Minggu, 29 Desember 2019

ADAB PERGAULAN MUSLIMAH



OLeH: Ibu Irnawati Syamsuri Koto

           💎M a T e R i💎

Sabahat Muslimah…

Melihat kemajuan di zaman sekarang, begitu banyak dampak yang menjadi kehancuran bagi umat Islam. Seiring berjalan waktu kemodernan, mengupas tuntas akhlak manusia yang menjadi suatu keburukan. Namun tak bisa dipungkiri, akibat kemajuan peradaban membuat umat Muslim kehilangan akan akhlak dan etika keseharian mereka.

Sebagai seorang Muslim, semestinya kita mengacu kepada perintah Alloh ﷻ untuk mentaati-Nya, bergaul di masyarakat luas dengan akhlak dan etika yang baik. Jangan sampai etika pergaulan kita sebagai seorang Muslim dikalahkan dengan pergaulan bebas yang dilakukan orang-orang luar yang terjangkit virus modernisasi.

Begitu banyak dalil-dalil yang mengatur etika seorang Muslim, yang menjelaskan akan etika pergaulan terhadap masyarakat luas, pergaulan terhadap orang tua, terhadap orang yang lebih muda, bahkan terhadap lawan jenis.

Sebagai seorang muslimah yang cantik hatinya, tentu ia akan menjaga kehormatannya dengan bergaul sesuai syari’at yang telah Alloh ﷻ perintahkan. Seperti fitrahnya seorang muslimah yang diciptakan dari tulang rusuk, yang dekat dengan dada untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai. Bagi seorang ikhwan yang taat akan Rabb-Nya, pasti ia akan melindungi muslimah itu bukan merusak kehormatannya.

Berbeda dengan pergaulan di zaman modern ini, baik muda maupun tua semua terjangkit dengan virus kebebasan. Akibatnya mereka tidak bisa mengontrol nafsu mereka dengan ketidakpuasan tersendiri atas tindakan yang telah dilakukan, dan akhirnya mereka lebih memilih untuk mencari kenikmatan yang lain.

Pergaulan bebas tidak mengenal batasan antara laki-laki dan perempuan, yang mereka ketahui hanyalah kenikmatan semata. Sehingga tidak jarang di kalangan masyarakat begitu banyak problematika yang terjadi, karena pergaulan yang tidak sesuai perintah Alloh ﷻ.

Bukan hanya di kalangan masyarakat awam saja, tetapi para artis juga terlibat dalam kasus-kasus prostitusi akibat dari pergaulan bebas yang tanpa batas. Begitu ironis ketika melihat kaum hawa yang rela menjual kehormatannya demi kenikmatan di dunia. Tidak mudah memang untuk menyetarakan semua karakter setiap muslimah, apalagi muslimah yang hidup di pergaulan luar selalu mendapatkan tanggapan-tanggapan yang beranekaragam.

Dan saat ini, semua tanggapan-tanggapan tersebut cenderung ke arah yang negatif, baik dari pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sangat menghebohkan di media informasi saat ini adalah dampak pergaulan bebas yang sangat mengkhawatirkan.

Kecanggihan media informasi dan komunikasi saat ini semakin menimbulkan maraknya kemaksiatan yang bersifat tontonan seperti film, foto-foto di internet yang tidak bisa dibendung lagi. Sampai sumber kemaksiatan tersebut berada di setiap tempat, yang selalu mengumbar informasi yang tidak baik. Masalah ini sangat membutuhkan perhatian yang sangat serius, agar terhindar dari pergaulan yang tidak sewajarnya.

Dalam adabnya, seorang muslimah harus memahami point-point utama dalam bergaul menurut syari’at Islam:

◼Pertama, Paham Batas-Batas Berkomunikasi

Seorang muslimah saat berkomunikasi dengan seorang ikhwan harus mengetahui batasan-batasan mana saja yang diperbolehkan yang sesuai syari’at, sehingga ia memiliki etika dalam berbicara dengan lawan jenisnya.

Seorang muslimah hanya bisa menceritakan hal yang umum saja seputar kehidupan yang menyangkut pendidikan, mu’amalah, dan kesehatan. Hal ini sering dikenal sebagai hayatul ‘aam, di mana ia hanya diperbolehkan bercerita yang membahas tiga perkara tersebut.

Dan ketika berinteraksi dengan lawan jenis, seorang muslimah harus bertindak dan berbicara seperlunya saja, tegas dan jelas.

Bagi ikhwan tidak boleh mengetahui hal-hal pribadi muslimah tersebut kecuali ia telah dikhitbah dan melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Hayatul khas, hal ini mengenai seputar kepribadian yang hanya boleh diketahui oleh keluarga “mahram” dan sesama kaum muslimah lainnya. Misalnya: keadaan dirinya dan keluarganya, target hidup, target dakwah, dan lain-lain.

Seperti sabda Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya perkara halal itu jelas, dan perkara haram itu jelas; serta di antara keduanya terdapat perkara mutasyabihat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjauhi syubhat, sungguh ia telah terbebas dari dosa, dalam agama dan kehormatannya. sebaliknya, siapa yang terjerumus pada perkara syubhat berarti ia telah terjerumus dalam perkara haram.” (HR. Imam Bukhari, Muslim dan ashabun Sunan).

◼Kedua, Menahan Pandangan

Artinya, tidak diperbolehkan melihat aurat, tidak diperbolehkan memandang dengan syahwat, tidak berlama-lama memandang tanpa ada keperluan, serta tidak bersentuhan kulit dengan lawan jenis. Dalam sebuah hadits menjelaskan “Tidak pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Alloh ﷻ berfirman dalam kitab-Nya:

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur: 30)

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur: 31)

◼Ketiga, Wajib Menutup Aurat

Aurat merupakan anggota tubuh yang tidak boleh diperlihatkan ke orang lain, yang bukan mahramnya terutama kepada lawan jenis. Seorang muslimah harus menutupi anggota tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan. Selain itu, pakaian yang dikenakan tidak ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuh, serta tidak transparan.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59)

Dari Abu Sa’id Radiallahuanhu, bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda: “Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat sesama laki-laki, begitu pula seorang perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Seorang laki-laki tidak boleh bersentuhan kulit dalam satu selimut, begitu pula seorang perempuan tidak boleh bersentuhan kulit dalam satu selimut.” (HR. Muslim)

◼Keempat, Tidak Melakukan Ikhtilat

Yakni berbaur antara pria dengan wanita. “Rasulullah ﷺ pernah keluar dari mesjid, pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita dijalan, maka beliau berkata “Mundurlah kalian (kaum wanita) bukan untuk kalian bagi tengah jalan, bagian kalian adalah pinggir jalan.” Maksudnya adalah wanita tidak boleh berjalan bersamaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.

◼Kelima, Tidak Berkhalwat

Dari Ibnu Abbas Ra, bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian bersunyi-sunyi dengan perempuan lainnya kecuali disertai muhrimnya.” (HR. Bukhari Muslim)

◼Keenam, Terapkan Dalam Diri Bahwa Rahmat Alloh ﷻ Lebih Menggoda

Kenikmatan duniawi memang menggoda, tapi percayalah ada hal lain yang lebih menggoda yaitu Rahmat dari Alloh ﷻ. Jika kita dapat terus berada di jalan Alloh ﷻ, maka Dia pun akan memberikan nikmat yang lebih dari sekedar nikmat. Seorang wanita baik akan diberikan pasangan yang baik pula. Seorang hawa pasti ingin mendapatkan adam yang sholeh bukan? Maka pantaskan diri dan berusahalah untuk menjadi Wanita mulia dihadapan Alloh ﷻ, berdoa dan berikhtiarlah agar Alloh ﷻ memberikan apa yang Anda inginkan.

Yang terpenting adalah tetaplah berada dalam zona yang telah ditentukan Allah melalui Al-Qur’an dan Al-hadits. Jika seorang wanita dapat menjaga dan menghormati dirinya sendiri dalam lingkungan pergaulannya, maka Insya Allah tidak akan terjerumus dalam pergaulan yang salah.

🌸🌷🌸
Sholehah yang dicintai Alloh ﷻ...

Seorang mukmin dalam menjalankan kehidupannya tidak hanya menjalin hubungan dengan Alloh ﷻ semata (habluminallah), akan tetapi menjalin hubungan juga dengan manusia (habluminannas). Saling kasih sayang dan saling menghargai haruslah diutamakan, supaya terjalin hubungan yang harmonis. Rasulullah ﷺ  bersabda: “Tidak” dikatakan beriman salah seorang diantaramu, sehingga kamu menyayangi saudaramu, sebagaimana kamu menyayangi dirimu sendiri.” (HR. Bukhari Muslim)

Selain itu, bergaul baik dengan orang tua juga termasuk dalam ajaran Islam, Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan keluhuran budi perkerti dan akhlak mulia. Dalam Al-Qur’an dan hadis, begitu banyak menjelaskan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua.

Alloh ﷻ berfirman:

وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا

Artinya: “Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.” (QS. Maryam: 14). Wallahu’alam…(R02/P4)

#Een Mutmainah

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Erni ~ Yogja 
1. Ustadzah, bagaimana sikap kita terhadap orang islam yang suka menjadikan agama islam sebagai bahan olok-olokan?

2. Bagaimana caranya agar tidak njomplang atau timpang antara akidah dan akhlaq?

Mohon pencerahannya.

💎Jawab:
1. Kita diperintahkan meninggalkan atau berpaling dari mereka yang mengolok-olok Islam dan hukum hukumnya.

2. Disinilah pentingnya ilmu, galilah ilmu-ilmu tentang aqidah dan juga tentang akhlak,  dengan mengilmuinya maka kita kan bisa mengamalkannya dengan baik. 

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Han ~ Gresik
Bu, bagaimana dengan pergaulan di medsos yang kadang merasa bebas (akhwat & ikhwan) dan dak ada masalah karena melalui "Chat" saja tanpa bertemu atau bicara langsung.
Bagaimana seharusnya batasan yang harus di lakukan?

💎 Jawab :
Batasan itu tetap berlaku, berkhalwat itu bukan hanya di dunia nyata,  di dunia Maya bahkan lebih dahsyat khalwatnya.

Jadi tetap aturan larangan berkhalwat itu berlaku. Bahkan lebih harus diperhatikan,  karena disaat chat murni tidak ada yang tahu, hanya dia dan Alloh ﷻ yang tahu dan setan sangat pintar mengelabui kita.

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Yeyen ~ Bandung Barat
1. Bagaimana jika ada seorang perempuan yang menutup sekali dirinya juga tertutup juga penampilannya tapi dia ingin segera mempunyai pasangan tak peduli laki-laki yang sudah mempunyai istri pun dia dekati. Bagaimana yang harus dilakukan oleh seorang istri tersebut?

2. Kan hubungan harus baik juga dengan manusia ya dzah, tapi kalau ada orang tua yang pilih kasih sehingga anak-anaknya menimbulkan perselisihan menjadi tidak baik hubungan mereka itu bagaimana ustadzah?

Mohon penjelasannya.
Syukron

💎Jawab:
1. Tergantung apakah istri penganut poligami atau tidak, kalau setuju dengan poligami maka tanyalah kepada suami apa dia bisa berpoligami. Namun jika tidak, maka bicarakan dengan baik bahwa antum tidak mau ada R2 di rumah tangga. 

2. Kadang anak-anak hanya melihat dengan kaca matanya saja, hingga lebih melihat lebihnya perhatian orang tua kepada saudara yang lain, dan merasa bahwa dia kurang diperhatikan padahal orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. 
Tapi memang ada juga orang tua yang menampakkan keberpihakannya kepada anak yang mempunyai kelebihan. Sebagai seorang anak yang sudah bisa berfikir selayaknya kita bisa mengalah dengan orang tua.

Jauhilah rasa iri kepada saudara lain, karena bagaimanapun kita adalah bersaudara yang tidak bisa dipisahkan oleh urusan dunia yang kecil dibanding dengan urusan akhirat yang sangat besar, menjaga silaturahim antar keluarga akan dihargai Allah dengan Surga,  berbuat baik kepada Orang tua meski orang tua ada kedzaliman terhadap kita akan Allah ganjar dengan surga.  Apa tujuan hidup kita kalo bukan Ridho Allah? 
Rendahkanlah diri di hadapan orang tua, bersabarlah. 

Wallahu a'lam

🌴 Tapi jika saudara tersebut yang menjadi pengganggu hubungan suami istri tersebut bagaimana? Jadi semakin runyam juga hubungan persaudaraan?

💎 Jika itu masih ada hubungan saudara, maka sidang didalam keluargalah yang bisa menyelesaikannya. 
Bicarakan dengan anggota keluarga yang dituakan. Dan adakan pertemuan keluarga.

0⃣4⃣ Eriska Novelita ~ Pangkal Pinang
Assalamualaikum ustadzah,

Bagaimana menyikapi orang yang keseharian berhijab syar'i baik di rumah maupun di luar tetapi beliau menipu banyak orang dan menjadi buron!

💎Jawab:
Wa'alaikumussalam, 

Salahkan oknumnya, jangan salahkan pakaiannya. 

Pakaian bisa dipakai oleh siapapun yang tujuannya murni karena ketaatan kepada Alloh ﷻ, atau karena ada sesuatu tujuan tertentu. Pakaian bisa dipakai oleh orang yang berilmu bisa juga dipakai oleh orang awam.

Karena itu jika ada kesalahan maka jangan judge pakaiannya tapi salahkanlah oknumnya. 

Wallahu a'lam

0⃣5⃣ Ridha ~ Bekasi
Ustadzah, ketika seseorang berada dalam komunitas dimana ada ikhwan dan akhwat, alumni misalnya. Di sana ada pertemuan-pertemuan.
Pertanyaan saya, ketika perkumpulan sudah tidak membicarakan kebaikan bahkan tidak ada (bahas masalah pacaran waktu sekolah) kalau tidak bicara itu tidak seru kata mereka. Bagaimana sikap kita pribadi?
Apakah diharuskan untuk keluar dan menjauh?

💎Jawab:
Jika memang tidak ada lagi manfaat di forum tersebut, maka tinggalkanlah, karena itu hanya kesia-siaan dan Allah melarang kita melakukan kesia-siaan, buang-buang waktu. 

Sebaiknya pulang tinggalkan dengan segera. 

Wallahu a'lam

0⃣6⃣ Maimunah ~ Jakarta
1. Ustadzah, jika istri bekerja, settingan tempat kerjanya, 1 ruangan cuma berdua. Karena tiap lantai ruangannya tidak lebar, jadi tiap lantai dibagi-bagi sesuai bagiannya. Walau seringnya sendiri di ruangan, tapi tetap saja, ada waktu-waktu tertentu ada di ruangan dua-duanya dengan fokus ke kerjaan masing-masing. Bagaimana mengantisipasinya Ustadzah?

2. Jika istri pulang kerja, suami tidak bisa jemput. Ke arah rumah tidak ada angkot, paling memungkinkan naik ojek. Nah, pernah sekali waktu, teman sekantornya menawarkan bareng, karena dia mau ke rumah ibunya, karena cuma beda gang dengan rumah istri tersebut. Istrinya sudah bilang ke suami, di izinin. Ternyata mertuanya tahu, ngedumel dah.

Disampaikan dumelan orang tuanya suami ke istri. Lalu istrinya jawab, apa bedanya naik ojek sama nebeng teman? Dua-duanya bukan muhrim dan tidak ada hubungan apa-apa.

Menurut Ustadzah bagaimana tentang sikap istri tersebut, menyalahi syariat atau tidak Ustadzah?
Mohon penjelasannya.

💎 Jawab:
1. Berdua dengan lawan jenis begitu? Kalau iya,  usahakan saja dibicarakan dengan pimpinan untuk ditempatkan berdua dengan akhwat.

2. Itu jelas salah, antara teman dan ojek tentu sangat berbeda, apalagi dimata keluarga pihak suami. Ojek adalah pekerja profesional sementara teman bisa saja terjadi kedekatan. 

Sebaiknya pilihlah ojek daripada diantar teman.

Wallahu a'lam

0⃣7⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum bunda, 

Kalau dulu kita pernah bergaul dengan teman-teman dulu dekat sekali berteman sama cowok-cowok dan disitu saya baru awal-awal ingin hijrah tapi saya belum bisa jauh-jauh sama teman-teman cowok. Saya masih berbaur kalau seperi itu dosa kita diampuni kah bunda sama Alloh ﷻ?

💎Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Kalau minta ampun dan bertaubat tentu Alloh ﷻ akan ampuni, berusahalah sekuat kemampuan untuk menghindari kedekatan dengan lawan jenis.

Wallahu a'lam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Sholehah Bidadari Perindu Surga...

Pintu gerbang kerusakan tersebut adalah maraknya pergaulan bebas di kalangan muslimah hari ini.

Ironisnya, banyak kalangan menganggap pergaulan masalah yang sepele dan remeh terutama di kalangan wanita.

Bahkan, mereka menuduh islam telah menjajah kemerdekaan kaum wanita dalam pergaulan.

Berbagai gerakan dan organisasi gender dibuat  dengan dalih untuk membebaskan wanita dari tawanan agama yang membelenggunya.

Untuk itu, hendaknya setiap muslimah senantiasa meladzimi adab-adab dalam pergaulan.

Mohon maaf atas kesalahan dalam penyampaian, semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar