfaat di samping mengurangi risiko obesitas, penyakit pembuluh darah, dan keganasan di kemudian hari. Pertumbuhan tulang dan otot dapat berlangsung dengan baik. Keterampilan gerak, interaksi sosial, dan perkembangan otak juga terasah saat bermain. Anak yang aktif akan belajar dengan lebih efektif, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Anak akan merasa gembira dan percaya diri, serta memiliki pola tidur yang baik. Aktivitas fisik yang dilakukan sejak dini akan membentuk anak menjadi seorang dewasa dengan gaya hidup aktif.

🌷Berikut ini adalah beberapa tips aktivitas fisik anak sesuai kelompok usia:

◾Bayi
Ajak bayi tengkurap saat ia sedang terbangun dan ingin bermain. Ketika ia belum dapat merangkak, rangsang dengan menaruh mainan yang menarik di hadapannya. Bermain dalam posisi tengkurap dapat dilakukan setidaknya 30 menit sehari, dalam rentang waktu terbagi dan harus selalu diawasi oleh orang dewasa.

Aktivitas fisik yang sesuai dengan usia bayi sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan yang telah dicapai olehnya. Pada bulan-bulan awal, selalu perhatikan dan topang kepala dan leher ketika diperlukan. Permainan dapat dilakukan sambil merangsang gerak berguling, duduk, merangkak, meraih dan menggenggam benda. Pastikan lingkungan tempat bermain dan sekitarnya aman.
Ketika anak sudah mampu berjalan, sekitar usia satu hingga dua tahun, bentuk aktivitas dapat menjadi lebih bervariasi. Sesekali selipkan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga dalam waktu singkat, seperti melompat-lompat, memanjat, berlari. Mainkan musik dan ajak anak bergerak sesuai irama. Belajarlah bermain bola dengan cara lempar tangkap dan menendang. Permainan yang didorong dan ditarik seperti kereta-keretaan meningkatkan pemahaman anak tentang kesadaran ruang.

◾Anak usia 1-4 tahun
Anak usia pra sekolah memiliki banyak sekali pilihan permainan yang dapat dijadikan aktivitas fisik. Selipkan latihan yang membuat anak bernafas lebih cepat dan dalam. Misalnya, ajak anak berlomba jarak pendek saat bersepeda.

Anak usia sekolah dapat mulai melakukan kegiatan olahraga, di samping permainan lain. Perkenalkan berbagai jenis kegiatan dengan tujuan yang berbeda. Kegiatan aerobik seperti jalan cepat atau lari sebaiknya mengambil sebagian besar porsi satu jam beraktivitas dalam sehari. Tiga kali dalam seminggu, lakukan aktivitas aerobik dengan intensitas cukup berat (vigorous). Perkenalkan aktivitas yang menguatkan otot seperti senam gimnastik atau push up tiga kali seminggu. 

Aktivitas yang bersifat menguatkan tulang seperti loncat tali dan lari juga dapat dilakukan tiga kali seminggu.

Sebagai panduan intensitas aktivitas, pada skala 0 hingga 10, ketika duduk tenang bernilai 0 dan aktivitas yang paling melelahkan bernilai 10, intensitas sedang (moderate) bernilai 5 atau 6. Intensitas yang cukup berat (vigorous) bernilai 7 atau 8. Pada saat anak melakukan aktivitas yang bersifat vigorous, detak jantung dan pernafasan anak akan jauh meningkat dibanding ketika ia beristirahat.

Cara mudah menilai intensitas kegiatan yang dilakukan oleh anak Anda adalah dengan membandingkannya dengan kemampuan rata-rata anak seusianya. Misalnya apabila anak Anda berjalan kaki ke sekolah setiap pagi, ia mungkin sedang melakukan kegiatan dengan intensitas sedang. Ketika ia lari berkejaran dengan teman di sekolah, intensitas yang dilakukannya cukup berat.
Anda tidak harus menakar jumlah waktu aktivitas anak secara ketat. Kemungkinan besar anak sudah memenuhi kebutuhan tubuhnya untuk beraktivitas apabila ia dibiarkan bermain secara aktif. 

◾Olahraga anak usia 5-10 tahun
Pada usia ini, anak sudah lebih lincah dan dapat beraktivitas dalam bentuk permainan yang lebih bervariasi. Pada usia 5-6 tahun, anak mulai dapat bermain yang memerlukan sedikit instruksi, fokus pada kesenangan, bukan fokus pada kompetisi. Bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik yang berulang-ulang, hindari gerakan yang terlalu kompleks dan dapat melatih keterampilan berpikir. Kegiatan yang dilakukan antara lain berlari, berenang, melempar, dan menangkap bola. 

◾Pada usia 7-11 tahun
Aktivitas fisik juga lebih kepada kesenangan bukan kompetisi, bermain dengan peraturan dan instruksi yang fleksibel. Misalnya bermain sepak bola yang memerlukan aktivitas yang lebih kompleks dan keterampilan kognitif, serta perlu bekerja sama dalam tim.
 
◾Usia remaja 11-21 tahun
Pada usia ini, anak sudah memasuki masa remaja. Olahraga juga membentuk otot dan meningkatkan kekuatan otot dan tulang serta mengurangi lemak tubuh sehingga menjaga kesehatan fisik. Selain itu, olahraga dapat mengurangi depresi, cemas, dan meningkatkan percaya diri dan keahlian. Remaja memiliki banyak pilihan dan waktu yang lebih panjang dalam berolahraga. Olahraga yang bersifat kompetitif merupakan tantangan tersendiri bagi remaja.

Aktivitas fisik atau olahraga tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik anak dan remaja seperti meningkatkan lean body mass, kekuatan otot dan tulang, meningkatkan kesehatan jantung, peredaran darah, dan mengontrol berat badan. Lebih jauh, olah raga memiliki manfaat nonfisik, antara lain meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan belajar dan berlatih, meningkatkan kesehatan mental psikologis, dan membantu anak mengurangi stres.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), seorang anak membutuhkan sekitar 60 menit berolahraga fisik setiap harinya. Total 60 menit ini tidak harus didapatkan dalam satu waktu yang sama, tetapi dapat dijumlahkan dalam sehari menjadi 60 menit.

Bentuk olahraga yang dianjurkan antara lain jogging, olahraga aerobik, berlari, naik sepeda cepat, berjalan menanjak, dan bela diri. Olahraga jenis ini termasuk dalam vigorous-intensity activity, yang menggunakan energy lebih dari 7 kcal per menit dan memiliki manfaat lebih baik dibandingkan dengan moderate-intensity yang menggunakan energi sekitar 3,5-7 kcal per menit. Contoh dari olahraga moderate-intensity antara lain berjalan hingga berjalan cepat, senam, dan naik sepeda santai.

Salah satu masalah yang harus kita perhatikan dalam keseharian dan kesehatan anak kita adalah physical inactivity, yaitu anak kurang melakukan kegiatan fisik. 

Contoh keadaan ini antara lain anak cenderung memilih diantar ke sekolah menggunakan kendaraan dibandingkan bersepeda atau jalan kaki, anak memilih bermain video games atau menonton televisi dibanding bermain di luar rumah dan lainnya. Kadang, orang tua juga turut mendukung kondisi ini karena berbagai alasan seperti takut membiarkan anak bermain di luar rumah yang dapat membahayakan diri anak. AAP merekomendasikan bahwa anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak dibolehkan menonton televisi, sedangkan anak usia di atas 2 tahun hanya boleh menonton televisi paling lama 2 jam per hari.

Demikian, semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Bunda Ika ~ Bandung
Bismillahirrohmanirrohim dok, anak ke-3 saya (usia 11 tahun) punya BB yang kecil dibanding teman-temannya (BB nya 27 kg), tulangnya pun tipis sekali, kalau saya pegang suka khawatir potong, saking tipisnya, tapi tinggi badannya melebihi temen-temannya. Porsi makannya pun paling banyak dibanding yang lain.

Yang ingin saya tanyakan normalkah dok dengan BB segitu?

Saudara nyaranin ke dokter paru-paru khawatir ada penyakit dan juga di kasih obat cacing. Namun hasilnya dinyatakan anak saya sehat. Adakah tips supaya dia tidak terlalu kurus?

🌷Jawab:
Berat 27 kg untuk 11 tahun sih kurang sekali ya. Saran saya sebaiknya ke dokter anak untuk di periksa ulang.

💎(Bunda Yayu-bandung) Ijin dok, mau tanya kalau umur 11 tahun, berat normal atau idealnya berapa? Soalnya ponakan saya juga 11 tahun, tapi BB nya cuma 25 kg. 

🌷Ideal sekitar 34-35 kg. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Yayu ~ Bandung
Dok, kalau misalkan mengelilingi jalan di depan rumah untuk anak usia 2 tahun itu sudahkah termasuk aktivitas fisik juga ya. Sambil berjemur, kadang diselipkan juga naik sepeda, walaupun malah saya yang capek dorong-dorong sepedanya.
Maksimal 4 keliling, itu juga lumayan menguras tenaga buat anaknya.
Biasanya diakhiri dia kelelahan sampai ketiduran.

Apakah itu tidak terlalu berat untuk anak usia segitu?
Tapi itu selang-seling waktunya, hari ini jalan, besok naik sepeda, besok ya lari-lari. 

🌷Jawab:
Saya kira terlalu berat untuk usia 2 tahun ya.
Aktifitasnya disamarkan dengan bermain, misalnya ambil bola dan sebagainya. 

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Aisya ~ Riyadh 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatu dokter...

Anak saya usia 6 tahun dok dan baru masuk sekolah TK, seperti memiliki gejala introvert dok karena malu-malu ketika aktifitas sama teman-teman, malah sukanya main di pojokan sendirian.

Pertanyaan saya, musti di khawatirkan ngga dok sifat introvert ke masa depannya, dan bagaimana agar tidak introvert lagi? Mohon penjelasannya dok.

🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Saya kira jangan langsung di judge introvert, mungkin kurang stimulasi saja. Coba dibiasakan untuk bermain dengan teman sebayanya ya. Mungkin penyebabnya karena anak tidak terbiasa.

💎Ahhhh iya dok. Guru nya selalu laporan ke saya bahwa anak saya selalu malu jika berbaur dengan temannya. Baiklah sangat berkesan terimakasih dokter.

0️⃣4⃣ Dewi ~ Gresik
Assalamu'alaikum...

1. Dok, bagaimana dengan anak-anak yang sekarang kondisi pandemi banyak di rumah, malahan anak lebih asyik pegang hp bisa berlama-lama. Bagaimana dok dengan pengaruh kesehatannya yang akhirnya kurang gerak si anak tersebut?

2. Bagaimana dok biar anak bisa banyak aktifitas fisik daripada banyak bermain hp dan game?

🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Mudah saja sebenarnya.
Yakni hp tidak boleh dipegang oleh anak.
Buat aktifitas dirumah seperti membantu ayah atau ibu mengerjakan pekerjaan rumah, dan lain-lain. 

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum...

Dok, bagaimana jika anak sedari kecil sudah di program menjadi atlit dengan program fisik yang sudah di tentukan oleh pelatih? Apakah ada dampaknya juga dok untuk tumbuh kembang anak?

🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bisa saja sih.
Asal porsi latihannya disesuaikan dengan usia dan tumbuh kembangnya.
Serta anak tidak merasa terpaksa karenanya.

💎Tidak mengganggu perkembangan fisiknya kah dok? Biasanya anak senam itu pasti pendek-pendek begitu dok.

🌷Seperti yang saya info diatas, harus sesuai dengan tumbuh kembang dan usia, jika tidak efeknya ya seperti dibahas di atas salah satunya.

Wallahu a'lam

0️⃣6⃣ Khodijah ~ Solo
Assalamualaikum...

Maaf Dok kalau anak kurang aktifitas fisik apa ada hubungannya dengan gangguan di lambungnya kah dok?

🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bisa saja ya. Kalau ada masalah lambung, tentunya anak juga enggan untuk aktifitas lainnya karena sakitnya itu.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Alhamdulillah.
Semoga pembahasan kali ini bermanfaat.
Wabillahi taufiq wal hidayah.

Wassalamualaikum warahmatullohi  wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar