Minggu, 31 Oktober 2021

KETEGASAN UMAR BIN KHATAB SANG PEMIMPIN PEMBERANI (PART 2)

 


OLeH: Ustadz Undang Suherlan

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎KETEGASAN UMAR BIN KHATTAB SANG PEMIMPIN PEMBERANI, PART 2

الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ. 

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari zaman jahiliah zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Umar menjadi khalifah menjelang wafatnya Abu Bakar.

Ia diberi wasiat untuk meneruskan kepemimpinan. Keputusan ini didukung sahabat Nabi yang lain.

Sebagai seorang khalifah, Umar dikenal tegas dan pemberani. Ia juga sangat peduli kepada rakyatnya.
Disebutkan bahwa Umar selalu berkeliling menemu rakyatnya. Ia rutin memastikan apakah ada di antara mereka yang kelaparan, sakit, atau kesusahan.

Pada masa kekhalifahan Umar, Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pasukannya berhasil mengalahkan dua kekuatan besar saat itu yakni, Romawi di barat dan Persia di Timur.

Pada 634, tentara muslim sebanyak 46.000 orang mengalahkan 300.000 tentara Romawi di dataran Yarmuk.

Di bawah Umar, ekspansi Islam dimulai. Ibu kota Suriah, Damaskus, dikuasai pada 635.

Setahun setelah kemenangan di Yarmuk, seluruh daerah Suriah jatuh ke kekuasaan Islam.
Suriah dijadikan basis.

Ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah kepemimpinan Amr in Ash. 

Ke Irak di bawah kepemimpinan Sa'ad bin Abi Waqqash. Ibu kota Mesir Alexandria ditaklukkan pada 641 M.
Begitu pula ibu kota Persia, Al Madain yang dikuasai pada tahun 637.
 
Kekuasaan Islam meliputi jazirah Arab, Palestina, Suriah, sebagian Persia, dan Mesir. Ia membagi daerah ini menjadi provinsi. Tiap provinsi ditunjuk satu gubernur.

Umar bin Khattab  sebagai pribadi yang tegas dan keras sempat dikhawatirkan umat Islam ketika menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah. 

Umar pun menyadari hal tersebut. 

Diriwayatkan dari Sa‘id ibn Al-Musayyib.

Ketika di baiat jadi khalifah. Umar naik ke atas mimbar Rasulullah ﷺ dan berpidato, Dia berkata,

"Wahai sekalian manusia, telah sampai kepadaku bahwa kalian merasa takut kepadaku, maka dengarkanlah apa yang kukatakan."

Saat bersama Rasulullah ﷺ, aku adalah budak dan pelayannya. Beliau adalah orang yang paling lembut dan halus, sebagaimana firman Alloh ﷻ dalam Surah At-Taubah 128, Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Maka, aku letakkan sifat kerasku pada kelembutan Nabi ﷺ.  Hingga aku menjadi pedang yang terhunus di hadapan beliau. Jika berkehendak, beliau akan menyarungkanku. Jika berkehendak, beliau akan membiarkanku, kemudian aku akan melakukan apa yang beliau inginkan. Selama hidup bersama Rasulullah ﷺ, aku tetap berniat begitu, hingga Alloh ﷻ mewafatkan beliau dan beliau ridha terhadapku. Aku banyak bersyukur kepada Alloh ﷻ atas hal itu, dan karenanya aku berbahagia.

Kemudian diangkatlah Abu Bakar, dan aku yang menjadi pembantunya. Dia sosok yang lembut seperti Rasulullah ﷺ. Sifat kerasku kucampurkan dengan sifat lembutnya, dan kujadikan diriku pedang yang terhunus di hadapannya. Jika berkehendak, dia akan menyarungkanku. Jika berkehendak, dia akan membiarkanku berlalu. Aku tetap bersamanya hingga Alloh ﷻ mewafatkannya, dan dia ridha terhadapku. Aku sangat bersyukur kepada Alloh ﷻ, dan karenanya aku berbahagia.

Sekarang, akulah yang menjadi pemimpin bagi kalian. Aku tahu orang-orang ada yang berkata, Umar berlaku keras kepada kita, dan lain sebagainya. Ketahuilah bahwa sifat keras ini telah aku lemahkan, kecuali terhadap orang-orang yang melampaui batas dan berbuat zalim. Dan tidak akan kubiarkan orang-orang berbuat zalim memiliki kesempatan.

Demi Alloh ﷻ, sungguh jika ada seseorang yang berbuat zalim dan melampaui batas terhadap orang-orang yang berpegang teguh pada agamanya, aku akan letakkan pipinya ke tanah, dan kuletakkan kakiku di atasnya, hingga dia mau kembali pada kebenaran. Sebaliknya, aku akan meletakkan pipiku ke tanah jika aku bersikap keras terhadap orang-orang yang menjaga kehormatan dirinya dan tidak berlaku aniaya, hingga mereka meletakkan kaki mereka di atasku.

Maka, bertakwalah kalian kepada Alloh ﷻ, dan tolonglah aku untuk kepentingan kalian dengan menahan diri dari menentangku, dan untuk kepentinganku dengan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, serta memberi nasihat terkait kepemimpinan yang aku jalani.

Kemudian Umar bin Khattab RA tercatat dalam sejarah sebagai seorang khalifah yang menjadi kekuatan besar baru di wilayah Timur Tengah. 

Ia menaklukan Kekaisaran Sasaniyah dan bahkan berhasil mengambil alih kepemimpinan dua pertiga wilayah Kekaisaran Romawi Timur. 

Dalam memimpin Islam ada beberapa sifat yang dipegang oleh Umar bin Khattab sehingga pada waktu itu Islam benar-benar berkembang dengan pesat. 

Prinsip pemimpin yang dipegang oleh Umar bin Khattab:

Mengutamakan Adil. Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang adil, dia tidak akan tinggal diam jika mengetahui dan menyaksikan kesewenang-wenangan.

Amanah atau dapat dipercaya merupakan sifat yang harus ditanamkan kepada anak-anak seperti yang dicontohkan oleh Umar bin Khattab dimana Umar merupakan salah satu khalifah yang sangat Amanah.

Hidup Bersahaja, sebagai seorang pemimpin Umar bin Khattab selalu hidup Dalam kesederhanaan dan jauh dari kesan kemewahaan padahal pada waktu itu wilayah kekuasaan Islam sudah sangat luas sampai ke luar Arab.

Pemberani dan Tegas Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang pemberani dan tegas namun tetap memiliki hati yang lembut.

Umar bin Khattab, terkenal cerdas dan tegas. Bahkan, ada banyak pendapatnya yang dikuatkan Al Quran. 

Rasulullah ﷺ pernah berkata mengenai Umar,

"Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar." (HR At-Tirmidzi).

Dalam Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah karya Syaikh Muhammad Sa'id Mursi, yang diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Achmad Faozan, terbitan Pustaka Al-Kautsar, dijabarkan ada pendapat Umar bin Khattab yang sejalan dengan kehendak Al Quran. Setidaknya dalam lima perkara.

◼️Pertama
Umar pernah mengusulkan untuk membunuh tawanan perang Badar dan tidak menerima tebusan dari mereka, lalu turun ayat Al Quran yang menguatkan pendapatnya.

◼️Kedua
Umar juga pernah berbicara agar istri-istri Nabi memakai hijab, lalu turun ayat Al Quran  tentang hal itu.

◼️Ketiga
Umar pernah menyampaikan saran kepada Nabi supaya tidak menshalati jenazah orang-orang munafik, kemudian turunlah ayat Al Quran yang melarang mensholati jenazah orang-orang munafik.

◼️Keempat
Pendapat Umar untuk menjadikan makam Nabi Ibrahim sebagai tempat sholat, lalu turun ayat Al Quran yang menyuruh kaum Muslimin untuk sholat di tempat tersebut.

◼️Kelima
ketika istri-istri Nabi Muhammad ﷺ berkumpul lantaran cemburu terhadap sikap Nabi ﷺ. Kemudian Umar berkata kepada mereka, "Jika Nabi menceraikan kalian, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya istri-istri yang lebih baik dari kalian."

Setelah Umar menyampaikan hal itu, turun surah At-Tahrim yang di dalamnya terdapat ayat yang menguatkan hal itu.

Terakhir ana akan sampaikan bagaimana cara Umar mengetahui orang tersebut amanah atau tidak.

Mengetahui orang yang jujur dan amanah tidak hanya dapat dilihat dari seberapa taatnya dia dalam masalah ibadah yang bersifat individual. 

Sayyidina Umar bin Khattab memberikan pengetahuan agar umat Islam dapat membedakan mana orang jujur dan tidak.

Seorang pemuda pernah mendatangi Sayyidina Umar bin Khattab untuk bersaksi, dan seorang pemuda lain memberikannya kesaksian dan membenarkan kata-katanya dan yakin akan ketulusan pemuda tersebut. 

Pemuda itu berkata kepada Sayyidina Umar, “Sesungguhnya Fulan adalah pemuda yang jujur,”. Kemudian Sayyidina Umar bertanya kepadanya, “Pernahkah engkau melakukan perjalanan dengannya?” Pemuda itu menjawab, “Tidak.”

Sayyidina Umar bertanya lagi, “Apakah kamu pernah berselisih dengannya?” Pemuda itu menjawab, “Tidak.”  Sayyidina Umar bertanya lagi, “Apakah engkau mempercayakan sesuatu kepadanya?” Pemuda itu menjawab, “Tidak.”

Kemudian Sayyidina Umar berkata kembali, “Maka engkau adalah orang yang tidak mengenal dia.” 
Sayyidina Umar bin Khattab mengingatkan kita tentang etika berhubungan dengan orang lain. Juga mengajarkan untuk menilai seseorang dari pengetahuan mereka. Bahwa sesungguhnya mempercayakan sesuatu kepada orang lain tidak hanya cukup dengan melihatnya saja secara zahir.

Tidak cukup dengan melihatnya sholat, puasa, kecuali sampai kita benar-benar pernah berada di sisi ataupun lingkupnya, lalu kita mempercayainya sebagai orang yang amanah. 

Ibnu Taimiah pernah berkata, “Dan begitu juga keburukan orang yang berbuat maksiat tampak di wajah mereka, namun terkadang orang bingung akan hal itu.”   

Demikian paparan kali ini.
Yang benar datangnya dari اللّه. Yang salah dari ketidaktahuan ana yang masih fakir ilmu agama.

Mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam penulisan.

 العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر

Ilmu itu apabila tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.

 جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...

والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Riyanti ~ Yogja
Ustadz, menarik sekali pemaparan ustadz tentang Umar Ra.

Yang ingin saya tanyakan,
Terlepas dari takdir. Peristiwa terbunuhnya Umar, menunjukkan "titik lemahnya" penjagaan pemimpin umat yang merupakan asset jamaah muslim saat itu.

Kalau dikontekskan dengan zaman sekarang, bagaimana implementasinya?

Syukron

🔷Jawab:
Sebenarnya untuk penjagaan itu di negara ada ditangan pemerintah. Ummat tidak mempunyai kekuatan apapun, karena tidak mempunyai kekuatan hukum apa-apa.

Maka yang bisa lakukan itu yaa negara, bukan ummat. 

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Aisya ~ Riyadh 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatu 

Ustadz, sayidina Umar bin Khatthab di golongkan sebagai Khulafur Rasyidin.

Adakah arti dari Khulafur rashydin?

Mohon penjelasan.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata, khulafah dan ar-rasyidin.

Khulafah adalah bentuk jamak dari khalifah, yang artinya pengganti, pemimpin, atau penguasa yang diangkat setelah Nabi Muhammad ﷺ untuk melanjutkan tugas beliau sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan, tetapi bukan sebagai Nabi atau Rasul.

Sedangkan ar-rasyidin adalah bentuk jamak dari ar-rasyid yang artinya orang yang mendapat petunjuk.

Jadi menurut bahasa, Khulafaur Rasyidin adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin, atau penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Alloh ﷻ.

✓ Sejarah Khulafaur Rasyidin

Setelah Nabi Muhammad wafat, umat muslim sempat mengalami kebingungan karena beliau tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin umat Islam.

Hal itu secara tidak langsung memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk membuat model pemilihan khalifah.

Tidak lama kemudian, sejumlah tokoh Muhajirin dan Ansar berkumpul di balai kota Bani Sa'idah, Madinah.

Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin selanjutnya.

Musyawarah tersebut berjalan cukup alot, karena masing-masing pihak sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam.

Abu Bakar kemudian menengahi dengan mengatakan bahwa umat Islam hendaknya memilih seseorang yang tidak pernah meminta kekuasaan, sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad ﷺ.

Selain itu, kekhalifahan seharusnya dipegang oleh orang yang mampu memegang amanah, tidak gila akan kekuasaan, peka terhadap masyarakat, dan tidak silau harta.

Dengan kriteria tersebut, umat muslim sepakat memilih Umar bin Khattab.

Akan tetapi, Umar bin Khattab menolak dan justru meminta Abu Bakar untuk menjadi pemimpin.

Penyataan Umar bin Khattab pun diamini oleh kaum Muhajirin dan Ansar serta seluruh umat Islam.

Dengan demikian, Abu Bakar resmi diangkat menjadi khalifah pertama yang mendapat amanah untuk melanjutkan kekhalifahan Islam. Dan khalifah ke dua Umar bin Khatab menggantikan Abu Bakar.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar