Minggu, 31 Oktober 2021

SYUKUR, SABAR DAN ISTIGHFAR

 


OLeH: Ustadzah Azizah, S.Pd

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸MENGUPAS SEKILAS TENTANG SYUKUR, SABAR & ISTIGHFAR

بسم الله الرحمن الرحيم

الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

Dalam mukaddimah kitab Al Waabilush Shayyib, Imam Ibnul Qayyim mengulas tiga hal di atas dengan sangat mengagum kan. Beliau mengatakan bahwa kehidupan manusia berputar pada tiga poros: Syukur, Sabar, dan Istighfar. Seseorang tak kan lepas dari salah satu dari tiga keadaan:

◾1. Ia mendapat curahan nikmat yang tak terhingga dari Alloh ﷻ, dan inilah mengharuskannya untuk bersyukur.

Syukur memiliki tiga rukun, yang bila ketiganya diamalkan, berarti seorang hamba dianggap telah mewujudkan hakikat syukur tersebut, meski kuantitasnya masih jauh dari ‘cukup’. 

Ketiga rukun tersebut adalah:
○ Mengakui dalam hati bahwa nikmat tersebut dari Alloh ﷻ.

○ Mengucapkannya dengan lisan.

○ Menggunakan kenikmatan tersebut untuk menggapai ridha Alloh ﷻ, karena Dia-lah yang memberikannya.

🔶BAGAIMANA CARA MENSYUKURI NIKMAT ALLOH ﷻ?

Sebuah pertanyaan sederhana, bagai mana caranya agar kita boleh bersyukur atas nikmat-nikmat Alloh ﷻ?

★ Bersyukur itu dengan tiga hal:
1. Hati, 
2. Lisan,
3. Anggota badan.

Mensyukuri nikmat dengan hati maksudnya menyandarkan nikmat tersebut kepada Allah Ta’ala, Zat yang menciptakannya.

Allah Ta’ala berfirman,

وما بكم من نعمة فمن الله

"Tidaklah engkau memperoleh nikmat melainkan hal itu datangnya dari Alloh ﷻ."
(QS. An-Nahl: 53)

Bukan dari kepintaran kita, kekayaan kita, kekuasaan kita, kegantengan kita,

Mensyukuri nikmat dengan lisan artinya memperbanyak pujian, ucapan hamdalah alhamdulillah kepada Zat yang telah memberikannya. 

Karena pujian adalah inti dan permulaan rasa syukur. 

Melafalkannya termasuk gerakan lisan yang paling utama.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

والحمد لله تملأ الميزان

"Ucapan alhamdulillah memenuhi mizan timbangan."
(HR. Muslim)

Mensyukuri nikmat dengan anggota badan maksudnya mempergunakannya untuk meraih rida Allah Ta’ala.

Bukan untuk mengundang murka-Nya ataupun bermaksiat kepada-Nya.

Manusia yang paling bahagia adalah dia yang menjadikan nikmat-nikmat Alloh ﷻ sebagai sarana menuju Allah Ta’ala dan negeri akhirat. 

Sedangkan manusia yang paling celaka adalah dia yang menjadikan nikmat tersebut mengantarkannya kepada hawa nafsu serta untuk mengecap kelezatannya.

Jadilah engkau qanaah merasa cukup atas apa yang telah Allah Ta’ala rezekikan kepada mu, maka engkau akan menjadi manusia yang paling bersyukur.

Ingatlah selalu bahawa mensyukuri nikmat Alloh ﷻ adalah ibadah, bahkan merupakan ibadah yang sangat agung dan mulia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الطاعم الشاكر مثل الصائم الصابر

"Orang yang makan dan bersyukur laksana orang yang berpuasa dan bersabar."
(HR. Bukhari)

Teruslah bersyukur atas nikmat dan rezeki yang Alloh ﷻ beri, apa pun itu meskipun sedikit.

Yang namanya bersyukur adalah dengan meninggalkan maksiat dan selalu taat pada Alloh ﷻ.

Abu Hazim mengatakan, Setiap nikmat yang tidak di gunakan untuk mendekatkan diri pada Alloh ﷻ, itu hanyalah musibah. 

Mukhollad bin Al Husain mengatakan, "Syukur adalah dengan meninggalkan maksiat."
(Uddatush Shobirin, hal. 49, Mawqi’ Al Waroq)

◾2. Atau, boleh jadi Alloh ﷻ mengujinya dengan berbagai ujian, dan kewajiban hamba saat itu ialah bersabar.

★ Definisi sabar itu sendiri meliputi tiga hal:

○ Menahan hati dari perasaan marah, kesal, dan dongkol terhadap ketentuan Alloh ﷻ.

○ Menahan lisan dari berkeluh kesah dan menggerutu akan takdir Alloh ﷻ.

○ Menahan anggota badan dari bermaksiat seperti menam par wajah, menyobek pakaian, (atau membanting pintu, piring) dan perbuatan lain yang menun jukkan sikap ‘tidak terima’ terhadap keputusan Alloh ﷻ.

Perlu kita pahami bahwa Alloh ﷻ menguji hamba-Nya bukan karena Dia ingin membinasakan si hamba, namun untuk mengetes sejauh mana penghambaan kita terhadap-Nya. Kalaulah Alloh ﷻ mewajibkan sejumlah peribadatan (yaitu hal-hal yang menjadikan kita sebagai abdi atau budak-nya Alloh ﷻ) saat kita dalam kondisi lapang; maka Alloh ﷻ juga mewajibkan sejumlah peribadatan kala kita dalam kondisi sempit.

Banyak orang yang ringan untuk melakukan peribadatan tipe pertama, karena biasanya hal tersebut selaras dengan keinginannya. Akan tetapi yang lebih penting dan utama adalah peribadatan tipe kedua, yang sering kali tidak selaras dengan keinginan yang bersangkutan.

Ibnul Qayyim lantas mencontoh kan bahwa berwudhu di musim panas menggunakan air dingin; mempergauli istri cantik yang dicintai, memberi nafkah kepada anak-isteri saat banyak duit; adalah ibadah. 

Demikian pula berwudhu dengan sempurna dengan air dingin di musim dingin dan menafkahi anak-istri saat kondisi ekonomi terjepit, juga termasuk ibadah; tapi nilainya begitu jauh antara ibadah tipe pertama dengan ibadah tipe kedua. Yang kedua jauh lebih bernilai dibandingkan yang pertama, karena itulah ibadah yang sesungguhnya, yang membuktikan penghambaan seorang hamba kepada Khaliq-Nya. 

Oleh sebab itu, Alloh ﷻ berjanji akan mencukupi hamba-hamba-Nya, sebagaimana firman Alloh ﷻ, ُ
“Bukankah Alloh ﷻ yang mencukupi (segala kebu tuhan) hamba-Nya?”
(QS. Az Zumar: 36).

Tingkat kecukupan tersebut tentulah berbanding lurus dengan tingkat penghambaan masing- masing hamba. Makin tinggi ia memperbudak dirinya demi kesenangan Alloh ﷻ yang konsekuensinya harus mengor bankan kesenangan pribadinya, maka makin tinggi pula kadar pencukupan yang Alloh ﷻ berikan kepadanya. 

Akibatnya, sang hamba akan senantiasa dicukupi oleh Alloh ﷻ dan termasuk dalam golongan yang Alloh ﷻ sebutkan dalam firman-Nya: “(Sesungguhnya, engkau (Iblis) tidak memiliki kekuasaan atas hamba-hamba-Ku, dan cukup lah Rabb-mu (Hai Muhammad) sebagai wakil (penolong).” 
(QS. Al Isra’: 65).

Hamba-hamba yang dimaksud dalam ayat ini adalah hamba yang mendapatkan pencukupan dari Alloh ﷻ dalam ayat sebelumnya, yaitu mereka yang benar-benar menghambakan dirinya kepada Alloh ﷻ, baik dalam kondisi menyenangkan maupun menyusahkan. 

Inilah hamba-hamba yang terjaga dari gangguan syaithan, alias syaithan tidak bisa menguasai mereka dan menyeret mereka kepada makarnya, kecuali saat hamba tersebut lengah saja.

Sebab bagaimana pun juga, setiap manusia tidak akan bebas 100% dari gangguan syaithan selama dia adalah manusia. Ia pasti akan termakan bisikan syaithan suatu ketika. 

Namun bedanya, orang yang benar-benar merealisasi kan ‘ubudiyyah (peribadatan) kepada Alloh ﷻ hanya akan terganggu oleh syaithan di saat dirinya lengah saja, yakni saat dirinya tidak bisa menolak gangguan tersebut. Saat itulah dia termakan hasutan syaithan dan melakukan pelanggaran dengan demikian, ia akan beralih ke kondisi berikutnya.

🔶BERSABARLAH DI DUNIA
⁣⁣
Dalam masalah dunia, seorang mukmin lebih memilih banyak bersabar.
Karena dia tidak ingin, agamanya rusak gara-gara dunia.
Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut dunia itu ibarat penjara bagi mukmin.⁣⁣
⁣⁣
Dalam hadist dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,⁣⁣
⁣⁣
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ⁣⁣

“Dunia itu penjara bagi mukmin dan surga bagi orang kafir.”
(HR. Ahmad 8512 & Muslim 7606)⁣⁣
⁣⁣
Sebanyak apapun fasilitas hidup yang dimiliki mukmin di dunia, jika dibandingkan kenikmatan surga, maka dunia itu ibarat penjara baginya.⁣⁣
⁣⁣
Agar umatnya tidak terlalu rakus dunia, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan betapa kehinaan dunia.
Sampai beliau menyebutkan,
"Andai di sisi Alloh ﷻ dunia ini sebanding dengan satu sayap seekor nyamuk, niscaya orang kafir tidak akan diberi minum walaupun seteguk air."
⁣⁣
Dalam hadis dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,⁣⁣
⁣⁣
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ⁣⁣

"Andai dunia itu senilai satu sayap seekor nyamuk di sisi Alloh ﷻ, tentu orang kafir tidak akan diberi minum walaupun seteguk air."
(HR. Turmudzi 2490 dan dishahihkan al-Albani)⁣⁣

🔶4 TINGKATAN SABAR AGAR HIDUP KITA BAHAGIA DUNIA  AKHIRAT
Salah satu pelajaran TAUHID yang sangat berguna adalah mempelajari tingkatan sabar.

Mungkin banyak yang mengira bahwa sabar itu hanya sabar menghadapi musibah saja, ternyata dalam pelajaran TAUHID.
Sabar ada 3 macam:

​~ Bersabar menjalankan ketaatan,
~ Bersabar tidak melakukan  yang diharamkan,
~ Bersabar menghadapi takdir Alloh ﷻ baik musibah maupun nikmat​.

Contohnya: ada yang sangat sabar shalat malam, tapi tidak sabar dengan godaan wanita. 

4 Tingkatan sabar dalam menghadapi musibah dan ujian:

★ 1. Marah
Bisa jadi tidak terima dengan takdir Alloh ﷻ, ini bisa mengurangi Tauhid seseorang bahkan bisa terjerumus dalam kesyirikan karena mencela takdir Alloh ﷻ.

★ 2. Sabar
Hatinya mungkin terasa pedih tetapi ia masih mampu menahan diri dari  perbuatan menentang takdir Alloh ﷻ, misalnya mencela atau “mengamuk” banting sesuatu.

★ 3. Ridha
Hatinya sama saja ketika mendapat musibah atau nikmat dan dia berusaha ridha, ketika ada rasa tidak menerima, ia berusaha lawan dan ridha.

★ 4. Bersyukur
Inilah tingkatan tertinggi, ia tahu hakikat musibah, menerima takdir, itulah yang terbaik, menghapuskan dosa, meningkatkan derajat, bisa jadi menghadap Alloh ﷻ tanpa dosa sama sekali kelak.

Semoga kita termasuk dalam tingkatan yang bersyukur, walaupun berat, badai pasti berlalu, betapa banyak kita telah melewati musibah yang lebih berat dari sayang dan dunia tetap saja berlalu tanpa bekas.

Agar bisa bersabar tingkat tertinggi kita harus belajar TAUHID asma wa sifat untuk mengenal sifat Alloh ﷻ, tatkala terkena musibah, ingatlah sifat Alloh ﷻ.

> Yaitu lebih sayang terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada bayinya di buaian setelah lama terpisah dengan bayinya karena bayinya hilang.

> Dari Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu , beliau menuturkan:

ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﺒﻲ، ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺒﻲ ﻗﺪ ﺗﺤﻠﺐ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﺗﺴﻘﻲ، ﺇﺫﺍ ﻭﺟﺪﺕ ﺻﺒﻴﺎً ﻓﻲ

ﺍﻟﺴﺒﻲ ﺃﺧﺬﺗﻪ، ﻓﺄﻟﺼﻘﺘﻪ ﺑﺒﻄﻨﻬﺎ ﻭﺃﺭﺿﻌﺘﻪ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻨﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : (ﺃﺗﺮﻭﻥ ﻫﺬﻩ ﻃﺎﺭﺣﺔ ﻭﻟﺪﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ). ﻗﻠﻨﺎ: ﻻ، ﻭﻫﻲ ﺗﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﺮﺣﻪ، ﻓﻘﺎﻝ: (ﻟﻠﻪ ﺃﺭﺣﻢ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺑﻮﻟﺪﻫﺎ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya.

Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami,
​“ Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”​ Kami menjawab, ​“Tidak mungkin, demi Alloh ﷻ. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”​

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ​“Sungguh Alloh ﷻ lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.”​
[HR. Bukhari dan Muslim]

Semoga kita bisa mengamalkan ilmu kita.

◾3. Yaitu begitu ia melakukan dosa, segera lah ia memohon ampun (beristighfar) kepada Alloh ﷻ. 

Ini merupakan solusi luar biasa saat seorang hamba terjerumus dalam dosa.

Bila ia hamba yang bertakwa, ia akan selalu terbayang oleh dosanya, hingga dosa yang dilakukan tadi justru berdampak positif terhadapnya di kemudian hari. 

Ibnul Qayyim lantas menukil ucapan Syaikhul Islam Abu Isma’il Al Harawi yang mengatakan bahwa konon para salaf mengatakan: “Seseorang mungkin melakukan suatu dosa, yang karenanya ia masuk Jannah; dan ia mungkin melakukan ketaatan, yang karenanya ia masuk Neraka.”

Bagaimana kok begitu?

Bila Alloh ﷻ menghendaki kebaikan atas seseorang, Alloh ﷻ akan menjadikan nya terjerumus dalam suatu dosa (padahal sebelumnya ia seorang yang shalih dan gemar beramal shalih). Dosa tersebut akan selalu terbayang di depan matanya, mengusik jiwanya, mengganggu tidurnya dan membuatnya selalu gelisah. Ia takut bahwa semua keshalihannya tadi akan sia-sia karena dosa tersebut, hingga dengan demikian ia menjadi takluk dihadapan Alloh ﷻ, takut kepada- Nya, mengharap rahmat dan maghfirah-Nya, serta bertaubat kepada-Nya. 

Nah, akibat dosa yang satu tadi, ia terhindar dari penyakit ‘ujub (kagum) terhadap keshalihannya selama ini, yang boleh jadi akan membinasakan dirinya, dan tersebab itulah ia akan masuk Jannah.

Namun sebaliknya orang yang melakukan suatu amalan besar, ia bisa jadi akan celaka akibat amalnya tersebut. Yakni bila ia merasa kagum dengan dirinya yang bisa beramal ‘shalih’ seperti itu. Nah, kekaguman ini akan membatalkan amalnya dan menjadikannya ‘lupa diri’. Maka bila Alloh ﷻ tidak menguji nya dengan suatu dosa yang mendorongnya untuk taubat, niscaya orang ini akan celaka dan masuk Neraka.

🔶BISA JADI  KETERGESAAN KITALAH YANG JADI PENGHALANG TERKABULNYA DOA

Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى

“Doa kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan, ‘Saya telah lama berdoa, tetapi tidak kunjung dikabulkan’.” (Muttafaqun ‘Alaih)

★ Noted : berdoa pun perlu kesabaran.

🔹Rasulullah ﷺ Senantiasa Beristighfar

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencontohkan pada umatnya untuk memperbanyak istighfar (bacaan: astaghfirullah).

Karena manusia tidaklah luput dari kesalahan dan dosa, sehingga istighfar dan taubat mesti dijaga setiap saat.

>️ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Alloh ﷻ, aku sungguh beristighfar pada Alloh ﷻ dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307)

>️ Dari Al Aghorr Al Muzanni, yang merupakan sahabat Nabi, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِى وَإِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِى الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Alloh ﷻ dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702)

>️ Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan bahwa makna hadits di atas, yaitu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan malas beliau membacanya seperti itu.

Artinya, beliau rutin terus mengamalkan dzikir istighfar setiap harinya. (Lihat Syarh Shahih Muslim karya Imam Nawawi, 17: 22)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah makhluk terbaik di sisi Alloh ﷻ dan dosanya yang telah lalu dan akan datang telah diampuni, namun beliau masih beristighfar sebanyak 70 kali dalam rangka pengajaran kepada umatnya dan supaya meninggikan derajat beliau di sisi Alloh ﷻ.

> Oleh karenanya, jangan pernah letih lisan ini untuk senantiasa beristighfar kepada Allah ta’ala.

> Semoga Alloh ﷻ mengampuni setiap kesalahan dan dosa kita dengan istighfar dan taubat yang terus kita rutinkan.

🔹Rahasia Sayyidul Istighfar 
 
وَعَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ اَلِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ اَلْعَبْدُ اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْت.َ  أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ 
 
“Dari Syaddad Ibnu Aus radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Permohonan ampunan (istighfar) yang paling utama ialah seorang hamba membaca (artinya = Ya Allah Engkaulah Tuhanku tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau yang telah menciptakan diriku aku hamba-Mu aku selalu berada dalam ikatan-Mu dan perjanjian-Mu selama aku mampu aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat aku mengaku kepada-Mu dengan nikmat yang Engkau berikan kepadaku aku mengaku kepada-Mu dengan dosaku maka ampunilah aku sebab tiada yang akan mengampuni dosa selain Engkau).” (HR. Bukhari, no. 6306)

Sayyid artinya pemimpin atau yang terdepan. Hadits ini menunjukkan bahwa bentuk zikir istighfar itu banyak namun lafal inilah yang terbaik. Di antara lafal istighfar Di antaranya, 
 
Lafal, أَسْتَغْفِر ُاللهَ 
 
Lafal, رَبِّ اغْفِرْ لِي 
 
Lafal, رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ اْلغَفُوْرُ، أو التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ 
 
“Tuhanku! Ampunilah aku dan berilah Tobat kepadaku, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima Tobat lagi Maha Pengampun, (atau) Maha Penerima Tobat lagi Maha Pengasih”
 
Dan lafal-lafal lainnya, maka hendaknya seseorang Perhatian dengan istighfar ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, 
 
اسْتِغْفارُ الإِنْسانِ أَهَمُّ مِنْ جَميعِ الأَدْعيَةِ 
 
“Istighfar seseorang lebih baik dari seluruh doa.” (Jami’ Al-Masail, 6/277) 
 
Perhatikanlah bagaimana Alloh ﷻ memerintahkan Nabi-Nya untuk beristighfar bagi umatnya. Allah ﷻ berfirman, 
 
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ 
 
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Alloh ﷻ dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)

★ Noted
- diambil dari berbagai artikel
- Oleh Ustadz DR. Firanda Andirja, MA. (Artikel dari Buku Syarah Kitabul Jami’) 
- "Rasulullah senantiasa beristighfar" by Rizqi Amirurrosyid
- Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK. حفظه الله dalam 4 tingkatan sabar.

Noted di buat tgl 3/1/21

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ iNdika ~ Semarang
Ustadzah, bagaimana cara bersabar dan bersyukur pada saat Alloh ﷻ memberikan kita masalah? Dalam hati menerima, kadang mulut ingin mengeluarkan kata-kata berkeluh kesah.

🌸Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim pertanyaan dari mbak Indika ya. 

Bagaimana caranya bersabar dan bersyukur pada saat Alloh ﷻ itu memberikan masalah. 

Baru saja, Bunda itu mendapatkan satu artikel yang berjudul bahwa ujian seseorang itu, berat tidaknya itu, tergantung dari kadar keimanannya. MasyaAllah ya. Jadi kalau imamnya itu tipis-tipis saja begitu, kalau ada orang yang suka nulis postingan, apa rekreasi tipis-tipis begitu ya. Artinya kan tidak perlu modal besar begitu ya, hanya sekedar duduk-duduk, terus kemudian makan bareng lesehan begitu kan, tidak perlu harus traveling ke mana, bikin jadinya biaya besar, itu sama ya. Jadi dengan kadar keimanannya sedikit, maka ujiannya juga ringan begitu ya. Dan dengan kadar keimanan yang tinggi kepada Alloh ﷻ maka, tingkat ujiannya juga akan semakin tinggi. 

Itu kenapa tidak ada satupun Nabi yang tidak di uji dengan kesabaran ya. Nabi Yakub kehilangan Nabi Yusus. itu dia kehilangan putranya selama 18 tahun ya. 18 tahun kalau nggak salah, 80 tahun atau 18 tahun begitu ya. Kebayangkan begitu loh, kehilangan anak. Bagaimana seorang ayah begitu kehilangan anak begitu kan. Kita tahu ya ceritanya, bagaimana Nabi Yusuf itu sama saudara-saudaranya itu di kemudian dimasukkan ke dalam jurang, begitu bajunya disobek-sobek kemudian diberikan darah kambing gitu ya dan bilang kepada ayahnya bahwa Yusuf diterkam binatang buas begitu.
Beliau menangis mendoakan putranya itu selama kalau tidak salah 80 tahun ya. MasyaAllah itu kehilangan yang begitu lama begitu ya, tapi selalu ada kesabaran, ada sementara Nabi yang lain itu diuji juga, seperti Nabi Ibrahim itu ya selama 18 tahun menderita penyakit kulit sehingga tidak ada seorangpun yang mau mendekat kepadanya begitu. 

MasyaAllah begitu dan kesabaran itu jauh lebih mengedepankan, berharap kasih sayang dari Alloh ﷻ. Jadi kalau kita ketika diuji, maka sadarlah bahwa ketika ujian kita itu begitu berat, itu kemudian kita harus mentransidentalkan hati dan pikiran kita, serta ruh kita, menyadari bahwa, "Ya Alloh ﷻ, jika memang engkau berkenan untuk memberikan ujian yang begitu berat kurasakan ini, tapi tolong, jangan tinggalkan hamba ya Alloh ﷻ, tolong berikan hamba kesanggupan untuk melalui ini semua dengan tetap selalu bersyukur."

Dan Bunda selalu berkaca kepada ujian yang Bunda terima ya, ketika anak-anak Bunda masih kecil begitu, yang paling besar masuk SMP, mana mau UN ya, mau ujian SMP kelas 3 begitu di kelas internasional. Adiknya masih 7,5 tahun, yang tengah baru mau 10 tahun kemudian Abi meninggal. 14 hari setelah abi meninggal, kami dirampok. Harta kami habis, itu kan hujan berturut-turut ya tidak sampai sebulan begitu kan. Itu orang MasyaAllah begitu, sampai yang namanya tetangga dan lain sebagainya itu melaknat itu rampok, "Memang tidak mikir apa di situ ada anak yatim 3 begitu ya."

MasyaAllah begitu ya dan pada saat itu yang Bunda lakukan itu hanya satu, "Ya Allah jika engkau memang menghendaki ini semua, tolong berikan saya kesanggupan untuk Ridho dengan segala keputusan dan yakin bahwa dibalik semua ujian ini, Engkau akan memberikan kebahagiaan yang luar biasa. Doa yang Bunda langitkan karena pada saat dirampok itu jam 3 pagi begitu, jadi jam 4 itu Bunda shalat kan, belum sembuh ya itu. Bunda mohon sama Alloh ﷻ, "tolong Ya Alloh ﷻ, berikan tetap anak-anak keyakinan, jangan sampai mereka kufur nikmat." Itu saja yang Bunda takutkan. Khawatir mereka berpikir, kok Alloh ﷻ begitu amat begitu loh, karena mereka masih anak-anak kan, kita katakan bahwa Alloh ﷻ menginginkan mungkin harta kita harus di sucikan, sehingga Bapak di sana itu ringan hisabnya, tidak ada pertanggungjawaban tentang harta, karena kita sekarang sudah tidak punya apa-apa begitu.

Apa yang Alloh ﷻ balas setelah proses itu, anak-anak yang MasyaAllah luar biasa begitu ya. Anak-anak tiga-tiganya menjadi duta begitu di sekolah. Kemudian mereka mendapatkan emas di Olimpiade. Tidak semua orang yang sempurna, punya pasangan, dalam artian suami-istri, sanggup mendidik anak-anak menjadi anak-anak yang taat, patuh, shalih begitu ya. Tidak semuanya begitu dan itu adalah yang Alloh ﷻ berikan. Dimana anak-anak lebih mudah untuk disentuh, di ingatkan dan lain sebagainya.

Ingat satu dalil ya. "Jika Alloh ﷻ mengambil sesuatu darimu, yang kamu cintai, itu tidak lain, Alloh ﷻ akan memberikan ganti yang jauh lebih dari apa yang kamu cintai itu, jika kau ridho, bahkan kau tidak akan berpikir, apa yang Alloh ﷻ akan berikan itu, jauh dari ekspektasi mu."

Jadi yang diluar kita pikirkan, Alloh ﷻ akan berikan itu. Asalkan kita yakin, bahwa ujian itu bisa kita lalui, ikhlas kita menerimanya, ridho dengan keputusan Alloh ﷻ. Bagaimana kalau tiba-tiba kita mengeluh, mengeluh itu memang sifatnya manusia. Kita itu memang ditakdirkan menjadi manusia yang dhoif, yang lemah, yang mudah sekali mengeluh. Dikasih hujan, mengeluh. Dikasih panas, mengeluh. Bagaimana kalau dikasih hujan api itu kan atau uap panas begitu, naudzubillah. Sekarang kita dikasih hujan air saja, kita ngeluh begitu loh. Dikasih panas sekali, padahal panasnya tidak membara, tidak ada bara api yang dijatuhkan begitu, kita juga mengeluh. 

Nah itulah manusia. Jadi intinya itu adalah bahwa ketika kita sadar, kita sudah mengeluh kepada Alloh ﷻ, dengan adanya takdir yang diberikan ya. Mungkin tidak sama dengan impian kita, maka kembalilah istighfar, baca yah yang di paling bawah itu. Rasul ketika dia merasa tidak tenang, kemudian dia merasa gundah begitu ya, para sahabat itu mereka langsung istighfar, jadi terus saja baca istighfar dan istighfar begitu. Mungkin itu saja ya. 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0️⃣2️⃣ Phity ~ Yogja
Bunda, bagaimana aplikasinya kita sebagai rakyat bersyukur, bersabar dan beristighfar menghadapi kondisi di negara kita, dimana ulama banyak yang di persekusi, di serang, di dzolimi. Banyak rakyat yang kesulitan, sementara pejabat berebut kekuasaan dan kekayaan.

🌸Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim bagaimana kita menghadapi kondisi negara yang pada saat ini.

Yang paling penting untuk saat ini itu adalah ketika kita berkeluarga, karena miniatur sebuah negara adalah keluarga.
Kalau kita tidak bisa berbuat dengan lisan kita merubah keadaan seluruh Indonesia, minimal dalam rumah tangga kita. Kita menjadi trendsetter buat lingkungan.

Maksudnya bagaimana? Maksudnya begini, jadi ke rumah tangga kita ini saya tidak tahu ya, yang bertanya itu sudah menikah atau belum. Tapi kalau belum, ini adalah sebuah pembelajaran, begini tapi kalau sudah, maka ini adalah sebuah evaluasi.

Jadi jadikan keluarga kita itu trendsetter di masyarakat kita. Jadi kalau ada apa-apa, nanti orang itu akan melihat, itu lihat keluarganya orang itu, jadi anak kita itu bukan anak yang trouble maker, kemudian kita terbiasa berhijab di mana saja, bukan sekedarnya begitu. Ketika kita keluar, kita berhijab dengan cara yang baik, menutup aurat. Kemudian bahasa kita menjadi bahasa yang santun, sehingga masyarakat itu melihat bahwa inilah contoh keluarga yang baik itu seperti begini.

Ke tetangga baik, cara bermuamalah itu baik, jangan sampai ketika kita berbicara agama pintar, tetapi ketika bermuamalah di warung, kita kayak orang jahiliyah, tidak ngerti apa-apa. Misalnya nimbang, kita tambahin saja sendiri 1, kurang 1 ini. Kalau di Sunda tuh dibilangnya kurang hangat begitu. Kurang terlalu berat itu, bukan seimbang begitu. Itu kita tambahin saja sendiri, padahal tidak ridho itu tukang warungnya. itu kan dosa yang 1 biji itu, kenapa? Ya tidak ikhlas yang jual. Jangan sampai seperti begitu, atau kita udah janji, tapi main batalin saja. "Oh ya aku pesan ya, yang apa jenisnya seperti begini, warnanya pink, kemudian yang begini begini begini, tiba-tiba kita batalin saja, orangnya sudah beliin, kita batalin saja seenaknya. Maaf tiba-tiba aku tidak punya uang, jadi maaf ya. Aku batalin." Terus dia siapa yang mau beli dengan spesifikasi seperti itu loh.

Banyak yang melakukan seperti itu, lakukan apa yang bisa kita lakukan, dari diri kita dulu. Kalau semua orang itu berubah, menurut diri kita, baik dalam keluarga kita, maka itu akan menular. Dalam satu masyarakat yang baik, akan menular pada masyarakat yang lain. Teman-teman anak kita kemudian tidak terbiasa bicara kotor, kita bina anak-anak tetangga. Kan banyak rusaknya anak-anak itu, karena dia berkeliaran di luar. Di dalam rumah pura-pura baik, diluar dia nonton yang porno, keluar dia berantem, menjadi tawuran begitu kan. 

Kemudian apa yang terjadi? Maka akan ada broken di rumah itu. Tidak ada kepemimpinan. Bagaimana seorang suami yang tidak bisa menjaga anak perempuannya, dia biarkan saja anak perempuannya pacaran. Dibawa saja, dikemek-kemek sama berbagai orang begitu kan. Karena kenapa? Kelas 1 SMA dia putus sama si A, kelas 2 SMA dia putus lagi sama yang lain. Belum kuliah, kalau di total berapa pacarnya yang sudah megang dia. Kita tahulah anak-anak sekarang mah begitu kan bergaul. Tidak seperti zaman saya dulu begitu kan ya.  MaasyaAllah kan pertanggungjawaban seorang ayah itu.

Bagaimana seorang ibu membekali, bukan berarti kemudian kita tidak bisa memikirkan, berarti kita bodo amat ya bunda, kalau Pak Kyai diapa-apain di luar. Bukan begitu. Kita sampaikan pada anak-anak kita, bahwa kita tidak boleh menjadi orang yang seperti itu. Bahwa ulama itu adalah waratsatul Anbiya, dia pewaris kenabian. Kita harus menjaga marwah dia, menghormati ilmunya, dan lain sebagainya. Sampaikan pada anak kita, sehingga ketika anak-anak kita ikut terlibat di dalam dakwah, maka banyak yang bergerak untuk kebaikan.

Tapi kalau keluarga kita saja masih acakadut begitu kan orangnya. Dia bicaranya kebaikan, anaknya saja kemarin tawuran ditangkap polisi. Walah jadi tidak baik juga begitu kan. Terus lah bergerak, tunjukkan kita peduli. Kalau perlu buka di rumah kita itu taklim-taklim begitu ya. Taklim untuk remaja, taklim untuk anak-anak, ngajarin ngaji, itu akan mencari pahala.

Tebar saja kebaikan dimana saja, maka itu akan suatu saat akan berupa. Karena mungkin saat ini, negara kita seperti begini. Tetapi dari generasi anak-anak kita yang kita didik, dengan cara yang baik, maka itu yang akan kemudian menumbuhkan peradaban baru dari sebuah negara. Mungkin itu ya. 

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0️⃣3️⃣ Phity ~ Yogja
Assalamu'alaykum bunda.

Berarti kalau kita teringat terus akan dosa yang telah lalu, sebenarnya itupun wujud sayang nya Alloh ﷻ kepada kita ya bun? Agar kita tidak mengulangi dosa itu lagi dan tidak sombong begitu ya?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Ditanyakan, apakah ketika kita teringat tentang dosa-dosa kita itu adalah sebuah kasih sayang Alloh ﷻ? 

Betul, coba bayangkan kalau kita itu tidak teringat dan kita merasa biasa-biasa saja melakukan kemaksiatan, naudzubillah begitu ya.

Bahkan bisa jadi ketika kita merasa biasa, itu artinya apa, istidraj begitu loh. Jadi Alloh ﷻ itu membiarkan kita itu melakukan maksiat, melakukan penipuan, melakukan sesuatu yang hina dihadapan manusia, itu Alloh ﷻ biarkan dan kita akan mati dalam keadaan sia-sia na'udzubillah.

Jadi ketika kita sadar bahwa di masa lalu begitu ya, kita menjadi seorang anak yang mungkin yang baru kenal jilbab, sudah kenalnya di usia 20-an, mungkin 30-an malahan atau sudah punya anak begitu ya, baru sadar bahwa ini aurat tuh harus ditutup. Oh tidak boleh begini, tidak boleh begitu, baru tahu, karena baru ikut kajian, maka tugas kita adalah menyesali dosa-dosa itu dan berjanji tidak akan pernah mengulangi lagi. Sehingga kita menjadi manusia-manusia yang kembali fitri kepada Alloh ﷻ, dengan melakukan salah satunya itu adalah membaca alkahfi begitu ya, antara Jumat dengan Jumat, lalu berpuasa, melakukan shalat begitu ya, shalat sunnah, shalat lail, perbanyak istighfar, perbanyak sedekah itu adalah salah satu hal yang Alloh ﷻ berikan kesempatan kepada kita, untuk menghapus dosa-dosa di masa lalu.

Rasulullah ﷺ mengatakan juga, bahwa "Ikutilah perbuatan-perbuatan buruk itu dengan hal yang baik, sehingga masa lalu yang buruk itu kemudian terhapus dengan kebaikan demi kebaikan." 

Dalam suatu kata, wallahu a'lam ya apakah itu seorang sahabat, apa ulama, mengatakan, "Hati-hati di usia 40 tahun." 

Ketika usianya sudah mencapai 40 tahun, kemudian dia tetap dalam kemaksiatan ya, dia terbiasa minum, berzina, maling atau apalah begitu, maka Alloh ﷻ akan biarkan dia dengan terus melakukan hal-hal yang berbau maksiat itu. Sehingga dia dimatikan dalam keadaan itu, naudzubillahimindzalik. 

Itu kenapa, kita yang sekarang baru menuju mau 40, kita mulai perbaiki diri, sehingga ketika kita sudah mencapai usia 40 itu, maka kita menjadi manusia yang baik, bukan bersih, bukan, karena kita juga tidak tahu ya kan, dalam proses kita mengamalkan ilmu itu, kadang kita ujub, kita riya' ya kan, kita bangga dengan diri kita, "wah aku sudah hijrah" begitu kan, perbanyak istighfar.

Jadi jangan sampai kemudian kita merasa, bahwa kita sudah menjadi orang yang benar ibadahnya, karena kita tidak tahu kualitas ibadah kita itu seperti apa dihadapan Alloh ﷻ. Kita sama seperti ketika kita menjahit di satu penjahit dan yang satu penjahit yang lain. Mungkin penjahit A kualitasnya A, di penjahit B, kualitasnya C misalnya ya. Jadi tidak semuanya sama begitu ya. Dan kita mencoba untuk terus menjadi manusia-manusia yang belajar, yang memelihara ibadah-ibadah sunnah kita. Tidak perlu banyak-banyak, tetapi yang penting rutin sampai mati. Itu yang Alloh ﷻ suka. 

Sebagaimana Aisyah mengatakan bahwa ketika Aisyah melakukan suatu amalan, maka dilakukan itu sampai dia bersungguh-sungguh mewujudkan itu sampai di akhir hayat begitu. Jadi kalau memang nggak sanggup ngaji 1 juz 1 hari, maka cobalah untuk 5 ayat tapi rutin setiap selesai salat, 5 ayat sampai mati.

Dan dalam dalil yang lain dikatakan, ketika kita melakukan ibadah-ibadah itu dengan rutin ya, kontinyu begitu, istimror didawamkan begitu setiap hari, maka ketika kita sakit, kita tidak sadar, naudzubillah begitu ya, atau kita sedang berhalangan karena kita haid, nifas, maka Alloh ﷻ tetap mencatat pahala itu, sebagaimana kita biasa melakukannya. MasyaAllah Alloh ﷻ itu begitu pemurah untuk memberikan pahala dan ampunan. Mungkin itu saja. Afwan minkum. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0️⃣4⃣ Phity ~ Yogja
Bunda, bagaimana caranya menasihati orang yang tidak sabar dan bersyukur dalam perekonomian, dia terlalu banyak keinginan tetapi tidak melihat kemampuannya?

Misal, mending pinjam atau kredit demi berpenampilan wah, apalagi banyak di masyarakat pinjaman-pinjaman harian sampai pinjaman online bahkan kartu kredit untuk yang lebih modern.

🌸Jawab:
Bismillahirrohmanirrohim.

Memang banyak orang yang tertipu dengan dunia, demi gengsi, demi image, demi menjaga penampilan begitu. Dia rela melakukan apa saja, yang penting biar apa namanya, biar fakir, yang penting terlihat tajir begitu ya. Kelihatannya doang. Dan itu kamuflase saja begitu ya. Dan ini sangat terkait dengan nilai keimanan akidah. Semakin orang itu jauh dari agama, maka yang diukur itu adalah dunia begitu ya. Jadi dia pengin begitu kan, sama dengan yang lain. Padahal jelas dalil yang mengatakan, "Jangan pernah khawatir dengan rezeki mu." Dan Alloh ﷻ itu sudah menentukan begitu loh, bahwa si A itu akan menjadi miliarder, si B itu triliuner, yang 1 miliarder, yang 1 jutawan, yang 1 cukup saja begitu, sederhana dengan kehidupannya.

Apakah berarti Alloh ﷻ tidak adil? Oh tidak, Alloh ﷻ itu adil. Emangnya kemudian kalau menjadi milyader, dia kemudian santai-santai saja masuk surga dengan hartanya. Lama itu untuk bisa di audit. Logikanya begini saja deh, kita masuk ke mall begitu ya, belanja 3 troli, kebayangkan berapa lama kita berdiri. Satu-satu itu diperiksa, beli sendok beli kapas, beli tisu, beli pampers, beli ini, semuanya kan di dihitung dulu sama kasir, baru kita ditotal.
Bagaimana kalau kita cuma belanja misalnya minuman sebotol sama snack 1, roti. Maka cepatkan. Itu loh kenapa di surga itu nanti, banyak orang miskin, karena apa,  karena auditnya cepat begitu loh.

Jadi kalau kita itu tidak punya bekal akidah yang cukup, tidak punya keyakinan kepada Alloh ﷻ, bahwa semua takaran itu sudah dicukupkan oleh Alloh ﷻ. Karena kalau kita mengikuti keinginan itu tidak akan pernah cukup rezeki itu. Tetapi Alloh ﷻ itu tidak akan memenuhi semua keinginan kita, tetapi Alloh ﷻ akan memberikan sesuai dengan kebutuhan kita. Karena Alloh ﷻ itu tahu kalau kita dijadikan seorang miliarder, bisa jadi naudzubillah, kita bisa kafir, naudzubillah ya, atau murtad. Itu kenapa Alloh ﷻ cukupkan dengan seperti itu, Alloh ﷻ itu Maha Tahu. 

Dan dalam satu dalil dikatakan bahwa, "tidaklah seseorang itu akan mati ya selesai dengan usianya, kecuali Alloh ﷻ sudah cukup kan rezekinya." Jadi memang segitu rezekinya begitu loh. Dia tidak akan mati, tidak akan kemudian ia bercita-cita menjadi presiden begitunya, kemudian tidak akan mati kecuali memang Alloh ﷻ takdirkan dia menjadi presiden begitu. Jadi sama dengan yang lain begitu kan. Apakah dia menjadi anggota dewan. Apakah dia menjadi kepala sekolah. Kalau itu tidak ditakdirkan oleh Alloh ﷻ, maka dia tidak akan mati dalam kondisi itu.

Ya memang rezekinya segitu. Jadi mungkin kalau ketika dia mati dalam kondisi dia hanya menjadi seorang buruh pabrik, ya itulah rezeki dia begitu loh. Karena yang penting dari rezeki itu bukan masalah banyak dan sedikitnya, tetapi terletak kepada keberkahannya.

Sedikit kalau berkah, cukup ya kan, banyak kalau tidak berkah, tidak akan cukup. Banyak kalau berkah, luar biasa. Kenapa? Itu menjadi ladang ya kan, dia zakat nya jadi banyak, sedekahnya menjadi banyak. 

Bagaimana menasihati, jika kita punya saudara atau teman ya kan, ya bagaimana caranya kita mengingatkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemubaziran.
Jika dia mengikuti tren bahwa gamis yang keluar sekarang itu, yang paling bagus tuh ini, sepatu ini, tas itu ini, ya kan, make up nya itu ini, apakah dia tidak berpikir, bahwa semua apa yang dia dapatkan itu atau apa yang dia lakukan itu, Alloh ﷻ akan meminta pertanggungjawaban. 

Apalagi kalau sampai melibatkan kredit ya kan, kartu kredit itu jelas banyak sekali yang membahas tentang riba. Apalagi sampai ngutang ke bank konvensional. Ingat ya, kalau orang ngerti agama, ketika kita berkaitan dengan riba, riba itu seringan-ringannya riba itu, sama dengan, "ya tolong catat,"  sama dengan seorang anak kandung laki-laki, menzinahi ibu kandungnya, naudzubillahimindzalik.
Kebayang tidak, seorang anak, menzinahi ibunya sendiri, naudzubillah. Itu seringan-ringannya. Kenapa riba itu begitu ngerti? Karena balasannya tidak main-main dari Alloh ﷻ. Jadi kita ingatkan. Jadi kalau kita itu ngerti agama, kita itu akan menahan diri ya kan. Terus jangan peduli dengan omongan orang, dibilang saja, kenapa juga kita harus peduli.

Teman-teman bunda banyak yang tajir melintir begitu dan bunda ya, biasa-biasa saja. Pakai sepatu yang sesanggupnya bunda beli. Tidak seperti mereka, yang harus beli tas branded. Mereka mampu, terus kenapa harus iri? Orang rumahnya saja di lingkungan yang super elit begitu kan. Tidak masalah, tapi tetap aja berteman biasa saja dan mereka tidak pernah bertanya, "bu azizah beli tasnya di mana ya? berapa harganya?" Tidak pernah ditanya seperti itu. Toh kalaupun mereka bertanya, ya bunda akan jawab, "belinya di pasar atau belinya diskonan," terus tidak dosa kan begitu. Yang penting kan, tidak bunda jawab, "ooo kemarin itu nyolong begitu kan." kan tidak, tetap bunda beli dengan cara halal, sah begitu loh ya. 

Jadi tinggal bagaimana caranya kita yang membackup diri kita, dengan iman, dengan agama. Sehingga orang itu, kalau tidak di agama itu, dia punya rasa kepedean loh gitu. Dia pe de menghadapi siapapun begitu loh. Pe de dalam artian bukan sombong ya, tidak akan merasa rendah diri, ketika berhadapan dengan orang yang sangat kaya, sangat pintar misalnya, biasa saja begitu loh. Bahwa semuanya juga makhluk-Nya Alloh ﷻ. Yang penting, kita tetap jaga adab, kalau beliau sedang berbicara tentang keahliannya, kita bukan ya, berarti kita harus berilmu kepada dia begitu. Ketika dia pamer kekayaan, ya kita sadar bahwa memang dia kaya begitu loh. Dan kita tidak boleh hasad dan dengki. 

Cukup kita berdoa, semoga suatu saat, keturunan saya punya rezeki seperti dia, tetapi digunakan untuk menolong orang-orang fakir dan miskin. Itu yang harus dilakukan, sehingga Alloh ﷻ itu mengaminkan itu, malaikat mengaminkan dan mengabulkan doa kita begitu ya.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Aisya ~ Riyadh
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. 
 
Bunda dari penjelasan di sini untuk saya yang  punya penyakit hati yang sulit untuk bersyukur.

Self healing saya sekarang menarik diri dari pergaulan, socialite, dan stop semuanya perihal info apapun dari luar terkecuali keluarga.

Tapi kadang itu bikin saya sendiri malah makin tertekan bunda, overthingking.

Suka mikir kalau lagi sendiri, pantas tidak saya bahagia?

Padahal kan bahagia itu sendiri ada pada rasa syukur kita ya bund, bagaimana ya bun, biar tidak terlalu overthingking perihal duniawi.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim, untuk pertanyaan, ketika kita menarik diri dari semua dunia sosmed yang misalnya kita tidak facebook-an, twitteran, ig-an, telegram atau apalah saya tidak tahu juga ya, macam-macam twitter begitu ya. Kalau bunda, cuma cukup telegram, BiP sama whatsApp ya.

Ini hanya gara-gara, karena kita ingin menarik diri ya. Coba ya mbak, ini saya tidak tahu, ini mbak-mbak, apa ibu-ibu ya. Saya panggil mbak saja dah ya. Begini mbak, ingat satu dalil begitu ya, bahwa ada satu pertanyaan yang mengatakan, lebih baik mana? Orang yang dia itu bersabar bergaul dengan orang lain, dalam kondisi masyarakat nya itu buruk, tapi dia terus mengadakan perbaikan. Dengan orang yang menarik diri, demi menyelamatkan dirinya dari lingkungan sekitarnya, lebih baik yang mana? 

Maka Alloh ﷻ lebih mencintai orang yang ada di tengah-tengah kaumnya, kemudian menyampaikan kebaikan, meskipun dia di olok, di hina, di ghibah, di gunjing, di fitnah bahkan di bunuh.

Coba kalau semua Rasul itu begitu dapat perintah terus langsung ngumpet, lah sempat kita jadi apa begitu kan. Justru karena Rasul itu, dia itu di hina dan dicaci maki, diapain segala macam oleh masyarakatnya, kaumnya, bahkan oleh pamannya sendiri. Itunkan keluarga loh, Abu Lahab, Abu Jahal itu kan semuanya pamannya begitu kan. Itu MasyaAllah begitu, tapi Rasul itu bersabar. Jadi ketika antum merasa, bahwa ketika menarik diri dari sosmed itu justru membuat tidak bahagia, tertekan, itu salah, kenapa? Itu menyiksa diri.

Alloh ﷻ tidak pernah membebani suatu kaum pun, melebihi kemampuan kita. Kalau kita tuh wajar-wajar saja, yang penting, ketika bersosmed, bunda udah punya facebook, tetapi tidak untuk menonton yang porno atau hal-hal yang vulgar dan lain sebagainya. Tidak.

Justru facebook bunda manfaatkan banyak-banyak untuk bergabung di kajian-kajian yang menerapkan, bagaimana fiqih, bagaimana siroh, bagaimana muamalah, bagaimana siasah begitu loh, bagaimana beradab, bagaimana akhlak begitu loh. Ya gunakan, manfaatkan itu. Justru dengan seperti itu, kalau kita kemudian menjadi cupu, menjadi sesuatu yang jumud begitu ya atau apa ya. Jumud itu dia berkutat dengan dirinya sendiri, tidak dapat ilmu apa-apa begitu ya, mau baca buku, males. 

Sementara yang paling cepat sekarang itu adalah sosmed begitu loh. Kita dapat berita macam-macam, kita menjadi berkembang, kita menjadi pede begitu. Kebayangkan kalau ketika teman yang ngomong, eh kamu tahu tidak makanan ini, kamu ke mana saja? Dari dari planet lain ya?

Apa-apa kita tidak tahu. Tuh sama minder kita. Bahkan seperti bunda, harus mengikuti trendnya anak sekarang tuh ngapain. Itu ketika kita siap berhadapan dengan anak-anak SMP, ngomong apa, nyambung begitu loh. Karena dakwah itu harus nyambung, harus sesuai dengan apa yang kita hadapi.
Kan tidak mungkin, kalau anak-anak yang masuk SMP diceramahi, menjadi ibu rumah tangga itu seperti begini, seperti begini, jadi lucu begitu kan.

Boro-boro dia mikir untuk jadi ibu rumah tangga begitu kan, dia cuci piring aja belum bisa begitu, jadi fungsi kan apapun itu, untuk kebaikan. Punya mobil itu salah tidak? Tidak salah kan. Tapi akan menjadi salah, kalau mobil tujuannya tuh pamer. Kemudian untuk berbuat maksiat di dalamnya, na'udzubillah kan. Punya mobil, kemudian di majelis taklim, kemudian kita bisa nyetir, kita punya mobil, ada ustadzah yang kesulitan, dia biasanya naik angkutan umum, jadinya kita anterin, pahala banyak itu bensin dari kita, ustadzah nya hemat uang, kan begitu. Teman-teman kita antarin, yuk mau kemana? Yuk tak anterin, ada tetangga sakit, gering, kita pakai mobil kita untuk antar ke rumah sakit. Tapi kalau cuma untuk pamer, ini loh, saya punya mobil ini harganya 3 m, terus buat apa?
Numpang tenar doang, pansos begitu. Tidak harus seperti itu begitu. 

Jadi gunakanlah sewajarnya ya kan, yang penting jangan pedulikan omongan orang untuk hal-hal, jadi jangan ikutin menggunjing begitu loh. Orang lagi ngomong apa, terus mereka ikut berdebat, kemudian saling menjatuhkan, menghina marwah seseorang begitu, jangan ikutan, lewati saja. 

Jangan baca-baca yang hal-hal yang membuat kita itu menjadi pikiran kita kotor, angan-angan kita menjadi kotor ya. Jangan seperti itu, lakukan biasa saja. Ya kan kita tetap harus tahu dunia luar, kita harus tetap mengikuti aturan yang ada di luar, dalam artian mengikuti trend beritanya ya, misalnya sekarang kalau kita mau naik haji, maka kita harus suntik ini, itu, kemudian ini. Lah terus kalau kita menutup diri, dari semua informasi itu, dari mana. Padahal itu adanya di medsos itu kan. Kita harus mengikuti itu. Jadi nanti jangan-jangan kita jadi kuper sendiri begitu kan, jadi kurang pergaulan.

Dan itu akan menjadi orang yang tidak asik bagi orang lain begitu kan. Orang itu kan akan sangat welcome ke kita, kalau kita di ajak ngomong ini, nyambung, ngomong ini, nyambung begitu ya kan. Bahkan seorang suami itu, ketika lelah di kantor dengan kerjaan kantor, dia ingin membahas di luar itu, yaitu dunia luar, kita harus coba ikut itu, bisa tahu nyambung. Jangan cuma mikirin bumbu saja begitu, yang di dapur, cucian begitu, ya tidak begitu juga ya.

Jadi ketika diskusi dengan suami ini, seperti sekarang misalnya, pernikahan childfree begitu kan, pernikahan yang menginginkan bahwa, ya sudah, kita sepakat tidak punya anak. Secara tinjauan syar'i seperti mana, kita gali itu itu loh.

Jadi jangan sampai kita ooo begitu ya. Kita bengong saja tidak punya prinsip ya kan. Kalau seperti begini bagaimana? Terus tidak punya prinsip tentang agamanya sendiri begitu loh. Padahal gunakan medsos itu untuk bagaimana kita bisa memperkaya ilmu diri itu ya. Untuk lebih lebih baik, mendidik anak ya kan. Kan kita perlu tuh, sekarang laktasi itu seperti mana, kalau dulu tuh tidak boleh kayak begini, sekarang sudah boleh. 

Sesuatu yang sangat-sangat membuat kita itu menjadi orang yang jauh lebih baik ketika mendidik yang berikutnya begitulah.
Penting itu, karena pengetahuan itu berkembang, ilmu itu juga berkembang, kemudian fiqih itu juga ada yang mengikuti masanya begitu loh. Bagaimanakah kalau ada kejadian, sepetir di zaman Rasul kan tidak ada vaksin, sekarang ada vaksin, terus bagaimana kajiannya, itu perlu kajian fiqih tentang ini. Maka kita kaji, kita ikut kajian-kajiannya seperti itu.

Sehingga kita tidak blank dengan yang namanya ilmu. Terus kita itu update dengan hal-hal yang positif saja, itu ya. Mungkin itu saja. Jadi silakan buka facebook, silakan punya twitter atau apa tuh, dan tidak usah yang sepetir apa tuh, tik tok-an, ikut gitu joget-joget tidak jelas, itu tidak perlu begitu ya.

Tidak usah seperti begitu kan. Tapi ikuti sesuatu yang sangat-sangat trendsetter ya, artinya oh ini lagi ramai, ini secara fiqih seperti mana, tinjauan secara agama seperti mana, secara hukum Islam seperti mana, secara hukum negara seperti mana. Itu penting ketika kita punya keilmuannya seperti itu, maka kita akan menjadi orang yang nyaman buat orang lain, untuk diajak diskusi begitu ya.

Mungkin itu saja. Assalamu'alaikum warohmatullah wabaarokatuh.

0️⃣6⃣ Riza ~ Klaten
Assalaimu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bagaimana jika kita sudah terlibat dengan riba ya bund? Apa yang harus kita lakukan? Apakah harus melunasi semua riba itu tapi jika dilunasi tapi tidak ada aset untuk melunasinya.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim bagaimana caranya ketika kita terlibat hutang dengan riba. 

Nah itulah kenapa riba itu begitu sangat menakutkan begitu ya, dalam artian ya bukan hanya menakutkan secara dunia begitu ya, karena bisa habis benar begitu kan, apa yang kita punya.

Kemudian belum lagi tanggung jawab di akhirat, bagaimanapun, kalau itu berkaitan dengan riba, ya memang harus dibayar, kalau memang kaitannya dengan hutang begitu. Sementara kalau aset tidak ada, Ya Allahu a'lam bgitu ya. Dalam artian begini, mungkin kita bisa berusaha, mohon kepada Alloh ﷻ dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh begitu. Siapa tahu ada yang bisa menjaminkan hartanya, untuk bisa menutup hutang. Dan kita bersungguh-sungguh untuk membayarnya.

Ketika kita punya niat untuk melunasi hutang kita, dengan cara yang hak, begitu ya, dalam artian, kita tidak gali lubang, tutup lubang ya. Riba di sini, ngutangnya, riba lagi, bukan seperti itu ya.

Nah itu insyaAllah, Alloh ﷻ akan memberikan jalan, tapi yakin bahwa kita itu bertaubat atas kesalahan kita yang telah melakukan riba. Ketika kita sudah melakukan itu, insyaAllah Alloh ﷻ akan berikan kemampuan ya.

Jadi jangan takut dengan rezeki Alloh ﷻ, tetaplah berusaha begitu ya. Mencari orang yang bisa, dalam artian menjadi donatur buat kita dan kita bersungguh-sungguh. Bisa jadi misalnya, mungkin kita bisa menawarkan keahlian kita bekerja pada seseorang yang punya usaha apa misalnya. Saya siap untuk tidak dibayar, asalkan tolong tutup dulu hutang saya. Jadi saya bayar dengan tenaga saya, bisa seperti itu, atau apalah begitu. Sehingga kita bisa menutup hutang itu dan minta sama Alloh ﷻ, untuk dimudahkan. 

Ada banyak doa yang mungkin bisa dibaca, ada beberapa doa yang bisa dibaca begitu ya. Mungkin bisa di gogling begitu ya, di kajian-kajian para ustadz begitu, agar kita diringankan, untuk bisa mencicil utang begitu ya. Mungkin itu yang bisa bunda jawab. 

Assalamualaikum warahmatullah.

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

SYUKUR dan SABAR adalah perintah. Dengan keduanya, maka insyaAllah kita bisa menjalani hidup ini dengan sepenuh kesungguhan untuk menggapai ridho-Nya.

Tak ada yang lebih Alloh ﷻ cintai dari hamba-hamba-Nya selain huznudhon atas setiap catatan takdir yang telah Alloh ﷻ gariskan.

Jika ia adalah kebaikan dan kemuliaan, maka jadi kan kebaikan itu, untuk melipat gandakan syukur nikmat kita atas karunia-Nya.

Inilah saatnya memperbesar amalan, infaq, dan empaty kita.

Namun, jika ia adalah ujian, maka jadikan ia adalah modal untuk memupuk kesabaran, menempa keikhlasan, dan menumbuhkan keyakinan atas satu dalil bahwa tidaklah Alloh ﷻ mengambil sesuatu dari hamba-hamba-Nya kecuali DIA akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Inilah saatnya memperbesar harapan dalam doa.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar