Minggu, 31 Oktober 2021

SEMANGAT MENUNTUT ILMU

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸SEMANGAT MENUNTUT ILMU

Sahabat-sahabatku yang Ku cintai Karena Alloh ﷻ. 

Seorang penyair bersenandung:

(Menuntut ilmu dengan baik) tidak akan bisa dicapai oleh orang yang banyak keluarga serta berkedudukan tinggi. Hanya orang yang sedang sendirian yang mampu mencapainya.
(Syarah kitab Hilyah Thalibil ‘ilmi hal. 108 oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin).

Muslimah cerdas adalah sosok wanita shalihah yang selalu rindu dengan majelis ilmu. 

Hatinya akan bahagia manakala ia mampu memahami petunjuk Alloh ﷻ dan Rasul-Nya dengan senantiasa menyibukkan hatinya, mengisi hari-harinya bersama kitab dan sunnah. 

Ketika kita dikaruniai waktu luang dan kesempatan menimba ilmu dengan berbagai wasilah yang saat ini dimudahkan Alloh ﷻ, maka raihlah kesempatan berharga ini. 

Jangan pernah menundanya, karena kita tidak pernah tahu kapan kesempatan emas itu akan terulang.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” 
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya [4/341]. ).

Sahabat sholehah yang masih muda...

Saat muda ketika belum berkeluarga dan beban kehidupan belum terlalu menguras energi dan pikiran, isilah detik-detik harimu dengan ilmu syar’i. Belajar di waktu muda bagaikan mengukir di atas batu. Dimana jiwa masih jernih, hati belum tersibukkan dengan berbagai amanah rumah tangga, niscaya anda akan lebih mudah memahami ilmu.

Wahai muslimah yang dicintai Alloh ﷻ, berbahagialah Anda ketika dimudahkan-Nya untuk mengarungi lautan ilmu di saat banyak muslimah yang lain lebih asyik dengan kehidupan dunianya. Inilah nikmat besar yang sepantasnya menjadikan kita lebih bersemangat menggali ilmu demi kemuliaan akhirat. Inilah bekal yang seharusnya memperberat timbangan amal di sisi Alloh ﷻ.

Dan untuk istiqamah dalam menuntut ilmu syar`i, kitapun harus memiliki sahabat-sahabat yang shalihah. Imam Al-Hasan Al-Basri  rahimahullah berkata: “Sahabat-sahabat kami di majelis ilmu lebih berharga daripada keluarga kami. Keluarga kami mengingatkan pada keduniaan sedangkan sahabat-sahabat kami mengingatkan perkara-perkara akhirat.” (kitab Min Asbabil Futur wa ‘Ilajihi, hal. 54).

Ilmu adalah perkara yang sangat penting dalam kehidupan. Kehidupan yang kita jalani butuh kepada ilmu. Ketika manusia hidup di dunia dia butuh pengetahuan dan ilmu tentang hakikat kehidupan dia di dunia. Maka dari itulah, kemuliaan seseorang terletak pada ilmu yang dia miliki. Di dalam Al-Qur’an dan hadits, banyak sekali anjuran untuk menuntut ilmu Alloh ﷻ.

Alloh ﷻ tidak memerintahkan kepada kita untuk mengikuti apa kata orang tanpa mengetahui dalil atau bukti-bukti dari Al-Qur’an maupun hadits. 

Alloh ﷻ memberikan kepada manusia tiga alat untuk menuntut ilmu, yaitu hati untuk memahami, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar. 

Alloh ﷻ mensifati penduduk neraka Jahanam dengan sifat tidak menggunakan tiga alat ini di dalam firman-Nya:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Alloh ﷻ) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Alloh ﷻ), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Alloh ﷻ). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raaf: 179).

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Riyanti ~ Yogja
1. Saya melihat fenomena teman-teman muslim yang lagi hijrah belajar Islam tapi kemudian merasa di kelompok yang paling benar. Kemudian menjelekkan kelompok muslim yang lain.

Kenapa ini terjadi Dzah. Apakah cara belajar yang salah, atau gurunya yang ngajakin ashobiyyah?

2. Sebenarnya ada tidak sih dzah cara kita mengevaluasi hasil ngaji online kita? Sebenarnya apa sudah efektif atau belum.

Atau hal seperti itu tidak penting. Yang penting ada kajian, yang penting ada majelis ilmu.

3. Cara belajar Islam yang efektif apakah ada Dzah? Apa harus seperti cara sahabat.

Belajar satu ayat, terus diamalin. Setelah diamalin, baru lanjut ke ayat selanjutnya.
Mohon pencerahannya.

🌸Jawab:
1. Diantara guru dan murid tidak ada yang bisa disalahkan sebenarnya, karena mereka berbuat sebagaimana yang mereka yakini adanya.

Yang salah adalah sumber darimana mereka mendapatkan ilmu tersebut. 

Wallahu a'lam

🔹Sumber belajar dari Al-Qur'an dan As Sunnah dzah.

🌸Maksud saya itu bukan sumber utama, tapi seseorang yang menjadi rujukan mereka. Ilmu agama pasti sumbernya dari Al Quran dan As Sunnah. Tapi apakah sama seseorang memahaminya?

🔹Oww, sumber guru dari gurunya yaa. Ya paham dzah. Maap miscom.

2. Caranya? Lihat saja membawa pengaruh baik atau tidak kajian-kajian yang telah diikuti, apakah membuat hati semakin merunduk atau tidak, baik kepada Alloh ﷻ maupun kepada keluarga dan lingkungan. Kalau sebaliknya, berarti perlu dipikirkan ulang lagi.

🔹Dilihat secara personal begitu ya dzah?

🌸Wallahu a'lam coach.

3. Karena saya juga masih dalam tahap belajar, afwan saya belum bisa menjawab pertanyaan ini. 

Wallahu a'lam

0️⃣2⃣ Devi ~ Balikpapan 
Ustadzah Uni.

1. Ketika seorang anak berusaha meluruskan info mitos kepada orangtua kadang rada segan. Sementara sebaik-baiknya ilmu kan sebaiknya disebarkan. Bagaimana menyikapinya?

2. Kadang otak kita tidak se pandai orang lain dalam menuntut ilmu. Nah bagaimana cara kita tahu kebenaran suatu ilmu. Misal nih vaksin covid. Ada yang bilang tidak boleh, karena belum tentu halal. Di satu sisi kita juga ingin sehat.

🌸Jawab:
InsyaaAllah Mba Devi. 

1. Tetap saja disampaikan apa yang telah kita ketahui, dan kita yakini benarnya, dengan bahasa yang baik, menyampaikan bukan dengan memaksakan apa yang kita inginkan dan ketahui. Jadi sampaikan saja dengan sebaik baik bahasa, sampaikan dengan batas pemahaman mereka.

2. Dalam hal halal dan haram, rujukan kita adalah MUI, jika MUI sudah memfatwakan halal, kita ikuti saja. Dalam hal lain juga begitu, yang harus kita hindari adalah taklid buta. 

Wallahu a'lam

0️⃣3⃣ Cita ~ Rembang
Bunda, bagaimana hukumnya jika cara memperoleh ilmu itu lewat buku-buku,  youtube, dan belajar agama secara otodidak atau belajar sendiri?

🌸Jawab:
Hukumnya boleh-boleh saja, karena ilmu itu bisa didapat dari mana saja, cuma kita yang harus hati-hati didalam mencari sumber ilmunya. 

Dan belajar secara langsung lebih baik lagi dan ditambah dengan belajar mandiri, karena tidak semua ilmu mampu kita cerna sendiri, yang butuh bimbingan dari ustadz atau ustadzah yang ahli di bidangnya. 

Wallahu a'lam

0️⃣4⃣ Aisya ~ Riyadh 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Ustadzah, ilmu dalam hakikat itu maksudnya bagaimana dan seperti apa ustadzah?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh mba.

Ilmu tentang hakikat hidup yaa, bukan ilmu dalam hakikat. 

Ilmu akan menuntun manusia didalam memahami hakikat hidupnya. Untuk apa dia hidup, bagaimana dia hidup, dan kemana dia akan melangkah setelah kehidupan dunia. 

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat-sahabatku...

Mencari atau menuntut ilmu dalam pandangan Islam, merupakan suatu kewajiban. Sebab, dengan ilmulah seseorang akan bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak harus dikerjakan. Seseorang yang bekerja atas ilmu atau pengetahuan yang dimiliki, pasti berbeda dengan seseorang yang bekerja tanpa berilmu atau berpengetahuan.

Semoga bermanfaat, mohon maaf atas segala kekurangan dan salah. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar