Kamis, 30 Juni 2022

FLEXING

 


OLeH: Bunda Heradini Faizah, S.Psi

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎FLEXING

السلام عليكم و رحمة الله وبركاتة

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Alloh Subhanahuwataala karena hidayah dan limpahan karunia-Nya kita semua dapat berkumpul di room yang kita cintai ini.

Tak lupa juga untuk memberikan sholawat beserta salam kepada Nabi dan Rasul kita, Muhammad sallallahu alaihi wasallam.

Alhamdulillah kita dapat bersama kembali di room Perindu Surga.
Kali ini kita akan berdiskusi tentang FLEXING.

Akhwati fillah...
Sudah ada yang tahu apa itu flexing?

Akhwati fillah yang dirahmati Alloh ﷻ...

Istilah flexing belakangan banyak disebut di dunia maya, menyusul fenomena kemunculan para 'crazy rich' di media sosial seperti Instagram dan YouTube. 
Banyak netizen menyebut bahwa flexing sering kali dilakukan oleh 'orang kaya palsu' yang cenderung suka pamer harta kekayaan.

Pakar bisnis Profesor Rhenald Kasali dalam channel YouTube-nya, mengungkapkan saat ini memang terjadi fenomena flexing. Fenomena ini muncul tak lepas dari munculnya media sosial yang membuat orang terdorong untuk tampil dan mendapat pengakuan.

Pamernya juga macam-macam ya.
Ada yang pamer mobil baru, outfit, liburan keluar negri, makan-makan, naik jet pribadi, sampai gandengan baru juga dipamerin.

Semuanya dipamerin.
Bahkan bangun jalan desa juga dipamerin.

Yang ini nggak apa-apa sih. Semoga menjadi penyemangat yang lain agar mau beramal.

Akhwati fillah......

Apa arti flexing dan kenapa banyak orang ingin memamerkan harta kekayaannya?

Secara harfiah, flexing dalam bahasa Inggris berarti 'pamer'. Pengertian lebih spesifik ditulis dalam Cambridge Dictionary menjelaskan bahwa flexing adalah menunjukkan sesuatu kepemilikan atau pencapaian dengan cara yang dianggap orang lain tidak menyenangkan.

Sementara jika mengacu pada kamus Merriam-Webster, flexing mengandung arti memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok. Selain itu dalam ilmu ekonomi, perilaku flexing dipahami sebagai sikap konsumtif yang mencolok, menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah dan layanan premium demi menunjukkan status atau kemampuan finansial.

Kenapa sih orang suka pamer???

Ada beberapa faktor yang membuat orang suka flexing di media sosial. 
Sebagian besar berkaitan dengan sisi psikologis seseorang.

(1) Mendongkrak Rasa Percaya Diri

Sejumlah penelitian menunjukkan ketika seseorang merasa sedih atau rendah diri, dia cenderung akan membeli barang-barang mewah.
Orang dengan kepercayaan diri rendah akan lebih mengandalkan memakai barang-barang high-end ketimbang mereka dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Semakin besar logo sebuah merek di pakaian, semakin rendah juga kepercayaan diri pemakainya. 

Perilaku flexing disebabkan dirinya merasa insecure, meragukan diri sendiri sehingga butuh validasi dari lingkungan bahwa dia itu memang orang yang hebat, orang yang diakui, dan yang dipandang.

(2) Menarik Perhatian Lawan Jenis

Semua perilaku konsumerisme bisa dilacak dan semuanya berakar pada usaha seseorang untuk menarik perhatian lawan jenis atau orang yang disukainya. Jadi mereka berusaha sebisa mungkin agar keberadaannya disadari, dikenali dan akhirnya diperhatikan. Yakni dengan berpenampilan maupun berperilaku mencolok.

Flexing termasuk dalam insting manusia saat menjalin relasi. Ia memberikan perumpamaan seekor merak akan memamerkan ekor indahnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

(3) Tekanan Sosial

Flexing juga bisa disebabkan oleh tekanan sosial. Ada tuntutan gaya hidup tertentu di pergaulan maupun lingkungan di mana seseorang berada, yang menyebabkan dia merasa harus melakukan itu.

Karena kalau nggak, tidak bisa keep up dalam pergaulan tersebut ataupun karena ada dorongan untuk berkompetisi. 

(4) Masalah Kepribadian

Perilaku flexing juga bisa dipengaruhi oleh masalah kepribadian. Ada beberapa kepribadian yang bisa dikaitkan dengan perilaku flexing, seperti histrionik dan narsistik.

Histrionik yakni orang yang suka mencari perhatian, sementara narsistik adalah kecenderungan seseorang merasa dirinya hebat. Oleh karena itu dia juga harus diperlakukan selayaknya orang hebat.

Akhwati fillah....

Memamerkan harta apapun jenisnya merupakan sikap riya yang dilarang oleh Islam.
Perbuatan riya ini merupakan perbuatan syirik kecil yang memiliki dosa yang besar. Hal ini sebagaimana Alloh ﷻ pernah bersabda dalam Al-Quran Surat Luqman ayat 8.

Alloh ﷻ berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh ﷻ tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)

Semua yang kita banggakan, yang kita pamerkan, yang kita lomba-lombakan, yang kita tampilkan itu hakikatnya setiap materinya, setiap bendanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh ﷻ. 

Seluruh nikmat yang dititipkan oleh Alloh ﷻ itu seyogyanya adalah bekal ibadah yang akan dibawa pulang dan dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh ﷻ bukan untuk dipamerkan.

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Sasi ~ Balam
Bismillah.. 

Bunda sayang.
Flexing ini menarik loh Bun, karena hari ini kita melihatnya bukan sebagai fenomena yang wow lagi, begitu banyak di masyarakat seperti berlomba-lomba "menunjukkan" (Flexing). 

Ini hal yang lumrah tidak sih Bun, maksudnya ada kecenderungan masalah kejiwaan tidak? 

Dalam artian, karena tidak mampu membawa diri sebagai diri sendiri atau be yourself, akhirnya berusaha menjadi diri seperti orang lain agar menarik, atau dihormati atau apalah. 

Terima kasih

🌷Jawab:
Flexing yang tadinya lumrah akan menjadi tidak lumrah bila:

1) Keinginan untuk pamer selalu menghantui. Dia ingin pamer terus menerus. Nanti mengarahnya ke gangguan kepribadian histrionik atau narsistik.

2) Sakit hati.
Ketika melihat orang lain pamer, dia merasa sakit hati kemudian mengada-adakan sesuatu agar juga bisa pamer.

3) Menderita kecemasan anxiety ketika dia tidak memiliki apa-apa untuk dipamerkan.

Wallahu a’lam bishawab

🔹 Subhanallah ngeri yaa, Bun, dampaknya.

Akhirnya mengada-ada yang tidak sesuai kemampuan diri dan finansial.

0️⃣2️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh 

Ustadzah... Apakah buat konten sambil merekam isi rumah dan sekalian jualan termasuk pamer?

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh

Tergantung niatnya ya.
Kalau untuk jualan, nggak termasuk pamer lah. Asal sewajarnya saja.
Saya juga suka "pamer emas antam", bukan untuk menunjukkan harta tapi memang itu jualan saya. Kalau tidak dipromokan, mana orang tahu kalau saya jualan.

🔹Syukron, Ustadzah.

0️⃣3️⃣ Setya ~ Solo
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh 

Bunda Dini, bulan kemarin teman saya melaksanakan ibadah umroh sekeluarga (ayah+ibu+3 putranya).
Nah, ibunya ini selalu memposting perjalanannya, sejak dari keluar rumah, naik pesawat, turun pesawat, minum di kafe, di Masjidil haram, dan seterusnya. termasuk waktu di negara Turki. Pokoknya lengkap, semua di-posting setiap hari.

Apakah ini termasuk flexing atau narsis Bunda?
Mohon penjelasannya. 
Syukron

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh

Asal semuanya masih dalam batas-batas wajar sih tidak apa-apa ya.
Jadi tidak wajar misal ketika di Turki kemudian membeli tas bulu di sana sekalian cek harganya berapa. 
Makan di resto mewah kemudian menyertakan bill-nya.
Beli sepatu masih dilihatin harga yang wow.

Ini baru kebangetan.
Baru masuk flexing.

🔹Afwan Bunda, apakah hal ini tidak mengganggu misi ibadah umrohnya?

🌷Tidak.
Asal tidak sedikit-sedikit di posting ya.
Misal, sedang thawaf nih....cekrik.
Alhamdulillah bisa sholat khusyu' di masjid nabawi......cekrik.
Eh, ada bapak-bapak kasian, dibantu ah.....cekrik.

Itu yang menganggu.

🔹Oh, begitu Bunda. 
Syukron atas percerahannya, 
Jazaakillah khoiron.

0️⃣4️⃣ Dewi ~ Bekasi
Pembeda suatu status di sosmed itu flexing atau bukan seperti apa?

🌷Jawab:
1. Subyek.
Si pelaku sendiri yang bisa menilai, ini flexing, jualan, sedang promo-promo atau menaikkan brand.

2. Obyek.
Kita bisa menilai cara dia membawakan sesuatu atau memamerkan sesuatu itu berlebihan atau tidak.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣5️⃣ Aisya ~ Cikampek
Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh

Bagaimana cara mengatasi atau menghadapi keluarga atau saudara yang flexing tapi kita tahu real life-nya?

🌷Jawab:
Wa‘alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Menghadapi orang seperti itu memang gampang-gampang susah apalagi saudara sendiri. Jadi serba salah.
Mau dikasari takut malah kemana-mana.
Mau dihalusi malah jadi seperti diperalat.
Sebaiknya memang sesekali bersikap tegas dan jelas. Kalau mengungkit jasa ibu, bilang saja sudah berkali-kali membantu. Kurang apalagi, terus minta bantuan saudara lain untuk lepas dari dia. 

🔹Baik bunda.
Terima kasih banyak.

0️⃣6️⃣ Sasi ~ Balam
Bismillah... 

Bunda, tanya lagi.
Dari flexing ini bisa dilihat bahwa orang sekarang butuh sekali "pengakuan" dari orang lain ya. Ini penyebabnya apa ya, Bun? 

Sepenting apakah sebuah pengakuan sih Bun, kalau itu hanya kamuflase dari keadaan sebenarnya? 

Automiris, Bun

Terima kasih.

🌷Jawab:
Untuk beberapa orang, pengakuan itu sangat diperlukan guna mengangkat status sosial. Apalagi jika dia menderita gangguan kepribadian. Sangat ingin menunjukkan hal-hal itu dipertegas lagi dengan beberapa sebab dia ingin sekali pamer.

🔹Ya Allah, begitu yaa, Bun.

🔹Benar sekali Bunda, yang tahu hal A itu flexing atau bukan adalah diri kita sendiri.

🌷Benar sekali.
Ngeri kalau keterusan.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Alloh ﷻ sangat tidak menyukai hamba-Nya yang memiliki sifat sombong dengan memamerkan harta kekayaannya.

Semoga pelaku flexing segera mendapatkan hidayah dari Alloh ﷻ, tidak melakukan perbuatan flexing lagi, dan bisa memanfaatkan hartanya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar