Kamis, 30 Juni 2022

MENJAGA KEISTIQOMAHAN

 


OLeH: Ustadzah Farida Nur Aini, S.Sos

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸 MENJAGA KEISTIQOMAHAN

Malam ini kita belajar bersama tentang bagaimana menjaga keistiqomahan. Sering kita mengalami fluktuasi dalam menghadapi berbagai hal yang terjadi pada diri kita. Namanya iman juga mengalami fluktuasi, bisa turun bisa naik. Naiknya dengan ketaatan, turunnya dengan kemaksiatan. Tidak hanya dalam keimanan, fluktuasi terjadi juga dalam kehidupan masalah kita. Misalnya, kita sudah mengazamkan diri untuk rutin berdonasi. Tetapi ada saja yang menggoda kita, menghalangi untuk donasi rutin. Nah ini ujian. Keistiqomahan terganggu. 
Contoh lain, keistiqomahan dalam olahraga. Begitu mendapat motivasi pentingnya olahraga, langsung beli perlengkapan dan mencanangkan harus rutin olahraga. Berjalan satu atau dua minggu, kemudian ada kesibukan hingga lupa. Untuk memulai lagi butuh energi luar biasa. Begitu juga di bidang lain. Semangat di awal, sesaat berhenti.

Bagaimana tips agar bisa istiqomah? 
1) Pahami tujuan, makna dan manfaat. Kenapa begitu? Misalnya, sudah mengazamkan diri untuk istiqomah tilawah setiap hari satu juz. Pahami, tanamkan pada diri kita benar-benar apa fadilahnya baca Qur'an.

Dengan kita istiqomah tilawah, Alloh ﷻ akan suka karena Alloh ﷻ menyukai yang istiqomah walaupun sedikit. Yakinkan bahwa Al-Quran menjadi pembela kita dihadapan Alloh ﷻ. Nanti Al-Quran akan memberikan syafaat bagi kita. Di saat kita kebingungan mencari pertolongan, manusia saling melupakan siapa bapaknya, ibunya, suami, anak, Al-Quran lah yang menjadi penolong kita. Kalau kita memahami itu, masyaaAllah, kita akan bahagia, menjadi semangat kita untuk menjaga keistiqomahan.

Misalnya juga rutin shodaqoh. Kalau kita paham manfaat shodaqoh, tidak berkurang harta karena shodaqoh, ini akan menguatkan kita untuk istiqomah. 
Begitupun dengan bidang lainnya, olahraga misalnya. Pahami makna, tujuan dan manfaatnya insyaaAllah akan istiqomah.

Bagaimana jika kita paham harus bagaimana tapi tetap susah? 
Paksain. Kebaikan harus dipaksa. Ada kesibukan apapun, paksain untuk dilakukan. Karena kebaikan itu ada tiga tingkat : Dipaksa, terbiasa, merasakan nikmat. InsyaaAllah jika target terlampaui akan merasa hebat dan bersyukur bisa mengalahkan ego kita.

2) Dengan berjamaah, memiliki teman untuk bersama-sama melakukan kebaikan itu. 
Bersama teman-teman  saling mengingatkan saat ada yang futur. Saling memotivasi untuk menjaga keistiqomahan. 
Disini pentingnya punya temen yang satu vidi misi.

3) Tips yang lain, tuliskan targetmu. Kita sering mendengar motivasi, kalau ingin sesuatu tulis, bukan sekedar diomongin. Misalnya target, tahun ini aku harus bisa hafal juz 29. Agar menjadi motivasi, tulis dan tempel di tembok yang kita bisa tiap hari membacanya. Ini membuat kita selalu ingat, ooo iya ini targetku. Ooo iya, aku harus bisa hafal juz 29 tahun ini. Setiap kita membaca tulisan itu, kita akan teringat kembali target kita. 

Banyak sekali contoh kesuksesan dimulai dari tulisan di dinding. 
Ada sebuah kisah nyata:
Seorang mahasiswa UGM masih semester awal mempunyai target dan mimpi yang banyak sekali. Dia tuliskan ada seratus target. Dia tulis satu per satu di tembok yang setiap hari dia baca. Seiring waktu berjalan, satu demi satu target terlampaui. 

Alurnya begini, kalau setiap hari kita membaca target itu, akan masuk ke otak kita. Karena setiap hari pengulangan terus menerus sampai masuk ke otak bawah sadar kita. 
Ini akan mensetting pola pikiran kita sehingga otak memerintahkan seluruh tubuh untuk bergerak mencapai target itu. Seluruh gerak badan dan perkataan akan mengarah pada tercapainya target. 

Ini pentingnya kita menuliskan target di tembok. Bisa juga Media tulis dipindah di HP atau di lemari, kaca atau apapun yang tiap hari kita lihat.

Jadi kita selalu istiqomah, badan kita akan terpola pada kebiasaan itu. 
Segala sesuatu kalau dilakukan secara rutin akan membentuk pola kehidupan kita. Tertata dengan sendirinya. 
Begitu tidak melakukan, badan serasa nagih, ada sesuatu yang kurang. 
Efek baik bagaimana selalu mengingat kebiasaan yang kita lakukan. 

Semisal, qadarullah yang terbiasa tilawah satu hari satu juz sakit, tidak bisa tilawah. Maka Alloh ﷻ akan menghitung kita tetap melakukan ibadah tilawah seperti biasanya. 
Demikian juga jika kita sedang haid.

4) Dan yang terakhir, untuk bisa istiqomah ini agak ekstrim. Tapi semoga kita tidak. Yaitu menghukum diri sendiri ketika tidak melakukan itu. 

Misal, lalai tidak tahajud, mengiqob diri dengan sholat dhuha 12 raka'at. Ini sebagai cambuk untuk diri kita. Keuntungan untuk kita sendiri agar kuat istiqomah.

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Cucu Cudliah ~ Tasikmalaya
Alhamdulillah, jazakillah khoiron katsiro Bunda juga notulen serta moderator. 

Alhamdulillah, qodarulloh, apa yang Bunda utarakan sudah Saya alami dan memang benar adanya begitu, qodarulloh ya. 

Iya begitu, jadi kita tinggal melaksanakan trik-trik seperti itu, maaf nama saya ibu Cucu Cudliah dari Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. 

Nah, yang masih belum bisa istiqomah itu dalam hal begini, Bun. Bagaimana cara istiqomah dalam mencintai, begitu? 

Syukron

🌷Jawab:
Terima kasih Bunda Cucu, pertanyaannya menarik ini. Saya teringat sebuah penelitian ya yang diadakan di Amerika dan ini tidak bisa menjadi pedoman untuk kita sih, karena kita tahu masyarakat Amerika kondisi kehidupan sosialnya seperti itu. 

Jadi, di sana itu diadakan sebuah penelitian yang pertanyaannya itu ditujukan kepada perempuan-perempuan usia 40-50 tahun, apakah ada keinginan anda untuk ganti suami dan 50% lebih menjawab iya, pingin ganti suami. Ini kan naudzubillah min dzalik ya. 

Ya itulah gejolak hati perempuan ketika mendapatkan suami itu hanya untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia saja. Jadi, target kebahagiaannya itu hanya di dunia saja dan kalau kita menyandarkan target kebahagiaan itu pada suami, wah itu pasti banyak sekali kecewanya, pasti banyak sekali kecewanya, ya karena suami kita itu banyak kekurangannya, manusia biasa, semakin hari kalau kita tidak istighfar, tidak kembali kepada mengingat tujuan pernikahan itu semakin banyak kekurangannya, semakin terlihat kejelekannya, seperti itu, sehingga kalau nurutin emosi, nurutin isi hati saja, ya semakin hari cinta itu akan semakin futur.

Nah ini kan kita sebagai seorang muslimah harus mengazzamkan diri, meniatkan diri untuk bisa istiqomah mencintai suami kita. Nah, bagaimana caranya padahal semakin hari kok semakin banyak kelihatan kekurangannya, nah itu yang harus kita eliminir dari hati kita bahwa, yang pertama, suami kita adalah laki-laki terbaik untuk kita, itu suami yang terbaik untuk kita, kalau kita, misalnya saat ini ganti suami, oh pasti kacau, walaupun seakan-akan wah sepertinya dia lebih ok, dia lebih sholih, dia lebih baik, itu setan yang bicara seperti begitu, itu godaan, segera tepis, segera istighfar, yakinkan bahwa suami kita itu yang terbaik. 

Kemudian yang kedua, apa yang menjadi kekurangan suami, itu juga kekurangan kita. Suami istri itu kan ibarat ya apa kalau ini Saya ibaratkan istilah orang Jawa, tumbu ketemu tutup begitu, artinya memang sudah pas pasangannya itu. Tumbu itu seperti panci, panci itu kan ada tutupnya, setiap panci itu punya tutup sendiri-sendiri, tidak bisa dijodohkan, dipasangin, diganti dengan tutup yang lain, tidak bakal cocok. 

Jadi, apa yang menjadi kekurangan suami itu cerminan kekurangan kita. Pasti, kalau suami itu ada masalah, kita ada masalah, rumah tangga ada masalah, kita sebagai perempuan itu punya andil yang besar dalam masalah rumah tangga. 

Nah sehingga apa yang harus kita lakukan agar kita itu bisa istiqomah mencintai suami kita maka selalu berpikir bahwa suamiku surgaku. 

Jadi, semakin banyak cobaan dalam rangka kita mencintai suami karena banyak sekali kejelekan di mata kita, maka itu adalah sebagai ujian kita untuk bisa mendapatkan surga. 

Semakin berat kita mencintai suami, semakin berat pula pahalanya, artinya kalau semakin berat pahalanya, semakin mudah kita masuk surga. Nah begitu, alur berpikirnya seperti itu. 

Kemudian yang kedua, selalu sebut kelebihan suami kepada diri kita, sebut kelebihan suami kepada suami kita, di hadapan suami kita, sebut: Ya Allah, mas, mas itu kalau pakai baju putih ganteng swkali sih, misalnya begitu ya. Mas, kemarin itu ada yang bilang mas itu baik hati swkali loh dan sebagainya, sebut, mas itu kok bisa sabar sekali sih, aku kok tidak bisa ya sesabar seperti mas, sebut, selalu sebut kelebihan-kelebihan suami, itu akan menguatkan cinta kita, akan membuat kita istiqomah bahwa suami itu kita itu banyak sekali kelebihan-kelebihannya yang kita itu banyak belajar dari suami kita. 

Dan juga selanjutnya terus meningkatkan ya pelayanan kita kepada suami, memuaskan suami, karena sebenarnya kalau kita memberi itu menerima. Saya ulangi, sebenarnya kalau kita memberi itu kita menerima, kita melayani suami, kita menyenangkan suami, sebenarnya orang yang pertama kali terpuaskan, orang yang pertama kali senang itu kita. 

Jadi, dengan segala ikhtiar, tadi beberapa hal yang saya sampaikan semoga bisa menjawab dan ini untuk kita semuanya termasuk saya juga untuk selalu istiqomah mencintai suami kita. 

🔹Alhamdulillah
Jazakillah Khoiron Katsiro.

0️⃣2⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Ustadzah, agar kita bisa selalu di titik istiqomah dzah, bagaimana hukumnya kalau kita merasa mampu dalam urusan dunia, dengan mengandalkan tawakal alallah, selalu terlihat mampu, di depan saudara, teman, dan tetengga, dengan alasan agar tidak di kasihani, atau sebaliknya.

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh 

Itu baik ya, itu bagus, karena kita kan, ya satu-satunya itu kan bertawakal kepada Alloh ﷻ, berserah diri pada Alloh ﷻ. Kalau kita bisa mencapai titik ini, itu masyaAllah, keren sekali.

Jadi kita dimata manusia itu terlihat tegar, terlihat mampu. Tapi masing-masing orang itukan beda-beda ya kemampuannya, yang tidak bisa mencapai titik ini, kita tidak perlu memaksakan diri begitu, karena manusia itu kan, sisi emosionalnya itu kan pasti ada ya, dan kalau sudah menyentuh sisi emosional itu, biasanya inginnya curhat, pengennya didengarkan, itu untuk healing, healing yang minimal, agar uneg-uneg kita itu bisa tersalurkan.

Sehingga kalau kita bisa sampai pada titik itu, kita tidak perlu mengungkapkan uneg-uneg dengan manusia. Cukup kepada Alloh ﷻ saja, itu sudah masyaAllah itu luar biasa, begitu ya.

Jadi ini sangat bagus sekali, kalau kita bisa mencapai titik, dimana kita tidak berkeluh kesah, tidak mengandalkan sandaran kebahagiaan kita kepada manusia.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Alhamdulillah teman-teman semuanya. Semoga apa yang kita pelajari bersama malam ini bermanfaat untuk kita semuanya. Saling mengingatkan untuk bisa istiqomah di jalan Alloh ﷻ. Kita berdoa kepada Alloh ﷻ agar terus diberikan petunjuk, diberikan hidayah untuk kita menempuh jalan yang lurus.

Kita bisa istiqomah dari berbagai godaan yang bisa menyesatkan kita. Semoga kita semuanya juga tetap istiqomah dalam menimba ilmu di media sosial ini, dan juga diberikan kemudahan untuk bisa menimba ilmu di tempat yang lain juga.

Demikian, barakallah fiikum.

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar