Minggu, 29 Desember 2019

AKU TAK MAU GALAU LAGI (Episode 5)



OLeH: Bunda Endria Soediono

           💎M a T e R i💎

Bismillaah,
Alhamdulillah
Allahummaa sholi ‘ala Muhammad wa alaa ‘aaliy Muhammad wa shohbihi ajma’iiin....

Alhamdulillah bersyukur kepada Allah ta’ala yang telah memberikan kita nikmat bisa bersua kembali melanjutkan pembahasan kita terkait Kegalauan Hati...

Mari kita niatkan pertemuan kita di dunia online ini... dalam rangka kita bertaqorub kepada Alloh ﷻ, melakukan perbincangan mengenai hal-hal yang kita harapkan dapat memperbaiki keadaan diri kita sehingga dengan kajian ini Alloh ﷻ turunkan keadaan hati yang sakinah dan tambahan hidayah.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Sebelum saya lanjutkan bahasan kita malam ini ... saya akan angkat kembali secara ringkas apa yang telah kita bahas di episode sebelumnya yakni hal-hal yang dapat menghilangkan kegalauan hati.
Diantara Tips untuk melepaskan diri dari GALAU :
(Mengulang ringkasan bahasan sebelumnya)

🔹PERTAMA:
Kita harus memiliki arah tujuan hidup yang benar.

Yakni tujuan hidup yang sama dengan maksud dan tujuan Alloh ﷻ menciptakan diri kita di dunia ini.
Alloh ﷻ katakan bahwa tidak diciptakan-Nya jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembah-Nya maka seharusnya tujuan hidup kita juga kita arahkan kesana.
Sehingga tujuan hidup kita sesuai dengan tujuan Alloh ﷻ sebagai pencipta diri kita.

Secara spesifik tujuan utama yang harus kita tancapkan pada hati kita adalah menjalani hidup dengan selalu berada diatas niatan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

🔹KEDUA:
Menyadari dengan benar bahwa setiap keimanan seseorang kepada Alloh ﷻ pasti akan diuji-Nya.

Jadi jangan merasa terlalu sedih hingga lupa tujuan dan arah hidup kita jika mendapatkan ujian.
Karena ujian hidup itu sudah merupakan sunnatullah. Ketetapan Alloh ﷻ terhadap setiap manusia. Apalagi manusia yang telah beriman kepada-Nya.
Jadi kita ini hidup di dunia dengan ujian yang ada, tidak sendiri.

Setiap mukmin dihadapkan pada ujiannya masing-masing. Bahkan setiap iman yang lebih kuat maka ujiannya akan lebih berat bobotnya. Tetapi ingat, Alloh ﷻ tidak pernah menguji lebih dari kemampuan hamba-Nya dalam menerima ujian. Dan setiap Alloh ﷻ menurunkan ujian pasti mengiringi dengan hikmah.

Karena itu, salah sekali jika seorang beriman diuji oleh Alloh ﷻ kemudian dia berprasangka yang buruk kepada Alloh ﷻ.
Yang benar adalah dia Bersabar - ini pada tingkatan standar - Dan Ridho - ini pada tingkatan afdholnya.

 ‎والله أعلم بالصواب

🔹KETIGA:
Menjadikan Akhirat sebagai motivasi utama dalam pikiran kita setiap saat.

Jika kita selalu mengingat kehidupan akhirat maka insyaAllah kita akan lebih mudah menahan segala sikap dan prilaku dalam kehidupan ini hingga tidak terjerumus pada kesalahan yang membuat kita jatuh pada kesulitan yang menimbulkan kegalauan.

Perhatikan firman Alloh ﷻ sebagai berikut:

‎وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). ” (QS. Asy Syuraa: 30).

‎ان شاء الٌله
Dengan seseorang sring mengingat kehidupan akhirat apalagi rajin mempelajari kabar syar’i tentang apa saja kehadian yang ada padanya wa bil khusus bagaimana mencekamnya suasana ketika kita berada di dalam kubur dan dahsyatnya yaumil mahsyar serta proses ditanya, dibacakan amal dan ditimbang semua catatan amal kita selama di dunia, dan selanjutnya proses kita menjalani fase menyebrangi shiroth dan lain sebagainya.

Hingga bagaimana keadaan para penghuni neraka. Bagaimana hebatnya Alloh ﷻ dalam memberikan hukuman-Nya di neraka kelak. Semua serba sangat mengerikan. Dan kabar azab yang sangat pedih itu sudah Alloh ﷻ kabarkan di dalam Al Qur’an.

Artinya semua kejadian kehidupan kiamat dari huru haranya hingga proses hisab dan penentuan masuk surga dan neraka adalah suatu kabar yang wajib kita yakini. Dan dengan keyakinan itu kita harus jadikan sebagai motivasi untuk terus berjuang menjadi orang yang baik dan mampu meminimalisir kesalahan dalam kehidupan ini hingga tidak galau sendiri.

🔹KEEMPAT:
Berushaa mencintai ilmu Agama dan memenuhi waktu yang kita miliki dengan mempelajari ilmu agama.

Setiap diri kita pasti punya rutinitas kehidupan apakah di dalam rumah ataupun di luar rumah.
Dalam keseluruhan waktu kita itu maka tetapkan sebagian darinya untuk menuntut ilmu agama.

Memperdalam ilmu agama yang afdhol adalah dengan berguru. Atau mendatangi suatu majelis ilmu secara rutin dan berkesinambungan.
Mendatangi majelis ilmu harus kita jadikan agenda tetap dan yang utama. Jangan jadikan sampingan atau pengisi waktu luang. Ini salah besar.

Karena sumber galau adalah karena kebodohan spiritual yang obatnya adalah dengan berilmu.
Ilmu agama akan membuka hati untuk semakin beriman kepada Alloh ﷻ.
Dengan iman kepada Alloh ﷻ dan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya maka segala problema kehidupan akan terasa lebih ringan.
Galau tak akan berkepanjangan.
Karena kita tahu dari ilmu yang kita pelajari tadi hingga iman kepada Alloh ﷻ semakin kuat dan tumbuh kesadaran bahwa kehidupan dunia ini hanyalah satu sesi kehidupan yang sangat singkat. Sedangkan kehidupan akhirat adalah abadi. Sehingga kita tak akan pernah merelakan lagi waktu kita terbuang sia-sia. Membiarkan hati penuh dengan kegalauan yang berkepanjangan.

Dengan berilmu...
Maka jikapun ada Galau dalam hati maka galaunya akan berubah conteknya.
Tadinya galaunya selalu dari sebab urusan yang rendah yakni yang terkait perkara dunia. Berganti galau datang hanya ketika diri kita telah membuang waktu sia-sia tanpa menghasilkan amal kebajikan. Atau galau tatkala telah melakukan maksiat. Meninggalkan suatu amal sholih. Merasa tak bisa khusyuk dalam sholat. Atau merasa jauh dari berdzikir kepada Alloh ﷻ dan lain sebagainya.
Ini baru galau yang keren....

‎سُبْحَانَ اللَّهِ

🔹KELIMA:
Keluarlah dari presepsi bahwa sumber kebahagiaan itu adalah pada Materi.

Bisa jadi Selama kita meyakini bahwa setiap kebahagiaan itu adalah saat kita menerima atau mendapatkan harta atau materi atau sejumlah uang.
Jika benar demikian, maka dijamin galau akan terus menjadi sahabat kita.

Karena itu, keluarlah dari paradigma tersebut.
Luaskan dan lapangkan jiwa kita dengan memahami bahwa Sumber kebahagiaan itu yang benar adalah ketika diri kita berada pada posisi yang paling dekat dengan Alloh ﷻ hingga ringan saat melakukan amal ibadah dan tentram saat setelah berbuat suatu kebajikan yang mendatangkan ridho-Nya Allah.

Dan untuk itu jiwa kita harus terus kita latih.
Coba saja dengan cara membiasakan diri bersedekah kepada orang lain, bahkan saat kita sendiri sedang tidak berlapang harta. Berikan sebagian uang yang kita pegang kepada orang-orang yang ada disekitar kita yang membutuhkan.

Bersedekah itu yang penting keikhlasan dan niat hanya mengharap ridho-Nya Alloh ﷻ. Sedikit tetapi kita ikhlas maka jauh lebih baik daripada banyak tetapi tidak ihlas.

Banyak orang disekitar kita yang bisa kita berikan sedekah. Baik peminta-minta ataupun orang yang memang layak diberikan sedekah.
Sedekah sangat efektif menghilangkan galau dan gelisah hati. Karena jika kita benar-benar ikhlas dalam memberi maka saat setelah memberi hati kita akan merasa lebih bahagia bahkan daripada yang kita beri.
Dengan membiasakan diri memberi atau bersedekah maka hati kita akan semakin jauh dari kegalauan.

Naahhh...  kebaikan-kebaikan yang bisa kita lakukan inilah yang seharusnya kita jadikan dan yakini sebagai sumber-sumber kebahagiaan kita.

Jangan melulu harta saja yang kita pandang sebagai sumber bahagia.
Tetapi beralihlah pada amal kebaikan kita yang kita jadikan sebagai sumber kebahagiaan. Sekaligus pengusir kegalauan.

Contoh yang juga sangat efektif mengusir kegalauan ketika kita menjadikan diri sebagai seorang pemaaf.
Siapa pun yang pernah menyakiti hati kita ataupun mendzalimi kita baik dalam urusan kecil maupun yang besar maka maafkan mereka dan doakan.
InsyaAllah dengannya hati kita akan terlepas dari tekanan dan keadaan galau yang menyesakkan.

🔹KEENAM:
Belajarlah selalu puas dan bersyukur atas segala apa yang ada pada diri kita.

Seorang yang telah belajar ilmu agama itu pasti hatinya akan menjadi lembut. Dan juga ia pandai bersyukur kepada Alloh ﷻ.
Apa saja yang ada pada dirinya mudah hatinya mensyukurinya. Jauh dari sikap ketidak puasan dan kegalauan.
Benar galau itu karena tidak puas. Jadi kalau hati puas maka galau tidak muncul di hati.

Bagaimana agar hati selalu puas dan mudah dalam mengungkapkan kesyukuran kepada Alloh ﷻ yakni dengan meyakini bahwa setiap takdir atau ketetapan Alloh ﷻ pada setiap orang beriman itu pasti baik baginya.

Apapun keadaan kita, selama jiwa kita beriman kepada Alloh ﷻ dan selalu taat kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya maka kita adalah yang terbaik. Keadaan hidup kita baik. Mati kita insyaAllah dalam keadaan baik. Dan kelak kehidupan akhirat kita juga baik.

Karena itu jangan biarkan hati kita mudah mengeluh. Apa pun bentuknya keluhan itu. Telan saja dan adukan semua keluhan itu hanya kepada Alloh ﷻ.
Lihatlah orang lain yang keadaannya jauh lebih mengenaskan dari diri kita agar kita mudah untuk bersyukur.

Jangan suka melihat orang lain yang dari sisi harta duniawi jauh diatas kita keadaannya. Kecuali hati kita mampu melihatnya dengan kaca mata iman hingga kita bisa menjadikannya sebagai suatu pelajaran dan juga kita mampu mendoakan kebaikan-kebaikan untuk mereka.

Bersyukur atas segala keadaan yang ada pada diri kita akan membuahkan ketenangan jiwa dan kemuliian disisi Alloh ﷻ.

Jiwa yang lapang dan mulia ini tidak mungkin dimiliki jika seorang tidak terbiasa melatih hati untuk bersikap merasa selalu cukup pada pemberian Alloh ﷻ (qona’ah) dan juga meyakini bahwa apa saja yang ada disisi Alloh ﷻ dan segala kebaikan akhirat itu adalah jauh lebih baik daripada apa yang ada di dunia ini.

🔹KETUJUH:
Bersamai Teman dan Saudara yang Sholih.

Saat ini seorang sangat mudah menentukan dengan siapa ia bergaul. Karena sarana pergaulan sangat mudah didapat. Tetapi kemudahan kita bergaul juga dapat menjadi sumber fitnah dan kegalauan hidup yang berkepanjangan.

Karena itu mulai sekarang pandailah menentukan dengan siapa-siapa saja kita bergabung dengan grup-grup WhatsApp misalnya, atau siapa-siapa yang kita follow dari orang-orang yang ada di sosmed kita. Apalagi mereka yang kita ajak bergaul dalam dunia nyata.
Keduanya sama-sama berpotensi menjadi sumber kegalauan JIKA kita tidak pandai memilih.

Adapun siapa diantara mereka atau grup-grup apa saja yang kita ikuti selama mereka mampu menghadirkan semangat kita dalam mendekat kepada Agama dan memunculkan rasa takut kepada Alloh ﷻ maka bersamai mereka.

Akan tetapi jika mereka justru sering menimbulkan rasa galau dan jauh dari semangat ibadah. Bahkan lebih mudah memancing kita berbuat maksiat dan bersantai-santai. Jauh dari memikirkan kehidupan setelah kematian maka tinggalkan. Karena itu sumber kelalaian yang akan semakin membenamkan kita dalam kegalauan.

Ingatlah hidup dunia ini sangat-singkat... Sedangkan akhirat abadi.
Karenanya jangan beratkan dunia dibanding akhirat.
Pilihkan amal perbuatan ataupun teman serta lingkungan dan segala yang terkait dengan kehidupan kita yang baik-baik saja.
Jangan biarkan ada hal yang tidak baik yang menjadi tabiat dalam kehidupan kita.

🔹KEDELAPAN:
Yakini bahwa Alloh ﷻ itu Maha Adil dan Dia Maha Baik.

Alloh ﷻ mengharamkan kita semua sebagai hamba-Nya berbuat dzalim dan bahkan Alloh ﷻ mengharamkan Dirinya sendiri berbuat kedzaliman.

Jadi Alloh ﷻ itu Maha Baik. Ini harus selalu kita jadikan sebagai peredam kegalauan hati kita. Hingga ketika ujian melanda dan galau menyentil hati. Maka ingat.
Bahwa Allah Maha Baik. Semua yang menimpa diri kita bukan kesalahan Alloh ﷻ. Dan Alloh ﷻ selalu menghendaki kebaikan bagi semua hamba-Nya yang beriman.

Kalau seorang galau berarti sumber galau itu pasti berasal dari dirinya sendiri, sebagaimana disebutkan Alloh ﷻ dalam surat Asy Syuuro ayat 30 tadi.

Karena itu ...
Apa yang seharusnya kita segera lakukan? Yakni segera banyak bertaubat kepada Alloh ﷻ dan memohon ampunan-Nya.
Setiap dosa dan kesalahan adalah sumber kegelisahan alias kegalauan.

Adapun Dosa akan terhapus dengan istighfar dan taubat.
Sedangkan bukti afdhol seseorang taubatnya benar adalah ketika taubatnya diikuti dengan amal kebaikan setelahnya.
Inilah yang harus kita selalu lakukan tatkala kita terjerumus dosa dan kesalahan yang menjadi sebab Galau.

Alloh ﷻ itu sungguh Maha Baik lagi Maha Penyayang. Dia juga suka kepada hamba-Nya yang bertaubat kepada-Nya karena salah satu dari sifat-Nya yang Agung adalah Maha Memberi Maaf dan Ampunan.

Jadi hendaknya mulai sekarang kita ringankan lisan kita mengucapkan kalimat-kalimat istighfar dan taubat kepada Alloh ﷻ.
Dalam keadaan apa saja dan dimana saja. Dzikir dan istighfar akan lebih mudah mendatangkan kasih sayang dan kebaikan-kebaikan Alloh ﷻ kepada pelakunya.

Manfaatkan kebaikan Alloh ﷻ dengan sebaik-baiknya. Jangan biarkan syetan menyibukkan kita dalam berbagai penyesalan dan prasangka yang buruk kepada Alloh ﷻ.
Selain sibuk memohon maaf kepada Alloh ﷻ maka sertai hati kita memaafkan orang lain. Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya.
Karena sikap memaafkan itu merupakan jalan pelepas kegalauaun terutama jika galau itu disebabkan oleh sesama kita.

Jika kegalauan itu berasal dari gelisahnya hati karena kurangnya keprluan hidup maka jalan yang termudah adalah berdoa dan bertawakal kepada Alloh ﷻ kemudian ikuti dengan ikhtiar.

🔹KESEMBILAN:
Jadikan Tauhid sebagai jalan mencapai kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.

Galau pasti akan sirna jika hati kita penuhi dengan bertauhid kepada Alloh ﷻ.

√ Caranya:
Segala sesuatu kejadian yang menimpa diri kita. Maka SELALU kaitkan dengan perbuatan Alloh ﷻ.
Yakini bahwa Alloh ﷻ selalu terlibat dalam setiap kejadian.

Maka...
Jika kejadian baik maka segeralah bersyukur kepada-Nya dan jika kejadian buruk maka segera introspeksi diri dan bertaubat memohon ampun kepada-Nya.
Karena setiap gerak lahir dan batin kita selalu berada didalam pengawasan-Nya. Apa pun perilaku kita dinilai oleh-Nya. Dan semua akan Alloh ﷻ perhitungkan kelak di akhirat dengan seadil-adilnya.

Karena itu dengan hati selalu bertauhid. Kita akan lebih mudah murroqobah (merasa diawasi Alloh ﷻ). Hingga kita akan berhati-hati dalam bersikap dan berprilaku. Dengan bertauhid juga membuahkan ketenangan jiwa. Karena kita meyakini akan kebaikan dan keadilan-Nya.

Dengan demikian kedekatan jiwa kita kepada Alloh ﷻ sudah pasti akan membuahkan kebahagiaan yang tiada tara yang secara otomatis juga akan memusnahkan segala duka, galau dan kegelisahan.

MasyaAllah... indahnya rasa kala galau terusir dari jiwa yang bertauhid.

🔹KESEPULUH:
Yakini bahwa janji-janji Alloh ﷻ itu benar dan pasti akan dipenuhi-Nya.

Cintailah Al Qur’an. Dan mulailah berinteraksi dengan Al Qur’an dengan penuh semangat dan kegembiraan.
Pelajari al Qur’an baik cara bacanya yang benar, fahami tafsir ayat-ayat-Nya dengan mengikuti kajian-kajian tafsir dan amalkan apa yang sudah kita fahami dari setiap apa yang diajarkan Al Qur’an.

Dengan mempelajari Al Qur’an seseorang akan mengetahui apa saja kiranya yang telah Alloh ﷻ janjkan di dalam Al Qur’an.
Baik kabar nikmat ayat-ayat-Nya tentang pedihnya siksa neraka.

Dengan mempelajari al Qur’an hati akan menjadi lembut. Peka terhadap setiap kejadian dan memudahkan seseorang jika ia ingin memperbaiki akhlaqnya.
Al Qur’an merupakan pintu hidayah yang paling besar bagi seseorang. Membuka wacana hati pada kehidupan akhirat dan mengenali apa yang dijanjikan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan juga apa yang diancamkan pada orang-orang yang melalaikan perintah-Nya.

Ini semua harus kita perhatikan agar diri kita jauh dari galau yang menahun.

Al Qur’an akan memperjelas beda kehidupan dunia dan akhirat. Hingga kita tidak akan cepat galau kala kehilangan apa saja yang sebatas dunia. Tetapi akan selalu bergembira ketika mendapatkan apa-apa yang dapat menjadi sebab kebaikan akhirat.
Jika perasaan ini sudah menjadi prinsip dalam hati kita maka hilanglah galau dan kawan-kawannya.
Yang ada hidup kita akan merasa selalu tentram dan penuh keberkahan.

Selamat tinggal galau....

Dengan menerapkan apa yang terutuang pada point-point di atas insyaAllah kita akan terelepas dari hidup dalam kegalauan.
Kita akan hidup berada diatas tujuan yang benar. Hati yang lapang. Jiwa yang selalu ridho pada takdir Alloh ﷻ. Dan secara keseluruhan hidup kita hanya mengharapkan ridho Alloh ﷻ semata.
Ini kunci utama seseorang terbebas dari penyakit hati yang kita sebut-sebut dengan istilah GALAU.

 ‎والله أعلم

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Erni ~ Jogja
Assalamualaikum ustadzah,

1. Bagaimana caranya bersikap kepada orang-orang yang lebih seneng melihat saya dalam keadaan galau?

2. Bagaimana caranya semisal ada orang tahu saya dapat KulWap (Kuliah WhatsApp) yanga hebat seperti barusan, dan berusaha untuk dipahami dan diamalkan tiba-tiba diberantaki. Agar saya bisa sefiqro (sepemikiran) dengan mereka?

3. Bagaimana mesti bersikap menghadapi orang-orang yang tidak ridho saya move on dan ingin mengembalikan saya ke masa lalu, disebabkan mereka suka mengambil dalil-dalil Al Quran dan hadist disampaikan cuma sepotong-sepotong atau malah diplintiri sesuka hatinya?
Mohon pencerahannya.

💎Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Bismillaah,
Alhamdulillah,
Semoga bunda Erni, Jogya selalu diberi Alloh ﷻ kekuatan dalam kesabaran dan juga tambahan hidayah hingga akhir hayat.
آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Bunda yang dirahmati Alloh ﷻ...

Kalau saya tangkap dari ketiga point pertanyaan diatas insyaAllah bisa kita rangkai dalam satu point yang insyaAllah mencakup ketiga jawaban yang diperlukan.

Pertama, sebaiknya bunda lebih fokus lagi pada niat hijrah bunda.
Karena ketika hijrah kita benar-benar kita niatkan untuk Alloh ﷻ maka hati kita tidak akan mudah terpancing kegalauan apapun penyebabnya.

Termasuk jika ada orang lain kurang sependapat dengan apa yang menurut bunda baik maka tetaplah pada pendirian bunda.

Selama ukuran baik tersebut memang benar sesuai syariat. Jika sudah sesuai syariat maka jangan ragu lagi.

Setan itu akan melakukan berbagai cara untuk menggembosi upaya seseorang menjadi hamba yang kembali kepada jalan yang Alloh ﷻ ridhoi.

Kadang setan juga menggunakan orang lain untuk mengganggu emosi kita hingga terpancing dan akhirnya tidak lagi fokus pada perjuangan hijrah yang kita sedang jalani tetapi justru teralihnya perhatian kita pada hal-hal yang tidak penting seperti penilaian orang lain.

Jika kita punya teman yang menghambat hijrah kita maka jauhi saja. Ini perkara besar. Mengapa kita harus memberati orang yang justru menjauhkan kita dari Alloh ﷻ.

Cari teman-teman yang bisa menggugah hati kita untuk lebih bersemangat mengajak kita pada kebaikan.

Ingat hidup tidak lama. Buang apa-apa yang tidak bermanfaat dan yang menghambat kebaikan-kebaikan kita.
Kejar apa-apa yang baik bagi kita misal teman-teman yang baik yang selalu mengajak berlomba-lomba dalam kebajikan dan selalu menasihati dalam kesbaran dengan cara yang menunjukkan sikap yang penuh kasih dengan kita.

Ini tentu akan semakin membuat kita bersemangat lagi dan juga membuat hati lebih relaks dan emosi jadi stabil. Ibadahpun ‎ان شاء الٌله akan lebih mudah untuk khusyuk.

 ‎والله أعلم بالصواب

0⃣2⃣ Yeyen ~ Bandung Barat
Bunda bagaimana jika rasa galau dalam menghadapi sesuatu ujian malah menjadikan saya seseorang yang futur, tidak memperdulikan apapun atau siapapun?

Syukron.

💎Jawab:
Bismillaah,

Segala keadaan yang menjauhkan diri kita dari ringan melakukan ibadah maka ini adalah kondisi yang salah. Harus ada yang dibenahi.

Jika ujian datang kemudian kebanyakan orang berlomba-lomba mendekat kepada Alloh ﷻ dan memohon pertolongan-Nya tetapi kita malah enggan mendekat kepada-Nya maka kira-kira kita ini termasuk orang yang layak untuk ditolong apa tidak?

Apakah kita yakin selain Alloh ﷻ ada yang mampu membebaskan dari kita dari ujian? Apakah ada yang lebih berkuasa daripada Alloh ﷻ?

Atau mungkin diri kita sendiri yakin bisa menyelesaikan ujian kita tanpa meminta pertolinagn اللهِ ?
Jangan begitu. Jangan mau kita dijebak syetan.

Ujian itu diturunkan untuk meningkatakan iman kita kepada-Nya dan sekaligus agar kita datang kepada-Nya untuk menghamba dan berdoa memohon pertolongan. Kalau kita enggan berarti kita putus asa atau berprasangak buruk kepada Alloh ﷻ dan tidak yakin akan karunia dan kebaikan-Nya.

Maka hal seperti ini yang menjadi sebab ujian tidak kunjung diangkat Alloh ﷻ dan galau setia menyertai hidup kita.
Na’udzubillahi mindzalik.

Orang beriman itu harus bahagia di dunia dan kela diakhirat kebahagiaan itu akan disempurnakan-Nya.
Kalau kita tidak bahagia di dunia alamat di akhirat juga tidak bahagia.

Orang beriman itu sudut pandang kebahagiaannya bukan karena masalah materi dunia tetapi apa yang bisa mendekatkan dirinya dengan Robb nya itulah kebahagiaannya.

 ‎والله أعلم بالصواب

0⃣3⃣ Safitri ~ Banten
Assalamulaikum, ustadzah.

Boleh tidak kalau kita ngegalauin diri sendiri galau kalau diri ini belum bisa jadi lebih baik belum bisa istiqomah seperti itu, Ustadzah. Kemudian suka galau dan ingat-ingat dosa saya suka baca novel terutama novel romance saya senang sekali baca tapi nanti kalau ingat suka nangis-nangis ini tuh dosa tapi tetap saja saya tidak bisa ninggalin. Kalau seperti ini apa sama aja saya mempermainkan Alloh ﷻ, Ustadzah?

💎Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Galau karena menyesali diri masih kurang baik itu bagus. Asal harus diikuti dengan action yakni bersemangat mengejar amal sholih.
Adapun galau atau sedih karena terpengaruh cerita fiksi dari novel dan lain-lain maka sebagus apapun isinya maka saran saya tinggalkan.

Jangan lagi jadikan kebiasaan atau kegemaran. Meskipun dari membacanya menimbulkan efek melancolis dan sebagainya.
Itu hanya tipu daya setan belaka. Karena itu termasuk perbuatan yang sia-sia bahkan berdosa karena menyia-nyiakan waktu dan mengikuti hawa nafsur melakuakan aktivitas yang mengandung kisah kebohongan.

Mengapa anti kita membaca bacaan yang jauh lebih baik dan mukia yakni al Qur’an?

Jikapun ada timbul rasa bahagia dalam hati anti ketika baca novel atau sejenisnya maka itu sia-sia tidak menghasilkan pahala sementara waktu anti sudah terbuang.

Dan kelak setiap waktu yang berlalu akan ditanya untuk apa kita pergunakan. Rugi sekali jika tidak kita gunakan untuk hal-hal yang mendatangkan pahala.

Ingat setan itu membuat hati kita lalai dengan berbagai cara. Bahkan syetan sangat pandai mengelabuhi kita  seolah-olah kita dibisikkan suatu kebaikan tetapi sejatinya mereka ingin mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang diridhoi Alloh ﷻ karena itu waspadalah.

Bekali diri dengan ilmu agama dan doa selalu memohon kepada Alloh ﷻ hidayah dan perlindungan dari godaan syetan.

 ‎والله أعلم بالصواب

0⃣4⃣ Rahmi ~ Brunei
Assalamu'alaikum ustadzah.

Bagaimana mengatasi galau anak yang sudah beranjak dewasa agar tidak bosan bertholabul ngilmi syariat dan taukhid, mengingat begitu pentingnya untuk masa depannya dan jujur saya sebagai orang tua selalu agak memaksanya.

Syukron ustadzah atas pencerahannya.

💎Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Gunakan senjata yang sangat ampuh, yakni DOA.
Apalagi anti adalah ibundanya. Jangan galau.

Doa-doa kita pasti didengar-Nya. Dan ikuti akhlaq kita dengan akhlaq yang baik dan kesholihan diri yang selalu terjaga.
Sehingga doa kita memang layak untuk dikabulkan-Nya.

Juga jangan lupa lakukan introspeksi diri dari banyak sisi kehidupan kita.
Terutama proses pencatian nafkah yang akan kita bagikan untuk anak-anak kita. Dan juga perhatikan kembali kehalalan setiap makanan yang kita berikan kepada anak-anak kita.

Jika semua itu sudah kita perbaiki maka bertawakallah kepada Alloh ﷻ dan jangan berhenti mendoakan anak-anak kita.
InsyaAllah suatu saat mereka pasti akan istiqomah di jalan agama ini.

Kalau terlihat kejenuhan maka bisa jadi ada sesuatu yang perlu kita siapkan pada diri anak kita.
Karena itu ajak dialog dengan menyentuh hatinya. Jangan dimarahi tetapi ajak diskusi dan temukan apa kendala yang selama ini menjadi sebab.

Semoga Alloh ﷻ berikan hidayah untuk anak bunda. Dan juga seluruh keluarga bunda.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

0⃣5⃣ Rina ~ Bandung
Assalamu'alaikum ustadzah,

Saya sudah lama galau. Bagaimana solusinya menghadapi suami yang hobby sekali memancing, suami lebih mementingkan memancing daripada berkumpul sama keluarga. 
Syukron.

💎Jawab:

‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 

Hhhmm... 
Pastinya semua istri akan galau juga ya kalau suami seperti itu.

Baik...
Coba bunda flash back. Dulu mungkin cara atau proses pertemuan dengan suami tidak melalui prosedur yang syar’i. Atau juga bisa banyak dosa kita kepada kedua orang tua kita yang belum kita mintakan maaf pada mereka atau hal apa yang menjadi sebab kita mengalami segala masalah kehidupan ini. Termasuk memiliki suami yang seperti diceritakan itu.

Maka untuk menghilangkan galau hati, banyaklah beristighfar dan memohon ampun atas dosa-dosa, baik dimasa lalu atau mungkin dosa kehidupan anti saat ini.

Sehingga Alloh ﷻ berikan peringatan seperti itu. Sudah syar’i kah busana muslim yang kita kenakan. Sudah rajinkah kita membaca dzikir pagi dan petang. Dan lain sebagainya.
Itu usaha secara tidak langsung menyentuh suami.

Adapun usaha yang secara langsung terhadap suami maka:

~ Tahan amarah kepadanya. Cukup ingatkan secara halus dan beri keteladanan yang menawan.

~ Doakan suami agar Alloh ﷻ membuka hatinya untuk ringan mengikuti hidayah-Nya.

Doa ini jangan diremehkan bunda,  karena setiap manusia itu hatinya ada pada genggaman jari jemari Allah. Dan Alloh ﷻ Maha Kuasa membolak balikkan hati seseorang manusia.

Dengan doa kita semua Alloh ﷻ hadapkan hati suami kita pada agama-Nya dan diberi-Nya hati yang istiqomah serta cakap dalam memimpin keluarga.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

GALAU itu termasuk penyakit hati yang harus segera diatasi. Muncul galau karena kurang ilmu dan minim sikap tawakal kepada Alloh ﷻ.

Obat galau adalah menuntut ilmu agama dan memahami apa tujuan hidup kita di dunia. Meluruskan kembali setiap niat langkah dan pikiran agar selalu sejalan dengan apa yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta'ala.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar