Kamis, 30 Juni 2022

AJAKLAH AKU KE SURGA

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸 AJAKLAH AKU KE SURGA

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.

Segala puji hanya milik Allahhu Rabbi. Segala dzat yang Maha Ghafur, dzat yang Maha Syukur yang telah memberikan beribu-ribu nikmat yang tidak terukur. Nikmat iman, nikmat Islam, sampai nikmat sehat wal afiat sehingga kita bisa berkumpul di tempat yang insyaallah diberkahi Alloh ﷻ.

Seandainya lautan yang ada di muka bumi ini, Alloh ﷻ jadikan sebagai tinta. Lalu, pepohonan-pepohonan Alloh ﷻ jadikan pena, dan dedaunan Alloh ﷻ jadikan kertas. Niscaya ia tidak akan cukup untuk menuliskan nikmat-nikmat yang Alloh ﷻ berikan kepada kita.

Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi akhirul zaman, seorang Nabi yang lahirnya saja membuat goncang alam semesta, membuat heboh para malaikat Alloh ﷻ, yang kalau bukan karenanya tidak akan Alloh ﷻ ciptakan alam semesta ini. Siapakah dia, tidak lain dan tidak bukan yaitu Nabi Muhammad ﷺ.

Semoga keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya yang mengikuti sunnah-sunnahnya semoga mendapatkan syafaatnya.

Sahabat-sahabatku....

Berkumpul bersama keluarga adalah salah satu dari kenikmatan dunia. Siapa yang tidak bahagia dan gembira ketika berkumpul bersama keluarga. Momen bahagia yang tidak bisa digambarkan dan tidak bisa tergantikan dengan kawan ataupun sahabat.

Kita lihat contoh fenomena di Indonesia, ketika momen lebaran Idul Fitri, kaum muslimin berusaha agar berkumpul bersama keluarga dengan segala upaya. Misalnya menebus harga tiket yang mahal, perjalanan yang jauh, macet dan melelahkan serta halangan dan rintangan lainnya ketika safar untuk pulang kampung. Semuanya ini dilakukan untuk bisa berkumpul bersama keluarga dan berbahagia bersama.

Perlu diketahui bahwa semua kenikmataan dan kebahagiaan yang diinginkan oleh manusia di dunia, akan ada di surga kelak.

Alloh ﷻ berfirman,

ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺗَﺸْﺘَﻬِﻲ ﺃَﻧْﻔُﺴُﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺗَﺪَّﻋُﻮﻥ

“Di dalam surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu minta.” (QS. Fushshilat: 31)

Kesamaan tersebut hanya ada pada nama, akan tetapi kenikmatannya tentu berbeda, jauh lebih nikmat di surga.

Tentunya kenikmatan berupa berkumpul dan masuk surga bersama keluarga, juga telah disediakan oleh Alloh ﷻ.

Alloh ﷻ berfirman,

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ

“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du: 23)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini bahwa Alloh ﷻ akan mengumpulkan seseorang bersama keluarganya, orang tua, istri dan anak-cucunya di surga. Ini adalah dalil satu keluarga bisa masuk surga bersama. Beliau berkata,

يجمع بينهم وبين أحبابهم فيها من الآباء والأهلين والأبناء ، ممن هو صالح لدخول الجنة من المؤمنين; لتقر أعينهم بهم ، حتى إنه ترفع درجة الأدنى إلى درجة الأعلى ، من غير تنقيص لذلك الأعلى عن درجته

“Alloh ﷻ mengumpulkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam surga yaitu orang tua, istri dan anak keturunan mereka yang mukmin dan layak masuk surga. Sampai-sampai, Alloh ﷻ mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi tanpa mengurangi derajat keluarga yang tinggi (agar berkumpul di dalam surga yang sama derajatnya).”

Fasilitas yang Alloh ﷻ sediakan agar keluarga bisa masuk surga bersama yaitu mereka akan saling tarik-menarik agar bisa masuk surga dan berada di dalam surga yang tingkatnya sama. Hal ini Alloh ﷻ anugrahkan agar mereka bisa berkumpul bersama. Bisa jadi sang anak berada di surga tertinggi, sedangkan orang tua berada di surga terendah, maka sang anak mengangkat derajat orang tuanya ke surga yang lebih atas, demikian juga sebaliknya.

Anak bisa mengangkat derajat orang tua mereka, hal ini telah diketahui oleh kaum muslimin dengan banyak dalil.

Misalnya anak sebagai amal jariyah yang terus mendoakan orang tuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya dan doa anak yang shalih.”

Demikian juga derajat orang tua naik karena istighfar anaknya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

إنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: أَنَّى هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

“Sungguhnya seseorang benar-benar diangkat derajatnya di surga lalu dia pun bertanya, ‘Dari mana ini?’ Dijawab, ‘Karena istighfar anakmu untukmu.’

Orang tua pun bisa menarik anaknya ke tingkatan surga yang lebih tinggi.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath Thuur: 21)

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan,

{ألحقنا بهم ذرياتهم} المذكورين في الجنة فيكونون في درجتهم وإن لم يعملوا تكرمة للآباء باجتماع الأولاد إليهم

“Maksud dari ‘Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka’ yaitu, anak-cucu mereka kelak di surga, sehingga jadilah anak-cucu mereka sama derajatnya dengan mereka walaupun anak-cucu mereka tidak beramal seperti mereka, sebagai penghormatan terhadap bapak-bapak mereka agar bisa berkumpul dengan anak-cucu mereka (di surga kelak).”

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy menafsirkan,

ذريتهم الذين اتبعوهم بإيمان أي: الذين لحقوهم بالإيمان الصادر من آبائهم، فصارت الذرية تبعا لهم بالإيمان، ومن باب أولى إذا تبعتهم ذريتهم بإيمانهم الصادر منهم أنفسهم، فهؤلاء المذكورون، يلحقهم الله بمنازل آبائهم في الجنة وإن لم يبلغوها، جزاء لآبائهم، وزيادة في ثوابهم، ومع ذلك، لا ينقص الله الآباء من أعمالهم شيئا

“Keturunan yang mengikuti mereka dalam keimanan maksudnya adalah mereka mengikuti keimanan yang muncul dari orang tua atau kakek-buyut mereka. Lebih utama lagi jika keimanan muncul dari diri anak-keturunan itu sendiri. Alloh ﷻ akan mengikutsertakan mereka dalam kedudukan orang tua atau kakek-buyut mereka di surga walaupun mereka sebenarnya tidak mencapainya (kedudukan anak lebih rendah dari orang tua), sebagai balasan bagi orang tua mereka dan tambahan bagi pahala mereka. Akan tetapi Alloh ﷻ tidak mengurangi pahala orang tua mereka sedikitpun.”

Semoga kita semua bisa masuk surga bersama keluarga yang kita cintai.

✓ Oleh: dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy menafsirkan,

ذريتهم الذين اتبعوهم بإيمان أي: الذين لحقوهم بالإيمان الصادر من آبائهم، فصارت الذرية تبعا لهم بالإيمان، ومن باب أولى إذا تبعتهم ذريتهم بإيمانهم الصادر منهم أنفسهم، فهؤلاء المذكورون، يلحقهم الله بمنازل آبائهم في الجنة وإن لم يبلغوها، جزاء لآبائهم، وزيادة في ثوابهم، ومع ذلك، لا ينقص الله الآباء من أعمالهم شيئا

“Keturunan yang mengikuti mereka dalam keimanan maksudnya adalah mereka mengikuti keimanan yang muncul dari orang tua atau kakek-buyut mereka. Lebih utama lagi jika keimanan muncul dari diri anak-keturunan itu sendiri. Alloh ﷻ akan mengikutsertakan mereka dalam kedudukan orang tua atau kakek-buyut mereka di surga walaupun mereka sebenarnya tidak mencapainya (kedudukan anak lebih rendah dari orang tua), sebagai balasan bagi orang tua mereka dan tambahan bagi pahala mereka. Akan tetapi Alloh ﷻ tidak mengurangi pahala orang tua mereka sedikitpun.”

Semoga kita semua bisa masuk surga bersama keluarga yang kita cintai.

✓ Oleh: dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

Demikian malam ini, semoga bermanfaat. 

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Evi ~ Jakarta 
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Jika anak yang soleh mempunyai orangtua yang jauh dari Alloh ﷻ apakah bisa mereka bertemu kembali? Demikian sebaliknya jika orang tua soleh mempunyai anak yang jauh dari Alloh ﷻ apa bisa bertemu kembali?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh 

Wallahu a'lam 

Untuk masuk ke surga Alloh ﷻ, harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, tidak mudah mendapatkan surga. Namun bukan tidak mungkin sebuah keluarga akan berkumpul kembali, jika masing-masing melakukan kewajibannya terhadap Alloh ﷻ dan keluarganya. Bagaimana jika ada salah satu diantaranya yang ingkar kepada Alloh ﷻ? Apa akan dipertemukan lagi? Kalau Alloh ﷻ menghendaki tidak ada yang tidak mungkin, tapi tentunya setelah yang berdosa menebus dosa-dosanya dengan masuk ke neraka, atau Alloh ﷻ berkehendak lain. Tapi dari semua itu hanya Alloh ﷻ yang punya kuasa dan kehendak. 

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣2️⃣ Aisyah ~ Cikampek 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatu 

Jika ayahnya sudah wafat lalu anak perempuannya sudah baligh dan berjodoh dengan orang Portugal, yang nonis dan dia pun ikut agama suaminya.

Apakah allayirhamha ayahnya akan menanggung akibatnya dzah?

🌸Jawab: 
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh

Selama semasa hidup ayahnya melaksanakan tanggungjawabnya, mencukupi ilmu agama anaknya, mendidiknya  dalam Islam semampu dia lakukan, baik dengan ilmunya secara langsung, maupun mencarikan guru untuk anaknya, maka ayahnya tidak lagi dimintai tanggungjawab diakhirat, kalaupun nanti ditanya, maka ayahnya bisa menjawab bahwa dia telah mendidik anaknya sebagaimana mestinya. 

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣3️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Apakah ada istighfar khusus untuk orang tua dzah?

Misalnya: Niat dalam hati ya Alloh ﷻ, hamba ingin beristighfar untuk almarhum ayah.

Lalu astaghfirullah aladzim wa'atubuilaih?

🌸Jawab:
Beristighfar untuk orangtua yang sudah meninggal memang bisa kita lakukan. Namun, bukan dengan membaca istighfar seperti yang kita baca pada umumnya.

Dalam suatu hadis disebutkan, “Sungguh, Alloh ﷻ benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shalih di surga,” Maka ia pun bertanya, “Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?” Alloh ﷻ menjawab, “Berkat istighfar anakmu bagi dirimu.” (HR. Ahmad, no. 10232)

Istighfar tersebut dimaksudkan sebagai permohonan ampunan kepada Allah ta’ala dari seorang anak buat orangtuanya dalam bentuk doa.

Doa istighfar untuk orang tua dalam Arab, latin, dan artinya sebagai berikut.

رَّبِّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً

Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira.

“Ya Alloh ﷻ, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku. Kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihi aku sewaktu masih kecil.”

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat-sahabatku...

Alloh ﷻ berfirman: “(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du: 23).

Dalam kitabnya Tafsir al-Quran al-Adhim, Ibnu Katsir menjelaskan maksud dari ayat ini, bahwa Alloh ﷻ akan mengumpulkan orang-orang mukmin dengan orang yang mereka cintai dari bapak, istri, dan anak-anak, yang memang pantas masuk surga sebagai pelipur lara baginya, bahkan dia akan mengangkat derajat keluarganya yang dalam level rendah itu menjadi level tinggi, tanpa mengurangi derajat sang mukmin yang tinggi tersebut, sebagai anugerah dari Alloh ﷻ.  

Sejumlah ulama salaf menegaskan bahwa di antara kebahagiaan umat Islam kelak di surga adalah bertemu kembali dengan keluarga yang dia cintai di dunia. Hal ini setelah mereka mendapatkan rahmat Alloh ﷻ dan syafaat Rasulullah ﷺ.  

Semoga kita dikumpulkan oleh Alloh ﷻ bersama keluarga yang kita cintai semasa di dunia ini. 

Mohon maaf lahir dan batin 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar