Minggu, 29 Desember 2019

MENGHINDARI KEHIDUPAN YANG SIA-SIA



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

           💎M a T e R i💎

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah atas segala karuniaNya. Sholawat dan salam semoga tercurah pada Rasulullah. 

InsyaAllah sore ini, tema kajian kita adalah menghindari kesia-siaan. 

🌸MENGHINDARI KEHIDUPAN YANG SIA-SIA

Tak seorangpun ingin hidupnya sia-sia, baik amalnya maupun pahala. Semua orang berharap sangat agar setiap amal berguna, dan mendapat ganjaran dari Alloh ﷻ, termasuk doa-doa ingin dikabulkan oleh Alloh ﷻ. Dalam Islam konsep amal berbanding lurus dengan iman, dan iman adalah syarat mendapatkan pahala. Orang yang beriman, lalu beramal shalih akan mendapat ganjaran pahala dari Alloh ﷻ sedang orang yang tak beriman (kafir) lalu beramal, maka sebaik dan sebanyak apapun amalnya, semua akan sia-sia.

Dalam Al Qur'an, Allah di beberapa ayat menyebutkan tentang sia-sianya amal dari orang-orang kafir dan kufur nikmat.Salah satunya yaitu orang yang murtad, amalnya akan sia-sia. Firman Alloh ﷻ :

...وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"...Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
(QS. 2 : 217)

Orang yang mendustakan ayat-ayat Alloh ﷻ, maka sia-sia lah amalan mereka. Sebagaimana dikisahkan tentang umat Nabi Musa AS, yang menduskan ayat-ayat Alloh ﷻ. Firman Allah Ta'ala:

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَلِقَاءِ الْآخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ ۚ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. 7 : 147)

Doa orang-orang kafir juga akan sia-sia, sebab mereka tidak beriman. Yang mengijabah do'a adalah Alloh ﷻ dan haknya untuk menolak dan mengabulkan doa. Doa orang-orang mukmin yang shalih akan dikabulkan, cepat atau lambat, dipercepat di dunia atau nanti di akhirat. Sedang doa orang-orang kafir, tidak akan dikabulkan Alloh ﷻ baik di dunia maupun diakhirat kelak. Firman Allah Ta'ala:

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ ۖ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ ۚ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ

"Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka." (QS. 13 : 14)

Dalam Islam syarat diterimanya amal shalih ada tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu iman kepada Alloh ﷻ, Ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ.  Iman adalah prasyarat utama, tanpa iman maka amal apapun sia-sia. Ikhlas karena Alloh ﷻ, bukan karena yang lain, sebab Alloh ﷻ tidak suka riya (syirik kecil) dan menduakan Allah (syirik besar). Firman Allah Ta'ala:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS. 18  :110).

Lalu amal shalih harus mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ, dalam hal apapun. Jika tidak maka amal itu juga sia-sia. Rasulullah ﷺ adalah kekasih Alloh ﷻ, yang apabila taat padanya maka ia taat pada Alloh ﷻ. Jika ia jauh dari sunnah Rasulullah ﷺ maka ia dipastikan jauh dari Alloh ﷻ. Tuntunan kehidupan ada pada diri Rasulullah ﷺ. Itulah sebabnya semua amal ibadah, harus sesuai dengan ajarannya.

Rasanya semua ingin agar kehidupannya bermakna dengan amalan shalih, agar ada bekal di akhirat kelak. Tidak ada yang bisa menyelamatkan diri dari siksa Alloh ﷻ kecuali amal shalih. Apa jadinya jika amal shalih yang sudah dilakukan, ternyata sia-sia dan tak bernilai di sisi Alloh ﷻ.

Semoga Alloh ﷻ menunjuki hati kita, untuk menguatkan iman, menghadirkan ikhlas dalam hati dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah Muhammad  ﷺ.

Amin.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,

Tadz, bagaimana seseorang melakukan semua amalan kebaikkan seperti sedekah, ringan tangan dan apapun itu. Tapi kewajiban seperti sholat itu selalu di akhirkan dan juga berbakti kepada orang tua juga seingatnya atau bahkan di akhirkan juga. Dia lebih mudah melakukan kebaikkan kepada orang lain.

Apakah amalan itu diterima atau bagaimana ustadz?

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalm warahmatullahi wabarakatuh,

Amalan itu ada juga urutan prioritas. Artinya yang utama dilakukan apa dulu. Misal, lebih utama mana sholat subuh di masjid, dibanding sholat sunnah dhuha. Kadang ada orang yang dhuha terus, tapi subuh telat dan tidak berjamaah.

Atau lebih utama mana sering sedekah tapi tidak sholat, daripada sholat tepat waktu sedekahnya secukupnya sesuai kemampuan. Demikian juga berbakti pada orang tua. Harusnya diutamakan, dibanding dengan orang lain. 

Wallahu'alam.

0⃣2⃣ Erni ~ Jogja
Assalamualaikum Ustadz,

Bagaimana caranya agar mengerjakan ibadah wajib hanya sebagai penggugur kewajiban dan mengerjakan amalan sunnah lainnya bukan agar nampak penuh buku murtabaah syiarnya dan bukan pula malas terkena iqob terus.

Tapi bagaimana caranya agar bisa menikmati ibadah wajib sebagai sarana mendekat pada Alloh dan mengetjakan amalan sunnah untuk menggapai cinta Alloh. Agar seluruh waktu lebih banyak tergadaikan untuk ibadah agar setiap nafas omongan bernilai ibadah yang akan menghadirkan keberkahan dalam hidup hingga Alloh membukakan pintu surga yang sesungguhnya diakhirat.

Pertanyaannya yang benar sama-sama dengan suami menggapai ridho Alloh. Atau meraih ridho suami untuk menggapai ridho Alloh?

🌸 Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

MasyaAllah luar biasa sekali tujuannya. Supaya tidak terasa beban amalan ibadahanya, maka luruskan niatnya dulu. Ibadah itu untuk apa, dan perlu latihan terus. Jika niatnya sudah lurus, maka mengerjakannya akan lebih ringan.

Latihan diperlukan untuk membiasakan diri dengan ibadah-ibadah yang berat, misal shaum sunnah dan tahajjud. Hal ini berlaku untuk ibadah wajib dan sunnah. Adapun cara untuk menikmati ibadah,  usahakan punya ilmu tentang ibadah yang dikerjakan, agar ada motivasi. Juga memahami setiap bacaan,  jika ada bacaan-bacaan di dalamnya. 

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Eriska Novelita ~ Pangkal Pinang
Assalamu'alaikum,

1. Kita masuk surga berkat rahmat Allah. Sehingga ada yang beranggapan, melakukan kebaikan kepada setiap orang. Tapi ibadah bolong-bolong, itu tidak apa-apa katanya?

2. Bagaimana ustadz jika adik ipar tidak mengerti kakaknya sedang di PHK (Putus Hubungan Kerja) dan dalam kesulitan tapi masih suka menyusahkan misal minjam uang, sedikit-sedikit minta uang. Apakah itu baik?

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

1. Yang pertama dihisab nanti adalah sholat, jika sholat bolong-bolong dan bermasalah maka bisa jadi ibadah lain tidak diterima.

Wallahu'alam

2. Yaa, memang kita harus saling tolong menolong. Dan tidak boleh menyusahkan orang lain. Seharusnya orang tersebut bisa memahami kondisi yang sebenarnya, apakah ia patut minta bantuan, sedang yang dimintai bantuan pun sedang perlu juga bantuan.

Wallahu'alam. 

0⃣4⃣ Yeyen ~ Bandung Barat
Bagaimana cara menghindari kehidupan yang sia-sia? Kadang kala dalam beramal sholeh pun suka ada keburukan yang muncul. Contohnya ingin dilihat orang atau sayanglah apa-apa yang telah diberikan kepada orang. Apa itu juga termasuk kesia-siaan dalam melakukan kebaikan?

🌸Jawab:
Amalan seseorang diterima Allah hanya jika orang tersebut beriman kepada Allah. Selanjutnya dalam beramal tak boleh riya'. Riya' adalah syirik kecil, karena ia beramal bukan karena Allah tapi ingin dipuji. Hal ini bisa dihindari, dengan membiasakan diri beramal secara sembunyi-sembunyi. Juga dalam beramal harus ikhlas, apa yang dilakukan, apa yang diberikan, harua karena Allah. Jika tidak ikhlas, maka amalan tersebut sia-sia. 

Wallahu'alam

0⃣5⃣ Yuli ~ Aceh
Assalamualaikum ustadz,

Bagaimana cara menghilangkan candu pegang handphone, padahal cuma scroll-scroll saja.
Memang ibadah, ibadah juga lepas itu pegang handphone lagi. Padahal sudah tahu sia-sia saja!

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh, 

iya memang harus bisa mengontrol diri dari handphone, jangan sampai handphone jadi seperti 'Illah' atau sembahan baru tanpa disadari. Siapa yang tergantung pada sesuatu,  maka sesuatu itu bisa jadi illah baginya. Maka syirik juga jadinya. Padahal kita hanya bisa bergantung pada Allah. 

Wallahu'alam

0⃣6⃣ Evi ~ Jaksel
Assalamualaikum,

Bagaimana kiat-kiat supaya kita bisa menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia seperti nongkrong-nongkrong, ngbrol ngalor ngidul?

Agar pelan-pelan jauh dari pergaulan teman yang kurang bermanfaat misalnya diajak shopping atau pergi ke suatu tempat, sedangkan pekerjaan di rumah banyak dan tanggung jawab kepada anak dan suami?

Terimakasih

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Bisa dengan menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Misal tilawah, ikut kajian atau baca buku. Mungkin terasa berat, tetapi memang jalannya harus demikian. Bisa juga silaturahim ke saudaranya.

Dan terakhir,  bergaulah dengan orang-orang yang mengingatkan kita pada akhirat. Bukan milih-milih teman, tetapi selektif ketika melakukan kegiatan bersama. Jangan mengarah pada yang sia-sia.

0⃣7⃣ Hesti ~ Yogya                     
Assalamu'alaykum,

Apakah teringat kemudian menjalar menjadi mengingat-ingat apa yang telah dilakukan (sedekah, menolong orang ) termasuk amal perbuatan yang sia-sia?

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam, 

Sebaiknya jangan mengingat-ingat apa yang diberikan. Karena kebaikan yang kita lakukan, tidak mesti manusia yang balas. Allah yang akan membalasnya. Dalam beramal shalih, tidak boleh seperti transaksi, seolah jika ingin berbuat baik, terus orang tersebut juga melakukan hal yang sama. Padahal ada pahala yang lebih baik dari apa yang kita lakukan atau yang kita berikan. Apa yang disisi Allah lebih baik dari nilai yang diberikan manusia.

Wallahu'alam

0⃣8⃣ Agustin ~ Surabaya
Assalamulaiakum,

Sering kita kehilangan waktu jika sudah kumpul dengan keluarga dan mengobrol sampai lupa waktu.
Apakah salah jika kemudian kita membatasi diri tidak sering ikut nimbrung dengan keluarga agar tidak menyia-nyiakan waktu ustadz?
Kalau sendiripun kadang pegang handphone lupa padahal ada ilmu juga yang bisa di dapat. 

Jazakallah

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Justru sebenarnya jika jadi role model disitu. Ketika waktu sholat, ajak sekalian mereka sholat. Mungkin di awal akan terasa aneh dan asing, tapi insyaAllah lama kelamaan akan terbiasa. Allah akan tunjukkan jalan-jalannya. Karena itu,  biasakan untuk sholat tepat waktu walaupun kumpul-kumpul dengan saudara.

Wallahu'alm

0⃣9⃣ Rossalia ~ Bandung
Assalamualaikum...

Bagaimana caranya agar pada saat kita berbuat kebaikan kita tidak sibuk menghitung pahala yang Allah beri? Misalnya kita mau sedekah ini biar nanti pahalanya seperti ini, apakah ini juga termasuk ibadah yang sia-sia?

Jazakallah

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Sebenarnya ada angka kuantitatif yang Allah sampaikan dalam Al Qur'an. Tapi menghitung-hitungnya juga kurang baik. Sebaiknya fokus saja ibadah kepada Allah, sebab kita tidak tahu amalan mana yang Allah terima. Tentang pahalanya, Allah saja yang menilai dan memberi balasan.

Wallahu'alam

1⃣0⃣ Nurjanah ~ Banten
Assalamualaikum ustadz,

1. Jika kita berbuat dosa dan mengulangi kesalahan yang sama apakah amal sholeh yang sudah kita lakukan sebelumnya hangus dan sia-sia pahalanya?

2. Termasuk perbuatan yang sia-sia bukan ustadz ketika kita menunggu seseorang atau jodoh?

🌸Jawab:
Wa'alaikum salam,

1. InsyaAllah tidak, hanya saja amalan yang salah itu akan membuat ia berdosa. 

2. Jodoh memang bagian dari rizki, harus ikhtiar.  Menunggu lamaran dari seorang ikhwan, juga bagian dari ikhtiar,  maksudnya menunggu dalam kepastian.

Jika ada yang melamar,  dipertimbangkan untuk diterima segera, jangan terlalu banyak pertimbangan jika hal tersebut terkait hanya semata harta dan nasab. Yang penting adalah agamanya. Jika ia orang shalih, diterima saja.

Wallahu'alam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Semoga semua tambah sehat dan ceria selalu.

Yang sakit Allah sembuhkan, yang kurang kurang uang Allah tambahkan rizkinya. 

Yang sedih, dihibur hatinya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar