Minggu, 31 Oktober 2021

IBU, DARIMANA AKU BERASAL?

 


OLeH: Bunda Lara Fridani

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎IBU, DARIMANA AKU BERASAL

Bismillahirohmanirohim...

Dalam kesempatan ini, kita coba mengambil hikmah dari buku yang saya tulis beberapa tahun lalu, ketika saya melanjutkan studi S2 di bidang psikologi di Monash University Australia.

Pada saat bersamaan, saya juga membawa 3 buah hati saya berusia menjelang kelas 1 SD, yang kedua TK dan yang ketiga baby berusia 8 bulan.

Dalam buku yang berjudul "Ibu dari mana aku berasal", tertulis catatan ringkas tentang perjalanan pengalaman pola asuh anak-anak, dengan pendekatan versi timur dan barat. Dengan pemahaman saya yang masih dangkal tentang ajaran Islam.

Jadi pada saat menjalankan program S2 di Australia, ada banyak cerita yang mungkin bisa saya bagi kepada akhwat di sini. Ada sekitar 20 bahasan yang menjadi bahasan yang saya tulis dalam daftar isi buku tersebut.

Buku ini ditutup dengan tulisan saya tentang kekuatan doa, yang bagi saya pribadi, sangat bermakna, karena doa itu memiliki kekuatan yang luar biasa, yang tidak bisa kita prediksi hasilnya tapi manfaat begitu besar kita coba telaah beberapa bab yang akan saya share poin penting yang InsyaAllah bermanfaat.

Misalnya pada Bab Agama, Damai, ini cerita tentang anak saya yang kelas 1 SD dan TK. Sekitar tahun 2001 itu jumlah orang-orang Asia yang tinggal di Australia masih sangat minim, jadi bisa ditebak jumlah anak muslim yang sekolah di sekolah negeri masih teramat jarang dan ini jadikan anak-anak dapat berinteraksi dengan anak-anak non muslim.

Interaksi yang terjadi adalah saling melihat kebiasaan teman dan keluarganya pada saat bermain di taman, ketika sehabis pulang sekolah, sambil menunggu orang tua datang menjemput. Ketika anak-anak berinteraksi, anak saya melihat teman dan orang tuanya bermain di taman, sehingga anak saya bertanya, kenapa kita beragama Islam dan mereka, teman-teman bermain saya, non muslim atau bukan Islam. Tapi mereka cinta damai dan mereka sering mengatakan pada saya, dalam agama mereka, tidak ada istilah neraka. Semua agama akan masuk surga karena mereka cinta damai dan bahagia.

Dan mereka mengatakan, dalam agama mereka, tidak ada istilah neraka dan surga, mereka semua akan masuk surga. Kenapa kita memilih Islam? Bukankah dalam Islam ada nerakanya, kenapa kita tidak memilih seperti mereka, yang hanya ada surga.

Juga membandingkan dengan perlakuan orang tua temannya, yang memperlakukan anaknya, baik, tanpa perlu teriakan dan bentakan saat memanggil. Dari situ, anaknya banyak bertanya dan membandingkan dengan perlakuan kita di Indonesia. Saya mengatakan, Islam itu agama damai, tapi mengapa kita sebagai orang tua, terkadang tidak mengajarkan nilai-nilai Islami kepada anak-anak kita, dengan berlemah lembut yang seharusnya. Bukan dengan bentakan, teriakan dan kemarahan. Bukankah itu bukan ajaran yang Islami.

Seperti ada peribahasa atau ungkapan dari Afrika atau Amerika yang saya tuliskan,it's take a village to rise take a child. Untuk mendidik anak-anak. Ini menjadi intropeksi diri buat kita, dalam mendidik anak-anak. Bayangkan jika sekampung untuk mendidik dan didalamnya banyak orang-orang yang sikap tidak baik, padahal Muslim. Sedangkan anak-anak kita yang muslim, melihat di lingkungan sekitar dan rasa khawatir mereka menganggap itu adalah ajaran Islam. Sedangkan banyak akhlak-akhlak kita yang kurang baik, kurang sabar. Padahal itu bukan ajaran dalam Islam. Jadi perlu sekali kehati-hatian, dalam bersikap, berperilaku dan dalam memutuskan sesuatu, nilai-nilai keIslaman yang kita terapkan sehari-hari.

Dan juga, bagaimana cara menjelaskan pada anak tentang ajaran Islam, bisa mengajarkan ajaran tauhid, sifat-sifat Alloh ﷻ. Kita juga mengajarkan dengan cara damai dan berlemah lembut. Jangan menakut-nakuti dan mengancam. Ajarkan dengan cara baik tentang nilai-nilai kebaikan dan keburukan.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Rustia ~ Bekasi 
Assalamu'alaikum ustadzah.

Bagaimana cara atau pijakan yang tepat agar anak mau sholat, mengaji, menghapal Al Quran dan lain-lain pada anak usia dini, sedangkan pada fase tersebut, anak lebih mudah menerima hal-hal yang terlihat mata.
Maksudnya reward yang langsung terlihat.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

MashaaAllah, pertanyaan bunda sangat penting dan mendasar. Ada berbagai metode yang diajarkan Islam diantaranya adalah:
(1) Memberi tauladan atau contoh.
(2) Melibatkan dan melatih anak kita sejak kecil, dalam kegiatan ibadah, namun tidak boleh dengan paksaan, karena belum wajib, buat anak usia dini.
(3) Memberi nasihat, bisa melalui cerita contoh karakter anak yang senang berbuat baik.
(4) Melakukan pengawasan secara berkesinambungan.

Seiring dengan bertambahnya usia anak, bisa diterapkan metode pemberian hukuman, namun hukuman yang mendidik, yang diperbolehkan oleh islam. Misalnya, ketika anak usia 10 tahun tidak sholat, boleh dipukul telapak kakinya. 
Wallahu a'lam.

Kita boleh memberi hadiah sesekali pada anak, ketika dia berbuat baik, sudah mau sholat, mengaji dan sebagainya. Hanya saja, harus hati-hati dan divariaskan hadiahnya. Jangan selalu bentuk materi atau uang, tapi bisa diselingi dengan hadiah pujian, hadiah di ajak jalan-jalan, hadiah dibacakan buku cerita dan lain-lain. 

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Terus semangat mengkaji ilmu agama dan menebar kebaikan di manapun berada.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar