Kamis, 30 Juni 2022

CARA MENGENDALIKAN EMOSI

 


OLeH: Ustadzah Nimas

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 CARA MENGENDALIKAN EMOSI

EMOSI adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.

Disinilah banyak orang sering  salah persepsi tentang pengertian emosi. Umumnya emosi dianggap luapan perasaan marah belaka, padahal emosi merupakan suatu aspek psikis yang berkaitan dengan semua perasaan yang ada pada seseorang.

Emosi pada diri seseorang berhubungan erat dengan keadaan psikis tertentu yang mendapat rangsangan baik itu oleh faktor dari dalam (internal Faktor penyebab timbulnya emosi seseorang terdapat dari perasaan diri sendiri) maupun faktor dari luar (eksternal yakni Faktor penyebab timbulnya emosi seseorang terdapat dari luar).

Dalam perkembangan teknologi, saat ini muncul emoticon atau emoji untuk menggambarkan luapan emotion (emosi) dengan membuat simbol atau gambar. Dengan kata lain, emoticon merupakan bahasa emosi yang diwujudkan dengan bentuk ikon atau lambang.

PADA DASARNYA EMOSI DIBAGI TIGA, YAITU:

🔸Emosi positif, misalkan: gembira (happiness), bangga (pride), lega (relief), harapan (hope), cinta atau kasih sayang (love),

🔸Emosi negatif, misalkan: marah (anger), cemas (anxiety), takut (fright), jijik (disgust), benci (hate),
sedih atau duka (sorrow), malu (shame).

🔸Emosi campuran positif dan negatif, misalkan: cemburu atau perasan bersalah (jealously), heran atau ingin tahu (wonder), hasrat (desire), iba atau kasihan (compassion).

Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah emosi (marah). Dengan cara ini, setan bisa dengan sangat mudah mengendalikan manusia. Karena marah, orang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat kekafiran, menggugat takdir, ngomong jorok, mencaci habis, bahkan sampai kalimat carai yang membubarkan rumah tangganya.

Karena marah pula, manusia bisa merusak semua yang ada di sekitarnya. Dia bisa banting piring, lempar gelas, pukul kanan pukul kiri, bahkan sampai tindak pembunuhan. Di saat itulah, misi setan untuk merusak menusia tercapai.

Tentu saja, permsalahannya tidak selesai sampai di sini. Masih ada yang namanya balas dendam dari pihak yang dimarahi. Kita  bisa bayangkan, betapa banyak kerusakan yang ditimbulkan karena marah.

Menyadari hal ini, Islam sangat menekankan kepada kita  untuk berhati-hati ketika emosi. Banyak motivasi yang diberikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kita tidak mudah terpancing emosi. Diantaranya, beliau menjanjikan sabdanya yang sangat ringkas,

لا تغضب ولك الجنة

“Jangan marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749)

Agar kita tidak terjerumus ke dalam dosa yang lebih besar, ada beberapa cara mengendalikan emosi yang diajarkan dalam Al-Quran dan Sunah. Semoga bisa menjadi obat mujarab bagi kita ketika sedang marah.

◾Pertama, Segera Memohon Perlindungan Kepada Alloh ﷻ Dari Godaan Setan, Dengan Membaca TA’AWUDZ:

أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ

A-‘UDZU BILLAHI MINAS SYAITHANIR RAJIIM

Karena sumber marah adalah setan, sehingga godaannya bisa diredam dengan memohon perlindungan kepada Alloh ﷻ.

Dari sahabat Sulaiman bin Surd radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

Suatu hari saya duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ

"Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahabat pernah lihat orang marah yang mestinya memaki orang yang dimarahi tapi malah memaki diri sendiri?

Ya itu karena pada saat marah syaitan duduk di ujung hidung kita sehingga menutup pandangan kedua mata kita sehingga ucapan kita kebalik balik untuk itu lakukan taawud saat kita marah.

◾Kedua, Diam

Jagalah lisan ketika kita marah, bawaan orang marah adalah berbicara tanpa aturan. Sehingga bisa jadi dia bicara sesuatu yang mengundang murka Alloh ﷻ. Karena itulah, diam merupakan cara yang mujarab untuk menghindari timbulnya dosa yang lebih besar.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

“Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).

Ucapan kekafiran, celaan berlebihan, mengumpat takdir, dan seterusnya, bisa saja dicatat oleh Alloh ﷻ sebagai tabungan dosa bagi kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ المَشْرِقِ

"Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Di saat kesadaran kita berkurang, di saat nurani kita tertutup nafsu, jaga lisan baik-baik, jangan sampai menjerumuskan kita ke dasar neraka.

◾Ketiga, Mengambil Posisi Lebih Rendah

Kecenderungan orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi dan lebih tinggi. Semakin dituruti, dia semakin ingin lebih tinggi. Dengan posisi lebih tinggi, dia bisa melampiaskan amarahnya sepuasnya.
Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan saran sebaliknya. Agar marah ini diredam dengan mengambil posisi yang lebih rendah dan lebih rendah. 

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan,

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ

"Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

✓ Mengapa Duduk Dan Tidur?

Al-Khithabi menjelaskan,

القائم متهيئ للحركة والبطش، والقاعد دونه في هذا المعنى، والمضطجع ممنوع منهما، فيشبه أن يكون النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنما أمره بالقعود لئلا تبدر منه في حال قيامه وقعوده بادرة يندم عليها فيما بعدُ

"Orang yang berdiri, mudah untuk bergerak dan memukul, orang yang duduk, lebih sulit untuk bergerak dan memukul, sementara orang yang tidur, tidak mungkin akan memukul. Seperti ini apa yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perintah beliau untuk duduk, agar orang yang sedang dalam posisi berdiri atau duduk tidak segera melakukan tindakan pelampiasan marahnya, yang bisa jadi menyebabkan dia menyesali perbuatannya setelah itu." (Ma’alim As-Sunan, 4/108)

◾Keempat, Ingatlah Hadis Ini Ketika Marah

Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ

“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Alloh ﷻ panggil dihadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Alloh ﷻ menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)

◾Kelima, Berpikir Ulang

Saat kita marah cobalah berpikir beberapa detik saja apa resiko yang kita dapatkan dengan marah diantaranya: apa perlu kita marah, untuk apa marah dan apa akibat marah kita tersebut  jangan sampai menyesal kemudian.

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Setyaningsih ~ Solo
Assalamu'alaykum Ustadzah.

Kriteria marah karena Alloh ﷻ itu apa saja Ustadzah?

Mohon pencerahannya, Syukron.

🔷Jawab:
Wa‘alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh sahabat.

Marah karena Alloh ﷻ itu jika marahnya bukan karena dendam, jika agama atau Rasulullah ﷺ dihina, orang tua kita direndahkan dan sejenisnya.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣2️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum...

Bund, bagaimana dengan kebanyakan ibu-ibu sering meluap emosinya ketika sedang kecapekan dengan aktifitas rumah tangga kemudian berimbas kepada anak-anak yang kena marah saat mengajari pelajaran dan tugas-tugas sekolahnya. Apalagi ketika anak tidak bisa mengerjakan dan lambat dalam mencerna. Bagaimana menyikapinya bund?

🔷Jawab:
Wa‘alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Iya. Jika seorang ibu kelelahan, istirahatlah sejenak, ucapkan syukur atas nikmat Alloh ﷻ, pisahkan emosi, jangan campur aduk, biasakan dan berlatihlah karena dalam hal apapun kita harus profesional.
Jika marah pada anak karena hal tersebut, menyingkirlah sejenak.
Jangan menimbulkan trauma pada anak, seperti gelas retak yang tidak mungkin bisa utuh kembali, pada akhirnya, kita juga yang rugi kelak.

🌸 Iya bund.
Bagaimana bund jika sudah terlanjur anak sering kena marah orang tuanya, apakah ada cara buat menghilangkan traumanya?

🔷 Mulai dengan sesuatu untuk menghiburnya. Dengan makan-makan atau main di taman dan sebagainya. 

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣3️⃣ Tia ~ Bandung
Assalamualaikum bund.

Bunda kalau kita susah sekali menahan marah padahal sudah coba sebisanya bagaimana?

🔷Jawab:
Wa‘alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh sahabat.

Sudah di coba 5 cara tersebut kah!

Baca ta'awuf dan minimal no 5.

Berhenti sejenak adalah cara efektif untuk meredakan emosi terutama ketika berpikir tentang poin ke 5.

🌸Kalau sudah dicoba semua cara diatas bunda? Cara apalagi yang harus dilakukan?

🔷Mandi dan berendam, setidaknya rendam kakimu di bak, sambil renungkan kembali kenapa harus marah.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣4⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum...

1. Bund, apa yang harus kita lakukan ketika pasangan emosi dan marah ke kita tanpa kita ada salahnya? 

2. Dan bagaimana tipsnya bund biar tetap romantis dan sayang kepada pasangan walau pasangan temperamen orangnya?

🔷Jawab:
Wa‘alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

1. Dengarkan, berikan minuman dingin (air putih ya) tetap tersenyum dan ajak duduk, jangan lupa minta maaf, jika memungkinkan minta petunjuk bagaimana benarnya.

Kadang kala mereka sebenarnya mencari tempat curhat dan melampiaskan, jadi bersabarlah, jangan saingan untuk marah, hanya karena kita merasa tidak bersalah.

2. Sering puji dan ajak bercanda.
Jangan malu untuk memuji suami walaupun sekedar basa basi. Jangan malu untuk menggoda suami, walaupun hanya mengatakan "senyum ini yang membuatku jatuh cinta."

Atau tiba-tiba bilang, ternyata suamiku ini tampan atau manis ya, pantas aku jatuh cinta. Dan sejenisnya.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Kawan... 
Marah itu wajar, namun sebelum marah, pikirkan dulu akibatnya.
Berhentilah sejenak untuk berpikir sebelum marah, karena jika gelas retak, bagaimana pun caranya, tidak mungkin utuh lagi, akan ada serpihan yang hilang dan tidak mungkin di tempel lagi.

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar