Minggu, 31 Oktober 2021

AKAL DAN HATI

 


OLeH: Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎AKAL DAN HATI

Ketika menjelaskan tentang kemuliaan akal, Imam Ghazali berkata, "Akal itu sumber, peneliti dan dasar dari ilmu. Ilmu sendiri berproses dari akal seperti proses buah dari pohon, proses cahaya dari matahari, dan proses penglihatan dari mata. Bagaimana akal tidak mulia, bukankah akal itu media memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat?"

Ada sebuah hadis seperti dikutip dalam kitab al-Awsath. Rasulullah ﷺ bersabda, "Ciptaan Alloh ﷻ pertama adalah akal. Lalu, Alloh ﷻ memerintah kepada akal, 'Menghadaplah', akal itu pun menghadap. Lalu Alloh ﷻ memerintahkan, 'Renungkan lah', maka akal itu pun merenung."

Dalam Al Quran, keadaan hati manusia digambarkan dalam beberapa cara. Misalnya, hati yang tenteram, yakni lantaran orang itu beriman dan selalu mengingat Alloh ﷻ. "Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh ﷻ hati menjadi tentram." (QS ar-Ra'd: 28).

Apa itu hati? Dalam bahasa Arab, hati adalah qolbu. Qolbu memiliki dua makna. ✓ Pertama, inti dan kemulian sesuatu. Manusia dikatakan memiliki qolbu karena di dalam diri manusia ada sesuatu yang paling inti dan mulia. ✓ Kedua, sesuatu yang bolak-balik dari satu arah ke arah yang lain. Tidak dinamakan qolbu kecuali karena ia sering bolak-balik (taqallub).

Islam adalah agama yang senantiasa membimbing akal manusia tetap di dalam keseimbangan dan kebenaran.

Di kalangan ulama disebutkan bahwa akal ibarat lampu yang menerangi hati. Jika akal tidak fungsional, maka hati akan gelap, gersang dan keras. Dengan kata lain, akal dan hati di dalam Islam mesti terintegrasi, yang karena itu Al-Qur’an menyebut manusia yang sedemikian itu dengan istilah Ulul Albab.

وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 179).

Akal dan hati ibarat dua sisi mata uang, yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa akal, hati tidak bisa mencukupi hidup. Tanpa hati, akal sering membuat kerusakan. Dan, hanya dengan akal dan hati iman bisa melahirkan akhlakul karimah dan kemaslahatan di dalam kehidupan. Mari sehatkan akal dengan berpikir, dan terangi hati dengan berdzikir.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Rustia ~ Bekasi 
Assalamu'alaikum ustadz.

Apakah akal ada tingkatan-tingkatannya ustadz?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Akal meliputi 3 yaitu:

1. Awam (sangat belum paham) 
2. Ammik (paham hanya kulitnya).
3. Mustanir 
(paham luar dan dalamnya).

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamu'alaikum ustadz.

Sekarang banyak sekali orang pandai, orang berakal tetapi tidak punya hati. Banyak para pemangku jabatan yang mengambil kebijakan tanpa rasa. 

Bagaimana memelihara hati agar berakal baik?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Orang pandai belum masuk ke dalam berakal.

Yang cerdas masuk ke dalam berakal.

Sebab akal akan turun ke dalam hati, bila tunduk dan taat kepada Rabbnya. Maka hati terpelihara dengan senantiasa berdzikir dan beramal shalih secara ikhlas.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Aisya ~ Riyadh
Assalamu'alaikum.

Sebagian dari ulama tasawuf menyatakan bahwa hati berfungsi sebagai alat untuk berpikir atau mengikat.

Al-Muhasibi, ia memaparkan bahwa akal berfungsi untuk “melarang".

Maka di sini akal mengikat dan “melarang” nafsu untuk melakukan perbuatan yang buruk. 

Kalau akal sudah mengikat nafsu, ustadz, maka apakah benar perkara akhirat adalah tujuan utamanya dan tidak memandang penting perkara akhirat. Nantinya?
Akhirnya, nafsu akan memperbaharui atau mempengaruhinya tujuannya, dan menentang segala bisikan musuh (hawa nafsu)?

Jadi, bagaimana kita mampu mengelola hati, akal dan nafsu ustadz? 

Mohon penjelasannya.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Akal dan nafsu sangat berbeda.

Akal ada dalam berpikir secara jernih.

Sedangkan nafsu ada dalam raga, terdapat pada anggota tubuh.

Adanya hawa nafsu mendorong raga agar tunduk hanya kepada Alloh ﷻ, jadi dalam melakukan kebaikan akan datang kebaikan kepadanya. Sebaliknya, bila melakukan keburukan akan datang keburukan kepadanya.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Yulis ~ Bintan
Assalaamu'alaikum warahmatullah.

Ustadz, ketika kita ingin mengambil keputusan. Penyelesaiannya secara akal seperti A misalnya. Tapi hati kurang setuju. Mana yamg diutamakan ya? Karena jujur sebagai perempuan seringnya lebih mengutamakan hati.

🔷Jawab:
 Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Hati berporos pada akal, karena akal turun ke hati. Sebab akan datang kebaikan kepadanya.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Pancaran akal terdapat dalam hati akan memuliakan manusia dengan iman dan takwa.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar