Kamis, 30 Juni 2022

PENANGANAN DAN PENYEBAB ANAK HIPERAKTIF



OLeH: dr. Barry Army Bakry, Sp.A

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎PENANGANAN DAN PENYEBAB ANAK HIPERAKTIF

Memiliki anak yang aktif bergerak setiap hari mungkin cukup melelahkan bagi sebagian orang tua. Sebab dibutuhkan tenaga ekstra dalam mendampingi anak yang aktif bergerak setiap harinya.

Hiperaktif sendiri merupakan suatu kondisi yang dialami anak-anak dan menunjukan adanya perilaku tidak bisa diam. Psikolog Carolyn Cruse dalam "Cook Children’s" menyatakan bahwa anak hiperaktif umumnya lebih aktif dari teman sebayanya baik secara verbal atau fisik.
Tetapi jangan salah sangka ya, Tidak semua anak yang terlalu aktif bisa disebut hiperaktif lho! Sebagian orang tua sering berpendapat bahwa anaknya termasuk ke dalam kategori anak hiperaktif, padahal mungkin ia hanya anak yang aktif saja.

Selain itu, anak yang terlalu aktif ini juga seringkali disamakan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Sekali lagi ditekankan, anak yang aktif belum tentu hiperaktif ataupun ADHD ya.

Bagaimana cara membedakannya, silahkan disimak

1) Berlari Dan Berteriak Saat Bermain.
Berbeda dengan ADHD, berikut ini adalah ciri anak hiperaktif yang umum terjadi. Ciri umum pertama adalah berlari dan berteriak ketika bermain. Mungkin terlihat normal terjadi pada anak-anak yang aktif, namun bagi anak hiperaktif, mereka akan selalu melakukan hal ini baik bermain di dalam ataupun di luar ruangan.

2) Berdiri Dan Berjalan Ketika Jam Sekolah. 
Untuk anak usia sekolah, biasanya anak suka berdiri di tengah kelas dan berjalan ketika guru sedang berbicara. Hal ini tentu akan menganggu kegiatan belajar mengajar, Namun bagi anak hiperaktif, kegiatan ini adalah kegiatan menyenangkan karena sebagian dari mereka adalah anak yang tidak bisa berdiam diri.

3) Bergerak Dan Berjalan Cepat.
Anak hiperaktif juga biasanya bergerak dan berjalan lebih cepat dari teman sebayanya. Hal ini bisa membuatnya bergerak dan berjalan hingga menabrak orang atau barang disekitarnya. Tentunya sangat membahayakan bagi anak mama. Untuk itu diperlukan pengawasan yang ekstra dalam mendampingi anak hiperaktif.

4) Bermain Terlalu Kasar.
Ciri khas yang biasanya terjadi pada anak hiperaktif adalah bermain terlalu kasar sampai melukai diri sendiri, bahkan teman lainnya. Anak sebenarnya melakukan ini tanpa sadar karena terlalu bersemangat dalam bermain. Itulah yang membuatnya sering kali tanpa sadar melukai dirinya atau teman lainnya. 

5) Sering Menganggu Orang Lain. 
Sering mengganggu orang lain adalah ciri umum yang sering terjadi pada anak-anak hiperaktif. Mereka yang terkenal tidak mau diam itu akan senang jika mengganggu teman atau orang lain disekitarnya untuk diajak main bersama.

6) Mudah Gelisah. 
Anak yang hiperaktif terkenal dengan tidak mau diam, itulah mengapa mereka lebih mudah gelisah ketika berada dalam situasi yang tenang. Mereka akan terlihat ingin buru-buru mengambil mainannya dan pergi bermain, daripada harus berdiam diri dalam keadaan tenang tersebut.

7) Sulit Berkonsentrasi. 
Selain mudah gelisah, anak hiperaktif biasanya menjadi lebih sulit berkonsentrasi. Tidak hanya itu, mereka juga susah untuk duduk diam ketika jam belajar, makan, bahkan bermain. Itulah yang membuat anak hiperaktif seringkali menjadi kehilangan fokusnya dalam melakukan sesuatu.

8) Selalu Ingin Bergerak Dalam Keadaan Apapun. 
Dalam keadaan apapun, anak-anak hiperaktif cenderung ingin terus bergerak meski sedang duduk sekalipun. Hal ini normal terjadi, sebab pada dasarnya anak hiperaktif adalah anak yang mengalami kondisi tidak bisa diam.

🔹Penyebab Anak Hiperaktif

Unsplash atau Hunter Johnson.
Lantas, apa yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif seperti ciri yang sudah disebutkan sebelumnya? Berikut beberapa faktor penyebab yang membuat anak menjadi hiperaktif:

~ Memiliki gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

~ Anak alami gangguan sistem syaraf utama pada otaknya.

~ Alami gangguan emosi yang tidak stabil.

~ Alami gangguan hipertiroid.

~ Bahkan bisa juga karena alami gangguan psikologis.

Untuk itu, orang tua yang memiliki anak dengan kondisi tersebut, diharapkan segera memeriksa kondisi kesehatan anak guna mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan anak menjadi anak yang hiperaktif.

🔹Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Meski seringkali membuat lelah ketika mendampingi anak yang terlalu aktif,  orang tua bisa mengatasi atau mengendalikannya dengan beberapa cara berikut ini:

✓ Langkah mudah ialah membangun kebiasaan tidur tepat waktu dan rutin guna menghentikan kegiatan anak yang hiperaktif.

✓ Membuat jadwal yang terorganisir supaya hidupnya lebih teratur. Misalnya dengan menetapkan jam tidur, makan, belajar, dan bermain agar anak bisa membedakan mana jam bermain, mana jam produktif lainnya.

✓ Berolahraga terutama di siang hari. Tujuannya agar anak yang aktif bergerak dapat bergerak dengan teratur karena olahraga, serta membuatnya lebih mudah lelah untuk tertidur di malam hari.

✓ Membangun hubungan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Jangan dibiarkan anak yang hiperaktif untuk bergerak bebas, jalinlah komunikasi yang sehat dengan anak dan tetap tenang serta sabar dalam menghadapinya.

✓ Berikan anak waktu setelah pulang sekolah untuk melakukan aktivitas fisik sebelum ia diminta mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas sekolahnya.

✓ Tidak hanya berolahraga, orang tua juga bisa menyalurkan energi berlebih anak menjadi hal positif seperti mengikutinya dalam les menari, bela diri, atau semacamnya.

Dengan penjelasan di atas, apakah sudah bisa mengetahui apakah anak kita termasuk anak yang aktif, hiperaktif, atau ADHD? Sebab dalam mengatasi anak hiperaktif, dibutuhkan perhatian dan kesabaran  dalam menanganinya.

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Sasi ~ Balam
Bismillah...

Dok, di atas disebutkan salah satu ciri anak hiperaktif ada kecenderungan kasar dan bisa menyakiti, lalu apakah tidak berbahaya jika semisal diikutkan olahraga bela diri, dengan maksud untuk penjagaan dia juga? 

Terima kasih.

🍓Jawab:
Untuk yang tipe seperti itu yang resikonya cukup besar, baiknya pilih kegiatan lain yang lebih aman. 

Wallahu a’lam bishawab

🌷Ooh begitu, baik, Dok

0️⃣2️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

1. Dok, jika anak pas usia di bawah 4 tahun hyperactive terus di usia sekolah malah lebih condong diam dan pemalu apakah hal wajar, Dok?

2. Dan usia mau 7 tahun sudah tidak mau berpakaian celana selutut pendek, katanya malu, apakah hal wajar juga, Dok, padahal dia anak laki-laki?

3. Kalau anak belum jelas bicara di umur 5 tahun, apa termasuk autis, Dok? 

Mohon penjelasannya, Dok. 

🍓Jawab:
Wa‘alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

1. Wajar atau tidak sih relatif ya, tapi untuk pastinya diperiksa dahulu. Apa yang menjadi penyebab hal itu.

2. Ini juga relatif, perlu ditelusuri lebih dulu apakah malunya karena faktor lingkungan, pengaruh orang lain, atau kesadaran sendiri. Perlu dicari tahu lebih lanjut

3. Jelas bukan autis, tapi terlambat bicara. Kecuali  dari awal ada masalah autis.

Wallahu a’lam bishawab

🌷Note, Dok. 
Terima kasih banyak atas penjelasan.

0️⃣3️⃣ Ulfa ~ Ciledug
Dok, saya punya anak perempuan 1,8 tahun dan saya mempunyai keponakan laki-laki usia 2,3 tahun, ia sangat aktif sekali dan sering melukai anak saya dengan mendorongnya jika bermain hingga membuat anak saya takut. 

Apakah hiperaktif ini bisa dikatakan penyakit keturunan ya? Dok, soalnya dari keluarga ipar saya ada anaknya yang seperti itu hiperaktif.

🍓Jawab:
Pada prinsipnya hal ini tidak diturunkan, tapi bisa juga karena faktor lingkungan, misalnya faktor kebiasaan, dan lain-lain.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣4️⃣  Ria ~ Yogja 
Dok, anak saya 8 tahun, sikapnya sama adiknya suka mukul, nyubit, kasar, apakah nanti kalau sudah di atas 8 tahun bisa berubah? 

🍓Jawab:
Ya masih bisa, dari sekarang mulai diberikan pengertian.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Demikian sedikit pembahasan mengenai anak hiperaktif, pada dasarnya kondisi seperti ini merupakan kondisi yang harus kita cermati, agar tidak berlarut-larut kondisinya serta bisa segera diperbaiki agar kualitas hidup anak menjadi lebih baik. 

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar