Minggu, 31 Oktober 2021

PUASA SUNNAH

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌀PUASA SUNNAH

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah ﷻ, yang telah memberikan kita nikmat yang sebegitu luar biasa, yakni nikmat iman dan Islam dan nikmat sehat walafiat, karena dengan nikmat tersebut, kita dapat menghadiri acara yang mulia ini.

Tidak lupa shalawat beserta salam semoga terlimpahkan pada Nabi besar kita Muhammad ﷺ, kepada keluarganya, para sahabatnya, pengikutnya, dan kepada kita sekalian.

Teman-teman Sholehah, 

Malam ini kita sharing tentang puasa sunnah, InsyaaAllah.

Puasa sunnah merupakan amalan yang sangat disukai Alloh ﷻ tapi sedikit orang melakukannya. 

Puasa sunnah bisa dilakukan kapan saja, kecuali pada hari yang diharamkan puasa, seperti puasa di hari raya atau puasa tasyrik. Ada banyak macam-macam puasa sunnah dalam agama Islam.

Puasa sunnah adalah puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ. Ada banyak macam-macam puasa sunnah yang harus seorang muslim ketahui.

Rasulullah ﷺ tidak pernah mengajarkan sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Apalagi jika ajaran itu berbentuk ibadah. Lebih dari sekadar mendapatkan pahala, semua ibadah memiliki hikmah dan manfaat bagi yang menjalankannya. Hal ini disampaikan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang setimpal."

Sahabat sholehah... 

Hikmah Puasa Sunnah adalah menahan diri dari kegiatan makan dan minum, serta segala hal yang membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga Waktu Buka Puasa yaitu terbenamya matahari, dimana bagi yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala, dan bagi yang tidak melaksanakannya atau meninggalkannya tidak akan mendapatkan dosa.

Jadi bisa diartikan bahwa puasa sunnah adalah puasa yang tidak diwajibkan untuk dilakukan bagi umat Islam, akan tetapi jika puasa tersebut dilakukan, maka akan mendapatkan pahala dari Alloh ﷻ.

Kita bisa menemukan berbagai manfaat dalam menjalankan ibadah puasa, khususnya puasa sunnah, salah satunya Hikmah Puasa Sunnah adalah dapat menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat yang pada akhirnya akan berujung pada datangnya siksa dari Alloh ﷻ. Selain itu, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan kita. Selama menjalankan puasa, seseorang dilatih untuk dapat menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak diperbolehkan selama menjalankan puasa, serta membantu kita untuk menahan hawa nafsu.

🔷Dalam ajaran agama Islam terdapat beberapa jenis puasa sunnah, yaitu:

◾1. Puasa Senin Kamis

Mengapa Puasa Sunnah senin kamis sangat dianjurkan oleh Baginda Rasul?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Alloh ﷻ) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. An Nasai)

Selain itu, dalam sebuah hadist, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam juga bersabda:

“Hari itu adalah hari di mana aku dilahirkan, dan di mana aku dijadikan Rasul dan diturunkannya padaku wahyu.” (HR. Muslim)

◾2. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji.

Dalam sebuah hadist Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalah telah bersabda yang artinya:

“Tiada amal yang sholeh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijjah).” (HR. al-Bukhari).

✓ Keutamaan dari Puasa Sunnah Arafah

Menghapuskan dosa selama dua tahun yakni satu tahun sebelumnya dan satu tahun ke depan. Sebagaimana hadist Rasulullah Solallahu Alaihi Wassalam yang artinya:

“Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim)

Dapat membebaskan kita dari siksa api neraka, sebagaimana pernyataan yang dikeluarkan oleh sebagian besar ulama yang menyatakan bahwa Alloh ﷻ memberikan kebebasan dari siksa api neraka di hari arafah bukan hanya bagi jamaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di padang Arafah, melainkan juga terhadap kaum muslimin yang sedang tidak berhaji.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda yang artinya:

“Di antara hari yang Alloh ﷻ banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Alloh ﷻ berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)

Dikabulkannya Do’a, seperti hadist Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya:
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang ku ucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelum ku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir (Tidak ada Ilah kecuali Alloh ﷻ semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian, Alloh ﷻ Maha Menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi, hasan)

◾3. Puasa di Sembilan Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Di sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti berdzikir, istighfar, berdo’a, bersedekah, serta yang paling ditekankan adalah melakukan puasa. Mengapa? Karena Keutamaan Bulan Dzulhijjah di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sama seperti kita berpuasa selama setahun penuh serta seperti kita mengerjakan sholat setiap malam yang sebanding dengan sholat pada malam Lailatul Qodar.

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya:

”Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Alloh ﷻ dimana seorang hamba beribadat di dalam hari-hari itu daripada ibadat yang dilakukannya di dalam 10 hari Zulhijah. Puasa sehari di dalam hari itu menyamai puasa setahun dan qiamulail (menghidupkan malam) di dalam hari itu seumpama qiamulail setahun.”

Dalam Hadist yang diriwatkan oleh Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dari beberapa istri Nabi ﷺ:

“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ melakukan puasa sembilan hari di awal bulan Zulhijjah, di Hari Asyura dan tiga hari di setiap bulan iaitu hari Isnin yang pertama dan dua hari Kamis yang berikutnya.” (HR. Imam Ahmad dan an-Nasa’ie)

✓ Keutamaan berpuasa di sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah

~ Diampuni segala dosa-dosanya oleh Alloh ﷻ.
~ Diibaratkan seperti orang yang sedang beribadah dan berpuasa selama satu tahun tanpa melakukan perbuatan maksiat.
~ Do’a-do’anya akan dikabulkan Alloh ﷻ.
~ Segala kesusahan, kemelaratan dan kefakirannya akan dihilangkan oleh Alloh ﷻ dan pada hari Kiamat, mereka akan bersama orang yang baik, mulia dan terhormat.
~ Dapat terhindar dari sifat munafik dan siksa kubur.
~ Mendapatkan Rahmat dan kasih sayang dari Alloh ﷻ dan dibebaskan dari adzab.
~ Akan terhindar dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran serta membuka 30 pintu kemudahan dan kesenangan.
~ Mendapatkan pahala yang tak terhingga jumlahnya.
~ Akan diampuni dosa-dosanya setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

◾4. Puasa Tasu’a

Puasa Tasu’a adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10 Muharram. Kenapa harus begitu? Karena di hari yang sama yaitu tanggal 10 Muharram orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.

Jadi melakukan puasa ditanggal 9 Muharram untuk mengiringi puasa keesokan harinya akan dapat membedakan dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Dari Ibnu Abbas  radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sedang melaksanakan puasa Asyura, dan beliau memerintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di hari itu juga, ada beberapa sahabat yang berkata yang artinya:

“Wahai Rasulullah ﷺ, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nasrani.” Lalu Rasulullah ﷺ menjawab yang artinya “Jika datang tahun depan, insyaaAllah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram)”.”Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai Muharam tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah wafat.” (HR. Muslim 1916)

◾5. Puasa Asyura (10 Muharram)

Ini adalah puasa sunnah yang dilakukan pada keesokan hari setelah melakukan puasa sunnah Tasu’a. Imam As-Syafii dan pengikut madzhabnya, imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan bahwa dianjurkan menjalankan puasa di hari kesembilan dan kesepuluh bulan Muharram secara berurutan.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam- Bersabda yang artinya:

“Seutama-utama puasa setelah Ramadlan ialah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu, ialah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)

Adapun niat puasa Asyura adalah “Nawaitu sauma ghodin min yaumi ‘asyura sunnattan lillahi ta’ala.” yang artinya “Aku berniat puasa sunnah Asyura’, karena Allah ta’ala.”
Dari Abu Qatadah Al Anshari Radhiallahu Anhu, ia berkata yang artinya:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura`, beliau menjawab: “Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Dari penjelasan di atas jelas sudah bahwa puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram adalah puasa sunnah yang terbaik dan terutama setelah menjalankan Puasa Ramadhan, dan keutamaannya adalah Alloh ﷻ akan mengampuni semua dosa setahun yang lalu. Yang dimaksud dengan semua dosa di sini adalah dosa-dosa yang kecil, sedangkan dosa-dosa besar tidak akan diampuni oleh Alloh ﷻ kecuali dengan taubat dan rahmat dari Alloh ﷻ.

◾6. Puasa Syawal

Puasa syawal merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada enam hari di bulan syawal yang merupakan sunnah Nabi Muhammad Sholallahu alaihi Wassalam. Adapun untuk pelaksanaannya bisa dilakukan secara berurutan maupun secara terpisah.

Akan tetapi menurut fatawa Ibni Utsaimin dalam kitab “Ad-Da’wah“, 1:52–53 menyatakan bahwa “Boleh melaksanakan puasa sunnah secara berurutan atau terpisah-pisah. Namun, mengerjakannya dengan berurutan, itu lebih utama karena menunjukkan sikap bersegera dalam melaksanakan kebaikan, dan tidak menunda-nunda amal yang bisa menyebabkan tidak jadi beramal.”

Keutamaan Puasa di Bulan Syawal di enam hari pada bulan syawal adalah sesuai dengan hadist nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya:

“Siapa saja yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka itulah puasa satu tahun.” (HR. Ahmad dan Muslim).

Untuk menjalankannya ibadah puasa sunnah syawal, niatnya adalah “Nawaitu sauma ghodin an sittatin min syawalin sunattan lillahi taala.”

◾7. Puasa Daud

Puasa daud adalah puasa sunnah yang dilakukan secara selang-seling, yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka (tidak berpuasa). Dari Abdullah bin Amru radhialahu ‘anhu, Rasulullah holallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda:

“Maka berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) puasa Daud ‘alaihissalam dan ini adalah puasa yang paling afdhal. Lalu aku berkata, sesungguhnya aku mampu untuk puasa lebih dari itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari itu.” (HR. Bukhari No : 1840)

Dalam hadist lain, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam juga bersabda:

“Puasa yang paling disukai oleh Alloh ﷻ adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Alloh ﷻ adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenam nya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari Muslim)

Adapun niat dalam menjalankan puasa sunnah Daud adalah “Nawaitu shauma daawuda sunnatal lillahi ta’aala.” Yang artinya “Saya niat puasa Daud, sunnah karena Allah ta’ala.”

✓ Keutamaan Puasa Daud

~ Senantiasa terpelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat.
~ Dapat menumbuhkan Akhlak yang baik dan budi pekerti luhur.
~ Dapat menerima segala pemberian dari Alloh ﷻ dengan lapang hati.
~ Dikaruniai pemikiran yang senantiasa positif, kreatif, dan inovatif.
~ Dikaruniai sifat Istiqomah atau dapat menahan emosi.
~ Senantiasa mendapatkan ketentraman jiwa.
~ Terlihat lebih berwibawa.
~ Menjadi pintu datangnya rejeki.
~ Dijadikan sebagai hamba Alloh ﷻ yang selalu bersyukur.
~ Dikaruniai Rumah Tangga dan Keluarga Harmonis.

◾8. Puasa Sya’ban

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156).

Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja.” (HR. Muslim no. 1156)

Yang dimaksud di sini adalah berpuasa pada mayoritas harinya (bukan seluruh harinya) sebagaimana diterangkan oleh Az Zain ibnul Munir. Para ulama berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan agar tidak disangka puasa selain Ramadhan adalah wajib.

◾9. Puasa di Bulan-bulan Haram (Asyhurul Hurum)

Ini merupakan puasa sunnah yang dilakukan di bulan-bulan haram, yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rajab. Mengapa demikian? Karena bulan-bulan tersebut dimaksudkan untuk melepas sesuatu yang haram (meninggalkan sesuatu perbuatan yang haram) dan mengamalkan puasa dan ibadah-ibadah lain pada bulan-bulan tersebut.

Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi ﷺ bersabda:

“Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab.” (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)

◾10. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh atau 3 hari berturut-turut dalam satu bulan dilaksanakan setiap tanggal 13, 14, 15 pada setiap penanggalan Hijriyah.

Melakukan puasa 3 hari setiap bulannya seperti melakukan puasa  sepanjang tahun karena pahala satu kebaikan adalah 10 kebaikan.

Berarti puasa 3 hari setiap bulan sama dengan puasa sebanyak 30 hari setiap bulan.

Jadi seolah-olah ia berpuasa sepanjang tahun.

Memberi istirahat pada anggota badan setiap bulannya.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Berpuasalah selama tiga hari pada setiap bulan, karena sesungguhnya kebaikan dikalikan sepuluh, sehingga puasa itu (3 hari) sama dengan puasa satu tahun penuh."

Lebih dianjurkan ketika tidak bepergian

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Tidak dilaksanakan di tanggal 13 Dzulhijah.

13 Dzulhijah merupakan bagian dari hari tasyriq, sehingga tidak dianjurkan untuk melaksanakan puasa putih.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0⃣1⃣ Han ~ Gresik
Assalamualaikum,

Bu, Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengisyaratkan puasa Daud dan bersabda: “Ia adalah sebaik-baik puasa” akan tetapi beliau tidak melakukannya, meskipun beliau mampu melaksakannya, hal itu berarti bagi siapa saja yang mampu melaksanakan puasa Daud, yang lebih utama adalah tidak melaksanakannya, seperti halnya yang Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- lakukan. Bukankah demikian, kemudian siapa kita ini untuk melaksanakan puasa dengan cara seperti itu, meskipun ada atsar yang meriwayatkan hal itu, namun orang yang paling takut kepada Alloh ﷻ dan lebih bertakwa kepada-Nya, beliau memilih untuk tidak melaksanakannya dengan cara itu, bukankah beliau Rasulullah Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- lebih utama untuk diikuti dari pada Nabi Daud -‘alaihis salam- .

🌀Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Rasulullah ﷺ itu apapun yang beliau ucapkan dan lakukan maka itu menjadi hukum di dalam Islam, jika beliau berkata itu disunnahkan maka itu baik, kita tidak bisa membandingkan lebih utama untuk diikuti, tapi kenapa beliau tidak melakukannya? Sama dengan sholat tarawih, Rasulullah ﷺ, sholat di masjid tidak full Ramadhan, bahkan ada riwayat yang menyatakan bahwa hanya 3 malam saja, kenapa hal itu tidak beliau lakukan full? Padahal pahalanya luar biasa, itu karena beliau Rasulullah ﷺ tidak mau ummat beliau menganggap bahwa sholat tarawih itu wajib dilakukan di masjid, karena itulah beliau tidak melakukan full 30 hari, hal yang sama juga dengan puasa Daud, beliau tidak ingin hal ini dianggap wajib oleh Ummat. 

Wallahu a'lam

0⃣2️⃣ Han ~ Gresik
Assalamualaikum,

Bu, berkaitan dengan hari Asyura’, saya berniat berpuasa selama 3 hari, saya sudah berpuasa pada tanggal 9 nya, namun kesalahan saya adalah saya tidak meneruskan berpuasa pada tanggal 10 nya, saya akan berpuasa pada tanggal 11 nya, saya mengetahui bahwa saya tidak bisa mendapatkan puasa pada tanggal 10 nya, akan tetapi saya masih berharap besar agar tetap mendapatkan pahala dan keutamaannya dengan diampuni dosa selama satu tahun, maka bagaimana cara mengganti puasa pada tanggal 10 tersebut dan tetap mendapatkan pahala dengan izin Alloh ﷻ?

🌀Jawab: 
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Yaa puasanya tidak bisa diganti, tapi ulama menyebutkan bagi yang tidak bisa puasa di hari tersebut, perbanyak amalan-amalan sholeh pada hari itu, dzikir, baca Quran, istighfar dan lain lain.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat-sahabatku... 
Banyak sekali puasa yang di sunnahkan, bahkan menjadi sunnah terbaik setelah puasa ramadhan. Semoga dengan mengetahui dan mengenali amalan-amalan ini, kita bersemangat untuk melaksanakannya. 

Semoga kita semakin mencintai ibadah yang satu ini. 

Mohon maaf lahir batin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar