Minggu, 29 Desember 2019

ISLAMOPHOBIA



OLeH: Bunda Rizki Ika Sahana

           💎M a T e R i💎

🌷ISLAMOPHOBIA DALAM NARASI RADIKALISME

Rizki Sahana
(Pegiat Media)

Isu radikalisme begitu gencar dipropagandakan melawan Islam dan umatnya dewasa ini. Di dalam negeri, tudingan terhadap kampus, ASN, PAUD, hingga Majelis Taklim juga masjid sebagai pintu masuk radikalisme menunjukkan isu tersebut nyata membidik Islam dan umatnya. Lebih jauh, Kementrian Agama bahkan berencana menghapus materi Khilafah dan Jihad dari kurikulum pendidikan madrasah. Dalam surat edaran Nomor B-4339.4/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/12/2019 tertanggal 04 Desember 2019 yang viral di media sosial, terang sekali tujuannya, "Dalam rangka pengarusutamaan Moderasi Beragama dan Pencegahan Paham Radikalisme."

Rencanan Kementerian Agama tersebut sontak mendapat kritik berbagai pihak, baik dari masyarakat maupun tokoh agama dan pejabat publik. Wakil Sekjen MUI KH Tengku Zulkarnain, misalnya, memprotes keras rencana tersebut. Wakil Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar Ace Hasan Syadzily pun mengimbau Menteri Agama Fachrul Razi tak perlu menghapus konten Khilafah dan jihad dalam pelajaran agama Islam di madrasah. Ace mengatakan bahwa Khilafah termasuk khazanah pemikiran politik yang pernah diterapkan dalam sejarah Islam. Karenanya, pemerintah tak boleh menghapus fakta penerapan Khilafah dalam sejarah Islam.

Narasi radikalisme ini sesungguhnya merupakan bagian dari Islamophobia yang digalakkan peradaban Barat terhadap dunia Islam. Ketakutan terhadap kebangkitan Islam sebagai sebuah kekuatan politik yang niscaya akan memberangus Kapitalisme dan menggulung kerusakan serta kezaliman yang diusungnya, membuat Barat merumuskan kebijakan politik global war on radicalism, setelah sebelumnya mengumumkan perang melawan terorisme.

Negara-negara Barat (yang dikomandoi AS) melemparkan propaganda deradikalisasi dengan melibatkan media secara luas, serta para pemimpin boneka di negeri-negeri Muslim, untuk memproduksi Islamophobia hingga mendunia. Stigmatisasi Barat terhadap Islam dan umatnya (terutama gerakan-gerakan Islam) sebagai sponsor utama terorisme global pasca tragedi 9/11 adalah fakta tak terelakkan. Barat menciptakan opini publik, melakukan pembunuhan karakter hingga penamaan (labelling) bahwa Islam dan umatnya adalah aktor intelektual yang menghalalkan aksi-aksi teror dalam meraih tujuannya.

Pada Tahun 2007 Rand Corporation, lembaga think-tank AS, juga menerbitkan sebuah dokumen setebal 217 halaman, terdiri atas 10 bab, yang berjudul Building Moderate Muslim Networks (http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/2007/RAND_MG574.pdf).

Dalam dokumen tersebut, Rand Corp mengungkapkan peta jalan (road map) bagaimana membangun jaringan Muslim moderat dengan mulai memberikan prioritas bantuannya kepada pihak-pihak yang dinilai paling cepat memberikan dampak dalam perang pemikiran, yakni: (1) Akademisi dan intelektual Muslim yang liberal dan sekular; (2) Mahasiswa muda religius yang moderat; (3) Komunitas aktivis; (4) Organisasi-organisasi yang mengkampanyekan persamaan gender; (5) Wartawan dan penulis moderat.

Maka tak heran jika hari ini, berbondong-bondong para intelektual, akademisi, juga aktivis, koor menyuarakan isu radikalisme. Berbagai kementrian di kabinet yang baru pun kompak melakukan hal yang sama. Muslim yang tidak bersedia mengadopsi nilai-nilai Barat seperti HAM, pluralisme, liberalisme, sekularisme mendapat stigma intoleran, anti kebhinekaan, anti Pancasila, serta terpapar radikalisme.

Herwan Chaidir, Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), misalnya, mengungkap diantara ciri radikalisme adalah sikap dan tutur kata yang keras, intoleransi, anti kepada Pancasila, anti kepada NKRI, dan mudah mengkafirkan pihak lain serta berkeinginan mendirikan Khilafah. Pernyataan semacam ini jelas absurd sekaligus ngawur.

🌸🌷🌸
Menyaksikan fenomena di atas, terang benderang bagi kita bahwa radikalisme bukan isu yang muncul begitu saja, tapi merupakan bagian dari strategi Barat melanggengkan Islamophobia. Dalam rangka apa? Tentu untuk menghalangi kebangkitan Islam yang semakin lama semakin nyata. Berikutnya, untuk mempertahankan hegemoninya serta menjaga kepentingannya atas dunia, mengangkangi sumber-sumber daya alam negeri-negeri Muslim, dengan sistem Kapitalisme-Sekularnya.

Oleh karena itu, umat Islam harus bangkit dan bersatu melawan stigmatisasi negatif terhadap ajaran Islam dan umatnya, serta melawan narasi radikalisme. Bayangkan, apakah layak, syariah Islam yang mulia yang bersumber dari wahyu Pencipta Manusia yang Maha Sempurna, Maha Bijaksana, lagi Maha Perkasa, disebut sebagai ajaran radikal? Bukankah Jihad dan Khilafah adalah warisan agung Rasulullah dan para sahabat yang menyebarkan kemaslahatan dan menjaga peradaban manusia hingga lintas benua? Bahkan tokoh-tokoh Barat pun mengakuinya, hingga menggambarkan kepemimpinan Islam mampu melahirkan kesejahteraan, kedamaian, dan kecemerlangan?

Sungguh, Khilafah adalah perisai (junnah), yang umat berperang (berjihad) di belakangnya serta berlindung dengannya. Ia adalah pelindung umat dari segala bahaya (dharar) yang menimpa harta, jiwa, kehormatan, akal, dan agamanya. Sungguh tanpanya, harta, jiwa dan kehormatan umat lenyap, sebagaimana lenyap pula kebesaran dan kerahmatan Islam bagi seluruh alam.

Maka, hendaklah umat ini terus berjuang meninggikan kalimat Laa ilaaha illallah hingga Allah memenangkan agama ini, atau kita mati dalam perjuangan yang mulia ini. Sesungguhnya, kembalinya kehidupan Islam dan tegaknya syariah Islam secara kaffah adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihadang apalagi dihentikan.

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (TQS At-Taubah: 32-33)


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Atin ~ Pekalongan
Bun, mengapa radikal selalu dituduhkan kepada saudara kita yang bercelana cingkrang dan bercadar. Lalu mengapa mudah sekali teroris dan langsung eksekusi dibanding perampok?

🌸Jawab:
Bunda Atin yang disayang Allah.

Sebagaimana yang saya sampaikan di materi, bahwa narasi radikalisme dan tuduhan radikal itu berasal dari Barat. Dipimpin oleh AS, kemudian diamini pula oleh negeri-negeri muslim. Inilah yang sangat disayangkan, ya, karena para penguasa atau pemimpin negeri muslim pun turut dalam arus mainstream yang diciptakan Barat, padahal narasi tersebut jelas digunakan untuk menghantam Islam dan umatnya.

Dalam kasus celana cingkrang dan cadar, juga kasus-kasus yang lainnya, seperti menyatakan orang di luar Islam sebagai kafir, menganjurkan jihad untuk menyelesaikan kasus Palestina, atau memperjuangkan kepemimpinan Islam (Khilafah) untuk menyelesaikan berbagai problem multidimensi, seakan-akan Muslim tersebut adalah pelaku kejahatan atau kriminal, padahal yang diemban adalah syariat Islam. Sementara penjahat dan kriminil yang sesungguhnya malah melenggang bebas. Justru difasilitasi dan diberi ruang, seperti LGBT, dan seterusnya.

Maka seharusnya kita memberi pemahaman kepada umat, bahwa muslim yang taat menjalankan agamanya adalah sebaik-baik muslim, justru mereka memberikan rahmat dan menentramkan lingkungannya, karena akhlak dan perilaku mereka yang sangat ahsan.

Kita menolak celana cingkrang, cadar, jihad, khilafah, atau ajaran Islam lainnya dikait-kaitkan dengan radikalisme. Yang sesungguhnya radikal adalah mereka yang menyimpang, keluar dari ajaran Allah. Mereka, para koruptor, para penjilat, antek Barat, pemuja liberalisme, merekalah yang radikal.

Begitu, Bund.

Kita tak boleh terbawa arus membenci Khilafah, karena sesungguhnya yang radikal itu sekali lagi bukanlah yang menyerukan syariat dan Khilafah. Mereka yang radikal adalah yang bertahan berdiri di atas sistem Sekularisme yang memutilasi syariat sebagai pengatur kehidupan. Merekalah radikalis sekuler.

Sedangkan Islam, Islam adalah seperangkat sistem sempurna yang menjamin hak-hak rakyat baik muslim maupun non muslim, dan menyerukan Khilafah sebagai penerap syariat adalah kewajiban untuk memutus mata rantai kezaliman dan penderitaan rakyat.

0⃣2⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum,

Bagaimana menghadapi orang bodoh yang mengikuti tergelincirnya orang-orang alim dan orang yang enggan berpikir sehingga taklit buta pada orang alim yang tergelincir dengan alasan dosanya biar ditanggung sama orang alim yang menjadi panutan yang sedang tergelincir?

Pertanyaan kedua bagaimana mengetahui sejak awal kajian yang diikuti adalah kajian yang diridhoi Alloh walau dimusuhi umaro?

Mohon pencerahannya

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah...

Salam kenal Bunda Erni
MasyaAllah, pertanyaan luar biasa dari bunda yang juga luar biasa, pendidik generasi tangguh pejuang peradaban Islam insyaAllah.

Allah mengingatkan dalam banyak ayat-Nya bahwa kita harus menggunakan, manfaatkan, akal atau kemampuan berpikir yang Allah karuniakan.

Kata Allah, misalnya, afala yatafakkarun, apakah engkau tidak berpikir, demikian Allah menyindir orang-orang yang hanya memperturutkan kecenderungan hatinya, emosinya, nalurinya, atau syahwatnya.

Allah memerintahkan kita berpikir, untuk menimbang, menganalisa, kemudian memilih, mana diantara berbagai informasi yang luar biasa membludak hari ini, yang shahih, dan mana yang bathil serta sesat dan tidak layak diikuti.

Allah juga menceritakan dalam Quran kisah orang yang dimasukkan ke dalam neraka kemudian mereka protes. Kenapa Engkau masukkan kami ke dalam neraka, padahal kami hanya mengikuti orang selain kami (orang yang dianggap berilmu). Maka Allah menyatakann bahwa sikap taqlid buta semacam itu tidaklah tepat, karena masing-masing orang menanggung pahala atau dosa pada setiap amalnya (masing-masing).

Untuk pertanyaan kedua, maka patokannya adalah bahwa dalil atau sandaran dari setiap pendapat atau pemikiran atau gagasan atau konten yang disampaikan adalah Qur'an, Sunnah, Ijma' Sahabat, dan Qiyas, dengan pemahaman yang tepat, bukan dengan pemahaman yang dibelokkan, seperti menggunakan tafsir hermeneutik misalnya dalam memahami nash Quran.

Berikutnya, kajian tersebut mampu menggambarkan realita dengan clear, tidak menutup-nutupi fakta, obyektif berdasarkan data-data yang valid, bukan hoax, sumber informasinya terpercaya dan bisa dipertanggungjawabkan, bukan hanya berbekal katanya, dugaan atau prasangka, subyektivitas.

0⃣3⃣ Eriska Novelita ~ Pangkal pinang
Hanya sharing
Pengalaman pribadi ana.

Ketika naik pesawat sendirian, karena ana pakai jilbab syar'i, tas ana di periksa detail dan di buka, ana bilang memang wajah ana mencurigakan. Di tas hanya ada songket dan cairan pembersih wajah. Ketika pulang suami yang bawah cairan pembersih wajah ana lolos saja. Itulah tandanya kita di curigai benar.

🌸Jawab :
Subhanallah... 
Bunda Eriska mengalami sendiri, ya.

Ini menunjukkan jelas bahwa perilaku rasis dan islamophobia sudah demikian akut.

Orang yang hanya menampakkan keislamannya dengan pakaian saja sudah dicurigai, sementara orang-orang dengan pakaian sexy yang jelas berpotensi mengundang kejahatan malah diberi keleluasaan.
Sudah berapa banyak pemerkosaan, kejahatan seksual, terjadi karena pakaian yang serba minim, orientasi seksual yang menyimpang?

Sudah berapa banyak kasus HIV/AIDS dan beragam penyakit infeksi menular seksual membawa bencana bagi generasi, tapi mereka justru dibiarkan malah ada kampanye hidup bersama odha, jangan diskriminasi odha (orang dengan HIV/AIDS), odha tidak berbahaya. Padahal penyakit mereka mematikan dan sampai hari ini belum ditemukan obatnya yang efektif.

Semoga kita semua istiqomah menjalankan syariat-Nya, tetap teguh di jalan ketaatan. Jangan takut, karena Allah sebaik-baik penolong, Allah-lah yang menggenggam setiap jiwa.

0⃣4⃣ Erni ~ Yogja 
Bagaimana caranya mengidentifikasi diri untuk mengetahui akhlaq dan akidah yang legal tapi jauh dari ridho Alloh dengan yang di sia-siakan penguasa tapi Alloh ridho?

🌸Jawab:
Baik, Bunda Erni.

Negara kita hari ini bukanlah negara berdaulat. Ini tampak dari berbagai kebijakannya yang senantiasa membebek pada kebijakan asing-aseng, serta dalam rangka melayani kepentingan asing-aseng tersebut.

Banyak sekali contohnya, seperti privatisasi, swastanisasi, pencabutan subsidi bbm, listrik, pendidikan, kesehatan (dengan program bpjs-nya), itu semua mengikuti resep IMF melalui mou yang sudah disepakati Indonesia.

Karena itu, Indonesia sesungguhnya berada di bawah ketiak Kapitalis Barat dan Kapitalis Timur sekaligus (yakni China). Sehingga mustahil negeri semacam ini bisa mengambil keputusan secara mandiri.

Maka apa yang diberlakukan di negeri ini, yang diterapkan di negeri ini, secara legal, sesungguhnya adalah kebijakan yang bersumber dari pemikiran atau akidah atau keyakinan yang dianut Barat. Maka tidak heran, gelombang kerusakan dan penyakit sosial tak terbendung.

Identifikasinya sebenarnya gampang-gampang susah, ya. Ketika sebuah ide atau akidah atau perilaku tersebut diamini oleh penguasa dan didukung oleh Barat, maka jelas ide tersebut bathil. Contohnya pluralisme agama. Barat memberikan beasiswa melalui funding lsm asing maupun lokal untuk kepentingan dialog antar umat beragama, atau dialog antar peradaban, yang ini bermuara pada pluralisme. Barat juga menyalurkan dana untuk pemberdayaan ekonomi perempuan, penanggulangan HIV/AIDS, termasuk penanganan terorisme dan radikalisme, maka tentu kita bisa mengidentifikasi ini sebagai bagian dari propaganda Barat menghancurkan kaum muslim.

Akidah atau keyakinan atau perilaku yang tidak disukai penguasa dan Allah ridha adalah apa-apa yang sesuai dengan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, sekaligus mengancam keberlangsungan dan kelanggengan kedzaliman rezim. Maka rezim akan sangat membenci hal ini, segala sesuatu yang dianggap mengancam status quo, mengancam posisi penguasa, yakni yang mengkritisi kebijakan penguasa yang mendzalimi rakyat misalnya.

Seperti itu, Ukhti shalihah.

0⃣5⃣ Erni ~ Yogja
Benarkah program kompetisi puteri-puterian walau berlabel pemilihan puteri muslimah, indonesian idol de academy dangdut  dan kontes-kontes lainnya tujuannya untuk menghancurkan umat islam sejak dini dengan menghancurkan generasi  muslimah nya dengan keyakinan kalau wanitanya hancur negara akan ikut hancur. Karena mereka menghancurkan kita juga mempelajari dalil-dalil kita termasuk hadist?

🌸Jawab:
Subhanallah, benar sekali, Bunda.

Kontes-kontes semacam itu tak lebih dari propaganda liberalisme, yakni kebebasan berperilaku, yang mereka jajakan kepada dunia Islam. Kita bisa menyaksikan, kontes-kontes tersebut justru menonjolkan perilaku yang bertentangan dengan Islam seperti bagaimana berpakaian, bagaimana bergaul, bagaimana memanfaatkan waktu, dan seterusnya yang jauh dari konsep Islam yang memuliakan.

Mereka mempelajari Islam, termasuk Quran, Hadist, Fiqih, dan seterusnya, guna menghancurkan Islam, persis seperti yang pernah dilakukan Snouck Hongronye di masa penjajahan.

Kenapa harus mempelajari Islam? Supaya mereka dengan mudah menarik perhatian kaum muslim termasuk dari kalangan pemuda agar percaya dengan semua yang mereka katakan.

💎Bagaimana caranya membentengi para muslimah belia ini dari banjirnya kontes-kontes itu semua?

🌸Dengan cara membentengi paradigma berpikir mereka. Yakni membentengi dengan aqidah Islam. Bahwa setiap manusia berasal dari Allah dan kelak akan menghadap pengadilan Allah untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Sehingga saat di dunia, manusia wajib terikat dengan perintah dan larangan-Nya. Maka segala hal yang melanggar perintah dan larangan-Nya tak layak diadopsi, tak patut diikuti.

Para muslimah ini juga harus diberi pemahaman tentang syariat, tentang apa saja yang dibolehkan, bahkan diperintahkan Allah, dan apa saja yang dilarang oleh Allah. Sehinga mereka paham mana yang harus mereka ambil, dan mana yang harus mereka jauhi.

Mereka harus diajak kepada forum-forum dan majelis-majelis ilmu untuk mengokohkan aqidah dan memperkaya pemahaman mereka akan syariat Allah.

Forum-forum tersebut bisa dibuat menyenangkan, fun, sesuai karakter muslimah muda, milenial, ada games seru, yang semuanya adalah sekadar teknis untuk menarik perhatian mereka. Kontennya ya aqidah dan syariah Islam.

0⃣6⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum bunda, 

Kenapa peradaban barat yang islamphobia itu dengan mudahnya masuk kedalam negara kita dan menghasut orang-orang muslim untuk mengikuti arus mereka dan dengan mudahnya juga orang-orang muslim itu terpengaruh dengan itu semua apa mereka-mereka pasukan islamphobia ini sengaja mengincar orang muslim yang imannya lemah dan tidak mempunyai pendirian yang kokoh?

Mohon penjelasannya bunda.

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah...

Bunda Safitri dan muslimah shalihah yang dirahmati Allah.

Ada sebuah tesis yang ditulis tokoh Barat berjudul Clash of Civilization, yang secara nyata menunjukkan bahwa perang peradaban itu nyata. Sebagaimana yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya, antara haq dan bathil memang tidak akan pernah bisa seiring sejalan, niscaya akan selalu berbenturan. Demikianlah antara peradaban Barat yang sekular (menafikan aturan Pencipta untuk mengatur kehidupan) dengan peradaban Islam, akan senantiasa berbenturan hingga hari kiamat.

Peradaban Barat misalnya menganut liberalisme atau kebebasan, baik itu berperilaku, berpendapat, beragama, juga berkepemilikan.

Sementara dalam Islam, seorang muslim harus terikat kepada syariat sebagai konsekuensi keimanannya. Dia tidak boleh bicara sesukanya, tidak boleh pula berperilaku bebas, karena ada syariat Islam yang mengatur hidupnya, bagaimana berpakaian, makan harus yang halal, bagaimana ketika jatuh cinta, bagaimana harus berekonomi, berpolitik.

Kita menyaksikan kerusakan masyarakat yang luar biasa mengerikan, hingga manusia lebih jahat dari binatang, lebih sesat dari hewan, karena yang berkuasa hari ini adalah sistem Kapitalisme Sekular Barat yang mengadopsi kebebasan tadi.

Nabok nyilih tangan, alias memukul dengan cara meminjam tangan orang lain, itulah strategi yang Barat lakukan hari ini.

Mereka menggunakan kelompok-kelompok Islam yang bersedia berkolaborasi dengan mereka (dengan memberi iming-iming materi, kedudukan, dan seterusnya), untuk menghantam dan melenyapkan saudara muslimnya sendiri.

Karenanya, kita sering melihat banyak dari kalangan muslim yang justru mengagungkan Barat, memuji-muji nilai-nilai hidup mereka, mendukung LGBT, pluralisme agama, liberalisme, HAM, seraya menista agamanya sendiri (Islam).

Inilah kalangan orang-orang munafik yang bahayanya lebih besar bagi umat ini dibanding orang kafir. Karena munafik itu bermuka dua, licik, sementara kafir jelas posisinya.

Maka kita harus waspada strategi devide et impera yang hari ini sedang dilangsungkan.

Jangan terpancing emosi, stay calm, dan terus berdakwah dengan cara-cara elegan sebagaimana yang diajarkan Nabi.

🌷Ya allah aku dipanggil bunda.

Jahat sekali mereka yah... Terus bun bagaimana dengan generasi muslim kita saat ini kalau generasi yang kita harapakan untuk membangun dan mempertinggi kedudukan islam dan perjuangan malah mereka semua tidak peduli dan bahkan tidak memikirkan sedikitpun bahaya yang akan menyerang agamanya sendiri mereka semua malah terlena dan menikmati dan berleha-leha bagimana cara medongkrak genrasi muslim kita ini supaya lebih peduli dengan agamanya sendiri bun?

🌸Aduuuh, maaf, Ukhti cantik shalihah, tidak hafal satu-satu mana yang Bunda dan mana yang jofisa.

💎Tidak apa-apa bund,  santai-santai.

🌸Kepedulian, ghirah atau semangat, juga dukungan generasi muda terhadap perjuangan Islam akan muncul jika mereka paham mereka butuh membela dan memperjuangkan agama ini, jika mereka paham bahwa umat ini seharusnya memimpin dunia bukan terhina seperti hari ini, jika mereka paham posisinya sebagai khalifatul fil ardh yang Allah amanahi untuk mengelola buminya dengan syariat-Nya.

Maka mereka harus diedukasi, diberikan pencerahan, dengan diskusi-diskusi, forum-forum, majelis-majelis tsaqafah, dan seterusnya, termasuk forum-forum semacam ini.

Barakallahu fiikum sudah mengagendakan rutin kajian-kajian online yang jelas berkontribusi besar pada perjuangan meninggikan kalimat Allah.

💎Terimakasih bunda atas jawaban dan penjelasanya.

0⃣7⃣ Nurjanah ~ Banten
Assalamualaikum ustadzah,

Bismillah...
Kalau untuk kemajuan dan perkembangan dakwah itu sendiri, bagaimana menghadapi islamophobia sehingga tidak mengorbankan umat?

🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah...

Islamophobia harus dilawan dengan terus mengcounter-attack setiap pemikiran yang mereka (musuh-musuh Islam) lemparkan untuk menyerang Islam.

Ketika mereka menyerang kita dengan tudingan radikal. Maka kita pahamkan umat hakikat radikal yang sesungguhnya. Bahwa yang menolak, merendahkan, bahkan menista aturan Allah, syariat Islam, itulah yg radikal. Bhw pelaku kejahatan, kedzaliman, kerusakan, merekalah yang radikal. Koruptor, merekalah yang radikal.

Forum-forum semacam ini harus digalakkan, untuk mengedukasi umat, agar tak terbawa pusaran arus yang sedang dimainkan unt menghancurkan Islam dan umat.

Kabarnya menteri agama melunak, soal penghapusan konten jihad dan khilafah. Ini menunjukkan bahwa kekuatan opini melalui media sosial yang diciptakan oleh orang-orang yang ikhlas berjuang untuk tegaknya Islam sangat diperhitungkan, sehingga mampu menjadi kontrol bagi setiap keputusan atau kebijakan penguasa.

Begitu ya, Ukhti.

0⃣8⃣ Puji ~ Yogja
Sebagai seorang ibu yang juga bekerja, dengan anak yang masih kecil-kecil, seringkali saya khawatir takut anak-anak saya nanti mudah tergoda dengan hal-hal buruk seperti yang sudah dijelaskan diatas,  bagaimana caranya supaya kecemasan ini bisa berkurang, dan saya bisa merasa tenang ya ustadzah?

Disekolah saya mengajar anak-anak remaja yang sebagian sudah mengerjakan sholat saja bolong-bolong,  bahkan ada yang tidak sholat
Banyak anak-anak yang lebih hafal lagu-lagu dari pada bacaan Al Qur'an.
Sedih sekali rasanya.

🌸Jawab:
Bunda Puji yang disayang Allah...

Pasti gundah, galau, ya, Bund, menyaksikan anak-anak generasi tumbuh di luar ekspektasi kita. Ini tentu membuat kita khawatir tentang masa depan anak-anak kita.

Wajar, Bund, memiliki perasaan demikian. Karena memang lingkungan yang melingkup anak-anak kita hari ini penuh dengan kerusakan.

Jadikan perasaan tersebut sebagai pemicu bagi kita untuk serius mendidik mereka menjadi generasi bertaqwa.

Mulailah membuat rancangan pendidikan yang akan orang tua atau ibu eksekusi, untuk mengokohkan aqidahnya, juga meningkatkan pemahaman anak. Rancangan tersebut meliputi tsaqafah Islam sebagai pengetahuan inti bagi anak, seperti aqidah atau tauhid, quran, hadist, sirah, fiqih, akhlak, dan seterusnya.

Teknisnya bisa melalui film edukatif, buku-buku anak, storytelling, melalui keseharian, tauladan orang tua, mengajak ke kajian atau forum-forum ilmu, dan seterusnya. Dan ini harus dilakukan secara konsisten agar anak tersuasana oleh atmosfer pengasuhan dan pendidikan yang baik.

Jika menyaksikan fenomena yang tidak tepat, maka ibu bisa memberi penjelasan dan pemahaman yang benar pada anak.

Jangan lupa, iringi semua ikhtiar dengan do'a, agar Allah memberikan kemudahan dulu setiap upaya kita, menjadikan anak-anak sebagai generasi shalih.

Semangat ya, Bunda.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Untuk dedek dan sahabat muslimah semua yang disayang Allah.

Ingatlah, kaidah syara' menyebutkan, tak ada ketaatan kepada makhluk dalam mendurhakai Allah...

Maka menghadapi isu radikalisme, woles saja, tetaplah di jalan ketaatan, karena hanya jalan itulah yang akan mengantarkan kepada jannah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar