Minggu, 29 Desember 2019

SAKARATUL MAUT



OLeH: Ibu Irnawati Syamsuir koto

           💎M a T e R i💎

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh Sholehah Bidadari Perindu Surga.

Saudariku...
Apa masih ingat detik-detik ketika kakek, atau nenek, atau mungkin ayah, ibunda, atau mungkin juga istri atau suami tercinta meregang nyawanya? Pernahkah kita bertanya dan berpikir apakah yang mereka rasakan ketika ruh mereka meninggalkan raganya?
Kematian akan menghadang setiap manusia. Proses tercabutnya nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik menegangkan lagi menyakitkan. Peristiwa ini dikenal sebagai sakaratul maut.

Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya.”

Di antara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi perpisahan jasad dengan ruhnya, firman Alloh ﷻ:

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.” [QS. Qaaf: 19]

Maksud sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah hakikat keimanan sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian.

Juga ayat:

“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau.” [QS. Al Qiyamah: 26-30]

Syaikh Sa’di menjelaskan: “Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan keadan orang yang akan tercabut nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan), maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia) mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan. Karena itu Allah berfiman: “Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang akan menyembuhkan?” artinya siapa yang akan meruqyahnya dari kata ruqyah. Pasalnya, mereka telah kehilangan segala terapi umum yang mereka pikirkan, sehingga mereka bergantung sekali pada terapi ilahi. Namun qadha dan qadar jika datang dan tiba, maka tidak dapat ditolak. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), maksudnya kesengsaraan jadi satu dan berkumpul. Urusan menjadi berbahaya, penderitaan semakin sulit, nyawa diharapkan keluar dari badan yang telah ia huni dan masih bersamanya. Maka dihalau menuju Allah Ta’ala untuk dibalasi amalannya, dan mengakui perbuatannya. Peringatan yang Allah sebutkan ini akan dapat mendorong hati-hati untuk bergegas menuju keselamatannya, dan menahannya dari perkara yang menjadi kebinasaannya. Tetapi, orang yang menantang, orang yang tidak mendapat manfaat dari ayat-ayat, senantiasa berbuat sesat dan kekufuran dan penentangan.”

Sedangkan beberapa hadits Nabi yang menguatkan fenomena sakaratul maut:
Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma, ia bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)

“Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut”. Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: “Menuju Rafiqil A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas.”

Dari Anas Radhiyallahu anhu, berkata:

“Tatkala kondisi Nabi makin memburuk, Fathimah berkata: “Alangkah berat penderitaanmu ayahku”. Beliau menjawab: “Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini…[al hadits]”
Dalam riwayat Tirmidzi dengan, ‘Aisyah menceritakan:

“Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah.”

Dan penderitaan yang terjadi selama pencabutan nyawa akan dialami setiap makhluk.

Dalil penguatnya, keumuman firman Alloh ﷻ: “Setiap jiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali ‘Imran: 185).

Dan sabda Nabi: “Sesungguhnya kematian ada kepedihannya.” Namun tingkat kepedihan setiap orang berbeda-beda.
Sakaratul maut digambarkan sangat menyakitkan dan sangat mengerikan. Namun ternyata orang yang beriman dan orang yang tak beriman akan mengalami proses sakaratul maut yang berbeda. Bagi orang yang beriman, ruhnya akan lepas dengan mudah. Pasalnya, malaikat maut akan mengambilnya dengan cara yang baik dan menggembirakan.
Orang yang beriman, ruhnya akan lepas dengan mudah dan ringan. Malaikat yang mendatangi orang yang beriman untuk mengambil nyawanya dengan kesan yang baik lagi menggembirakan.

Dalilnya, hadits Al Bara` bin ‘Azib Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang proses kematian seorang mukmin:

“Seorang hamba mukmin, jika telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah yang putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari surga, serta hanuth (wewangian) dari surga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: “Wahai jiwa yang baik –dalam riwayat- jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Alloh ﷻ dan keridhaannya.” Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi..” [al hadits].

Malaikat memberi kabar gembira kepada insan mukmin dengan ampunan dengan ridha Alloh ﷻ untuknya. Secara tegas dalam kitab-Nya, Alloh ﷻ menyatakan bahwa para malaikat menghampiri orang-orang yang beriman, dengan mengatakan janganlah takut dan sedih serta membawa berita gembira tentang surga. Alloh ﷻ berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: “Rabb kami adalah Allah kemudian mereka beristiqomah, maka para malaikat turun kepada mereka (sembari berkata): ”Janganlah kamu bersedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Alloh ﷻ kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Fushshilat: 30]

Ibnu Katsir mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang yang ikhlas dalam amalannya untuk Alloh ﷻ semata dan mengamalkan ketaatan-Nya berdasarkan syariat Allah niscaya para malaikat akan menghampiri mereka tatkala kematian menyongsong mereka dengan berkata: “Janganlah kalian takut atas amalan yang kalian persembahkan untuk akhirat dan jangan bersedih atas perkara dunia yang akan kalian tinggalkan, baik itu anak, istri, harta atau agama sebab kami akan mewakili kalian dalam perkara itu. Mereka (para malaikat) memberi kabar gembira berupa sirnanya kejelekan dan turunnya kebaikan.”

Kemudian Ibnu Katsir menukil perkataan Zaid bin Aslam: “Kabar gembira akan terjadi pada saat kematian, di alam kubur, dan pada hari Kebangkitan.” Dan mengomentarinya dengan: “Tafsiran ini menghimpun seluruh tafsiran, sebuah tafsiran yang bagus sekali dan memang demikian kenyataannya.”

🌸🌷🌸
Sholehah...
Kondisi umum proses pencabutan nyawa seorang mukmin mudah lagi ringan. Namun kadang-kadang derita sakarul maut juga mendera sebagian orang sholeh. Tujuannya untuk menghapus dosa-dosa dan juga mengangkat kedudukannya.

Sebagaimana yang dialami Rasulullah. Beliau Shallallallahu ‘alaihi wa sallam merasakan pedihnya sakaratul maut
Ibnu Hajar mengatakan: “Kesengsaran (dalam) sakaratul maut bukan petunjuk atas kehinaan martabat (seseorang). Dalam konteks orang yang beriman bisa untuk menambah kebaikannya atau menghapus kesalahan-kesalahannya.”

Menurut Al Qurthubi dahsyatnya kematian dan sakaratul maut yang menimpa para Nabi, maka mengandung manfaat:

√ Pertama : Supaya orang-orang mengetahui kadar sakitnya kematian dan ia (sakaratul maut) tidak kasat mata. Kadang ada seseorang melihat orang lain yang akan meninggal. Tidak ada gerakan atau keguncangan. Terlihat ruh keluar dengan mudah.

Sehingga ia berfikir, perkara ini (sakaratul maut) ringan. Ia tidak mengetahui apa yang terjadi pada mayat (sebenarnya). Tatkala para nabi, mengabarkan tentang dahsyatnya penderitaan dalam kematian, kendati mereka mulia di sisi Allah, dan kemudahannya untuk sebagian mereka, maka orang akan yakin dengan kepedihan kematian yang akan ia rasakan dan dihadapi mayit secara mutlak, berdasarkan kabar dari para nabi yang jujur kecuali orang yang mati syahid.

√ Kedua : Mungkin akan terbetik di benak sebagian orang, mereka adalah para kekasih Alloh ﷻ dan para nabi dan rasul-Nya, mengapa mengalami kesengsaraan yang berat ini? Padahal Alloh ﷻ mampu meringankannya bagi mereka? Jawabnya, bahwa orang yang paling berat ujiannya di dunia adalah para Nabi kemudian orang yang menyerupai mereka dan orang yang semakin mirip dengan mereka seperti dikatakan Nabi kita.

Hadits ini dikeluarkan Bukhari dan lainnya. Alloh ﷻ ingin menguji mereka untuk melengkapi keutamaan dan peningkatan derajat mereka di sisi-Nya. Ini bukan sebuah aib bagi mereka juga bukan bentuk siksaan. Alloh ﷻ menginginkan menutup hidup mereka dengan penderitaan ini meski mampu meringankan dan mengurangi (kadar penderitaan) mereka dengan tujuan mengangkat kedudukan mereka dan memperbesar pahala-pahala mereka sebelum meninggal. Tapi bukan berarti Alloh ﷻ mempersulit proses kematian mereka melebihi kepedihan orang-orang yang bermaksiat. Sebab (kepedihan) ini adalah hukuman bagi mereka dan sanksi untuk kejahatan mereka. Maka tidak bisa disamakan."

🌸🌷🌸
Saudariku, 

Kalo tadi kita sudah bahas bagaimana kasih sayang Alloh ﷻ kepada Umat Islam, sekarang kita lihat bagaimana Alloh ﷻ memperlakukan orang kafir, maka ruhnya akan keluar dengan susah payah, ia tersiksa dengannya. Nabi menceritakan kondisi sakaratul maut orang kafir atau orang yang jahat dengan sabdanya:

“Sesungguhnya hamba yang kafir -dalam riwayat lain- yang jahat jika akan telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata: “Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.” Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah.

Secara ekspilisit, Al Quran telah menjelaskan bahwa para malaikat akan memberi kabar buruk kepada orang kafir dengan siksa. Alloh ﷻ berfirman:

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat mumukul dengan tangannya, (Sambil berkata): “Keluarkan nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya.” [QS. Al An’am: 93]

Maksudnya, para malaikat membentangkan tangan-tangannya untuk memukuli dan menyiksa sampai nyawa mereka keluar dari badan. Karena itu, para malaikat mengatakan: “Keluarkan nyawamu.” Pasalnya, orang kafir yang sudah datang ajalnya, malaikat akan memberi kabar buruk kepadanya yang berbentuk azab, siksa, belenggu, dan rantai, neraka jahim, air mendidih dan kemurkaan Ar Rahman (Allah). Maka nyawanya bercerai-berai dalam jasadnya, tidak mau taat dan enggan untuk keluar.

Saat detik-detik kematian datang, orang kafir mintai dikembalikan agar bisa masuk Islam. Sedangkan orang yang jahat mohon dikembalikan ke dunia untuk bertaubat, dan beramal sholeh. Namun sudah tentu, permintaan mereka tidak akan terkabulkan. Alloh ﷻ berfirman:

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Rabbi kembalikan aku ke dunia. Agar aku berbuat amal sholeh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” [QS. Al Mukminun: 99-100]

Setiap orang yang teledor di dunia ini, baik dengan kekufuran maupun perbuatan maksiat lainnya akan dilanda gulungan penyesalan, dan akan meminta dikembalikan ke dunia meski sejenak saja, untuk menjadi orang yang insan muslim yang sholeh.

Namun kesempatan untuk itu sudah hilang, tidak mungkin disusul lagi. Jadi, persiapan harus dilakukan sejak dini dengan tetap memohon agar kita semua diwafatkan dalam keadaan memegang agama Alloh ﷻ.

Wallahu a’lamu bishshawab.

Demikian kajian kita malam ini, majlis saya kembalikan ke Kiki yang memandu majlis kita.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Kiki ~ Pekanbaru
Uni, katanya wafat dengan HUSNUL KHOTIMAH itu bisa dipersiapkan, apa yang harus kita persiapkan uni agar Alloh ﷻ berkenan mewafatkan kita dalam keadaan HUSNUL KHOTIMAH?

🌸Jawab:
Mati dalam keadaan baik atau HUSNUL KHOTIMAH merupakan keinginan semua umat Muslim di manapun mereka berada. Namun begitu, kematian yang Husnul Khotimah tentu tidak bisa diraih begitu saja tanpa adanya amal sholih yang dilakukan sebelumnya.

kita wajib mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan memperbaiki ibadah dan akhlak kita dengan amal sholih agar kelak bisa meraih kematian yang Husnul Khotimah.
Lalu bagaimana cara meraih Husnul Khotimah?

√ Memperbanyak Istighfar dan Taubat Nasuha.

Manusia tidak lepas dari kesalahan, besar maupun kecil, disadari maupun tanpa disengaja. Apalagi jika hawa nafsu mendominasi jiwanya. Maka hendaklah ia Taubat Nasuha (taubat yang semurni-murninya).

Dengan segera bertaubat secara ikhlas yaitu taubat dari segala perbuatan maksiat dan kemungkaran, kemudian menanamkan tekad untuk mengisi waktu dengan banyak memohon ampunan dan melakukan ketaatan. Semoga Alloh ﷻ mengampuni segala dosa kita.

√ Mendirikan dan Memelihara Sholat

Sholat merupakan amalan yang akan ditanyakan pertama kali pada hari akhir nanti. Sholat adalah kewajiban bagi seluruh umat Muslim, sholat menjadi media bagi seorang hamba untuk berkomunikasi secara langsung kepada Robb-nya.

Dengan menjalankan sholat tepat waktu dan memelihara sholat dengan baik maka seorang Muslim akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar sehingga terhindar pula dari perbuatan dosa yang dimurkai Alloh ﷻ.

√ Senantiasa Mengerjakan Amal Sholih Secara Ikhlas Semata-mata Karena Alloh ﷻ.

Kita tidak akan pernah tahu kapan ajal akan menjemput. Namun dengan konsisten mengerjakan amal sholih secara ikhlas semata-mata karena Alloh ﷻ, InsyaAllah kita akan siap manakala waktu kita kembali kepada Sang Pencipta telah tiba. Dan insyaAllah bisa meraih Husnul khotimah.

Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk meraih Ridha Alloh ﷻ.

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Neng Ella ~ Palu
Mam's, setiap orang yang meninggal khan akan meninggal sesuai dengan kebiasaannya.

Nah...
Pas kejadian Tsunami Palu setahun yang lalu, ada cerita kalau Akhwat yang sudah jilbab besar dan gamis. Kasihan pas Tsunami dia tergulung ombak akhirnya meninggal dalam keadaan telanjang. Wallahu alam.

Apakah dia meninggal Husnul khatimah atau tidak.
Apa kasihan meninggalnya tanpa busana.
Terus do'a agar kita bisa meninggal dalam keadaan baik dan In Syaa Allah bisa Husnul khatimah.

🌸Jawab:
Apakah dia Husnul Khatimah itu Wallahu a'lam. Kita serahkan saja kepada Alloh ﷻ.

Do’a dari hadits Nabi yang bisa kita amalkan agar mendapat akhir hidup HUSNUL KHATIMAH adalah:

 اللهُمَّ تَوفَنَا مُسلِمينَ وأَحيِنَا مُسلِمينَ وأَلحِقنَا بِالصَالِحينَ غَير خَزايا وَلَا مَفتُونِين

 ALLAHUMMA TAWAFFANAA MUSLIMIINA, WA AHYAINAA MUSLIMIINA, WA ALHIQAA BISH-SHAALIHIINA, GHAIRU KHAZAAYAA WA LAA MAFTUUNIIN

"Ya Allah, matikanlah kami dalam keadaan berserah diri dan hidupkanlah kami dalam keadaan berserah diri. Kumpulkanlah kami bersama orang-orang yang shalih tanpa ada kehinaan dan bukan dalam keadaan mendapat cobaan." [Hadist shahih, diriwayatkan oleh Ahmad no hadist : 15573]

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Whita ~ Bekasi
Assalamu'alaikum ustadzah....

Meskipun bayi yang meninggal dunia saat sakaratul maut juga merasakan sakitnya ya?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Wallahu a'lam

Kalau melihat dari dalil-dalil yang ada, semua mahkluk yang mempunyai ruh akan merasakan sakitnya sakaratul maut.

Wallahu a'lam

0⃣4⃣ Bunda Fatimah ~ Bandung
Ustadzah mungkin diluar tema. Apabila dulu kita pernah menyakiti orang, terus dulu sudah minta maaf berkali-kali tapi orang tersebut bilang: "Sampai mati dia tidak maafkan."  Bagaimana ustadzah, apakah saya masih berdosa terhadapnya?

Afwan saya yang fakir ilmu.

🌸Jawab:
Ini sebuah pelajaran bagi kita ya sholehah, berfikirlah berulang kali untuk menyakiti hati orang lain, karena sakit hati itu tidak ada obatnya, sekalipun maaf, rasa sakit itu akan terus tersimpan dimemory. 

Kewajiban kita kepada manusia adalah meminta maaf, jika sudah meminta maaf dan minta diikhlaskan, maka selanjutnya memohon ampunlah kepada Alloh ﷻ, dan berdoalah agar Alloh ﷻ menerima taubat kita. 

Disaat kewajiban sudah kita laksanakan, dimaafkan atau tidak, kita pulangkan saja kepada Alloh ﷻ, karena hanya Alloh ﷻ yang bisa membolak balikkan hati manusia.

Dan satu hal yang penting bahwa menampakkan kesungguhan kita kepada dia, bahwa kita memang telah menyadari kesalahan yang telah diperbuat.

Wallahu a'lam

🔹Saya menghindari komunikasi dengan dia karena kalau saya hubungi, dia marah-marah terus sama saya kadang malah kita-kitanya menyakiti saya, apakah tindakan saya sdah tepat dzah?

🌸Kalau dengan komunikasi mudharatnya lebih besar, maka menjaga jarak akan lebih baik. Untuk rasa sakit, sadarilah bahwa apa yang pernah dilakukan terhadap orang tersebut lebih menyakitkan dari apa yang ibu terima saat ini. Berendah hatilah untuk menerima rasa sakit tersebut.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

KEMATIAN adalah kepastian paling pasti dari kehidupan seorang manusia dan makhluk hidup lainnya. Hanya waktu, tempat, dan proses kematian itu yang menjadi rahasia. Hanya Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui. Dialah yang mengatur seluruhya dengan sebaik-baik pengaturan.

Meski mati merupakan kepastian, banyak manusia yang abai dan lalai. Sebagian kaum Muslimin pun dihinggapi penyakit jahat ini. Mereka bangga dan betah dengan dunia, padahal hanya sementara.

Kemudian lalai dan acuh terhadap kematian dan akhirat, padahal keduanya merupakan kepastian.

Akhir dari hidup kita, bisa kita rancang. Persiapkanlah kematian dengan akhir yang baik atau HUSNUL KHATIMAH.

Demikianlah dari saya malam ini, mohon maaf lahir dan batin. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar