Minggu, 29 Desember 2019

IKHLAS MENGAJAR



OLeH: Bunda Lilis Nuraeni

           💘M a T e R i💘

🌸IKHLAS MENGAJAR


Guru berawal dari paduan kata sosok yang digugu dan ditiru.
Selain sumber ilmu, ia juga sebagai sauri tauladan bagi murid-murid khususnya, umumnya bagi masyarakat.
Kedudukan guru cukup tinggi.

(QS. Ali Imran ayat 18)

"Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah) yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang berilmu (juga mengatakan demikian."

Ternyata dalam ayat ini Alloh ﷻ menyandingkan orang berilmu dengan malaikat. Sebuah penghargaan yang luar biasa.

Namun saat ini banyak kasus yang miris muncul justru lahir dari sosok guru ataupun siswa seperti kasus:

Kekerasan.
Korupsi dan pungli.
Pemerkosaan.
Pelecehan seksual.
Pemukulan siswa pada guru atau sebaliknya.
Pengeroyokan di lingkungan sekolah.
Tawuran antar pelajar.
Kenakalan remaja.

Semua menjadi kabar duka di dunia pendidikan khususnya, bagi masyarakat pada umumnya.

Berdasar data Internasional Center Research of Women (ICRW), tahun 2015 bahwa 84 persen siswa mengaku mendapat tindak kekerasan di lingkungan sekolahnya. Sekolah tidak lagi menjadi tempat yang nyaman buat mereka.
Siswa mengalami tekanan secara mental.

Dan dari sisi prestasi kita melihat fenomena saat ini, banyak siswa yang sekalipun dengan ditunjang berbagai fasilitas canggih untuk memudahkan belajar tapi hasil belajarnya dari tahun ke tahun semakin buruk. Mencontek dan bocoran ujian sudah menjadi  hal biasa dan bukan lagi menjadi hal yang memalukan lagi di mata siswa atau masyarakat. Bahkan lebih mengerikan membocorkan soal ujian ini akan menghancurkan semangat dan mental siswa-siswa.
Mencetak mental tidak jujur.

Bocoran ujian yang dilakukan secara berjamaah telah menghancurkan anak bangsa ini  Maka tidak heran lahir manusia-manusia yang tidak berkualitas dan hedonis, yang ingin dengan cara mudah dan gampang untuk mencapai sesuatu, melakukan suap dan korupsi untuk mencapai tujuan. Kalau perlu menyingkirkan dan menghabisi orang-orang di sekitarnya dengan kejam.

Apa yang ditanam itulah yang akan tumbuh. Siapa yang paling bertanggung- jawab atas kehancuran moral dan mental para pemuda di negara ini?
Selain orang tua, tentulah GURU yang memiliki fungsi strategis bagi pembangunan dan  pembinaan mental manusia.
Hasil out put saat ini adalah hasil maha karya tangan sang GURU.

Lalu dimana letak kesalahan guru?
Tidak sulit melihat sebabnya:

🔹1. NIAT.

Tidak ada niat yang kuat dan ikhlas dari pada umumnya para guru untuk menjadikan dirinya pencetak dari suatu generasi.
Niat itu sangat penting, selain itu bagian dari sahnya sebuah ibadah, juga sebagai motivasi.
Dari sisi mana melihatnya?

Kita bisa lihat, sekarang guru banyak yang tidak mengajar di kelas. Siswa cukup diberi tugas dan guru ngobrol di kantor atau keluar dengan berbagai alasan. Hal ini menjadi semakin dipermudah dengan adanya bisnis buku.

Fasilitas buku ini memberi ruang bagi guru untuk tidak harus berfikir. Guru cukup memberi PR dan menyerahkan pemecahan materi yang sulit kepada orang- tua atau guru lesnya.Tidak adanya niat (misi dan visi) maka materi yang disampaikan tidak berpengaruh banyak pada siswa. Ilmu hanya cukup sebagai ilmu pengetahuan, tidak membangun manusia yang berakhlak.
Dengan ikhlas, maka akan membekas.
Tanpa niat yang ikhlas karena Alloh ﷻ, sebagai kewajibannya menyampaikan ilmu, maka ilmu itu bagai air di daun talas.

🔹2. CINTA DUNIA.

Ini penyakit yang saat ini menggerogoti umat manusia, yang bahkan menjangkiti para pemilik ilmu.
Ia mengajar untuk tujuan materi semata. Menyampaikan pelajaran, setelah selesai pulang, tiap bulan mendapat gaji.

🔹3. TIDAK MEMAHAMI KEDUDUKAN DIRINYA SEBAGAI GURU,SEBAGAI TEMPAT BERTANYA.

(QS. An-Nahl : 34)

"Maka bertanyalah kepada yang berilmu pengetahuan."

Guru di sini sebagai sumber ilmu dan punya kewajiban untuk menyebarkan ilmunya.

Dengan ilmunya itu juga guru mendapat balasan tanpa batas.

"Jika seseorang meninggal, maka terputuslah anak kecuali tiga perkara, sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat dan anak yang selalu mendoakan."  (HR. At- Tirmidzi).

Ada yang lebih besar dari gaji bahkan harta terbaik sekalipun.

"Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang berkat ajakanmu, maka itu jauh lebih baik (bagimu) daripada kekayaan paling berharga." (HR. Bukhari Muslim)

Tidak kalah penting, bisnis buku juga melahirkan guru-guru yang malas belajar dan tidak kreatif, membuat terobosan-terobosan dalam proses belajar mengajar. Karena semua ilmu sudah tertulis, buah karya orang lain yang belum tentu cocok buat siswanya.

🔹4. TIDAK ADA RASA TAKUT PADA ALLOH ﷻ.

Sesuai dengan firman Alloh ﷻ dalam surat 17 ayat 36, bahwa setiap pekerjaan dan hasil kerjanya akan diminta pertanggung jawabannya di hadapan Alloh ﷻ.
"......pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."

Jika guru faham akan kedudukan dirinya, dan sadar bahwa setiap apa yang dilakukannya akan diminta pertanggung- jawabannya di akhirat kelak, insyaallah ia akan bekerja dengan baik, dengan niat yang ikhlas dan berjuang untuk mencetak generasi yang baik.

Jadilah guru yang baik, sebab setiap kebaikan tidak hanya akan dihitung oleh Alloh ﷻ tapi akan memantulkan kebaikan juga.

Untuk diri kita sendiri.
Menjadi guru yang memiliki marwah atau kehormatan, di dunianya dan dikenal oleh penduduk langit.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Kiki ~ Pekan baru
Ustadzah, bagaimana jika ada oknum guru yang meminta "bayaran atau tarif" untuk kenaikan nilai atau peringkat anak-anak ya?

Bagaimana tindakan kita sebagai wali muridnya? Karena terkadang ada seperti ketidakadilan dalam memberi nilai.

💎 Jawab :
Ditanya saja, aturan pemerintahnya mana? Atau undang-undangnya. Bicara pada kepala sekolah tentang hal ini. Karena itu kedzoliman.
Tapi tetap dengan niat yang baik, memperbaiki.

Jika diabaikan, mintalah keadilan pada Alloh ﷻ saat tahajud. Karena Alloh ﷻ akan memberikan hak para hamba-Nya yang meminta. Doakan agar Alloh ﷻ bukakan hati guru itu.

0⃣2⃣ Muthia ~ Riau
Ustadzah, di ponpes suami terdapat seorang anak berkebutuhan khusus yang nyantri, ibunya sangat kekeh ingin memondokan anaknya. Tetapi dengan berbagai macam alasan, anak tersebut selalu ingin pulang ke rumahnya, dan berulang kali juga ibunya mengantar kembali ke pondok. Menurut Ustadzah, bagaimana para guru untuk menghadapi tingkahnya tersebut?

💎Jawab:
Kita harus menyadari kondisi anak kita, butuh guru khusus pula. Dan harus terus didampingi ibunya. Ini ujian kesabaran. Jangan disatukan dengan yang normal.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Jadilah pekerja Alloh ﷻ.
Dia sebaik-baik pemberi balasan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar