Minggu, 29 Desember 2019

DI ANTARA REZEKIMU, ADA REZEKI ORANG TUAMU



OLeH: Ustadzah Ummi Yulianti

           💘M a T e R i💘

بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
: الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

*ام
Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ.

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari jaman jahiliah jaman kegelapan menuju ke jaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

💎DIANTARA REZEKIMU, ADA REZEKI ORANG TUAMU

Dalam Islam, ridho Allah Subhanahu Wata’ala berhubungan dengan ridho kepada kedua orang tua. Karena itu hadits mengatakan, Ridho Allah bersama dengan ridho orang tua, kemurkaan Allah karena murkanya orang tua.

عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ ) أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ

Nabi Shallallaahu alaihi wasallam (Saw) bersabda: “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” (Riwayat at-Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim).

Keridhaan orang tua dimulaikan dari buah ketulusan. Berapapun harta yang diberikan anak kepada orang tua, namun tak disertai ketulusan, tentunya tidak mendapat jaminan ridha dari orang tua.

Sebab ridha orang tua bukanlah persoalan berapa nominal harta atau materi lainnya. Perhatian tulus, keinginan untuk menyenangkan, membantu, memuliakannya, selalu mendoakan dan membahagiakan kedua orang tua itulah yang melahirkan keridhoannya.

Sayangnya tak banyak yang menyadari hal tersebut. Bahwa harta, kesenangan, dan kebahagiaan yang direguknya kini hanyalah cipratan berkah dari sujud panjang dan munajat ikhlas dari orang tua kepada anak-anaknya. Anak itu terkadang lupa, menyangka apa yang ia miliki kini adalah hasil jerih payahnya sendiri.

Ippho Santosa menulis dalam buku 7 Keajaiban Rezeki, ketika doa orang tua selaras dengan doa yang dipanjatkan oleh seorang anak, niscaya doa-doa tersebut akan lebih ‘melangit’. Apapun akan terpanjat dengannya hingga menjadi lebih mudah diijabah oleh-Nya kelak.

Ridha Allah ada pada keridhaan Orang Tua, Kebencian Allah ada pada kebencian orang tua.

Kita diperintahkan Allah untuk berbakti pada orang tua:
"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalm keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. " (QS. Lukman : 14)

🌸RIDHA ALLAH TERGANTUNG PADA RIDHA ORANG TUA

Kita sudah terbiasa mendengar kalimat Ridha Allah terletak pada keridhaannya orang tua. Tapi dalam keseharian apakah kita menyenangkan atau berbakti pada orang tua? Tahukah anda bahwa kesalahan yang kita buat pada orang tua bisa memacetkan rezeki?

Pandanglah diri kita, sudahkah kita memperlakukan orang tua seperti raja untuk mendapat keridhaannya? Dengan ridhanya orang tua, kita berharap Allah pun akan ridha dan melimpahkan rezekinya. Ada banyak cerita kesusahan anak manusia yang terekam, ada banyak cerita keburaman anak manusia yang terpotret, ternyata semuanya bermuara dari perasaan sakitnya hati orang tua terhadap anaknya.

🌸CARA MENJADIKAN ORANG TUA SEBAGAI RAJA

Anda lihat bagaimana raja diperlakukan oleh rakyatnya? Raja selalu diutamakan dalam segala hal dan segala kesempatan. Sedapat mungkin raja mendapatkan makanan yang terbaik, pakaian yang terbaik, pelayanan yang memuaskan. Begitu juga seharusnya kita memperlakukan orang tua kita.
Beri makanan terbaik untuk mereka. Jika orang tua ingin makan sesuatu, usahakanlah. Jangan membuat orang tua menunggu apalagi kelaparan. Ingatlah waktu kecil apa pernah orangtua menunda untuk memberi makan kita? Apa pernah orang tua membuat kita kelaparan? Sejak bayi merah pun orang tua segera sigap memenuhi kebutuhan kita saat menangis. Ibu sudah siap sedia dengan ASInya yang mengenyangkan perut kita. Ayah sudah siap membelikan susu jika ASI bunda masih terasa kurang memenuhi rasa lapar kita. Besar sedikit ibu senantiasa menyuapi makanan kita karena kita belum mampu menyuapi diri sendiri.

Pernahkan terpikir bahwa mungkin mereka sendiri belum makan demi mengutamakan kita? Disaat tua dan rentanya apakah kita melakukan hal yang sama pada mereka? Apakah kita mendahulukan makanannya, memberinya makanan terbaik yang dia senangi, menyuapinya di kala tangan tuanya telah bergetar?
Cukupi kebutuhannya.

Pernahkah saat kita kecil meminta dan merengek menginginkan sesuatu orang tua menolaknya? Meskipun kondisi ekonominya pas-pasan orang tua selalu mengusahakan untuk kita. Meskipun harus mengorbankan keinginannya sendiri orang tua rela demi melihat senyum di wajah kita. Saat besar pernahkan permintaan orang tua kita utamakan? Pernahkah keinginannya kita segera usahakan? Atau kita selalu mengabaikannya dan menganggap orang tua terlalu banyak permintaan, sementara kita sendiri banyak kebutuhan?

Ingat baik-baik, senyum di wajah orang tua karena senang pada apa yang kita lakukan akan memudahkan ridha Allah, memudahkan rezeki-Nya tercurah pada kita.
Libatkan mereka dan selalu minta doa restunya. Kita pernah berlindung di balik rahim seorang ibu, merasakan manisnya air susunya dan merasakan belaian dan perlindungan ayah.

Setelah dewasa saat ingin membuat keputusan penting dalam hidup kita pernahkah kita melibatkan mereka? Saat ingin melamar pekerjaan atau melamar seorang wanita apakah kita minta doa restu orang tua? Jika mereka tidak merestui apakah dengan berani kita menentangnya, menganggap mereka menghalangi masa depan kita?

Perhatian yang tak putus. Meskipun kita telah memiliki keluarga yang menjadi tanggung jawab kita sendiri, perhatian terhadap orang tua tidak boleh putus. Karena merasa sudah mengirimi uang secukupnya untuk memenuhi kebutuhannya kita merasa tidak perlu lagi untuk mengunjunginya. Sekedar menelepon pun kita enggan dengan alasan sibuk. Kita merasa cukup membayar pembantu atau suster untuk mengurusnya, sudah cukup bakti sebagai anak. Toh uang yang dikeluarkan tidak sedikit. Begitukah pikiran kita?

 "Barangsiapa yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (H.R. Bukhari).

Silaturahim yang paling utama sebelum kepada orang lain adalah kepada orang tua kita sendiri.
Rawat saat dia sakit dengan perawatan terbaik yang kita mampu. Biaya pengobatan saat ini mahal, bersediakah kita menyediakan biaya untuk membiayai pengobatan orang tua kita? Atau membiarkan mereka dirawat dukun kampung saja dengan pikiran toh umurnya sudah tidak lama lagi?

Bersediakah kita turun tangan membersihkan kotorannya seperti saat kita kecil dulu, memapahnya berjalan seperti saat langkah kaki kecil kita dulu diajarinya berjalan, menyisir rambutnya dengan minyak seperti halnya dulu beliau merapikan rambut kita sehabis mandi?

Berikan kebahagiaan dengan melibatkan anak. Biarkan dia bertemu dan bercengkrama dengan anak cucunya. Bawa anak-anak kita untuk bertemu dan libatkan mereka untuk ikut memberi perhatian pada kakek atau neneknya. Setidaknya mereka belajar dari kita bagaimana memperlakukan orang tua. Jika kita memperlakukan orang tua buruk, anak-anak kita akan belajar dan memperlakukan kita di masa tua sama seperti kita memperlakukan orang tua. Anak-anak adalah pembelajar tercepat.

Jika semua itu sudah kita lakukan, kita akan menyenangkan hati orang tua. Orang tua yang senang dan bahagia akan mendoakan anak-anaknya. Tahukah anda bahwa doa orang tua itu diterima Allah? Tidak ada orang tua yang mau mendoakan anak-anaknya susah dan jauh rezeki. Tetapi orang tua tetaplah manusia biasa yang bisa sakit hati dan terluka.

Kesakitan dan rintihan hatinya akibat perbuatan kita bisa membuat Allah marah. Bisa juga orang tua yang karena kemarahannya menyumpahi kita anaknya. Waspadalah jika ini terjadi karena bisa saja, saat maut hendak menjemput, ajal susah berpisah dari badan karena menanggung dosa pada orang tua. Jika berdosa pada Allah kita hanya tinggal memohon ampun pada-Nya dan insya Allah akan diampuni, tetapi jika berdosa pada orang tua hanya akan diampuni Allah setelah orang tua ridha dan memaafkan kesalahan kita. Ingatlah untuk terus berbuat baik pada orang tua, Jadikan dia raja dalam kehidupan kita, agar rezeki kita seperti rezeki raja yang terus mengalir tanpa ada habisnya. Pintu langit akan terbuka dengan mudahnya, menurunkan rezeki Allah pada hamba yang dicintai-Nya.

"Aku bertanya kepada Nabi SAW tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah, Nabi SAW menjawab, pertama shalat di awal waktu, berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah." (HR. Bukhari-Muslim).

Betapa celakanya jika orang tua meninggalkan kita sambil membawa rasa kesal dan rasa sakit hati.
Wallahu

Demikian Paparan kali ini.
Yang benar datang nya dari اللّه.
Yang salah dari ketidaktahuan ana yang masih fakir ilmu agama.

Mohon maaf jika ada salah salah kata dalam penulisan.

 العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر

Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.

 جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...

والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Atin ~ Pekalongan
Bun, bagaimana menyikapi orang tua yang banyak menuntut?
Misalnya anak harus membayar listrik, pembantu, obat dan kebutuhan sehari hari.

Juga keinginan keinginan yang tidak penting.
Secara ekonomi orang tua lebih mampu daripada anaknya. Sedangkan anak masih banyak beban untuk biaya sekolah anak-anaknya.

🔷Jawab:
Pada dasarnya jika suami mampu memberi nafkah kepada isteri, anak, dan orang tuanya yang memang membutuhkan maka ia wajib memberikan nafkah untuk mereka semua.

Namun jika suami tidak mampu menanggung nafkah kesemua mereka, maka ia harus mendahulukan isteri dan anaknya atas yang lain. Hal ini berdasarkan hadits Nabi ﷺ yang berbunyi, "Pertama-tama bersedekahlah untuk dirimu. Jika ada kelebihan maka untuk keluargamu (isteri dan anak). Jika masih ada kelebihan, maka untuk kerabatmu, ...." (HR Muslim).

Namun, meskipun suami memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah kepada orang tua, harus diperhatikan pula penggunaannya. Artinya, nafkah tadi tidak boleh dipergunakan secara boros dan menyimpang.

Jika apa yang Anda kemukakan di atas benar bahwa orang tua suami membelanjakan hartanya secara boros dan berlebihan, maka harus diberi nasihat secara baik. Bahkan boleh membatasi pemberian jika ditujukan untuk memberi pelajaran.

Alloh ﷻ berfirman, "Janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik." (QS. an-Nisa: 5)

Maksud dari "Orang Yang Belum Sempurna Akal" pada dasarnya tertuju kepada anak-anak (yatim) dan wanita (isteri) yang tidak mampu mengelola harta dengan baik. Namun demikian, ia juga bisa mencakup semua orang yang tidak mampu mengelola harta dengan baik, termasuk yang boros. Mereka yang tergolong tak mampu mengelola harta secara baik tak boleh diberi harta berlebih; tetapi hanya boleh diberi harta sesuai dengan kebutuhan.

Demikian terkait dengan pemberian nafkah. Adapun terkait dengan bakti anak kepada orang tua, tentu saja tidak terbatas pada masalah harta. Bakti anak mencakup kebaikan yang mesti ditunjukkan anak kepada orang tua. Bisa berupa materi, perilaku, perbuatan, ucapan, doa dan sebagainya.

Wallahu a'lam bish-shawab.

0⃣2⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum ustadzah,

Kalau keinginan kita ingin kasih orang tua dalam bentuk materi lebih besar ingin membelikan sesuatu kepada mereka tapi apalah daya gaji tidak sebesar apa yang diinginkan, kita cuma bisa kasih sesuai yang dibutuhkan mereka tapi kadang orang tua suka ngomong ini lah itulah belum cukup apa-apa. Nah itu bagaimana ustadzah?

Lagi kenapa ketika kita ingin membahagiakan orang tua tapi pekerjaan dan gaji kita itu belum mencukupi tapi kalau melihat orang-orang yang pelit dan lain-lain mereka kayanya dilimpahkan banyak rejeki itu kenapa ustadzah, kenapa seseorang yang mempunyai keinginan yang baik dan positif tapi rezeki tuh belum cukup ketimbang
sama orang yang hidupnya pelit, sombong, foya-foya malah dilimpahkan banyak rejeki?

Mohon penjelasannya ustadzah.

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

"Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553)

Jadi selalu berhusnudzon pada Allah, bahwa segala yang diberikan kepada kita adalah untuk kebaikan kita.

0⃣3⃣ Fitri ~ Aceh
Assalamualaikum ustazah,

Apabila orang tua (Ayah) pelit atau tidak memenuhi kebutuhan istri dan anak (seperti pakaian, uang bulanan untuk keperluan rumah, biaya pendidikan ditahan-tahan), jika kita bersikap biasa saja dan tidak melayaninya seperti seorang raja apakah itu berdosa dan mendekati murka?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Urusan ayah yang pelit dalam pemenuhan kebutuhan adalah urusan beliau dengan Allah.
Tapi kita sebagai anak tetap diperintahkan untuk berbakti kepada orang tua, bagaimanapun keadaan orang tua kita.

🌷Terimakasih Ustadzah atas penjelasannya.

Ustazah, jika kita sudah menunjukkan bakti kita namun tak bernilai dimata beliau kalau bukan dengan materi (uang) dan kerja keras fisik (seperti ke kebun sawit yang biasa lazimnya laki-laki yang kerjakan), apa yang harus kita lakukan sebagai anak, sedangkan posisi si anak masih belum bekerja dan masih di bawah umur (dalam masa pendidikan)?

🔷Bantulah semaksimal mungkin, sekemampuan tenaga perempuan, tetap tunjukkan akhlaq mulia, selama perintah-perintah orang tua tidak bertentangan dengan syari'ah maka taatilah. Semoga Allah berikan kemudahan-kemudahan dikemudian hari.

0⃣4⃣ Agustin ~ Surabaya
Bagaimana dengan orang tua yang biasanya bebas makan apapun terus sakit kemudian karena makan di batasi merasa seolah anak-anaknya sudah tidak mau merawatnya dan tidak menuruti keinginan, jadi serba salah karena kalau di turuti beliau sakit tapi jika di larang justru marah-marah dan tensinya naik.

Apa yang harus di lakukan anak-anaknya agar bisa tetap mendapat ridho orang tuanya?

🔷Jawab:
Bersabar, demikianlah orang tua kita yang sudah sepuh, sikapnya kembali seperti anak-anak,  merajuk, ngambek.

Berikan pengertian pelan-pelan. Libatkan dokter yang menanganinya, biasanya kalau yang bicara dokter lebih didengar.

0⃣5⃣ Leila ~ Klaten
Ustadzah, bagaimana cara bakti seorang anak perempuan yang telah menikah kepada orang tua kandungnya (ibu).  Sedang si suami kurang sayang terhadap ibu kandung si istri? Kurang peduli dan terkesan cuek.

Apa yang harus di lakukan si istri, padahal ibu kandungnya sudah tinggal sendirian di rumah dan si istri ikut sama suami.

🔷Jawab:
Ketika sudah menikah, kewajiban seorang istri untuk taat kepada suami.  Mendahulukan kepentingan suami.  Tetapi suami yang baik juga  seharusnya menganggap orang tua istri sebagai orang tuanya juga.

Demikian juga sebaliknya.
Coba mba Leila memulai dari mba Leila, dengan menganggap orang tua suami sebagai orang tua sendiri. Dengan begitu semoga suaminya terbuka hatinya lebih perhatian kepada orang tua mba Leila.

0⃣6⃣ Erni ~ Yogja
Bagaimana caranya meminta maaf kepada ibu kandung, karena diwaktu kecil pernah bahkan sering melukai beliau karena hasutan orang tua angkat! 

Mohon pencerahannya.

🔷Jawab:
Datangi beliau minta maaflah, kemudian buktikan permintaan maaf itu dengan akhlak yang semakin baik kepada beliau.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Orang tua tidak pernah meminta pamrih kepada anaknya atas semua pengorbanan yang telah dilakukan mereka. Saat anaknya bahagia, orang tua secara otomatis juga akan bahagia, karena kebahagiaan anak adalah kebahagiaan utama bagi orang tua.

Setiap orang tua selalu mendoakan anaknya untuk mendapatkan yang terbaik walaupun tidak berada di dekatnya, tanpa mengharapkan balasan apa-apa dari anak.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang anak berbakti kepada orang tua, menilik begitu banyak pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk kita.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar